Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

PENENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SDN KEKILING KECAMATAN PENENGAHAN
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2021

DISUSUN
Oleh

MARIYATI, S.Pd
Nip : 199303232020122013

SD NEGERI KEKILING
KECAMATAN PENENGAHAN

LAMPUNG SELATAN

2021

i
ABSTRAK

PENENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA
KELAS V SDN KEKILING KECAMATAN PENENGAHAN
KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2021/2021

OLEH

MARIYATI, S.Pd
Nip : 199303232020122013
Email :

Penelitian Tindakan Kelas ini dilatarbelakangi oleh rendahnya


pemahaman konsep matematis siswa pada pokok bahasan Menggunakan
pecahan dalam pemecahan masalah di kelas V SDN Kekiling kecamatan
Penengahan Lampung Selatan. Tujuan penelitian ini untuk
mendeskripsikan perkembangan proses pembelajaran dengan menerapkan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran matematika pada pokok
bahasan Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah di kelas V
Sekolah Dasar dan mendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa kelas V Sekolah Dasar terhadap pokok bahasan
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah setelah menerapkan
pendekatan kontekstual. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V
Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah yang berjumlah 22.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
yang di adaptasi dari Kemmis Mc Taggart. Teknik pengumpulan data
antara lain dengan lembar observasi, lembar tes selama proses
pembelajaran, dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran.
Perkembangan proses pembelajaran dari siklus I ke siklus III meningkat
dilihat dari aktivitas yang semakin kondusif dan antusias selama

ii
mengikuti proses pembelajaran.. Melalui hasil peneilitian ini
menunjukkan bahwa pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
matematika memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat
dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%.
Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

Kata kunci : Pendekatan Konseptual, Pecahan, Matematika

iii
HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : MARIYATI, S.Pd


Nip : 199303232020122013
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN Kekiling

Dengan ini menyatakan bahwa PTK yang berjudul “Penerapan Pendekatan


Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V
SDN Kekiling Kecamatan Penengahan Lampung Selatan” tersebut adalah asli
hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya
dan disebutkan dalam daftar pustaka

Demikian pernyataan ini saya buat dan apabila dikemudian hari ternyata
pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-
Undang dan peraturan yang berlaku

Lampung Selatan , 26 Oktober 2021


Yang membuat pernyataan

MARIYATI, S.Pd
NIP : 199303232020122013

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan penelitain tindakam kelas ini telahdisetujui dan disahkan sebagai karya
tulis ilmiah pengembangan profesionalisme guru, guna memperbaiki hasil belajar
siswa, dengan identitas sebagai berikut

1 Judul : Penerapan Pendekatan Kontekstual


Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN
Kekiling Kecamatan Penengahan
Lampung Selatan
2 Identitas Peneliti
Nama lengkap : MARIYATI, S.Pd
Nip : 199303232020122013
Pangkat dan Golongan : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Guru Kelas
Unit Kerja : SDN Kekiling
3 Lokasi Penelitian : SDN Kekiling
4 Lama Penelitian 1 bulan

Menyetujui / mengesahkan Lampung Selatan , 26 Oktober 2021


Kepala SDN Kekiling Yang membuat pernyataan

AMIR HASAN, SPd, SD MARIYATI, S.Pd


NIP : 196610101988071003 NIP : 199303232020122013

v
Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya
dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas
penyusunan Karya Tulis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan judul
PEMERINTAH KABUPATEN LAMPUNG SELATAN
DINAS PENDIDIKAN
SDN KEKILING KECAMATAN PENENGAHAN
LAMPUNG SELATAN
alamat :desa Kekiling kecamatan Penengahan lampung selatan

SURAT KETERANGAN
Nomor : ……………………………………………………
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : AMIR HASAN, S.Pd,SD
NIP : 196610101988071003
Pangkat /Gol : Pembina Tk. I Gol IV/b
Jabatan : Kepala Sekolah SDN Kekiling
Menerangkan bahwa :
Nama : MARIYATI, S.Pd
NIP : 199303232020122013
Pangkat /Gol : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Guru Kelas

Telah melaksanakan seminar hasil penelitian tindakan kelas dengan judul


“Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN Kekiling Kecamatan Penengahan Lampung
Selatan” pada hari kamis tanggal 28 Oktotober 2021
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya

Lampung Selatan , 26 Oktober 2021


Kepala SDN Kekiling

vi
AMIR HASAN, SPd, SD
NIP : 196610101988071003

Kata Pengantar

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, hanya


dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
tugas penyusunan Karya Tulis Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) dengan
judul Penenerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V SDN Kekiling Kecamatan Penengahan Lampung
Selatan
Karya Tulis Penelitian Tindakan Kelas ini saya susun untuk
memenuhi tugas lokakarya Pelatihan Profesi Guru Dalam Jabatan yang
dilaksanakan di SDN Kekiling Kecamatan Penengahn Kabupaten lampung
Selatan
Dalam penyusunan Karya Tulis Penelitian Tindakan Kelas ini penulis
banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan terimakasih dengan tulus dan sedalam-dalamnya kepada semua
pihak yang telah banyak membantu sehingga penulisan ini selesai
Penyelesaian Karya Tulis ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Kedua orang tuaku yang selalu mengiringi langkahku dengan do’a
2. Sumaiku tercinta yang mendukungku menyelesaikan setudiku, semoga
menjadi imamku dunia akhirat
3. Anak-anakku yang menjadi permata hatiku
4. Saudara tercinta yang selalu menyelipkan namaku dalam setiap doa
malamnya, mendukungku dalam spiritual dan material, terimakasih atas
cinta dan kasih saying yang engkau berikan dan selalu kurasakan
5. Bapak/ibu dosen LPTK UNIVERSITAS NEGERI MEDAN yang selalu
membimbingku, terimakasih atas waktu dan bantuan serta nasehatnya
yang bermanfaat untukku

vii
6. Bapak pengawas TK/SD kecamatan penengahan
7. Bapak Korwas UPT Kecamatan Penegahan/ bakauheni
8. Teman teman yang telah ikut berpartisipasi membantu
9. Teman teman PPG seangkatan/seperjuangan
10. Guru-guru SDN Kekiling Kecamatan Penegahan LampungSelatan

Penulis menyadari bahnya penyusunan karya tulis Penelitian Tindakan Kelas ini
jauh dari sempurna, untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat mabnagun dari
semua pihak selalu penulis harapkan.

Lampung Selatan, 26 Oktober 2021


Penulis

MARIYATI, S.Pd
NIP : 199303232020122013

viii
DAFTAR ISI

Halaman.
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………... i
ABSRAK ……………………………………………………………………..... ii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………......... iv
HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………... v
SURAT KETERANGAN ……………………………………………............... vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………………..... vii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………...
ix

BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
3
……………………………………….
3
B. Identifikasi Masalah
3
…………………………………………..
4
C. Batasan Masalah
4
………………………………………………
D. Rumusan Masalah
……………………………………………..
E. Tujuan Penelitian
……………………………………………...
F. Manfaat Hasil Penelitian
………………………………………

BAB II KAJIAN TEORI


Pengertian Pembelajaran ……………………………………… 5

B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran


Matematika SD dan MI kelas Lima ………………………… 5

C. Pengertian Belajar Matematika ……………………………… 8

ix
D. Pendekatan Kontektual …………………………………….. 9
E. Hasil Belajar ………………………………………………… 10

BAB III METODE PENELITIAN


A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian 14
……………………. 14
B. Rancangan Penelitian ……………….. 17
…………………….. 18
C. Instrumen Penelitian………………….. 18
…………………….
D. Metode Pengumpulan Data
……………………………….
E. Teknik Analisis Data
…………………………………….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Item Butir Soal ………………………………. 20

B. Analisis Data Penelitian Persiklus ………………….. … 21

C. Pembahasan ……………………………………………… 28

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................ 30
30
.......
B. Saran-
saran ....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................


31
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 32

x
xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Peranan lingkungan dan keluarga sangat penting dalam upaya meningkatkan
prestasi belajar siswa disamping guru. Guru memiliki peranan yang sangat penting
dalam hal menumbuhkembangkan minat siswa untuk meraih prestasi dalam bidang
pelajaran tertentu termasuk matematika. Untuk itu seorang guru perlu mencari strategi
alternatif dalam menumbuhkan minat siswa agar mau belajar dengan gembira (tanpa
merasa dipaksa), sehingga dapat menimbulkan percaya diri pada siswa, yang pada
akhirnya mereka dapat mengembangkan kemampuan yang telah ada tanpa mereka
sadari. Tampaknya menggali kemampuan siswa dengan cara menumbuhkembangkan
kemampuan yang telah ada belum pernah dilakukan oleh guru SDN Kekiling ,
sehingga pendidikan itu terkesan memaksa dan menjemukan. Lebih-lebih siswa
tumbuh pada lingkungan dan keluarga yang kurang memahami pentingnya pendidikan.
Orang tua tidak mengerti, lingkungan tidak mendukung, di sekolah merasa dipaksa
mengerjakan hal-hal yang tidak bisa dan berakhir dengan pengambilan keputusan
untuk berhenti sekolah. Seperti halnya siswa SDN Kekiling , Kecamatan Penengahan ,
Lampung Selatan Anak-anak usia sekolah di Lampung Selatan banyak yang putus
sekolah. Mereka putus sekolah mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi, lingkungan,
atau mungkin saja akibat strategi pembelajaran di kelas kurang menarik dan tidak
dapat membuat siswa merasa gembira datang ke kelas. Sekolah Dasar (SD) memegang
peranan yang sangat penting dalam pendidikan. Keberhasilan siswa di SD sangat
berpengaruh terhadap keberhasilannya di sekolah lanjutan. Menurut informasi dari
guru SDN Kekiling Lampung Selatan diperoleh bahwa rata-rata prestasi belajar
matematika siswa kelas V selalu di bawah enam. Dalam proses pembelajarannya, guru
berupaya memberikan penjelasan materi secara lengkap. Dalam hal ini siswa cendrung
dituntut untuk mengikuti contoh yang telah diberikan oleh guru.Tentunya
pembelajaran seperti ini tidak relevan dengan tuntutan Kurikulum 13 (Kurtilas) Dari
kenyataan ini jelaslah guru tersebut perlu dibantu dengan melibatkan yang
bersangkutan pada suatu penelitian tindakan kelas dengan maksud agar disamping
guru memperoleh pengalaman langsung dalam melakukan pembelajaran yang sesuai
dengan tuntutan Kurikulum 13 (Kurtilas) , juga dapat mengembangkan kompetensi
1
siswa sesuai dengan yang digariskan dalam kurikulum. Dalam proses pembelajaran,
guru memulai dengan menjelaskan –memberi contoh latihan soal. Jadi siswa secara
langsung diberikan rumusrumus matematika tanpa diberi kesempatan untuk
menemukan sendiri. Berbeda halnya dengan pembelajaran yang berorientasi pada
kurikulum berbasis kompetensi (Kurikulum 13 (Kurtilas) ), pembelajaran hendaknya
diawali dari dunia nyata dan rumus diharapkan ditemukan oleh siswa sendiri. Sebagai
contoh: sebelum menjelaskan sifat distributif yaitu a x (b+c) = (axb)+(axc) siswa
diberi pertanyaan sebagai berikut. Wayan disuruh membeli beras sebanyak 9 kg. Harga
beras per kg Rp.2900,-. Berapa rupiah Wayan harus membayar?. Cara siswa menjawab
kemungkinan bervariasi. Beberapa kemungkinan cara siswa menjawab adalah: 9 x
(3000-100) = (9x3000) – (9x100), atau (10- 1)x2900 = (10x2900) – (1x2900) atau cara
lainnya. Jadi jenis jawaban beragam Pendekatan pembelajaran yang cocok dengan
Kurikulum 13 (Kurtilas) adalah pendekatan kontekstual atau Contextual teaching and
learning (CTL).
Pada pembelajaran CTL guru tidak mengharuskan siswa menghapal fakta-fakta
tetapi guru hendaknya mendorong siswa untuk mengkontruksi pengetahuan dibenak
mereka sendiri. Melalui CTL siswa diharapkan belajar melalui ‘mengalami’ bukan
‘menghapal’. Dalam pembelajaran, guru perlu memahami konsepsi awal yang dimiliki
siswa dan mengaitkan dengan konsep yang akan dipelajari.
Konsepsi awal ini dapat direkam dari pekerjaan siswa dalam LKS dan dari
jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan guru yang disampaikan pada awal
pembelajaran. Dalam pembelajaran biasanya siswa malu atau takut bertanya kepada
gurunya dan lebih suka bertanya kepada teman-temanya. Oleh karena itu implementasi
pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS perlu
diterapkan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: (a) meningkatkan prestasi belajar
matematika siswa kelas V SDN Kekiling dengan implementasi pendekatan kontekstual
melalui pembelajaran kooperatif berbantuan LKS., (b) mendeskripsikan tanggapan
siswa terhadap implementasi pendekatan kontekstual melalui pembelajaran kooperatif
berbantuan LKS.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian tindakan kelas yang berjudul “ Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk

2
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung
Selatan ”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diperolaeh
identifikasi masalah penelitian sebagai berikut
1. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran masih rendah
2. Suasana dalam pembelajaran yang digunakan selama ini kurang menarik
3. Kondisi siswa pasca covid 19 setahun yang lalu membuat pembelajaran di kelas
empat yang lalu kurang maksimal.
4. Ketergantungan anak anak terhadap gadget membuat mereka malas belajar
5. Hasil belajar matematika masih rendah

C. Batasan Masalah
Untuk menjaga terjadinya pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari
rumusan masalah maka penulis memberi batasan pembahasan peneliti meliputi <
Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika
Siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung Selatan

D. Rumusan Masalah
Masalah adalah segala rintangan tentang hambatan dan kesulitan yang
memerlukan pemecahan jawaban agar usaha pencapaian tujuan dimaksud dapat
berhasil dengan baik. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
 Adakah peningkatan prestasi siswa melalui Penenerapan pendekatan
konstektual pada siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung Selatan Kecamatan
Penengahan Kabupaten Lampung Selatan ?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah :
Menghasilkan model pembelajaran yang dapat dimanfaatkan untuk peningkatan
prestasi matematika pada siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung Selatan Kecamatan
Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

3
Mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar melalui impelementasi pendekatan
konstektual pada siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung Selatan Kecamatan
Penengahan Kabupaten Lampung Selatan

Meningkatkan keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran yang akan membawa


peningkatan prestasi belajar melalui impelementasi pendekatan konstektual pada
siswa Kelas V SDN Kekiling Lampung Selatan Kecamatan Penengahan Kabupaten
Lampung Selatan

F. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat bermanfaat.
 Bagi kepala sekolah sebagai bahan masukan atau input untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam mengambil kebijaksanaan untuk mendorong guru dalam
menciptakan metode yang tepat untuk menentukan keberhasilan pengelolaan
pembelajaran di sekolah.
 Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk dijadikan dasar yang akan dikerjakan
dalam pelaksanaan kegiatan guru lebih berkembang dan terarah dalam mengtelola
situasi dan kondisi kelas.
 Bagi siswa, dapat menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat dan benar, dapat
memanfaatkan waktu dengan baik dan tepat, mampu menyelesaikan soal yang tak
terbatas dalam waktu yang relatif singkat.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Sedangkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,
berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI,
1996:14)
Sependapat dengan pernyataan tersebut Soetomo (1993:68) mengemukakan
bahwa pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan seseorang yang dengan
sengaja dilakukan sehingga memungkinkan dia belajar untuk melakukan atau
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses
yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan
yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam kebiasaan, kecakapan, bertambah,
berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain (Soetomo, 1993:120)
Pasal 1 Undang –undang No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional
menyebutkan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Jadi pembelajaran adalah proses yang disengaja yang menyebabkan siswa
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi tertentu.

B. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika


SD dan MI kelas Lima
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) Matematika SD/MI Kelas V
(Lima) Semester 1 dan 2 Berdasarkan Lampiran Permendikbud Nomor 37 Tahun
2018 Tentang Perubahan atas Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 Tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.Tujuan kurikulum mencakup empat
kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan,
dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran
intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap

5
Spiritual yaitu, “Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya”.
Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu, “Menunjukkan perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru”.Kompetensi sikap spiritual dan sosial tersebut
dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan,
pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan karakteristik mata
pelajaran, serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan
pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran
berlangsung Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan
sepanjang proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai
pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
I. KI-3 dan KD Matematika Kelas 5
A. Kompetensi Inti 3 (KI-3): Pengetahuan
3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan
tempat bermain
B. Kompetensi Dasar KI-3 Matematika Kelas 5
3.1. Menjelaskan dan melakukan penjumlahan dan pengurangan dua pecahan
dengan penyebut berbeda
3.2. Menjelaskan dan melakukan perkalian dan pembagian pecahan dan
desimal
3.3. Menjelaskan perbandingan dua besaran yang berbeda (kecepatan sebagai
perbandingan jarak dengan waktu, debit sebagai perbandingan volume dan
waktu)
3.4. Menjelaskan skala melalui denah
3.5. Menjelaskan, dan menentukan volume bangun ruang dengan
Menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat
tiga dengan akar pangkat tiga
3.6. Menjelaskan dan menemukan jaring-jaring bangun ruang sederhana
(kubus dan balok)
3.7. Menjelaskan data yang berkaitan dengan diri peserta didik atau

6
lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya
3.8. Menjelaskan penyajian data yang berkaitan dengan diri peserta didik dan
membandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalam bentuk daftar,
tabel, diagram gambar (piktogram), diagram batang, atau diagram garis
II. KI-1 dan KD Matematika Kelas V
A. Kompetensi Inti 4 (KI-4): Keterampilan
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia
B. KD KI-4 Matematika Kelas 5
4.1. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan penjumlahan dan
pengurangan dua pecahan dengan penyebut berbeda
4.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perkalian dan pembagian
pecahan dan desimal
4.3. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan dua besaran
yang berbeda (kecepatan, debit)
4.4. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan skala pada denah
4.5. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang
dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) melibatkan
pangkat tiga dan akar pangkat tiga
4.6. Membuat jaring-jaring bangun ruang sederhana (kubus dan balok)
4.7. Menganalisis data yang berkaitan dengan diri peserta didik atau
lingkungan sekitar serta cara pengumpulannya
4.8. Mengorganisasikan dan menyajikan data yang berkaitan dengan diri
peserta didik dan membandingkan dengan data dari lingkungan sekitar dalam
bentuk daftar, tabel, diagram gambar (piktogram), diagram batang, atau
diagram garis

7
C. Pengertian Belajar Matematika
Pembelajaran matematika merupakan komunikasi dua arah, mengajar
dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh
peserta didik. Pembelajaran didalamnya mengandung makna belajar dan mengajar
atau merupakan kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang
dilakukan oleh seorang sebaga subjek menerima pelajaran, sedangkan mengajar
berorientasi kepada pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan
pada saat terjai interaksi antara guru dengan siswa, serta anata siswa dengan siswa
didalam pembelajaran matematika sedang berlangsung. Menurut Corey (Susanto,
2013), pemelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Pembelajaran dalam pandangan Corey sebagai upaya menciptakan kondisi dan
lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan siswa berubah bertingkah
laku. Adapun menurut Dimyati (Susanto, 2013), pembelajaran adalah kegiatan guru
secara terprogram dalam desain intruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Pembelajaran adalah
aktivitas guru dalam merancang bahan pengajar agar proses pembelajaran dapat
berlangsung secara efektif, yakni siswa dapat belajar secara aktif dan bermakna.
Menurut Ahmad Susanto (2013 :186) Pembelajaran matematika adala suatu proses
belajar mengajar yang dibangun oleh guru unruk mengembangkan kreativitas
berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat
meningkatkan kemampuan mengkrontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

D. Pendekatan Kontektual
Sistem pembelajaran saat ini masih dominan dengan istilah belajar yang
diartikan sebagai kegiatan-kegiatan berupa duduk, dengar, catat kemudian pulang
untuk dihapal. Melihat kondisi yang demikian, peserta didik akan merasakan
kejenuhan yang berkepanjangan. Untuk menghindari dan mengantisipasi
kejenuhan itu, maka perlu adanya pembentukan konsep penting yang harus

8
dilaksanakan dalam praktik pembelajaran. Salah satu di antaranya adalah
pembelajaran kontektual (contextual teaching and learning). Menurut hasil
penelitian Dewey (1916), siswa akan belajar dengan baik jika apa yang dipelajari
terkait dengan apa yang telah diketahui dan dengan kegiatan yang atau peristiwa
yang akan terjadi disekelilingnya. Pendekatan kontekstual merupakan konsep
belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.

 Menurut Mulyasa (2004), pembelajaran kontekstual adalah konsep pembelajaran


yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia
kehidupan siswa secara nyata, sehingga para siswa mampu menghubungkan dan
menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari. 
 Menurut Fathurrohman (2012), pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar
dimana guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan dari konteks yang terbatas sedikit demi sedikit, dan
dari proses mengonstruksi sendiri. 
 Menurut Sanjaya (2005), pembelajaran kontekstual adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk
menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi
kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya pada
kehidupan mereka. 
 Menurut Johnson (2002), pembelajaran kontekstual adalah sebuah proses
pendidikan yang menolong para siswa melihat makna di dalam materi akademik
yang mereka pelajari dengan cara menghubungi subjek-subjek akademik yang
mereka pelajari dengan konteks kehidupan sehari-hari mereka, yakni konteks
pribadi, sosial, dan budaya.

Sebagai gambaran umum, berikut ini disajikan perbandingan antara pendekatan


kontekstual dengan pendekatan konvensional.

9
Tabel 2.1 Perbandingan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan
Konvensioanal

No Pendekatan CTL Pendekatan Konvensional


1. Siswa terlibat aktif dalam proses Siswa hanya menerima informasi
pembelajaran (student center) secara pasif (teacher center)
2. Siswa belajar bersama dalam kerja Siswa belajar secara individual
dan diskusi kelompok
3. Pembelajaran dikaitkan dengan Pembelajaran terlalu abstrak dan
kehidupan nyata atau didasarkan teoritis
pada masalah
4. Perubahan perilaku siswa
Perubahan perilaku siswa dibangun
dibangun atas kesadaran diri atas kebiasaan
5. Memperoleh keterampilan yang Memperoleh keterampilan yang
dikembangkan dari pemahaman dikembangkan atas dasar latihan
6. Penghargaan yang diberikan
Penghargaan diberikan dalam bentuk
berupa kepuasan diri angka/nilai rapor
7. Siswa tidak berprilaku jelek Siswa tidak berprilaku jelek karena
karena dia sadar dan merugikan takut hukuman
8. Bahasa yang disampaikan
Bahasa yang disampaikan terkesan
komunikatif satu arah (struktural)
9. Belajar dari apa yang sudah Belajar dari sesuatu yang asing atau
dikenal siswa tidak dikenal siswa
10. Adanya kemampuan proses dalam Hanya berlaku pasif menerima
pembelajaran informasi
11. Pengetahuan yang ada dibangun Pengetahuan didasarkan pada
dan dikembangkan sendiri penangkapan serangkaian fakta,
konsep atau hukum di luar dirinya.
12. Didasarkan pada pengalaman Tidak didasarkan pada pengalaman
siswa siswa
13. Hasil belajar diukur berdasarkan Hasil belajar hanya diukur dari hasil
proses tes
14. Pembelajaran tidak terbatas pada Pembelajaran hanya terjadi di ruang
ruang kelas kelas
15. Adanya upaya pemecahan masalah Tidak ada upaya pemecahan masalah

10
E. Hasil Belajar
Sudjana (2009:22) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah suatu
kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman
belajarnya. Hasil belajar ini digunakan untuk mengukur ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelum siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran. Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan, nilainilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
ketrampilan. Setiap guru pasti memiliki keinginan agar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Oleh karena itu guru harus memiliki
hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang dicapai siswa. Dimiyati dan Mujiono (2009:20) mengemukakan
bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian akhir dari suatu proses belajar
yang dilakukan. Hasil belajar ini didapatkan dari evalusai yang dilakukan oleh
guru dan hasilnya dapat berupa dampak pengiring dan dampak pengajaran
yang saling berkaitan. Kedua dampak tersebut sangat bermanfaat bagi siswa
dan guru. Dari beberapa pendapat para ahli diatas bahwa hasil belajar adalah
adanya perubahan pada diri siswa yang dapat diukur maupun diamati dalam
perubahan pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan. Hasil belajar yang
penulis amati berupa nilai evaluasi disetiap akhir pembelajaran, sehingga
siswa dikatakan berhasil apabila hasil tes diatas KKM atau sama dengan KKM
yang telah ditentukan.. Perubahan tersebut mencakup semua perubahan yang
bersifat progresif yang diharapkan kearah yang lebih baik. Bagi seorang siswa
hasil belajar ini dapat dilihat melalui perubahan yang terjadi pada seorang
siswa mulai dari belum pandai setelah belajar maka menjadi pandai.
Perubahan ini tentunya setelah siswa berinteraksi dengan lingkungannya yang
diukur melalui tes, tugas, pengamatan, atau evaluasi. Selaras dengan
pernyataan di atas Bloom (dalam Budiningsih, 2005:75) menekankan
perhatiaannya pada apa yang mesti dikuasai oleh individu. Tujuan belajar
yang dikemukakannya dirangkum kedalam tiga kawasan yang terkenal dengan
taksonomi Bloom adalah sebagai berikut:
1. Domain kognitiif, terdiri atas 6 tingkatan yaitu:

11
a. Pengetahuan (mengingat, menghafal)
b. Pemahaman (mengintepretasikan)
c. Aplikasi (menggunakan konsep untuk memecahkan masalah)
d. Analisis (menjabarkan suatu konsep)
e. Sintesis (menggabungkan bagian-bagian konsep menjadi suatu konsep
utuh)
f. Evaluasi (membandingkan nilai-nilai, ide, metode, dsb)
2. Domain psikomotor, terdiri atas 5 tingkatan yaitu:
a. Peniruan (menirukan gerak)
b. Penggunaan (menggunakan konsep untuk melakukan gerak)
c. Ketepatan (melakukan gerak dengan benar)
d. Naturalisasi (melakukan gerak secara wajar)
3. Domain afektif, terdiri atas 5 tingkatan yaitu:
a. Pengenalan (ingin menerima, sadar akan adanya sesuatu)
b. Merespon (aktif berpartisipasi)
c. Penghargaan (menerima nilai-nilai, setia kepada nilai-nilai tertentu)
d. Pengorganisasian (menghubung-hubungkan nilai-nilai yang
dipercayainya)
e. Pengalaman (menjadikan nilai-nilai sebagian bagian dari pola
hidupnya)
Hasil belajar yang diukur pada pembelajaran yang berlandaskan
Kurikulum 13 meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Maka
guru tidak hanya menilai siswa dari aspek intelektual tetapi kemampuan
sosial, sikap siswa selama proses belajar mengajar serta keaktifan siswa dalam
kegiatan pembelajaran juga dinilai oleh guru. Siswa yang telah mengalami
pembelajaran diharapkan memilki pengetahuan dan ketrampilan baru serta
perbaikan sikap sebagai hasil dari pembelajaran yang telah dialami siswa
tersebut. Pengukuran hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa dalam menyerap materi. Sebaiknya hasil belajar yang telah
dinilai oleh guru diberitahukan kepada siswa agar siswa mengetahui kemajuan
belajar yang telah dilakukannya serta kekurangan yang masih perlu diperbaiki.
Penilaian hasil belajar pada akhirnya sebagai bahan refleksi siswa mengenai

12
kegiatan belajarnya dan refleksi guru terhadap kemampuan mengajarnya serta
mengevaluasi pencapaian target kurikulum.
Benjamin S. Bloom dalam Taxonomy of Education Objectives
(Winkel, 1996:274) membagi hasil belajar kedalam tiga ranah:
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif (berkaitan dengan daya piker, pengetahuan, dan
penalaran) berorientasi pada kemampuan siswa dalam berfikir dan
bernalar yang mencakup kemampuan siswa dalam mengingat sampai
memecahkan masalah, yang menuntut siswa untuk menggabungkan
konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya. Ranah kognitif ini
berkenaan dengan prestasi belajar dan dibedakan dalam enam tahapan,
yaitu pengetahuan, pemahaman, penerapan, analsisi, sintesis, dan
eveluasi. Pada siswa SMP diutamakan pada ranah pengetahuan,
pemahaman, dan penerapan.
Pengetahuan mencakup kemampuan mengingat tentang hal yang
telah dipejari, dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, kaidah, prinsip, teori, dan rumus. Pengetahuan
yang telah tersimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan dalam
bentuk mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition).
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menyerap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari. Kemampuan seseorang dalam memahami
sesuatu dapat dilihat dari kemampuaannya menyerap suatu materi,
kemudian mengkomunikasikannya dalam bentuk lainnya dengan kata-
kata sendiri.
Penerapan mencakup kemampuan untuk menerapkan pengetahuan
yang telah diperoleh dalam kegiatan pembelajaran untuk menghadapi
situasi baru dalam kehidupan sehari-hari. Tingkat penerapan ini dapat
diukur dari kemampuan menggunakan konsep, prinsip, teori, dan metode
untuk menghadapi masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari.
2. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor berorientasi kepada ketrampilan fisik, ketrampilan
motorik, atau ketrampilan tangan yang berhubungan dengan anggota

13
tubuh atau tindakan yang memerlukan koordinasi antara syaraf dan otot.
Simpson (dalam Winkel, 1996:278) menyatakan bahwa ranah
psikomotor terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu: persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks,
penyesuaian pola gerakan, dan kreativitas.
Sedangkan menurut Kibler, Barker, dan Miles (dalam Dimyati dan
Mudjiono, 1994:195-196) ranah psikomotor mempunyai taksonomi
berikut ini:
a. Gerakan tubuh yang mencolok, merupakan kemampuan
gerakan tubuh yang menekankan kepada kekuatan, kecepatan,
dan ketepatan tubuh yang mencolok.
b. Ketepatan gerakan dikordinasikan, merupakan ketrampilan yang
berhubungan dengan gerakan mata, telinga, dan badan .
c. Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan
mengadakan komunikasi tanpa kata
d. Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan yang
berhubungan dengan komunikasi secara lisan Untuk kemampuan
berbicara, siswa harus mampu menunjukkan kemahirannya
memilih dan menggunakan kata atau kalimat sehingga informasi,
ide, atau yang dikomunikasikannya dapat diterima secara mudah
oleh pendengarnya.
3. Ranah Afektif
Ranah afektif (berkaitan dengan perasaan/kesadaran, seperti perasaan
senang atau tidak senang yang memotivasi seseorang untuk memilih apa
yang disenangi) berorientasi pada kemampuan siswa dalam belajar
menghayati nilai objek-objek yang dihadapi melalui perasaan, baik objek
itu berupa orang, benda maupun peristiwa. Ciri lain terletak dalam
belajar mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
Menurut Krochwall Bloom (dalam Winkel 1996:276) ranah afektif
terdiri dari penerimaan, partisipasi, penilaian, dan penentuan sikap,
organisasi, dan pembentukan pola hidup.

14
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SDN Kekiling Kelas 5 tahun pelajaran 2021 /2021
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April
sampai Mei 2021 semester genap.
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN Kekiling pada
mata pelajaran matematika materi pecahan

B. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model penelitian yang


merujuk pada proses pelaksanaan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis
dan Mc Taggart (1988) (dalam Trianto, 2011: 30), penelitian ini dalam
perencanaannya, Kemmis menggunakan sistem spiral refleksi diri yang
dimulai dengan: (1) Rencana (planning), (2) Tindakan (acting), (3)
Pengamatan (observing), (4) Refleksi (reflecting), dan perencanaan kembali
yang merupakan dasar untuk suatu ancang-ancang pemecahan permasalahan.

Dari alur di atas, bahwa pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas


(PTK) dimulai dari tahap rencana atau perencanaan, tindakan atau kegiatan,
pengamatan dan refleksi. Keempat tahapan tersebut saling berhubungan satu
sama lain karena setiap tindakan dimulai dengan tahap perencanaan
(planning) dimana peneliti menyusun rencana pembelajaran, menyediakan
lembar kegiatan dan membuat instrumen penelitian yang digunakan dalam
tahap tindakan (acting). Setelah itu, dilakukan observasi terhadap guru daan
peserta didik sebagai subjek penelitian. Kemudian pada tahap refleksi

15
(reflecting), peneliti dan observer mengemukakan kegiatan yang telah
dilakukan dalam proses pembelajaran dan mendiskusikan rancangan tindakan
selanjutnya.

Menurut Supardi, dkk (2012: 44), dalam penelitian tindakan kelas


dilakukan sekurang-kurangnya dalam dua siklus tindakan yang berurutan.
Informasi dari siklus yang terdahulu sangat menentukan bentuk siklus
berikutnya. Maka dari itu siklus kedua, ketiga dan seterusnya tidak dapat
dirancang sebelum siklus pertama terjadi. Hasil refleksi harus digunakan
sebagai bahan masukan untuk perencanaan siklus berikutnya.

Setiap siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


menggambarkan suatu rangkaian langkah-langkah (a spiral of steps).
Langkah penelitian dalam masing-masing tindakan terjadi secara berulang
yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakan. Secara umum pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat digolongkan menjadi empat tahapan,
yaitu:

Tahap 1: Perencanaan tindakan (Planning)


Dalam tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Rencana dapat dijadikan sebagai acuan dalam
melaksanakan setiap tindakannya agar mencapai hasil yang maksimal.
Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (Acting)
Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan tindakan di kelas
berdasarkan rencana yang telah dibuat sebelumnya.
Tahap 3: Pengamatan terhadap tindakan (Observing)
Tahap ke-3 yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan bersamaan
dengan berlangsungnya pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini dilakukan
oleh observer yang akan mengamati berlangsungnya proses
pembelajaran.
Tahap 4: Refleksi terhadap tindakan (Reflecting)
Kegiatan akhir dari rangkaian kegiatan PTK adalah tahap refleksi.
Refleksi dilaksanakan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan, mengetahui kekurangan dan kelebihan dari tindakan yang

16
telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi ini memberikan kemudahan untuk
melakukan perubahan pada tindakan berikutnya.
Adapun desain penelitian dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Gambar 3.1 Spiral Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis &


Mc Taggart (dalam Trianto, 2011: 30)

Perencanaan

Siklus 1 Refleksi

Tindakan/
Observasi Perbaikan
Rencana

Siklus 2
Refleksi

Tindakan/
Observasi

Perbaikan
Rencana

Siklus 3 Refleksi

Tindakan/
Observasi

Hasil

17
Keempat tahapan penelitian di atas dilaksanakan secara
berkesinambungan dari siklus satu ke siklus berikutnya. Pada setiap
pelaksanaan tindakan dilakukan observasi terhadap pembelajaran yang
dilakukan seorang observer dengan panduan lembar observasi. Selain itu,
digunakan juga catatan lapangan untuk mencatat temuan yang dianggap
penting oleh peneliti ketika pembelajaran berlangsung. Setelah
pembelajaran selesai dilaksanakan, dilakukan wawancara dengan peserta
didik, untuk mengetahui pendapat dan kesulitan peserta didik pada
pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu peneliti melakukan
triangulasi dengan observer untuk membahas hasil observasi terhadap
pembelajaran. Kemudian hasil wawancara dan triangulasi tersebut
dijadikan bahan analisis dan refleksi dari tindakan yang telah
dilaksanakan. Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan
3, dimana masing putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan
yang sama) dan membahas satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan
tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat dalam tiga putaran
dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.

C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.
2. Rencana Pelaksanaan Pelajaran (RPP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus, dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Kegiatan Siswa
Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu
proses pengumpulan data hasil eksperimen.
4. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar

18
a. Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran
demonstrasi, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati
aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes
formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan
adalah pilihan ganda (objektif). Sebelumnya soal-soal ini berjumlah 46

D. Metode Pengumpulan Data


Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui
observasi pengolahan metode pembelajaran demonstrasi, observasi aktivitas
siswa dan guru, dan tes formatif.

E. Teknik Analisis Data


Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan
pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas
siswa selama proses pembelajaran.
Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atu tes formatif
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut
sehingga diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

19
Dengan : = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa

2. Untuk ketuntasan belajar


Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan
secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar
kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan
belajar digunakan rumus sebagai berikut:

BAB IV

20
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Item Butir Soal


Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrumen penelitian
berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut diuji dan
dianalisi. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis tes
yang dilakukan meliputi:
1. Validitas
Validitas butir soal dimaksudkan untuk mengetahui kelayakan tes
sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari
perhitungan 45 soal diperoleh 15 soal tidak valid dan 30 soal valid. Hasil
dari validits soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
Soal Valid Soal Tidak Valid
1, 2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 17, 19, 21, 23, 3, 4, 8, 15, 16, 18, 20,
25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 22, 24, 31, 32, 33, 34,
44, 45 35, 40,

2. Reliabilitas
Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji
reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r 11
sebesar 0, 775. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
jumlah siswa (N = 22) dengan r (95%) = 0,423. Dengan demikian soal-
soal tes yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.
3. Taraf Kesukaran (P)
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran
soal. Hasil analisis menunjukkan dari 45 soal yang diuji terdapat:
- 20 soal mudah
- 15 soal sedang
- 10 soal sukar

4. Daya Pembeda

21
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah.
Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria
jelek sebanyak 15 soal, berkriteria cukup 20 soal, berkreteria baik 10 soal.
Dengan demikian soal-soal tes yang digunakan telah memenuhi syara-
syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

B. Analisis Data Penelitian Persiklus


1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I
dilaksanakan pada tanggal 13 April 2021 di kelas V dengan jumlah
siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
dipersiapkan. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan
pelaksanaan belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
penelitian pada siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
No. Keterangan No. Keterangan
Nilai Nilai
Urut T TT Urut T TT
1 60 √ 12 60 √
2 70 √ 13 80 √
3 70 √ 14 70 √
4 60 √ 15 80 √

22
5 80 √ 16 70 √
6 80 √ 17 90 √
7 70 √ 18 60 √
8 70 √ 19 60 √
9 60 √ 20 70 √
10 80 √ 21 70 √
11 50 √ 22 60 √
Jumlah 750 7 4 Jumlah 770 8 3
Jumlah Skor 1520
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 69,09

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas :7
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I


No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 69,09
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 68,18

Dari tabel 4.2 dan tabel 4.3 di atas dapat dijelaskan bahwa
dengan menerapkan pendekatan kontekstual pada pembelajaran
matematika diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15 siswa dari
22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa
yang memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar 68,18% lebih kecil dari
persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini
disebabkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa
yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan

23
pendekatan kontekstual. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada
diagram berikut ini

Gambar 4.1 : Diagram keberhasilan Siklus I

2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung.
b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II
dilaksanakan pada tanggal 20 April 2021 di kelas V dengan jumlah
siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau
kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa selama
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
siklus II adalah sebagai berikut

24
Tabel 4.4. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
No. Keterangan No. Keterangan
Nilai Nilai
Urut T TT Urut T TT
1 60 √ 12 90 √
2 80 √ 13 80 √
3 80 √ 14 80 √
4 90 √ 15 80 √
5 90 √ 16 80 √
6 60 √ 17 60 √
7 80 √ 18 80 √
8 70 √ 19 70 √
9 60 √ 20 60 √
10 80 √ 21 80 √
11 90 √ 22 80 √
Jumlah 840 8 3 Jumlah 840 9 2
Jumlah Skor 1680
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 76,36

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Klasikal : Belum tuntas

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II


No Uraian Hasil Siklus II
1 Nilai rata-rata tes formatif 76,36
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 17
3 Persentase ketuntasan belajar 77,27

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 76,36 dan ketuntasan belajar mencapai
77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini

25
menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara
klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru
menginformasikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan
tes sehingga pada pertemuan berikutnya siswa lebih termotivasi untuk
belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang
dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika. Untuk lebih jelasnya
bisa dilihat pada gambaran diagram berikut ini

Gambar 4.2 : Diagram keberhasilan Siklus II

3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan
alat-alat pengajaran yang mendukung
b. Tahap kegiatan dan pengamatan
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus III
dilaksanakan pada tanggal 27 April 2021 di kelas V dengan jumlah
siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan
memperhatikan revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau

26
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III.
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil peneitian pada
siklus III adalah sebagai berikut:
Tabel 4.6. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
No. Keterangan No. Keterangan
Nilai Nilai
Urut T TT Urut T TT
1 90 √ 12 90 √
2 90 √ 13 90 √
3 90 √ 14 90 √
4 80 √ 15 60 √
5 90 √ 16 90 √
6 80 √ 17 80 √
7 90 √ 18 70 √
8 60 √ 19 70 √
9 90 √ 20 80 √
10 90 √ 21 90 √
11 60 √ 22 80 √
Jumlah 910 9 2 Jumlah 890 10 1
Jumlah Skor 1800
Jumlah Skor Maksimal Ideal 2200
Rata-Rata Skor Tercapai 81,82

Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Tuntas

27
Tabel 4.7. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III
No Uraian Hasil Siklus III
1 Nilai rata-rata tes formatif 81,82
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 19
3 Persentase ketuntasan belajar 86,36

Berdasarkan tabel 4.6 dan tabel 4.7 diatas diperoleh nilai rata-
rata tes formatif sebesar 81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas
sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum mencapai ketuntasan belajar.
Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar
86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan
hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan pendekatan kontekstual sehingga
siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga
siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.
Pada siklus III ini ketuntasan secara klasikal telah tercapai, sehingga
penelitian ini hanya sampai pada siklus III.

Gambar 4.3 : Diagram keberhasilan Siklus III


c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar

28
dengan penerapan pendekatan kontekstual. Dari data-data yang telah
diperoleh dapat duraikan sebagai berikut:
1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua
pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang
belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing-
masing aspek cukup besar.
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
selama proses belajar berlangsung.
3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami
perbaikan dan peningkatan sehingga menjadi lebih baik.
4) Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan pendekatan kontekstual
dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik.
Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu
diperhatikan untuk tindakan selanjutnya adalah memaksimalkan dan
mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
pelaksanaan proses belajar mengajar selanjutnya penerapan
pendekatan kontekstual yang dilaksanakan dapat meningkatkan proses
belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

C. Pembahasan
1. Ketuntasan Hasil belajar Siswa
Melalui hasil peneilitian ini menunjukkan bahwa pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran matematika memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari
semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II) yaitu masing-
masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar
siswa secara klasikal telah tercapai.

29
2. Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dalam setiap siklus
mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi
belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata
siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.
3. Aktivitas Guru dan Siswa Dalam Pembelajaran
Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran matematika materi pecahan yang paling dominan adalah
bekerja dengan menggunakan alat/media, mendengarkan/ memperhatikan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi
dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.
Sedangkan untuk aktivitas guru selama pembelajaran telah
melaksanakan langah-langkah pembelajaran pendekatan kontekstual
dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya
aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan
LKS/menemukan konsep, menjelaskan/melatih menggunakan alat,
memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk
aktivitas di atas cukup besar.

30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga
siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan pendekatan kontekstual memiliki dampak positif
dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan
peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I
(68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan pendekatan kontekstual mempunyai pengaruh positif, yaitu
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil
wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan
bahwa siswa tertarik dan berminat dengan pendekatan kontekstual
sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil
yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:
1. Untuk melaksanakan pendekatan kontekstual memerlukan persiapan yang
cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih
topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan pendekatan ini dalam
proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih
sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam
taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan
pengetahuan baru, memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa
berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya

31
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1997. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn
dan Bacon.

Masriyah. 1999. Analisis Butir Tes. Surabaya: Universitas Press.

Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia


Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.

Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Universitas Negeri Surabaya.

Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa


Cipta.

Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Widoko. 2002. Metode Pembelajaran Konsep. Surabaya: Universitas Negeri


Surabaya.

http://contextual.org diakses tanggal 15 April 2021

32
Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 1

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester :V/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Senin, 13 April 2021

 Standar Kompetensi
5 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
 Kompetensi Dasar
5.4.Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
 Indikator
Melakukan operasi hitung dengan menggunakan perbandingan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menghitung perbandingan dengan benar
2. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
 Materi Ajar
Perbandingan dan Skala
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
 Salam, Absensi
 Apersepsi : Guru menunjuk dua orang siswa kemudian menanyakan
umur keduanya kemudian guru membuat perbandingannya
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

33
 Kegiatan Inti
 Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok
 Siswa dalam kelompok dibagikan sebuah permasalahan tentang
perbandingan
 Siswa mendiskusikan permasalahan tersebut
 Guru memberi bimbingan cara memecahkan masalah perbandingan
 Kegiatan Akhir
 Evaluasi
 Guru dan siswa menarik kesimpulan
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum Matematika Kelas V, KTSP
 Buku Matematika Kelas V, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku Matematika Kelas V, Erlangga
 Penilaian
 Bentuk Penilaian
Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
Soal
1. Jika umur Ana 12 tahun dan umur Ani 6 tahun, perbandingan umur
mereka adalah……
2. Perbandingan umur Sita dan Dewi 2 : 3, jika jumlah umur keduanya 15
tahun, Umur Sita adalah…..
3. Ayah mempunyai kambing 36 buah, Kakek mempunyai kambing 108,
perbandingan umur mereka adalah…...
4. Perbandingan umur Nina dan Nini adalah 4 : 6, jika jumlah umur
keduanya 20, umur Nini adalah…..
5. Marlena dan Anti mempunyai buku tulis dengan jumlah sebagai
berikut, Marlena 50 dan Anti 100, perbandingan jumlah buku Marlena
dan Anti adalah……………………….

34
Kunci Jawaban
1. 12 : 6 = 2 : 1
2. Umur Sita 6 tahun
3. 36 : 108 = 1 : 3
4. Umur Nini = 12 tahun
5. 50 : 100 = 1 : 2

Megetahui Kekiling …………………..2021


Kepala SDN Kekiling Guru Kelas Lima

AMIR HASAN, SPd, SD MARIYATI, S.Pd


NIP : 196610101988071003 NIP : 199303232020122013

35
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 2

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester :V/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Senin, 20 April 2021

 Standar Kompetensi
5 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
 Kompetensi Dasar
5.4.Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
 Indikator
Melakukan operasi hitung dengan menggunakan perbandingan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menghitung perbandingan dengan benar
2. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
 Materi Ajar
Perbandingan dan Skala
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
 Salam, Absensi
 Apersepsi : Guru melakukan tanya jawab seputar materi perbandingan
untuk mengukur kemampuan awal siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

36
 Kegiatan Inti
 Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok
 Siswa dalam kelompok mengambil undian soal/ permasalahan pada
kotak yang disediakan guru
 Siswa mendiskusikan permasalahan tersebut
 Siswa menyampaikan cara mengerjakan soal tersebut, jika
penyelesaian kurang tepat maka guru melemparkan kepada kelompok
lain
 Guru memberi bimbingan cara memecahkan masalah perbandingan
secara kelompok dan individu
 Kegiatan Akhir
 Evaluasi
 Guru dan siswa menarik kesimpulan
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum Matematika Kelas V, KTSP
 Buku Matematika Kelas V, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku Matematika Kelas V, Erlangga
 Penilaian
 Bentuk Penilaian
Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
Soal
1. Jika umur Jane 12 tahun dan umur Ani 8 tahun, perbandingan umur
mereka adalah……
2. Perbandingan umur Dino dan Dion 2 : 4, jika jumlah umur
keduanya 24 tahun, Umur Dion adalah…..
3. Ayah mempunyai kerbau 30 ekor, Kakek mempunyai kerbau 120,
perbandingan jumlah kerbau mereka adalah…...
4. Perbandingan umur Nina dan Nini adalah 5 : 6, jika jumlah umur
keduanya 44, umur Nini adalah…..

37
5. Perbandingan jumlah coklat milik Tina dan Tini adalah 1 : 3,
berapakah jumlah coklat Tina jika jumlah coklat semuanya 16 ?

Kunci Jawaban
1. 12 : 8 = 6 : 4
2. Umur Dion 16 tahun
3. 30 : 120 = 1 : 4
4. Umur Nini = 20 tahun
5. Coklat Tina = 4

Megetahui Kekiling …………………..2021


Kepala SDN Kekiling Guru Kelas Lima

AMIR HASAN, SPd, SD MARIYATI, S.Pd


NIP : 196610101988071003 NIP : 199303232020122013

38
Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


SIKLUS 3

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester :V/2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Hari, Tanggal : Senin, 27 April 2021

 Standar Kompetensi
5 Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah
 Kompetensi Dasar
5.4.Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala
 Indikator
Melakukan operasi hitung dengan menggunakan perbandingan
 Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat:
1. menghitung perbandingan dengan benar
2. menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan perbandingan
 Materi Ajar
Perbandingan dan Skala
 Metode Pembelajaran
 Ceramah
 Diskusi
 Kegiatan Pembelajaran
 Kegiatan Awal
 Salam, Absensi
 Apersepsi : Guru melakukan tanya jawab seputar materi perbandingan
untuk mengukur kemampuan awal siswa
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

39
 Kegiatan Inti
 Siswa dibentuk dalam beberapa kelompok
 Siswa dalam kelompok mendiskusikan pemecahan soal perbandingan
dengan sesuai dengan pilihan sendiri
 Siswa mendiskusikan permasalahan tersebut
 Siswa menyampaikan cara mengerjakan soal tersebut, jika
penyelesaian kurang tepat maka guru melemparkan kepada kelompok
lain
 Siswa dalam kelompok kembali mendiskusikan cara pemecahan soal,
sampai semua anggota kelompok memahami cara pemacahan
 Guru menunjuk secara acak satu siswa di masing-masing kelompok
untuk memecahkan masalah perbandingan di papan tulis
 Kegiatan Akhir
 Evaluasi
 Guru dan siswa menarik kesimpulan
 Salam
 Alat, Bahan dan Sumber Belajar
 Kurikulum Matematika Kelas V, KTSP
 Buku Matematika Kelas V, Pusat Perbukuan Depdiknas
 Buku Matematika Kelas V, Erlangga
 Penilaian
 Bentuk Penilaian
Tes Tulis
 Instrumen Penilaian
Soal
1. Jika umur Jane 15 tahun dan umur Ani 35 tahun, perbandingan
umur mereka adalah……
2. Perbandingan umur Dino dan Dion 3 : 4, jika jumlah umur
keduanya 49 tahun, Umur Dion adalah…..
3. Ayah mempunyai kerbau 60 ekor, Kakek mempunyai kerbau 120,
perbandingan jumlah kerbau mereka adalah…...

40
4. Perbandingan umur Nina dan Nini adalah 3 : 6, jika jumlah umur
keduanya 54, umur Nini adalah…..
5. Perbandingan jumlah coklat milik Tina dan Tini adalah 1 : 3,
berapakah jumlah coklat Tina jika jumlah coklat semuanya 200 ?

Kunci Jawaban
1. 15 : 35 = 3 : 7
2. Umur Dion 28 tahun
3. 60 : 120 = 1 : 2
4. Umur Nini = 36 tahun
5. Coklat Tina = 50

Megetahui Kekiling …………………..2021


Kepala SDN Kekiling Guru Kelas Lima

AMIR HASAN, SPd, SD MARIYATI, S.Pd


NIP : 196610101988071003 NIP : 199303232020122013

41
Lampiran 4

DATA KEADAAN SISWA KELAS V SDN KEKILING


TAHUN PELAJARAN 2021 -2023
NAMA
NO NAMA SISWA L/P ALAMAT
ORTU
1 Ayum Adi Putra L Kekiling Hasan Basri
2 Ayumi Milasari P Kekiling Ali Imron
3 Ba`diyah P Kekiling Suhari
4 Bahrul L Kekiling Hartono
5 Faridatun Nafi`ah P Kekiling Jumain
6 Hoirul Basri L Kekiling Karimulla
7 Indrawati P Kekiling Anton
8 Irfaniati P Kekiling Moh. Iklas
9 John Refen L Kekiling Kasmini
10 Mega Silvi Putri P Kekiling Wawan K
11 Moh. Dikri L Kekiling Hendrik
12 Moh. Andika L Kekiling Moh. Arif
13 Mohammad Arfa L Kekiling Joko Putro
14 Mohammad Fausi L Kekiling Moh. Ihsan
15 Mohammad Hasim L Kekiling Sujamil
16 Mohammad Nuri L Kekiling Samsuri
17 Mohammad Yasin L Kekiling Sarno
18 Samsul Arifin L Kekiling Abdullah
19 Siti Fatimah P Kekiling Qomaruddin
20 Siti Sa`diyah P Kekiling Tatang
21 Suparman L Kekiling Moh. Fahrur
22 Uswatun Hasanah P Kekiling Sainudin

Lampiran 5

42
TABEL REKAPITULASI HASIL BELAJAR PER SIKLUS

NILAI
NO NAMA SISWA
SIKLUS 1 SIKLUS 2 SIKLUS 3
1 Ayum Adi Putra 60 60 90
2 Ayumi Milasari 70 80 90
3 Ba`diyah 70 80 90
4 Bahrul 60 90 80
5 Faridatun Nafi`ah 80 90 90
6 Hoirul Basri 80 60 80
7 Indrawati 70 80 90
8 Irfaniati 70 70 60
9 John Refen 60 60 90
10 Mega Silvi Putri 80 80 90
11 Moh. Dikri Hidayat K. 50 90 60
12 Mohammad Andika 60 90 90
13 Mohammad Arfa 80 80 90
14 Mohammad Fausi 70 80 90
15 Mohammad Hasim 80 80 60
16 Mohammad Nuri 70 80 90
17 Mohammad Yasin 90 60 80
18 Samsul Arifin 60 80 70
19 Siti Fatimah 60 70 70
20 Siti Sa`diyah 70 60 80
21 Suparman 70 80 90
22 Uswatun Hasanah 60 80 80
RATA-RATA 69,09 76,36 81,82

43

Anda mungkin juga menyukai