Anda di halaman 1dari 89

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN

DESKRIPSI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Oleh

Luluk

hadirah,S.pd
NIM 106013000323

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PAITON
PROBOLINGGO
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi Dengan


Media Gambar pada Siswa Kelas XI MIPA 3 di SMAN 1 Paiton Tahun Pelajaran
2021/2022

2. Identitas Peneliti

Nama : Luluk Hadirah, S.Pd

NIP :-

Golongan/ Pangkat :-

Jabatan : Guru

Unit Kerja : SMA Negeri 1 Paiton Kabupaten Probolinggo

3. Lokasi Penelitian : SMA Negeri 1 Paiton Kabupaten Probolinggo

Mengetahui, Probolinggo, 30 November 2021


Kepala SMAN 1 Paiton Peneliti,

H. AHMAD SUDIARTO, S.Pd, MM LULUK HADIRAH, S.Pd,


NIP.19670613 199703 1 006 NIP. -

ii
HALAMAN PUBLIKASI

DENGAN JUDUL:

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENINGKATAN


KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI
DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA
KELAS XI MIPA 3
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Oelh:
LULUK HADIRAH,S.Pd

Telah diserahkan dan diterima perpustakaan SMA Negeri 1


Paiton Pada tanggal 6 Desember 2021
Untuk dipublikasikan

Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Paiton Kepala Perpustakaan

H. AHMAD SUDIARTO, S.Pd, MM JUMAATIK, M.Pd


NIP.19670613 199703 1 006 NIP. 19721030 200604

iii
ABSTRAKSI

Hadirah, Luluk. 2021 ; Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan


Deskripsi dengan Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas XI Mipa 3 di
SMAN 1 Paiton Tahun Pelajaran 2021/2022
Pengajaran bahasa Indonesia menempati bagian yang penting, dari tingkat
sekolah dasar (SD) sampai dengan sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) bahkan
sampai perguruan tinggi bidang studi bahasa Indonesia dianjurkan dengan intensif
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Bahasa Indonesia dalam proses belajar
mengajar juga digunakan sebagai pengantar untuk menyajikan setiap mata
pelajaran atau bidang studi, yang berarti ini menunjukkan bahwa bahasa Indonesia
digunakan dalam setiap mata pelajaran yang ada dalam kurikulum. Selain itu,
bahasa Indonesia juga digunakan sebagai bahasa pengantar secara lisan maupun
tulisan dalam kehidupan sehari-hari.
Pengamatan awal peneliti di SMAN 1 Paiton menemukan bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh guru di antaranya adalah kemampuan siswa
yang rendah terhadap menulis. Untuk kompetensi ini kepala sekolah menetapkan
standar KKM yang cukup (65) dengan pertimbangan tingkat kesulitan materi
tersebut bagi siswa. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk
meningkatkan kemampuan siswa terhadap menulis karangan deskripsi sehingga
siswa dapat mengungkapkan kreativitasnya melalui tulisan dengan menggunakan
media gambar.
Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, karena peneliti
bertujuan memberikan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh guru
dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). Penelitian ini dilakukan di SMAN 1
Paiton kelas XI MIPA 3 dengan jumlah siswa perempuan 11 sedangkan jumlah
siswa laki-laki 15, jumlah keseluruhan 26 siswa.
Hasil yang diperoleh dalam siklus I dengan penggunaan media gambar
menunjukkan kenaikan nilai rata-rata. Pada pretest, nilai 64,6. Setelah postest
meningkat menjadi 75 (> nilai KKM 65). Secara kualitatif, penilaian angket
menunjukkant bahwa hasil tingkat antusiasme siswa bertambah dan siswa mampu
lebih fokus dalam pembelajaran karena adanya tahapan menulis karangan yang
tepat untuk mereka.

iv
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PAITON
Jalan Pakuniran Paiton 67291 Tlp.0335 771054 Website : sman1paiton.sch.id Email : smanpaiton@gmail.com
PROBOLINGGO 67291

Nomor : 570/420 /426.101.26.SMA 4/2021


Lampiran : -
Perihal : IZIN PENELITIAN

Yth. Sdr. LULUK HADIRAH, SPd


Guru SMA Negeri 1 Paiton
di Paiton

Sehubungan surat permohonan Saudara tanggal 10 Agustus 2021 perihal


izin untuk melaksanakan penelitian berjudul: Peningkatan Kemampuan Menulis
Karangan Deskripsi Penggunaan Media Gambar Pada Siswa Kelas XI Mipa 3 di
SMAN 1 Paiton Tahun Pelajaran 2021/2022 ” dalam upaya pengembangan diri di
bidang keguruan, maka dengan ini kami pada prinsipnya tidak keberatan untuk
dilaksanakannya penelitian dimaksud. Demikian izin penelitian ini dibuat untuk
dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Paiton, 14 Agustus 2021


Kepala SMA Negeri1Paiton

H.AHMAD SUDIARTO,S.Pd,MM.

v
NIP.19670613 199703 1 006

vi
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Segala puji serta syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
nikmat iman, nikmat Islam, dan nikmat hidup sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah berhasil
membawa manusia ke dalam dunia yang berperadaban.
Masih segar dalam ingatan penulis,sejak semula dalam merealisasikan ide
hingga penyelesaiannya penelitian begitu banyak dorongan dan bimbingan dari
berbagai pihak, penelitian yang sangat sederhana ini pun dapat diwujudkan. Untuk
itu kiranya dengan teriring rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih yang
tak terhingga kepada :
Selama penyususnan skripsi ini tidak sedikit hambatan dan kendala yang
dialami penulis, sehingga tidak mungkin selesai tanpa adanya bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih
kepada :
1. H.Ahmad Sudiarto, S.Pd, MM, Kepala SMA Negeri 1 Paiton yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan dan menyelesaikan penelitian
2. I Dewan Guru dan seluruh keluarga besar SMA Negeri 1 Paiton yang telah
membantu dan membimbing penulis untuk melakukan dan menyelesaikan
penelitian
3. Dra.Rosyaimi selaku Pengajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA Negeri
1 Paiton yang memberikan bimbingan mengajar Bahasa Indonesia dan
memberikan motivasi yang besar hingga terselesaikannya penelitian ini.
4. Siswa-siswi kelas X1 SMA Negeri 1 Paiton khususnya XI MIPA 3.

vii
Semoga segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan mendapat imbalan yang lebih baik dari Allah SWT.
Aamiin. Atas segala perhatiannya, penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjasa
kepada penulis.

Probolinggo, November 2021


Penulis

Luluk Hadirah,S.Pd

viii
ix
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................. i
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 3
C. Perumusan Masalah ............................................................. 3
D. Batasan Masalah.................................................................... 3
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 3
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 4

BAB II KAJIAN TEORETIS


A. Hakikat Menulis .................................................................... 6
1. Teori Menulis .................................................................. 6
2. Pengertian Menulis.......................................................... 6
3. Tujuan Menulis ............................................................... 7
4. Fungsi Menulis ............................................................... 8
5. Manfaat Menulis ............................................................ 8
B. Pengertian Karangan ............................................................ 9
C. Pengertian Karangan Deskripsi............................................. 10
1. Macam-macam Deskripsi................................................ 13
2. Pendekatan Deskripsi…………………………………... 14
D. Pengertian Media Pembelajaran............................................ 15
1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran…... 17
2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran………………. 18
3. Macam-macam Media Pembelajaran…………………… 20
4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran……………....…... 20
5. Media Gambar Sebagai Model Pembelajaran…………... 20
6. Jenis-jenis Media Gambar/ Foto…………………… 21
7. Ciri-ciri Gambar yang Baik…………………………….. 22
8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran…………… 22
E. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ....................... 23

x
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.............................23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................24
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian...................................24
C. Subjek Penelitian........................................................................ 26
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian.................................27
E. Tahapan Intervensi Tindakan.....................................................27
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan.............................. 28
G. Data dan Sumber Data................................................................28
H. Instrumen Pengumpulan Data.....................................................28
I. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 34
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Studi................................35
K. Analisis Data dan Instrumen Hasil Analisis...............................35
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan.......................................37

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan.............................................. 38
a. Latar Belakang Sekolah........................................................38
b. Profil sekolah SMA YAPISA...............................................40
c. Data Guru..............................................................................41
d. Data Siswa............................................................................43
B. Penelitian Pendahuluan...............................................................43
C. Tindakan Pembelajaran Siklus I.................................................44
Pertemuan Pertama 44
Pertemuan Kedua 51
D. Pemeriksaan Keabsahan Data.....................................................61
E. Analisis Data...............................................................................62
F. Interpretasi Hasil Analisis...........................................................64
G. Pembahasan Temuan Penelitian.................................................65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Simpulan.....................................................................................67
B. Saran........................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................68
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel: Halaman
1. Tingkat keberhasilan belajar siswa.................................................................33
2. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan 1...................................................46
3. Tanggapan siswa terhadap tindakan pertama.................................................48
4. Nilai pretest membuat karangan deskripsi....................................................48
5. Catatan lapangan pertemuan pertama.............................................................50
6. Data perolehan nilai postest pada akhir siklus I.............................................53
7. Hasil rata-rata keaktifan siswa pertemuan kedua...........................................55
8. Tanggapan siswa pertemuan kedua................................................................56
9. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis.........................................57
10. Hasil angket persepsi siswa keterampilan menulis dengan menggunakan
media gambar................................................................................................57
11. Hasil angket tentang pengetahuan tentang media gambar............................58
12. Hasil angket tentang penggunaan media gambar saat menulis....................58
13. Hasil angket pendapat siswa terhadap media ganbar dalam menulis...........58
14. Hasil angket tentang penggunaan media gambar dapat meningkatkan
pemahaman siswa dalam menulis..................................................................59
15. Hasil angket keadaan siswa saat PBM..........................................................59
16. Hasil angket berkesankah siswa dalam PBM...............................................60
17. Hasil angket kejenuhan siswa terhadap PMB...............................................60
18. Hasil angket keyakinan siswa akan meningkatkan pemahaman..................60
19. Data perolehan nilai tes pada akhir siklus I..................................................62
20. Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam siklus I..............................................63

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman
1. Siklus kegiatan penelitian tindakan kelas.......................................................26
2. Kegiatan belajar mengajar kelas XI pertemuan pertama................................46
3. Kegiatan belajar mengajar kelas XI Pertemuan kedua...................................52
4. Grafik hasil tes siswa siklus I.........................................................................67

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
2. Lembar kerja siswa pretest
3. Hasil lembar kerja siswa pretest
4. Lembar kerja siswa postest
5. Contoh media gambar postest
6. Hasil lembar kerja siswa postest
7. Lembar observasi guru
8. Hasil lembar observasi guru pertemuan pertama
9. Hasil lembar observasi guru pertemuan kedua
10. Catatan lapangan
11. Hasil catatan lapangan pertemuan pertama
12. Hasil catatan lapangan pertemuan kedua
13. Jurnal siswa
14. Hasil jurnal siswa pertemuan pertama
15. Hasil jurnal siswa pertemuan kedua
16. Angket persepsi siswa terhadap media gambar
17. Hasil angket persepsi siswa terhadap media gambar

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam pengajaran bahasa Indonesia kita jumpai empat aspek kegiatan
berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Di antara
keempat keterampilan tersebut, yang dianggap paling membutuhkan penguasaan
keterampilan paling tinggi adalah keterampilan berbahasa dalam bidang menulis.
Keterampilan menulis dibutuhkan banyak aspek antara lain penguasaan kosakata
sebagai faktor intrinsik yang mendukung keterampilan menulis. Pada hakikatnya
menulis merupakan keterampilan seseorang dalam mengekspresikan pikiran dan
perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis yang realisasinya berupa simbol-
simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca mampu memahami pesan yang
terkandung di dalamnya.
Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif sehingga
keterampilan ini tidak datang dengan sendirinya akan tetapi membutuhkan latihan
dan kebiasaan yang berkesinambungan. Minimnya pelajaran kemampuan menulis
siswa, kebanyakan guru hanya memberikan pelajaran yang bersifat membaca dan
pengetahuan tentang bahasa ataupun sastra saja. Guru tidak mengajarkan
bagaimana cara menulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Keterampilan menulis deskripsi memang menjadi satu keterampilan
berbahasa yang paling sulit untuk dikuasai. Hal ini disebabkan adanya dua unsur
yang harus dikuasai oleh penulis, yaitu unsur bahasa, seperti ejaan, stuktur
kalimat, kohesi, dan koherensi, serta unsur non bahasa yang dijadikan ide atau
gagasan dalam sebuah tulisan yang meliputi pengetahuan dan pangalaman
penulis. Tujuan menulis deskripsi adalah membuat para pembaca menyadari
dengan hidup apa yang diserap penulis melalui pancaindera, merangsang perasaan
pembaca mengenai apa yang digambarkannya, menyajikan suatu kualitas
pengalaman langsung. Objek yang dideskipsikan mungkin sesuatu yang bisa
ditangkap dengan pancaindera kita, sebuah pemandangan alam, jalan-jalan kota,

1
tikus-tikus selokan atau kuda balapan, wajah seseorang yang cantik, atau
seseorang yang putus asa, alunan musik atau gelegar guntur, dan sebagainya. Pada
umumnya, peserta didik mengalami hambatan ketika diberi tugas oleh guru untuk
menulis. Mereka mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat dan kurang
menguasai tata bahasa. Kesulitan-kesulitan tersebut menyebabkan mereka tidak
mampu menyampaikan pikiran dan gagasan dengan baik sehingga peserta didik
menjadi enggan untuk menulis. Media pembelajaran merupakan wahana penyalur
atau wadah pesan pembelajaran.
Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar. Disamping dapat menarik perhatian siswa, media
pembelajaran juga dapat menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam
setiap mata pelajaran. Dalam pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan
suasana belajar yang menarik perhatian dengan memanfaatkan media
pembelajaran yang kreatif, inovatif dan variatif, sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan mengoptimalkan proses dan berorientasi pada prestasi
belajar. Salah satu media yang dapat digunakan guru dalam upaya meningkatkan
prestasi mengarang siswa adalah media gambar. Media gambar diberikan agar
siswa dapat menceritakan sebuah peristiwa yang terdapat dalam gambar, melatih
daya imajinasi siswa dalam pengembangan sebuah karangan dengan melihat
gambar. Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis dimaksudkan
untuk mengembangkan imajinasi dan daya nalar siswa. Media gambar ini
digunakan guru untuk memancing siswa untuk lebih aktif bertanya dan
berpendapat mengenai cerita yang ingin dituangkan siswa ke dalam sebuah
karangan.
Berdasarkan uraian di atas, media belajar memiliki peranan yang sangat
penting dalam proses pembelajaran kepada siswa khususnya mata pelajaran
bahasa Indonesia pada lingkup menulis karangan, penulis tertarik untuk meneliti
tentang “Peningkatan Kemampuan Menulis Karangan Deskripsi dengan
Menggunakan Media Gambar pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Paiton”.

2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah
dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Apa penggunaan media gambar dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam menulis karangan deskripsi.
2. Apa penggunaan media gambar dapat mempermudah siswa dalam menulis
karangan deskripsi.
3. Apa penggunaan media gambar menjadi solusi yang tepat bagi siswa
dalam menulis karangan deskripsi.

C. Pembatasan Masalah
Pada penelitian ini penulis membatasi agar permasalahan tidak meluas, yaitu:
1. Masalah dibatasi pada peningkatan kemampuan siswa dalam menulis
karangan deskripsi.

D. Perumusan Masalah
Sehubungan latar belakang dan identifikasi masalah di atas kiranya penulis
dapat merumuskan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis karangan deskripsi pada
siswa kelas XI SMA Negeri 1 Paiton?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini disusun untuk mengetahui sejauh manakah hubungan
kemampuan menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar di
sekolah. Di samping itu, penulis juga berusaha mencoba meneliti kemampuan
pelajar yang berbeda-beda satu sama lainnya. Yang bertujuan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa. Tujuan khusus penelitian adalah:
1. Untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi di
sekolah.
2. Untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media gambar.

3
3. Memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoretis
maupun praktis. Untuk lebih jelas mengenai kedua manfaat tersebut dapat di
perikan sebagai berikut.
1. Manfaat teoretis
Sebagai bahan referensi belajar pihak-pihak sekolah yang terlibat dalam
proses pembelajaran.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan keterampilan menulis karangan dengan menggunakan
media gambar.
b. Bagi guru
1) Menambah wawasan dalam penggunaan media dalam pengajaran.
2) Mengetahui cara peningkatan keterampilan menulis peserta didik.
3) Sebagai arahan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan
membimbing kegiatan siswa secara bertahap.
c. Bagi sekolah
Sebagai pengayaan berbagai media dalam pembelajaran khususnya dalam
pembelajaran aspek keterampilan menulis.
d. Bagi pembaca
Menambah informasi mengenai pembelajaran menulis karangan deskripsi
dengan menggunakan media gambar.

4
BAB II
ACUAN TEORETIS

A. Hakikat menulis
1. Teori Menulis
Teori yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Konsep
pengajaran menulis untuk mendefinisikan model proses pengajaran menulis
secara umum diantaranya sebagai berikut.
1) Guru mempertimbangkan latar belakang bahasa pembelajaran.
2) Latihan menulis secara terus menerus.
3) Memanfaatkan setiap ada kesempatan untuk menulis.
4) Gemar membaca pada setiap jenis bacaan sehingga kaya akan informasi.
Banyak teoritikus memaparkan bahwa jika ingin menulis mantapkan dulu
tujuannya, tentukan dulu temanya, apa misinya, dan lain-lain. Tidak salah
memang. Tetapi coba sekali-kali ‘teori’ tersebut dibalik. Jangan pikirkan apa yang
akan ditulis, tapi tuliskan yang ada di pikiran. Perhatikan apa yang terjadi?
Tulisan itupun menjadi bukti.

2. Pengertian Menulis
Pada hakikatnya menulis merupakan keterampilan seseorang dalam
mengekspresikan pikiran dan perasaan yang disampaikan melalui bahasa tulis
yang realisasinya berupa simbol-simbol grafis sehingga orang lain, yaitu pembaca
mampu memahami pesan yang terkandung di dalamnya. Menulis ialah
melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Gambaran dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian dari kesatuan-
kesatuan ekspresi bahasa.1Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

1
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 1984), h. 21.

5
ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini, penulis berusaha terampil memanfaatkan
struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara
sendirinya, tetapi harus melalui latihan terampil dan praktik yang banyak dan
teratur. Dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara langsung, tidak
langsung.2 Menulis sebenarnya bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Artikel,
esai, laporan, karya sastra, buku, dan cerita contoh bentuk bahasa tulis yang akrab
dengan kehidupan kita. Tulisan-tulisan itu menyajikan secara runtut dan menarik,
ide, gagasan, dan perasaan penulisnya.

3. Tujuan menulis
Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis
adalah.
1) Untuk memberitahukan suatu informasi.
2) Untuk meyakinkan atau mendesak.
3) Untuk menghibur atau menyenangkan.
4) Untuk mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Yang dimaksud dengan tujuan menulis adalah " respon atau jawaban yang
diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembacanya." Berdasarkan batasan
ini dapatlah dikatakan bahwa.
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut
wacana informatif.
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana
persuasif.
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang
mengadung tujuan estetik disebut tulisan literer.
4) Tulisan yang mengespresikan perasaan dan emosi yang kuat atau berapi-
api disebut wacana ekspresif.3

2
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 3.
3
Ibid, h. 23-24.

6
Dalam kenyataannya, pengungkapan suatu tujuan dalam sebuah tulisan
tidak dapat secara ketat, melainkan sering bersinggungan dengan tujuan-tujuan
yang lain. Akan tetapi, biasanya dapat diusahakan ada satu tujuan yang dominan
dalam sebuah tulisan yang memberi nama keseluruhan tulisan atau karangan
tersebut. Penulis karangan deskripsi tak ubahnya seorang pelukis. Yang
membedakan keduanya adalah media yang digunakan, yaitu pena dan kanvas.
Penulis karangan deskripsi bertujuan agar pembaca seolah-olah ikut merasa,
melihat, meraba, dan menikmati objek yang dilukiskan penulis.

4. Fungsi Menulis
Fungsi bahasa tulis sama dengan fungsi bahasa lisan, bahasa tulis
digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan, menyediakan informasi,
dan untuk menghibur. Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung.4 Dengan menulis akan memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan
bagi pengalaman dan dapat membantu kita untuk menjelaskan pikiran-pikiran
kita.

5. Manfaat Menulis
Banyak manfaat yang dapat dipetik dari menulis. Manfaat itu antara lain:
a) Peningkatan kecerdasan,
b) Pengembangan daya inisiatif dan kreativitas,
c) Penumbuhan keberanian,
d) Pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi.

B. Pengertian Karangan
Karangan merupakan hasil pekerjaan dari mengarang. Mengarang
diartikan dengan merangkai atau menyusun ide atau buah pikiran dan perasaan
kedalam rangkaian kalimat secara teratur dengan satu kesatuan yang utuh.
4
Ibid, h.10-12.

7
1. Jenis karangan
a) Karangan Narasi
Karangan narasi/cerita, adalah karangan yang menceritakan suatu
peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-olah
mengalami kejadian yang diceritakan itu. Karangan ini biasanya berisi
cerita, dengan adanya pelaku, peristiwa, konflik, dan penyelesaiannya.5
Karangan narasi lebih terfokus pada waktu.
b) Karangan Deskripsi
Karangan deskripsi/lukisan, adalah karangan yang melukiskan atau
menggambarkan objek tertentu (keadaan, peristiwa seseorang) dengan
tujua agar pembaca seolah-olah melihat sendiri objek yang digambarkan
itu. Karangan deskripsi ini lebih terfokus pada ruang.
c) Karangan Argumentasi
Karangan argumentasi/alasan, adalah karangan yang meyakinkan dengan
tujuan untuk menunjukan kebenaran sehingga pembaca meyakininya.
Untuk meyakinkan itu memerlukan pembuktian data dan fakta yang
akurat. Karangan ini biasanya berisi pendapat yang disertai dengan fakta-
fakta sehingga pendapat itu diterima kebenarannya.
d) Karangan Eksposisi
Karangan eksposisi/paparan, adalah karangan yang menjelaskan sejumlah
pengetahuan atau informasi dengan tujuan agar pembaca memperoleh
informasi dan pengetahuan dengan sejelas-jelasnya. Untuk memperoleh
informasi, dikemukakan data atau fakta.
e) Karangan Persuasi
Karangan persuasi/bujukan, adalah karangan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca agar pembaca terpengaruh, diperlukan data
sebagai penunjang.6Karangan ini biasanya berisi imbauan atau ajakan
kepada orang-orang tertentu, kelompok, atau masyarakat tentang sesuatu.

5
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Nasional RI, EYD
untuk SD, SMP, SMA dan Umum, (Jakarta: PT Buku Kita, 2010), h. 90
6
Aang Sudiar, dkk, Intisari Kebahasaan dan Sastra Indonesia, (Bekasi: Prima InKreasi,
2005), h 43.44.

8
agar hal yang disampaikan itu dapat mempengaruhi orang lain, harus pula
disertai penjelasan.

C. Pengertian Karangan Deskripsi


Kata deskripsi berasal dari kata latin describere yang berarti
menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah
suatu bentuk karangan yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas-
jelasnya sehingga pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. 7
Melalui deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan
perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud yang
terdapat pada objek yang dilukiskannya.
Seorang penulis deskripsi harus memiliki kata yang tepat sesuai dengan
gambaran objek yang sebenarnya sehingga melahirkan imajinasi yang hidup dan
segar tentang ciri-ciri, sifat-sifat, atau hakikat dari objek yang dideskripsikan itu.
Tulisan deskripsi dimaksudkan untuk menciptakan sebuah pengalaman pada diri
pembaca dan memberi identitas atau informasi mengenai objek tertentu sehingga
pembaca dapat mengenalinya bila bertemu atau berhadapan dengan objeknya
tadi.8
Sesuatu yang dideskripsikan tidak hanya terbatas dari apa yang dilihat,
didengar, dicium, dirasa, dan diraba, tetapi juga yang dapat dirasa oleh hati dan
pikir, seperti rasa takut, cemas, tegang, jijik, kasih, dan haru. Begitu pula suasana
yang timbul dari suatu peristiwa, seperti suasana mencekam, teriknya panas
matahari, serta keromantisan purnama. Pendeknya, deskripsi merupakan suatu
upaya untuk melukiskan sesuatu dengan kata-kata untuk menghidupkan kesan dan
daya khayal mendalam pada si pembaca.

7
Suparno Mohamad Yunus, Keterampilan Dasar Menulis, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2006), h. 4.6.
8
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h.
240.

9
Cara supaya kita dapat melukiskan sesuatu sehidup-hidupnya.
b. Melatih diri mengamati sesuatu. Segala sesuatu yang disekeliling kita dapat
kita amati, laba-laba yang bekerja membuat sarang, rumput ilalang yang
bergoyang diterpa angin dan lain sebagainya.
c. Melukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin. Jika kita
melukiskan betapa mengerikianya tersesat di hutan, maka situasi yang
dihutan dapat menimbulkan kengerian itu harus dilukiskan selengkap-
lengkapnya sehingga pembaca dapat membayangkan bagaimana jika dia
sendiri yang tersesat di hutan.
Untuk mencapai tujuan deskripsi itu penulis dituntut untuk mampu
memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra
inderawi dan suasana batiniah pembaca. Sesuatu yang dideskripsikan harus tersaji
secara gamblang, hidup, dan tepat. Sebagai contoh, seseorang mengatakan malam
purnama indah sekali. Pernyataan itu mengungkapkan indera penglihatan serta
suasana hati orang itu menyerap keadaan malam dengan ciri dan sifat khusus
indah. Meskipun demikian, pernyataan itu masih terlalu umum dan kasar karena
belum mampu menciptakan kesan, interpretasi, dan gambaran konkret mengenai
keindahan malam purnama. Mengapa malam itu disebut purnama? Mengapa
malam itu menjadi indah? Oleh karena itu, penulis deskripsi yang baik akan
menghindari metafor, kiasan, atau kata-kata konotatif, akan sangat menentukan
kekenyalan nuansa makna dari sebuah pemerian.
Dengan demikian dalam menggarap deskripsi yang baik dituntut tiga hal.
Pertama, kesanggupan berbahasa penulis yang memiliki kekayaan nuansa dan
bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang sifat,
ciri, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detail
khas yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan pemerian. 9
Karangan deskripsi adalah karangan yang menimbulkan kesan adanya
pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu. Deskripsi berkaitan erat dengan
pancaindera. Pembaca seolah-olah melihat, mendengar, merasa apa yang

9
Sabarti Akhadiah, dkk., Menulis 1, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka,
2001), h. 7.30-7.38.

10
dilukiskan penulisnya. Jadi karangan deskripsi selalu berusaha melukiskan dan
mengemukakan sifat, tingkah laku seseorang, suasana dan keadaan suatu tempat
atau sesuatu yang lain. Misalnya suasana kampung yang begitu damai, tentram
dan saling menolong. Dapat dilukiskan dalam karangan deskripsi. Karangan yang
menimbulkan kesan adanya pelukisan atau penggambaran tentang sesuatu, sesuai
dengan keadaan sebenarnya.10

1. Macam-macam Deskripsi
Deskripsi merupakan bentuk tulisan yang berusaha memberikan perincian
dari objek yang sedang dibicarakan. Penulis memindahkan kesan-kesannya,
memindahkan hasil pengamatannya dan perasaannya kepada pembaca melalui
tulisan.
a. Deskripsi ekspositoris
Melalui deskripsi ekspositoris, penulis hanya ingin memberitahukan,
memperhatikan, atau memperdengarkan sesuatu kepada pembaca. Ada atau tidak
adanya kesan pembaca tidak menjadi masalah bagi penulis. Misalnya, orang
melukiskan ruang kuliah sebagi berikut:
Ruang kuliah itu berukuran 8x6 m. cahaya masuk dari arah kiri mahasiswa.
Deretan kursi kuliah masing-masing 5 buah ke kiri dan 5 buah ke kanan.
Sedangkan dari muka ke belakang dijejerkan kanan ruang kuliah. Papan tulis yang
berukuran 3x1,20m tertempel kokoh pada dinding tembok depan ruang itu.
b. Deskripsi impresionistik
Deskripsi impresionistik menimbulkan suatu kesan kepada para pembaca,
misalnya menarik hati, indah, jijik dan seram.11
Agar pembaca memiliki penghayatan yang demikian, penulis harus dapat
menyajikan objek sejelas-jelasnya, setepat-tepatnya, dan sehidup mungkin. Untuk

10
Djoko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Penerbit IAIN
Walisongo, 2000), h. 112—113.
11
Sudarno dan Rahman Eman, Kemampuan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: PT. Hikamat
Syahid Indah, 2001), h.135.

11
itu penulis dituntut untuk dapat menggunakan diksi yang tepat dan kalimat-
kalimat yang dapat menghadirkan objek deskripsi di depan pembaca.12
c. Deskripsi sugesti, yaitu jenis deskripsi yang menciptakan dan memungkinkan
daya khayal (imajinasi) pada para pembaca dengan perantara tenaga rangkaian
kata-kata yang dipilih penulis untuk menggambarkan ciri, sifat, watak objek.
d. Deskripsi ekspositoris/teknis, yaitu jenis deskripsi yang memberikan
identifikasi atau informasi mengenai objek hingga pembaca dapat
mengenalnya bila bertemu atau berhadapan dengan objek tersebut.13
e. Deskripsi Tempat
Tempat memegang peranan yang sangat penting dalam setiap peristiwa.
Tak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat, semua kisah akan
selalu mempunyai latar belakang tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih
menarik kalau dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa tersebut.
f. Deskripsi Orang
Kerumitan manusia tidak hanya struktur atomi dan morfologi tubuh,tetapi
juga karena akal budi dan jiwa yang dimilikinya. Hal ini akan menyulitkan
seseorang menghasilkan deskripsi yang memuaskan. Seseorang yang bersungguh-
sungguh membuat deskripsi tentang seorang tokoh, harus mengetahui ciri utama
sang tokoh seperti tingkah laku, bentuk tubuh, watak, penampilan, dan
sebagainya. Seseorang yang bertampang gagah, berparas menarik, belum tentu
memiliki watak dan moral yang baik. Sebaliknya, seseorang yang berwajah seram
bertingkah laku kasar, mungkin memiliki hati yang baik.
g. Deskripsi Impresionistis
Deskripsi impresionistis, kadang-kadang dinamakan juga deskripsi
stimulatif adalah untuk menggambarkan impresi penulisnya, atau untuk
menstimulir pembacanya. Deskripsi impresionistis ini lebih menekankan impresi
atau kesan penulisnya ketika melakukan observasi, atau ketika menuliskan

12
E. Kusnadi Mahsusi, Mahir Berbahasa Indonesia (Materi Pengayaan Bahasa
Indonesia), (Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN, 2006), h. 33.
13
Minto Rahayu, Bahasa Indonesia Di Perguruan Tinggi, (Jakarta: PT Grasindo, 2007),
h. 155.

12
impresi tersebut. Urutan-urutan yang dipakai adalah menurut kuat lemahnya kesan
penulis terhadap bagian-bagian objek itu.14

2. Pendekatan Deskripsi
Pendekatan dalam pendeskripsian dapat dibedakan atas pendekatan
realistis, pendekatan impresionistis, dan pendekatan menurut sikap penulis.
a. Pendekatan Realistis
Dalam pendekatan realistis penulis berusaha agar deskripsi yang dibuatnya
itu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, seobjektif mungkin. Perincian-
perincian perbandingan antara satu bagian dengan bagian yang lain dilukiskan
sedemikian rupa, sehingga tampak seperti dipotret atau sesuai dengan aslinya.
Walaupun demikian, tidak ada sebuah deskripsi yang persis sama dengan keadaan
yang sebenarnya, atau seperti yang dapat dilihat dengan mata. Gambaran
kesibukan sebuah stasiun pada saat kereta api datang dan ada yang akan
berangkat, tidak akan sama persis seperti aslinya walaupun penulis sudah
berusaha mengamati dan menggambarkan keadaan dengan secermat-cermatnya.
b. Pendekatan Impresionistis
Impresionistis adalah pendekatan yang berusaha menggambarkan sesuatu
secara subjektif sesuai dengan impresi penulis. 15 Penulis berusaha
menggambarkan sesuatu berdasarkan kesan yang diperolehnya, yang bersifat
subjektif. Penulis menonjolkan pilihannya dan interpretasinya. Penulis menyeleksi
secara cermat bagian-bagian yang diperlukan untuk dideskripsikan. Kemudian,
baru berusaha menginterpretasikannya. Fakta-fakta yang dipilih oleh penulis harus
dihubungkan dengan efek yang ingin ditampakan. Fakta-fakta ini dijalin dan
diikat dengan pandangan-pandangan subjektif si penulis.
c. Pendekatan Menurut Sikap Penulis
Pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat
objek, serta pembaca deskripsinya. Dalam menguraikan sebuah persoalan,penulis
mungkin mengharapkan agar pembaca merasa tidak puas terhadap suatu tindakan
14
Ismail Marahimin, Menulis Secara Populer, ( Jakarta: Pustaka Jaya, 1999), h. 47-48.
15
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia “Untuk Mahasiswa Nonjurusan
Bahasa”, (Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2009), h. 241.

13
atau keadaan, atau penulis menginginkan agar pembaca juga harus merasakan
bahwa persoalan yang tengah dihadapi merupakan masalah yang gawat. Penulis
juga dapat membayangkan bahwa akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,
sehingga pembaca dari mula sudah disiapkan dengan sebuah perasaan yang
kurang enak, seram, takut, dan sebagainya.
Penulis harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai
menulis. Semua detail harus dipusatkan untuk menunjang efek yang ingin
dihasilkan. Perincian yang tidak ada kaitannya dan menimbulkan keragu-raguan
pada pembaca, harus disingkirkan penulis dapat memilih misalnya salah satu
sikap seperti masa bodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya, atau
sikap yang ironis.

D. Pengertian Media Pembelajaran


Kata “media” secara harfiah adalah “perantara atau pengantar”. Pengertian
media sebagai sumber belajar adalah “manusia, benda, ataupun peristiwa yang
memungkinkan anak didik memperoleh pengetahuan dan keterampilan”
(Djamarah dan Zein, 1996 : 136). ada lagi yang berpendapat bahwa media
menurut Gerlach & Ely (dalam Ma’mur Saadie 2007: 5.3) adalah media itu grafik,
fotografik, elektronik atau alat-alat mekanik untuk menyajikan, memproses, dan
menjelaskan informasi lisan atau visual. 16 Penggunaan media dalam proses belajar
mengajar sangat penting. Ketidakjelasan guru dalam menyampaikan bahan
pengajaran dapat terwakili dengan kehadiran media.
Apabila tingkatan SD yang siswanya belum mampu berpikir abstrak,
masih berpikir konkret. Keabstrakan bahan pelajaran dapat dikongkretkan dengan
kehadiran media, sehingga anak didik lebih mudah mencerna bahan pelajaran
daripada tanpa bantuan media. Dalam penggunaan media, perlu diperhatikan
bahwa pemilihan media pengajaran haruslah jelas dengan tujuan pengajaran yang
telah dirumuskan. Apabila diabadikan media pengajaran bukannya membantu

16
Ma’mur Saadie, Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Universitas
Terbuka:2007), h. 5.3

14
proses belajar mengajar, tapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara
efektif dan efisien.
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan, membantu mempertegas
bahan pelajaran, sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat siswa dalam proses belajar.
Sesuatu dapat dikatakan sebagai media apabila dapat digunakan untuk
menyampaikan atau menyalurkan pesan dan tujuan-tujuan pembelajaran dan
pendidikan. Kata media adalah bentuk jamak dari kata medium yang berasal dari
bahasa latin ”medius” yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau
pengantar. Media gambar adalah penyajian visual dua dimensi yang
memanfaatkan rancangan gambaran sebagai sarana pertimbangan mengenai
kehidupan sehari-hari, misalnya menyangkut manusia, peristiwa, benda-benda,
tempat dan sebagainya. Menurut Sudjana dan Rifai (2003:68) media gambar
adalah media yang mengombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat
melalui kombinasi pengungkapan kata-kata dengan gambar-gambar.
Di antara media pembelajaran yang ada, media gambar adalah media yang
paling umum dipakai. Media ini berfungsi menyalurkan pesan dari sumber
informasi ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan dan pesan yang disampaikan dituangkan dalam simbol-simbol
komunikasi visual. Namun secara khusus media gambar untuk menarik perhatian,
memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau memberi variasi agar siswa lebih
tertarik dan berminat.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa gambar
adalah pengantar pesan antara pengirim pesan dan penerima pesan yang
diwujudkan secara visual ke dalam bentuk dua dimensi sebagai hasil dari perasaan
dan pikiran.
Menurut Gerlach & Ely (1971) mengatakan bahwa media apbila dipahami
secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.
Dalam pengertian ini guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

15
Secara lebih khusus pengertian media dalam peroses belajar mengajar cenderung
diartikan sebagai alat-alat grafis, potografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.

1. Landasan Teoretis Penggunaan Media Pembelajaran


Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan perubahan-perubahan sikap
dan perilaku dapat terjadi karena interaksi pengalaman baru dan pengalaman yang
pernah dialami sebelumnya. Menurut Bruner (1966) ada tiga tingkatan utama
modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactif) pengalaman piktorial/gambar
dan pengalaman abstrak.
Uraian di atas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar
dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua
alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan (stimulus) yang
diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan
untuk mengolah dan menerima informasi semakin besar kemungkinan informasi
tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Dengan demikian,
siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik
pesan-pesan dalam materi yang disajikan.

2. Fungsi dan Peranan Media Pembelajaran


Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu pengajaran yang mampu
mempengaruhi keadaan, iklim kelas, dan lingkungan belajar yang efektif. Gambar
sebagai alat peraga tidak saja berfungsi sebagai alat peraga, tetapi memiliki
fungsi-fungsi tertentu yang terkandung di dalamnya. Hal tersebut disebabkan
karena fungsi media dalam pembelajaran adalah sebagai penyaji stimulus atau
informasi, dan untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi.
Penggunaan media tidak hanya mampu membuat proses pengajaran
berjalan secara efisien, tetapi materi pelajaran dapat diserap secara lebih
mendalam. Siswa mungkin sudah memahami permasalahan dengan penjelasan
dari guru, tetapi pemahaman itu akan lebih baik lagi jika diperkaya dengan
kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami melalui media tersebut.

16
Media belajar adalah hal penting untuk menigkatkan pengalaman belajar siswa
agar lebih konkret. Sementara itu Hidayat dan Rahmina (2001), mengemukakan
fungsi media sebagai berikut.
a. sebagai alat bantu untuk menciptakan situasi belajar yang efektif.
b. sebagai bagian integral dari keseluruhan situasi belajar, sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar.
c. alat peraga yang mengacu kepada tujuan pengajaran.
d. sebagai pelengkap suatu proses belajar mengajar untuk menarik perhatian
siswa.
e. untuk mempercepat dan memperlancar jalannya pengajaran, sehingga siswa
mudah untuk memahami.
f. untuk meningkatkan hasil dan mutu belajar.17
Pendapat lain dikemukakan oleh Wibawa (1992:28) bahwa fungsi media
gambar dalam proses belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan kemampuan visual.
b. Mengembangkan imajinasi anak.
c. Membantu meningkatkan penguasaan anak terhadap hal-hal yang abstrak, atau
peristiwa yang tidak mungkin dihadirkan di dalam kelas.
d. Mengembangkan kreativitas siswa.
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin disampaikan kepada
siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/ilustrasi,
sketsa/gambar garis, grafik, bagan, dan gabungan dari dua bentuk atau lebih. Foto
menghadirkan ilustrasi melalui gambar yang hampir menyamai kenyataan dari
sesuatu objek atau situasi. Sementara itu, grafik merupakan representasi simbolis
dan artistik sesuatu objek atau situasi.
Keberhasilan penggunaaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas
dan efektivitas bahan-bahan visual dan grafik itu. Hal ini hanya dapat dicapai
dengan mengatur dan mengorganisasikan gagasan-gagasan yang timbul,
merencanakannya dengan seksama, dan menggunakan teknik-teknik dasar

17
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas
Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), h. 203-210.

17
visualisasi objek, konsep, informasi, atau situasi. Meskipun perancang media
pengajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang profesional, ia sebaiknya
mengetahui beberapa prinsip dasar dan penuntun dalam rangka memenuhi
kebutuhan penggunaan media berbasis visual.18
Ketika fungsi-fungsi media pengajaran itu diaplikasikan ke dalam proses
belajar-mengajar, maka terlihatlah perannya sebagai berikut.
a. Media yang digunakan guru sebagai penjelas dari keterangan terhadap suatu
bahan yang guru sampaikan.
b. Media dapat memunculkan permasalahan untuk dikaji lebih lanjut dan
dipecahkan oleh para siswa dalam proses belajarnya.
c. Media sebagai sumber belajar bagi siswa.

3. Macam-macam Media Pembelajaran


Ada beberapa macam media yang sering digunakan dalam pelaksanaan
pembelajaran. Menurut Hastuti (1997: 177) media pembelajaran dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu media visual yang tidak diproyeksikan dan media visual yang
diproyeksikan. Yang termasuk media visual yang tidak diproyeksikan adalah
1. Gambar diam, misalnya lukisan, foto, gambar dari majalah,
2. Gambar seri
3. Berupa Gambar denah, bagan yang biasanya digantungkan di dinding.
Sedangkan yang termasuk media visual yang diproyeksikan yaitu media
menggunakan alat proyeksi (proyektor) sehingga gambar atau tulisan tampak
pada layar.

4. Kriteria Pemilihan Media Pengajaran


Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (dalam Djamarah dan Zein, 1996 : 150),
mengemukakan beberapa kriteria dalam memilih media pengajaran, sebagai
berikut:

18
Djoko Widagdho, Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa, (Penerbit IAIN
Walisongo, 2000), h. 104-105.

18
a. ketepatan dengan tujuan pengajaran.
b. dukungan terhadap isi bahan pelajaran. Adanya media bahan pelajaran lebih
mudah dipahami siswa.
c. media yang digunakan mudah diperoleh, murah, sederhana dan praktis
penggunaannya.
d. keterampilan guru dalam menggunakan media dalam proses pengajaran.
e. tersedia waktu untuk menggunakannya, sehinga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung.
f. sesuai dengan taraf berpikir siswa.

5. Media Gambar sebagai Model Pembelajaran


Dalam penelitian ini peneliti menggunakan media gambar, kriteria
pemilihan media disinggung bahwa media digunakan harus sesuai dengan taraf
berpikir anak didik. Demikian pula dalam pembelajaran menulis karangan di
sekolah. Penggunaan media gambar dirasakan sangat tepat untuk membantu siswa
dalam keterampilan menulis. Dengan melihat gambar, siswa dapat menarik isi
kesimpulan dari gambar tersebut, kemudian dapat menguraikan dalam bentuk
tulisan. Gambar yang dimaksud di sini termasuk foto, lukisan/gambar, dan sketsa
(gambar garis). Tujuan utama penampilan berbagai jenis gambar ini adalah unyuk
memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa.19
Berkaitan dengan penggunaan media gambar, Purwanto dan Alim (1997:
63), mengemukakan bahwa “Penggunaan media gambar untuk melatih anak
menentukan pokok pikiran yang mungkin akan menjadi karangan-karangan”, juga
Tarigan (1997: 210) mengemukakan bahwa “Mengarang melalui media gambar
berarti melatih dan mempertajam daya imajinasi siswa”. Dari uraian di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa cerita gambar adalah cara atau daya upaya dalam
menyusun atau menulis suatu tulisan atau karangan dengan menerjemahkan isi
pesan visual ke dalam bentuk tulisan.

19
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran,(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), h.
113.

19
6. Jenis-jenis Media Gambar/foto
Ada beberapa jenis media gambar/foto, antara lain :
1. Foto dokumentasi, yaitu gambar yang mempunyai nilai sejarah bagi
individu maupun masyarakat.
2. Foto faktual, yaitu gambar yang menjelaskan sesuatu yang kejadian yang
meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya gempa, topan, dan
sebagainya.
3. Foto pemandangan, yaitu gambar yang melukiskan pemandangan
suatu daerah/lokasi.
4. Foto iklan/reklame, yati gambar yang digunakan untuk mempengaruhi
orang atau masyarakat konsumen.
5. Foto simbolis, yaitu gambar yang menggunakan bentuk simblo atau tanda
yang mengungkapkan pesan tertentu dan dapat mengungkapkan
kehidupan manusia yang mendalam serta gagasan-gagasan atau ide-ide
anak didik.20

7. Ciri – ciri Gambar yang Baik


Gambar yang baik dan dapat digunakan sebagai sumber belajar adalah
yang memiliki ciri - ciri yaitu :
1. Cocok dengan tingkat umur serta kemampuan siswa.
2. Dapat menyampaikan pesan atau ide tertentu.
3. Memberi kesan kuat dan menarik perhatian.
4. Merangsang orang yana melihat untuk ingin mengungkapkan tentang objek -
objek dalam gambar.
5. Berani dan dinamis.
6. Ilustrasi tidak terlalu banyak, tetapi menarik dan mudah dipahami. 21

20
H.Asnawi dan M. Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers,
2002), h. 51
20
21
Ma’mur Saadie, Strategi Pemebelajaran Bahasa Indonesia, ( Jakarta: Universitas
Terbuka:2007), h. 5.6.

21
8. Peranan Gambar sebagai Media Pengajaran
Peranan gambar sebagai media pengajaran yaitu :
1. Dapat membantu guru dalam menyampaikan pelajaran dan membantu siswa
dalam belajar.
2. Menarik perhatian anak sehinga terdorong untuk lebih giat belajar.
3. Dapat membantu daya ingat siswa (retensi)
4. Dapat disimpulkan dan digunakan lagi apabila diperlukan pada saat yang lain.
Atas dasar uraian tersebut, hendaknya guru mau mempertimbangkan
penggunaan media gambar di dalam pelaksanaan proses belajar mengajar
terutama dalam pengajaran menulis karangan. Karena dengan gambar dapat
merangsang imajinasi seorang siswa supaya suka bercerita tentang gambar yang
dilihatnya sehingga selanjutnya diharapkan siswa tersebut dapat mampu menulis
karangan sesuai dengan tema, ide, pengalaman, dan kejadianya. Gambar mungkin
dilukis, dicetak atau dengan proses fotografi. Kebenaran foto juga harus
menggambarkan keadaan yang sesungguhnya, gunakan lah foto sesuatu objek
atau peristiwa yang dibuat-buat atau di dramatisasi. Disamping itu, foto-foto
untuk tujuan pembelajran harus dapat memikat perhatian siswa. 22 Dalam hal
mewakili bendanya gambar mempunyai tingkat abstraksi yang cukup tinggi.
Namun, media ini dapat memberikan gambaran tentang segala sesuatu. Melalui
gambar dapat ditunjukkan kepada siswa suatu tempat, orang, dan segala sesuatu
dari daerah yang jauh atau dari jangkauan pengalaman siswa sendiri.

E. Bahasan Hasil-hasil Penelitian yang Relevan


Untuk mendukung proses pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan,
maka peneliti mengambil kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Suwardi Cakro dengan judul Peningkatan Kemampuan Menulis Deskripsi
dengan Menggunakan Media Gambar Denah: Penelitian Tindakan Kelas pada
Siswa Kelas IV SD Negeri 01 Gayam Sukoharjo, hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata hasil observasi terhadap aktivitas siswa selama mengikuti

22
Uus Ruswandi dan Badrudin, Media Pembelajaran, (Bandung: CV. Insan
Mandiri,2008), h. 55

22
pembelajaran pada siklus I sebesar 62,34%, pada siklus II 73,52 %, dan pada
siklus III 85,87%.23 Jadi kelas yang diajarkan menggunakan media gambar
mengalami peningkatan dalam prestasi belajar keterampilan menulis. Maka media
gambar ternyata dapat membantu memudahkan siswa dalam menulis karangan
deskripsi.

F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan


Konseptual perencanaan tindakan yang akan digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ini mencakup pada materi menulis karangan deskripsi. Bahan
materi ini yang diajarkan pada kelas XI SMA Negeri 1 Paiton pada semester
genap. Sedangkan bentuk penerapan media gambar yang akan dilakukan pada
siklus I pertemuan kedua dengan bentuk tes tertulis membuat karangan deskripsi
secara individu. Kegiatan ini agar menambah pemahaman siswa terhadap sebuah
karangan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Target yang diharapkan dalam siklus
I adalah 65% dari rata-rata keseluruhan siswa dan indikator tercapai. dikarenakan
indikator sudah berhasil, maka penelitian akan dihentikan. Hal ini menunjukkan
terjadinya peningkatan pemahaman siswa keterampilan menulis khususnya dalam
menulis karangan deskripsi setelah digunakan media gambar dalam menulis.

23
http:// Program Pascasarjana. UNS. ac.id., diakses tanggal 02-10-2010

23
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri Paiton pada siswa
kelas XI MIPA 3
2. Waktu penelitian
Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran
2021/2022, tepatnya dari bulan Januari sampai Maret 2021.

B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan Penelitian


Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Yang
dimaksud dengan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh
guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi
meningkat.24Penelitian ini berusaha mengkaji, merefleksi secara kritis dan suatu
rencana pembelajaran terhadap kinerja guru, interaksi antara guru dengan siswa,
serta interaksi antar siswa di dalam kelas. Metode penelitian tindakan kelas ini
menekankan pada suatu kajian yang benar-benar dari situasi alamiah di kelas.
Penelitian tindakan merupakan suatu pencarian sistematik yang dilaksanakan oleh
para pelaksana program dalam kegiatannya sendiri (dalam pendidikan dilakukan
oleh guru, dosen, kepala sekolah, konselor), dalam mengumpulkan data tentang
pelaksanaan kegiatan, keberhasilan, dan hambatan yang dihadapi, untuk
kemudian, menyusun rencana dan melakukan kegiatan-kegiatan penyempurnaan.25
Proses penelitian tindakan kelas ini direncanakan berlangsung dalam dua
siklus. Tiap siklus terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3)

24
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: penerbit
Universitas Terbuka, 2008 ), h. 1.4.
25
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2005), Cetakan Pertama, h. 140.

24
observasi, dan 4) refleksi. Dalam penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam
penelitian ini peneliti menggunakan PTK Partisipan. PTK Partipisan itu sendiri
adalah suatu penelitian dimana peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian
sejak awal sampai dengan pembuatan laporan. 26 Proses kegiatan tindakan kelas
yang peneliti lakukan adalah bertolak dari permasalahan yang akan dipecahkan,
kemudian peneliti merencanakan suatu tindakan dan melaksanakannya. Pada
pelaksanaan tindakan peneliti melakukan penyampaian materi, tes perbuatan, dan
observasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
Permasalahan-permasalahan yang muncul pada siklus I merupakan
permasalahan yang harus dipecahkan pada siklus II. Selanjutnya, kegiatan dimulai
lagi seperti kegiatan pada siklus I, yakni perencaaan, tindakan, observasi, dan
refleksi dengan perubahan-perubahan untuk mengatasi permasalahan yang muncul
pada siklus I. Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas dapat
digambarkan pula sebagai berikut.27

26
M. Mega N dan Kania Islami Dewi, Penelitian Tindakan Kelas,(Bandung:CV Regina,
2009), h. 15
27
Suharsimi Arikunto, dkk. Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), h.
74.

25
Perencanaan PelaksanaanTindakan I
Permasalahan Tindakan I

Refleksi I
Siklus I Pengamatan/Pengumpulan
data I

Permasalahan Perencanaan
Baru hasil refleksi Pelaksanaan
Tindakan II Tindakan II

Siklus II
Refleksi II
Pengamatan/pengumpulan
data II
Apabila masalah
belum
terselesaikan
s
Dilanjutkan ke
Siklus berikutnya

Gambar 1. Siklus Kegiatan PTK


(Suharsimi Arikunto, dkk., 2007: 74)

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri Paiton .
Guru kelas terlibat dalam penelitian ini sebagai pengamat jalannya penelitian
(observer). selain itu observer juga mengamati, menilai, dan memberi arahan
kepada peneliti dalam menyampaikan materi pelajaran di hadapan siswa.

26
D. Peranan dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peranan peneliti adalah perencanaan dan pelaksannaan kegiatan. peneliti
membuat perencanaan kegiatan, pelaksanaan, mengumpulkan data, menganalisis
dan melaporkan hasil penelitian. Dalam melakukan pengamatan, peneliti sebagai
observer dalam proses pembelajaran dan penelitian yang sedang berlangsung.

E. Tahapan Perencanaan Tindakan


Prosedur penelitian ini berlangsung dalam satu siklus. Siklus I terdiri dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Tahap penelitian
dimulai dari tahap prapenelitian yang akan dilanjutkan dengan siklus I.
Kegiatan prapenelitian:
1. Observasi ke SMA Negeri 1 Paiton
2. Mengurus surat izin penelitian
3. Membuat instrumen penelitian
4. Membuat media pembelajaran
5. Menghubungi kepala sekolah
6. Wawancara dengan guru mata pelajaran
7. Menentukan kelas subjek penelitian
8. Observasi proses pembelajaran di kelas
9. Menjelaskan media gambar

Prosedur kegiatan pada siklus 1.


Perencanaan:
a. Menyiapkan kelas
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran
c. Membuat lembar kerja siswa
d. Membuat instrumen
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
f. Mempersiapkan alat dokumentasi

27
Tindakan:
a. Menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran
c. Mempersiapkan siswa dalam kelompok
d. Siwa belajar dengan memahami pembelajaran yang telah disiapkan
melalui lembar kerja siswa
e. Melakukan pengamatan
f. Penguatan dan kesimpulan bersama
Observasi:
a. Situasi kegiatan belajar mengajar
b. Kemampuan siswa memahami pelajaran dengan media gambar
Refleksi:
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan


Hasil intervensi yang diharapkan sesuai dengan tujuan dalam penelitian
ini, bagaimana meningkatkan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media gambar. Hasil perencanaan tindakan penelitian ini juga
diharapkan dapat memenuhi kriteria keberhasilan penelitian yaitu bahwa hasil
pengukuran kemampuan menulis karangan deskripsi menunjukan peningkatan.

G. Data dan Sumber Data


1. Data kualitatif seperti: hasil wawancara, lembar observasi, catatan
lapangan, dan dokumentasi.
2. Data kuantitatif: berupa angket belajar dan lain-lain dari tugas
siswa. Sumber data penelitian adalah siswa, guru/ peneliti.

28
H. Instrumen Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam penelitian tindakan kelas ini meliputi:
1. Lembar observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau
cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan tehadap kegiatan
yang sedang berlangsung. Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru
mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan,
personil bidang kepegawaian yang sedang rapat, dan lain-lain. Observasi dapat
dilakukan secara partisifatif ataupun non partisipatif. 28 Dalam observasi
partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang
sedang berlangsung, pengamat ikut sebagai peserta rapat atau perserta pelatihan.
dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observation) pengamat tidak
ikut serta dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut
dalam kegiatan.
Lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas
siswa yang berhubungan dengan kemampuan menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media gambar, dan peneliti yang berperan sebagai pelaksaan
penelitian selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan salah
satu teknik pengumpulan data yang sangat menentukan dalam PTK.

2. Catatan lapangan
Catatan lapangan diperlukan untuk merekam kejadian dan peristiwa-
peristiwa selama kegiatan tindakan kelas.

3. Tes hasil belajar siswa


Tes bersifat mengukur, tes hasil belajar siswa sesudah pembelajaran
diperlukan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis. Tes belajar siswa
kadang-kadang disebut juga tes prestasi belajar, mengukur hasil-hasil belajar yang
dicapai siswa selama kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut tujuan dan

28
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2010), h. 220.

29
fungsinya tes hasil belajar ini juga dibedakan adanya tes formatif dan sumatif.
namun pada penelitian ini tes yang akan dilakukan yaitu pretest dan postest pada
siswa tersebut.

4. Angket
Angket adalah cara pengumpulan data denngan mempergunakan
pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi dari responden. 29
Angket ini untuk mengetahui tingkat menulis siswa sesudah proses pembelajaran.
angket atau kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data secara
tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden).
Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah
pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden.
Sama dengan pedoman wawancara, bentuk pertanyaan bisa bermacam-macam
yaitu pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur dan pertanyaan tertutup.
Pada angket pertanyaan terbuka, angket berisi pertanyaan- pertanyaan atau
pernyataan pokok yang bisa dijawab atau direspon oleh responden secara bebas.
Tidak ada anak pertanyaan ataupun rincian yang memberikan arahan dalam
pemberian jawaban atau respon. Responden mempunyai kebebasan untuk
memberikanjawaban atau respon sesuai dengan persepsinya. Pada angket
berstruktur, pertanyaan atau pernyataan sudah disusun secara berstruktur di
samping ada pertanyaan pokok atau pertanyaan utama, juga ada anak pertanyaan
atau subpertanyaan. Dalam angket tertutup, pertanyaan atau pernyataan-
pernyataan telah memiliki alternatif jawaban (option) yang tinggal dipilih oleh
responden. Responden tidak bisa memberikan jawaban respon lain kecuali yang
telah tersedia sebagai alternatif jawaban.

29
B. Sandjaja dan Albertus Heriyanto, Panduan Penelitian, (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2006), h. 149

29
5. Dokumentasi
Dalam melakukan data dengan cara dokumentasi peneliti menelusuri
berbagai macam dokumen antara lain kegiatan anak-anak yang sedang
mengerjakan tugas tes akhir atau kondisi saat belajar mengajar berlangsung.

I. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan mengamati
setiap aktivitas siswa yang termasuk dalam indikator menulis karangan deskripsi.
pengumpulan data dilakukan oleh guru sebagai peneliti selama proses pelaksanaan
tindakan.30 Jadi data dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil angket,
pengamatan kegiatan siswa selama pembelajaran, catatan lapangan dan tes hasil
belajar menulis karangan deskripsi siswa setiap akhir siklus.

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan


Dalam penelitian ini digunakan teknik triangulasi adalah memeriksa
kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis penelitian membandingkan dengan
hasil orang lain hal tersebut untuk memperoleh data yang valid.
Adapun tindakan yang dilakukan adalah:
1. Pengambilan data dari berbagai sumber, yaitu peneliti, guru, dan siswa.
2. Penggunaan berbagai metode atau cara analisis, sehingga data yang terkumpul
dapat dipercaya. Dalam hal ini bisa dilakukan pengamatan, wawancara, dan
pengambilan gambar dalam bentuk foto.
3. Memeriksa kembali data-data yang telah terkumpul baik tentang kejanggalan-
kejanggalan, keaslian maupun kelengkapan.
4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.

K. Analisis Data Dan Interpretasi Hasil Analisis


Proses analisis data terdiri dari pada saat di lapangan (saat pelaksanaan
kegiatan) dan analisis data yang telah terkumpul. Analisis data merupakan upaya

30
IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: penerbit
Universitas Terbuka, 2008 ), h. 2.21

30
yang dilakukan untuk mengklasifikasi, dan mengelompokkan data. 31 Dari
penelitian yang dilakukan data yang terkumpul terdiri dari hasil observasi
aktivitas siswa sebagai indikator keaktifan siswa, hasil observasi aktivitas guru
dalam melaksanakan pembelajaran menulis karangan dengan menggunakan media
gambar dan hasil belajar yang berupa nilai tes setiap akhir siklus sebagai indikator
pemahaman siswa terhadap konsep yang disampaikan. Adapun langkah-langkah
pengolahan data yang terkumpul dari setiap siklus adalah:
a. Menganalisis data hasil observasi terhadap pelaksanaan tindakan setiap siklus
dengan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu analisis yang hanya
menggunakan paparan sederhana.
b. Menentukan rata-rata dari seluruh siswa yang mengikuti tes.
1) Penskoran terhadap siswa ketika mendeskripsikan isi gambar di dalam
kelas.
2) Ketika mendeskripsikan gambar dan apabila bagus diberi nilai 80 dengan
rumus;
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa
Jumlah Skor Penilaian

3) Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang diperolah ditetapkan


dalam nilai dengan menggunakan rumus;

Jumlah Skor yang didapat Siswa x100


Nilai Akhir (NA)
Skor Maksimum

Selanjutnya dihitung nilai rata-rata, rumus yang digunakan:


Nilai rata-rata (x) = Jumlah Skor Seluruhnya
Jumlah Seluruh Siswa

Berdasarkan perolehan nilai, tingkat keberhasilan belajar siswa ditetapkan seperti


dalam tabel berikut:32

31
Mahsun M.S, Metode Penelitian Bahasa “Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya”
(Jakarta:PT Raja Grafindo Persada,2005), h. 253.
32
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan,
(Jakarta:Bumi Aksara, 2007), h. 18.

31
Tabel 1
Tingkat keberhasilan belajar siswa
Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar
81-100% Sangat baik
61-80% Baik
41-60% Cukup
21-40% Kurang
<21% Sangat Kurang

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan


Setelah siklus I selesai dan ternyata hasil yang diharapkan belum
memenuhi kriteria seperti yang diharapkan, yaitu peningkatan kemampuan
menulis karangan deskripsi, maka akan ditindaklanjuti untuk melakukan tindakan
berikutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Kegiatan penelitian ini akan
berakhir bila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji
penggunaan media gambar dalam menulis karangan deskripsi serta faktor-faktor
lain yang belum diketahui. Untuk itu masih perlu diadakan penelitian lebih lanjut.

32
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Deskripsi Data Hasil Pengamatan


a. Profil Sekolah
1. Latar Belakang Sekolah
Perubahan paradigma dalam pengembangan Sekolah Menengah Atas
(SMA) merupakan upaya untuk lebih mendekatkan pada suatu realitas pendidikan
umum. Dengan suatu kebijakan Dikmenum tentang suatu kesenjangan antara
sekolah dengan dunia usaha/dunia industri dapat diperkecil, bahkan dihilangkan.
Perubahan pola pikir pada pendidikan umum tersebut perlu diikuti dengan
suatu tindakan yang nyata oleh berbagai pihak yang terlibat secara langsung
maupun secara tidak langsung. Keterlibatan dalam melihat dasar persoalan secara
objektif dengan kajian keilmuan, merencanakan serta merumuskan segala
kebijakan dan berorientasi pada dunia usaha/dunia industri, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semua itu perlu dituangkan dalam Rencana Induk
Pengembangan Sekolah (RIPS).
SMA Negeri 1 Paiton berkedudukan di kecamatan Paiton,Kabupaten
Probolinggo,Jawa Timur.Didirikan dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 0887/01/1986 Tertanggal 22 Desember 1986. Pada
mulanya Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Probolinggo a.n. Astomo,BA diberikan
mandat untuk mempersiapkan SMA Negeri 1 Paiton baik secara fisik dan non
fisik.Aspek fisik meliputi: Sarana Prasarana kegiatan belajar dan aspek non fisik
meliputi Staff Tata Usaha (TU),guru, dan siswa.Untuk sarana prasarana pada
Tahun Ajaran (T.A)1986-1987 masih bergabung dengan SMPN 1 Paiton.Selama
bergabung dengan SMPN 1 paiton, Kegiatan Belajar Mengajar( KBM)
berlangsung siang hari -sore hari hingga T.A 1987- sekarang telah memiliki
sarana dan prasarana secara mandiri dan KBM dimulai pagi hari.
Siswa -siswi,guru dan tenaga sdministrasi pada awal berdirinya T.A 1986-
1987 terdiri dari:
Siswa : 3 kelas
Jurusan : IPA: 2 kelas
33
Guru : Guru pinjaman dari SMAN 1 Kraksaan ,SMPN 1 Kraksaan, dan
SMPN 1 Paiton.
Staf TU: 1 Straff
Seiring berjalannya waktu ,perkembangan fisik dan non fisik SMA Negeri
1 Paiton hingga saat ini berlangsung cukup pesat. Hali tersebut dipengaruhi oleh
kebutuhan dan perkembangan siswa.Pada tahun 2003 terjadi paradigma baru
sebagai konstelasi dari pertumbuhanpenduduk dan PLTU Paiton.Pada tahun
tersebut ,sekolah telah memiliki 9 kelas dan berkembang menjadi 12 kelas pada
tahun 2006 dan terus berkembang pesat menjadi 23 kelas pada tahun 2010.
Tuntutan dari masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya menyebabkan
terciptanya sinergi dari lingkungan sekitar untuk emembangun SMA Negeri 1
Paiton secara bersama .PT IPMOMI salah satu operator PLTU paiton ,Pemkab
probolinggo melalui Bupati Drs.H.Hasan Aminuddin,M.Si menyumbang 3 RKB
sekaligusdan bantuan pusat melalui PPMU Provinsi Jatim.
PT IPMOMI sebagai Stakeholder dan Partner dengan kontribusi besar
dalam dunia pendidikan khususnya SMA Negeri 1 Paiton pada tahun 2010:
Greenhouse,2011:1 kelas baru,2012: gedung sebaguna.Kontribusi terus
berlangsung masif sampai saat ini.Kontribusi tersebut merupakan kepercayaan
yang patut disyukuri.

34
2. Tujuan
Dalam rangka pencapai visi dan misi SMA Negeri 1 Paiton memiliki
tujuan sebagai berikut:

1. Melaksanakan proses pembelajaran berbasis ITT.

2. Meningkatkan perolehan rata-rata nilai ujian siswa.

3. Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi


Negeri .

4. Melaksanakan pembinaan olahraga ,english


conversation,KIR,olimpiade,seni dan kepemimpinan.

5. Melaksanakan pembinaanketerampilan kecakapan hidup,(life skill):


sablon,menjahit,kerajinan tangan,tata boga,dan desain grafis.

6. Melaksanakan pembinaan Tahfidzul Qur’an dan kegiatan keagamaan.

7. Menyediakan fasilitas wifi dan website sekolah yang bisa diakses oleh
seluruh warga sekolah.

8. Melaksanakan penghijauan di lingkungan sekolah.

9. Melaksanakan pembiasaan budaya hidup bersih dan sehat seluruh


warga sekolah,melalui :7K dan kantin sehat.

10. Menciptakan produk unggulan dari barang bekas.

11. Melaksanakan terciptanya taman depan kelas asri,bersih,indah dan


sehat.

12. Membudidayakan produk unggulan sekolah menjadi produk unggulan


SMA Negeri 1 Paiton

13. Menciptakan wawasan peserta didik untuk memahami dampak


kerusakan lingkungan sekolah.

14. Menciptakan wawasan peserta didik tentang pentingnya memelihara


lingkungan serta dampak negatif dari pencemaran di lingkungan
sekolah.

35
3. Visi dan misi sekolah
Visi Sekolah:
Terbentuknya pesrta didik yang religius,berahlak mulia,unggul dalam
prestasi,terampil dan berbudaya lingkungan.
Misi Sekolah:
1) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengembangkan sunber daya manusia yang sehat ,berbudi pekerti luhur,mandiri dan
disilin untuk menunjang Pendidikan Lingkungan Hidup.
3) Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelatihan-pelatihan yang sesuain dengan
potensi ,bakat,minat dan kemampuan peserta didik yang berwawasan lingkungan hidup.
4) Melaksanakan proses belajar mengajar dan bimbingan secara efektif ,efisien dan inovatif.
5) Menerapkan managemen satuan pendidikan yang partisipatif,transpaaran dan akuntabel
6) Menyediakan sarana dan prasarana berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi.
7) Menumbuhkembangkan sikap peduli dan berbudaya ramah lingkungan.
8) Meningkatkan pemahaman dan praktik pencegahan kerusakan lingkungan.
9) Menumbuhkembangkan wawasan menanggulangi pencemaran lingkungan sekolah.

36
4. Dasar hukum
Dasar pendidikan SMA Negeri 1 Paiton adalah :
1. Al-Qur’an dan Al-Hadist
2. Pancasila
3. Undang-Undang No. 2 taun 1989, entang system pendidikan nasional
4. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1992 tentang peran serta pendidikan
masyarakat dalam Pendidikan Nasional.
5. Akta Noteris S.K. AD Notaris

b. Profil sekolah SMA Negeri 1 Paiton

Nama Sekolah : SMA Negeri 1


Paiton
Kode Sekolah :
Status Sekolah : Negeri Swasta
NSS : 30.2.02.02.01.022
NPSN : 20232410
Status Akreditasi: A  B z C Belum terakreditasi
Tanggal berlaku piagam akreditasi : 02.00/90/BAP-SM/XI/2007 s.d.
22/11/2011 Alamat Sekolah : Jl. KH. Rafei No.11 Desa Nagrak Kecamatan
Gunungputri
Kab. Bogor
Telp (021) 8234841 – 8234662 Fax -Kode Pos : 16967
e-mail : smayapisa@gmail.com
Kurikulum : 1994 2004  KTSP

37
c. Data guru

DAFTAR GURU DAN TUGAS MENGAJAR


SMA YAPISA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Alokasi Waktu
Kelas Jumlah
No. Nama Guru L/P Mata Pelajaran Keterangan
X XI XII Jam
Drs. H. Dedi Subadri,
1 L Ketua Yayasan
M.M.
2 H. Saroni, S.S. L Kepala Sekolah
Bahasa dan Sastra
3 Jaelani Sidik, S.Pd. L 4 4 Sie Kurikulum
Indonesia
4 Siti Juriah, S.Ag. P TU/Tata Usaha
5 Ahmad Jumroni, S.Pdi. L Bahasa Arab 2 2 2 6
6 Drs. Endang Sutisna L PKn 2 2 2 6 BP
7 Arif Robansyah, S.Pdi. L Pendidikan Seni & Budaya 2 2 2 6
Wali Kelas XII
+
8 Suria, S.Pdi. L Bahasa Sunda 2 2 2 6
Waka
Kesiswaan
9 Acep Nurjaya, S.Sos. L Geografi 2 2 2 6
10 Atin, S.Ag. L Sosiologi 2 2 2 6 Wali Kelas XI
11 Yuniarti, S.Pd. P Biologi 2 2
12 Rita Sundari, S.Si. P Matematika 4 4 4 12
13 Yayan Maryana, SE. P Ekonomi Akuntansi 2 4 4 10
Bahasa dan Sastra
14 Gustaman, S.Pd. L 4 4 8
Indonesia
Teknologi Informasi &
15 Makhrus, SE L 2 2 2 6 Wali Kelas X
Komunikasi
Muh. Irham Mudzakir,
16 S.Ag. L Sejarah Nasional & Umum 2 2 2 6
17 Supri Haryanto, S.Pd., Jas. L Penjaskes 2 2 2 6
18 Nurul Isnaeni, S.Ag. P Fisika 2 2
Kimia 2 2
19 Ahmad Badarudin, S.E. L Agama Islam 2 2 2 6
20 Ulan Dwi Astuti, S.S. P Bahasa Inggris 4 4 4 12
21 M. Yusup L Pembina Paskibra
Jumlah Jam 40 36 36 112

38
d. Data siswa
Jumlah Siswa Kelas 10 – 12 Tahun Pelajaran 2021/2022 :
X XI/IPS XII/IPS TOTAL
L P JML L P JML L P JML L P JML
17 13 30 15 11 26 12 8 20 44 32 76

1. Jumlah Siswa : Laki-laki : 44


Perempuan : 32
Jumlah : 76
2. Jumlah Rombel :3
3. Jumlah Kelas / Ruang :3

B. Penelitian Pendahuluan
Penelitian tindakan kelas ini dimulai dengan melakukan observasi awal di
SMA Negeri 1 Paiton. Kegiatan ini melakukan observasi kemampuan siswa
dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengetahui kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di SMA khususnya kelas XI.
Berdasarkan wacana tersebut diperoleh informasi bahwa pembelajaran
bahasa Indonesia yang selama ini digunakan adalah dengan menggunakan teknik
ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan. Guru pernah mencoba dengan
melakukan pembelajaran berkelompok tapi siswa lebih banyak mengandalkan
temannya dan lebih individu dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Jadwal
mengajar pada siang hari juga menjadi kendala yang menyebabkan siswa kurang
memperhatikan pelajaran dan sikap siswa cenderung pasif atau hanya siswa yang
berada di depan yang aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru dalam belajar bahasa Indonesia sehingga kurang adanya
interaksi antara guru dan siswa.
Berdasarkan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus
dapat membuat pelajaran bahasa Indonesia yang menarik dan menyenangkan agar
materi yang disampaikan mudah diterima dengan baik oleh siswa selain itu siswa
akan lebih bersemangat dalam tugas-tugas yang diberikan.

C. Tindakan Pembelajaran Siklus I


1. Pertemuan Pertama
a. Tahap perencanaan
Pembelajaran siklus I ini terdiri dua pertemuan. Kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan pertemuan pertama ini adalah guru membuat RPP,
catatan lapangan, dan lembar soal pretest. Materi yang diajarkan pada pertemuan
pertama ini mengenai menulis karangan deskripsi. Untuk menunjang
pembelajaran, guru juga telah menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa
untuk setiap akhir pertemuan yang diberikan pada siswa.
Pada pertemuan pertama ini, setelah guru memberikan soal pretest kepada
siswa, guru pun memperkenalkan pembelajaran media gambar sebagai teknik
menulis karangan kepada siswa dengan harapan siswa dapat menyukai
pembelajaran keterampilan menulis sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pemahaman siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas XI yang berjumlah 26 siswa
yang terdiri 11 perempuan dan 15 laki-laki. Pada pembelajaran media gambar,
guru menyampaikan teknik-teknik menggunakan media tersebut dalam proses
menulis agar siswa dapat menjawab pertanyaan yang ada. Setelah penyampaian
materi, siswa mengerjakan soal latihan yang diberikan. Soal yang tidak dimengerti
oleh siswa harus dikonfirmasi dahulu kepada guru sebelum dilaksanakan kegiatan
pembelajaran selanjutnya.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap di mana guru akan merealisasikan
perencanaan yang telah dibuat pada tahap perencanaan. Kegiatan pembelajaran
dilakukan dalam dua kali pertemuan. Pembahasan pelaksanaan pada pertemuan
pertama ini sebagai berikut:
1. Pertemuan pertama / Senin 10 Januari 2021
Pada pertemuan pertama ini, kegiatan pembelajaran dilaksanakan sesuai
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Untuk materi yang akan
dipelajari pada pertemuan ini mencakup materi menulis karangan deskripsi.
Sedangkan tugas yang diberikan adalah tugas penyelesaian soal pretest secara
individu.
Secara keseluruhan, siswa telah hadir di dalam kelas sebelum guru
memasuki ruang kelas. Namun beberapa siswa ada yang sudah siap melaksanakan
proses pembelajaran dan ada yang belum siap. Ketika ketua kelas menuntun siswa
membaca doa dan memberi salam baru semua siswa hening dan siap mengikuti
pelajaran.
Guru langsung membuka pelajaran dengan apersepsi, tujuannya agar
kondisi di kelas lebih nyaman ketika sudah saling mengenal. Namun ketika guru
memberikan soal pretest untuk dikerjakan, hanya sedikit siswa yang sudah paham
dengan soal. Beberapa siswa terlihat sibuk membaca saja tapi tidak bisa
menjawab soal. Sedangkan siswa yang bisa mengerjakan soal tersebut merupakan
siswa yang sudah terbiasa menulis karangan sehingga mereka cepat memahami
dan mampu menjawab pertanyaan yang ada dalam pretest. Kemudian guru
langsung bertindak dengan menjelaskan cara mengerjakan soal tersebut. Akhirnya
mereka pun dapat mengerjakan dengan tingkat pemahaman mereka masing-
masing.
Ketika guru memberitahukan bahwa waktu penyelesaian tugas yang
diberikan sudah habis, sebagian besar siswa mengeluh dan kaget. Walaupun
hanya beberapa siswa saja yang tidak mengumpulkan tugas tepat waktu, sebagian
siswa yang mengumpulkan tugas ternyata belum mengisi soal yang diberikan.
Ketika guru membahas soal yang diberikan pada tugas tersebut, sebagian kecil
siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh peneliti.
Gambar 2
Kegiatan belajar mengajar kelas XI

c. Tahap observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan.
Pengamatan dilakukan oleh guru, untuk mengamati keaktifan siswa dalam
pembelajaran. Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru)
berdasarkan hasil pengamatan sendiri. Hasil pengamatan guru melalui lembar
observasi dengan berdasarkan jumlah siswa yang ada pada kelas XI SMA
YAPISA dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2
Hasil rata-rata keaktifan siswa pada pertemuan pertama
No. Proses KBM Jumlah Skor
siswa
1 Siswa bertanya 3 3
2 Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. 15 4
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu 16 4
yang disediakan.
4 Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas. 10 3
5 Siswa menjawab pertanyaan guru 8 3
6 Siswa menyampaikan pendapat 2 3
7 Siswa menanggapi pendapat orang lain 1 3
8 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas 26 5
selama pembelajaran.
9 Siswa tampak antusias selama mengikuti 20 4
pembelajaran.
10 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 3 3
Jumlah 35
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Guru
Jumlah Pertemuan
: 35
2
: 17,5

Keterangan :
Skala penilaian rata-rata tiap aspek
3 : Kurang
4 : Cukup
5 : Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata
5- 9 : Berprestasi rendah
10 - 19 : Berprestasi sedang
20 - 30 : Berprestasi tinggi

Pada tabel satu terlihat bahwa dari sepuluh aspek kegiatan yang
diobservasi dari lembar observasi guru terhadap siswa pada pertemuan pertama
didapatkan rata-rata 17,5 dengan kategori keaktifan berprestasi siswa pada tingkat
sedang. Selain lembar obsevasi guru, guru juga menggunakan jurnal harian siswa
untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan
pertama ini dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3
Tanggapan siswa terhadap pertemuan pertama
Tanggapan siswa
Pelajaran Kesan
1. Menulis karangan deskripsi. 1. Belajar bahasa Indonesia tentang
menulis hari ini menyenangkan, tapi
sulit dalam mengarang.
Tabel tiga hanya menerangkan hasil jawaban siswa secara keseluruhan
dari jumlah siswa pada pertemuan pertama, yang mana dari 100% jawaban siswa,
rata-rata 90% menjawab seperti yang sudah dipaparkan pada tabel dua di atas.
Selain jurnal siswa ada juga catatan lapangan yang dilakukan guru.
Pada pertemuan pertama guru juga menyebarkan pretest terhadap siswa,
di mana guru hanya ingin mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa sebelum
materi disampaikan. Hasil tes tersebut disajikan dalam tabel 4 :
Tabel 4
Nilai pretest menulis karangan deskripsi
Aspek penilaian
Kesesuaian Kategori
Pilihan
No Responden dengan Struktur Skor perolehan
kata atau
suasana kalimat skor
diksi
sekolah
1 Adrian Hidayatullah 70 70 70 70 Cukup
2 Anwar 60 60 65 61 Cukup
3 Anwari 60 60 60 60 Kurang
4 Ahmad Jayadi 65 65 70 66 Cukup
5 Ahmad Fauzi Maldini 70 70 70 70 Cukup
6 Asep 65 65 65 65 Cukup
7 Apoy Maelani 70 70 75 71 Baik
8 Chia Lestari Putri 70 70 70 70 Cukup
9 Danag Arianto 60 60 65 71 Baik
10 Dede 60 60 60 60 Kurang
11 Dian Pertiwi 60 60 60 60 Kurang
12 Fikri Abdurrahman F. 60 55 60 58 Kurang
13 Firman Maulana 70 70 70 70 Cukup
14 Fatimah 70 70 70 70 Cukup
15 Irma Yunita 65 65 65 65 Cukup
16 Khairani Halimah 60 60 60 60 Kurang
17 Kodi 60 55 55 56 Kurang
18 Lulu Hasanah 70 70 70 70 Cukup
19 Melasih Maesaroh 60 60 60 60 Kurang
20 Muhammad Yusuf 60 60 60 60 Kurang
Kamil
21 Nedi 60 65 60 61 Cukup
22 Nurafifah 65 65 65 65 Cukup
23 Rahmat 60 60 60 60 Kurang
24 Solihat 75 75 70 73 Baik
25 Sri Mulyanah 70 70 70 70 Cukup
26 Zulfahmi 60 60 60 60 Kurang
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa
Jumlah Siswa
: 1682
26
: 64,6

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest siswa masih kurang
dari nilai KKM (65), yaitu nilai rata-rata 64,6. Dalam hal ini maka harus ada
tindak lanjut pada pertemuan kedua.

d. Tahap refleksi
Setelah melihat hasil penilaian pretest, lembar observasi guru, hasil jurnal,
dan catatan lapangan, masih banyak yang perlu diperbaiki pada pertemuan
pertama ini. Persiapan guru pada pertemuan selanjutnya harus ditingkatkan. Hasil
Pretest yang dapat dilihat pada tabel empat nilai rata-ratanya 64,6. Nilai ini masih
kurang mencukupi dari nilai KKM yaitu 65. Dari 26 siswa yang mendapat nilai
rendah terdapat nilai terendah yaitu 55, dimana pilihan kata atau diksinya kurang
tepat sehingga mendapat penilaian terendah dari seluruh siswa.
Pada hasil lembar observasi guru terhadap keaktifan siswa masih terdapat
kekurangan dengan poin rata-rata 3 (Kurang), hal ini menyatakan keaktifan siswa
masih kurang baik. Selanjutnya dapat dilihat pada jurnal siswa yang mana
pernyataan siswa dalam pembelajaran hari ini merasa kesulitan dalam menulis
karangan deskripsi, namun ketika guru menjelaskan mengenai karangan deskripsi
siswa mulai memahami. Selain itu dalam catatan lapangan terdapat beberapa
catatan sebagaimana ditampilkan pada tabel 5.
Tabel 5
Catatan lapangan pertemuan 1
Pendahuluan
Semua siswa sudah berada di dalam kelas setelah bel masuk dibunyikan,
kemudian guru masuk kedalam kelas dan memulai dengan memperkenalkan diri.
setelah itu guru mengabsen siswa satu persatu.
Pembelajaran dimulai pada pukul 13.15 WIB. Dimulai dengan doa bersama dan
salam.
Kegiatan inti
Guru memberikan tugas pretest kepada siswa untuk mengetahui pemahaman
siswa tentang menulis karangan deskripsi. Kemudian guru menjelaskan materi
dengan metode ceramah. Beberapa siswa tidak mempersiapkan buku dan alat
tulisnya di atas meja. Terdapat siswa saling mengobrol dengan temannya. ada
siswa yang duduk di bangku belakang tidak memperhatikan guru dan bermalas-
malasan dalam belajar.

Kegiatan penutup
Setelah bel tanda pelajaran selesai dibunyikan, guru menutup pertemuan pertama
dengan memberikan kesimpulan dari materi yang disampaikan.

Perencanaan selanjutnya pertemuan kedua untuk memperbaiki pertemuan


pertama adalah dengan menggunakan media gambar dalam proses menulis
karangan deskripsi, selain itu juga guru menyampaikan materi tentang media
gambar.

2. Pertemuan kedua
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan dalam pertemuan kedua ini, guru mempersiapkan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk pertemuan kedua melanjutkan
dari pertemuan pertama, lembar observasi siswa, jurnal siswa, catatan lapangan,
dan yang terakhir lembar soal postest di mana lembar ini menyatakan pada akhir
siklus I. Materi yang diajarkan pada siklus I ini mengenai media gambar,
pengertian menulis, tujuan menulis, manfaat menulis, dan pengertian karangan
deskripsi. Untuk menunjang pembelajaran, guru juga menyiapkan angket untuk
akhir siklus I yang diberikan pada siswa.

b. Tahap pelaksanaan
1. Pertemuan kedua / Kamis 13 Januari 2021
Untuk pertemuan kedua ini akan dilaksanakan proses pembelajaran
menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media gambar. Soal yang
diberikan berbeda dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini lebih ke
pemahaman siswa terhadap menulis karangan deskripsi dengan menggunakan
media gambar sehingga siswa dapat menuliskan isi gambar ke dalam bentuk
karangan.

Gambar 2
Proses kegiatan belajar mengajar XI Pertemuan kedua
Pada pertemuan ini, seperti biasa seluruh siswa sudah hadir di dalam kelas
ketika guru telah memasuki kelas. Kemudian guru mencatat materi yang akan
dipelajari setelah itu baru menjelaskan kepada siswa. Dalam mencatat materi
yang diberikan siswa terlihat antusias. Ketika siswa mencatat materi yang ada di
papan tulis, guru sedikit bertanya tentang media gambar ada beberapa siswa yang
belum mengerti, karena mereka terlihat mengobrol dengan teman sebangkunya
ketika guru memberikan penjelasan materi. Para siswa terlihat serius ketika
mengerjaka soal postest, dan mereka mencoba memahami media gambar yang
sudah disediakan guru dan mereka mulai menulis.
Dengan adanya data-data yang mengarah pada meningkatnya kemampuan
menulis siswa terhadap karangan deskripsi dalam belajar bahasa Indonesia, maka
penelitian ini dapat dihentikan pada siklus I dan dianggap penerapan media
gambar dapat mempermudah siswa dalam pembelajaran menulis. Hasil belajar
melalui tes akhir siklus I sudah menunjukkan hasil yang meningkat dengan rata-
rata tes siswa mengalami peningkatan. Hasil skor akhir siswa (postest) dapat
dilihat pada tabel 6.
Tabel 6
Data Perolehan Nilai Postest pada Akhir Siklus I
Aspek penilaian
Kategori
Kesesuaian Pilihan
No. Responden Struktur Skor perolehan
dengan isi kata atau
kalimat skor
gambar diksi
1 Adrian Hidayatullah 85 80 83 82 Baik
2 Anwar 75 75 75 75 Baik
3 Anwari 70 70 70 70 Baik
4 Ahmad Jayadi 70 65 65 66 Baik
5 Ahmad Fauzi Maldini 70 70 70 70 Baik
6 Asep 70 70 70 70 Baik
7 Apoy Maelani 80 80 80 80 Baik
8 Chia Lestari Putri 80 85 85 83 Baik
9 Danag Arianto 70 70 70 70 Baik
10 Dede 70 70 70 70 Baik
11 Dian Pertiwi 80 80 80 80 Baik
12 Fikri Abdurrahman F. 65 75 70 70 Baik
13 Firman Maulana 75 75 75 75 Baik
14 Fatimah 80 80 80 80 Baik
15 Irma Yunita 75 75 75 75 Baik
16 Khairani Halimah 70 85 70 75 Baik
17 Kodi 65 75 70 70 Baik
18 Lulu Hasanah 80 80 80 80 Baik
19 Melasih Maesaroh 75 75 75 75 Baik
20 Muhammad Yusuf Kamil 85 70 70 75 Baik
21 Nedi 70 70 70 70 Baik
22 Nurafifah 80 80 80 80 Baik
23 Rahmat 65 75 70 70 Baik
24 Solihat 85 85 85 85 Sangat Baik
25 Sri Mulyanah 80 85 80 80 Baik
26 Zulfahmi 75 75 75 75 Baik
Jumlah Skor 1951

Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa


Jumlah Siswa
: 1951
26
: 75
Berdasarkan tabel di atas bahwa nilai postest siswa > dari nilai KKM (65)
yaitu nilai rata-rata 75 ada beberapa siswa yang mendapatkan nilai terbaik dengan
poin 80, 83, dan 85. Pendeskripsian yang baik di mana tema yang terkandung
tepat diungkapkan hal ini terjadi karena siswa tersebut termasuk siswa yang rajin
belajar dan sering menulis sebuah karangan. Tetapi masih terdapat siswa yang
mendapatkan nilai rendah hal itu terjadi karena siswa tersebut masih belum
memahami benar isi gambar dengan baik. Setelah postest selesai peneliti
menyebarkan lembar observasi siswa.

c. Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Berikut ini tabel observasi peneliti (bertindak Sebagai guru) berdasarkan hasil
pengamatan sendiri. Hasil pengamatan guru melalui lembar observasi dengan
berdasarkan jumlah siswa yang ada pada kelas XI SMA Negeri 1 Paiton dapat
dilihat pada tabel 7 berikut.
Tabel 7
Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran pertemuan kedua
No. Proses KBM Jumlah Skor
siswa
1 Siswa bertanya 10 5
2 Memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru. 24 5
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik sesuai waktu yang 22 5
disediakan.
4 Siswa mengumpulkan jawaban di depan kelas. 26 5
5 Siswa menjawab pertanyaan guru 10 4
6 Siswa menyampaikan pendapat 7 4
7 Siswa menanggapi pendapat orang lain 8 4
8 Siswa terlibat langsung dalam beragam kegiatan kelas 26 5
selama pembelajaran.
9 Siswa tampak antusias selama mengikuti pembelajaran. 26 5
10 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran saat itu. 12 5
Jumlah 47
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Guru
Jumlah Pertemuan
: 47
2
: 23,5

Keterangan :
Skala penilaian rata-rata tiap aspek
3 : Kurang
4 : Cukup
5 : Baik
Skala penilaian jumlah rata-rata
5- 9 : Berprestasi rendah
10 - 19 : Berprestasi sedang
20 - 30 : Berprestasi tinggi

Pada tabel tujuh terlihat bahwa dari sepuluh aspek atau aktivitas yang
diobservasi lembar observasi guru pada pertemuan pertama hingga pertemuan
kedua mengalami peningkatan, didapatkan rata-rata 23,5 dengan kategori
keaktifan berprestasi siswa pada tingkat tinggi. Selain lembar observasi siswa,
guru juga menyebarkan jurnal siswa pada pertemuan kedua ini. Hasil jurnal siswa
pada pertemuan kedua ini dapat dilihat pada tabel 8.
Tabel 8
Tanggapan siswa terhadap pertemuan kedua
Tanggapan siswa
Pelajaran kesan
1. Menulis karangan deskripsi 1. Belajar bahasa Indonesia tentang menulis
dengan menggunakan media hari ini menggunakan media gambar
gambar. lebih memudahkan untuk menulis
karangan deskripsi.
2. Menyenangkan dan sangat berkesan.
d. Tahap Refleksi
Dalam proses pembelajaran, media gambar telah berhasil membuat siswa
lebih semangat dan menimbulkan perasaan senang dalam belajar. Peningkatan
rata-rata kemampuan pemahaman siswa dalam menulis terjadi karena dalam
proses pembelajaran siswa terlibat aktif. Hal tersebut dapat dilihat pada lembar
observasi siswa pada pertemuan pertama banyak mendapat nilai tiga, pada
pertemuan kedua meningkat dengan mendapat nilai lima. Penerapan media
gambar membuat siswa lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia khususnya
menulis. Dalam catatan lapangan terdapat beberapa catatan sebagaimana
ditampilkan pada tabel 9.

Tabel 9
Catatan lapangan pertemuan II
Pendahuluan
Bel tanda masuk dibunyikan seluruh siswa sudaha berada di dalam kelas.
Kemudian guru masuk kedalam kelas, ketua kelas menyiapkan anggotanya untuk
membaca doa bersama sebelum dimulainya pelajaran. setelah itu siswa
mempersiapkan alat tulis kemudian guru memulai kegiatan belajar.
Kegiatan inti
Guru mengajukan pertanyaan tentang materi yang disampaikan pada pertemuan
pertama, untuk mengingatkan siswa terhadap materi yang sudah disampaikan.
Setelah itu guru menulis di depan kemudian menjelaskan matrei tentang
penggunaan media gambar dalam menulis karangan deskripsi. Setelah selesai
menjelaskan siswa diberikan tugas postest untuk membuat karangan deskripsi
dengan contoh gambar yang disediakan.
Kegiatan penutup
Siswa mengumpulkan tugasnya, kemudian guru memberikan saran-saran dan
semangat kepada siswa diakhiri dengan menutup pelajaran pada pertemuan kedua.
Selain itu guru menyebarkan angket persepsi siswa terhadap media
gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Penyebaran angket tersebut
dilakukan setelah pelaksanaan siklus satu selesai. Hasil angket tersebut di sajikan
sebagai berikut.

Tabel 10
Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis
Ya Tidak
Apakah kamu suka pokok pelajaran Jumlah (%) Jumlah (%)
menulis?
19 73% 7 26,9%

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil persepsi kesukaan anak terhadap pelajaran
menulis 73% siswa menyukai pelajaran menulis, sedangkan 26,9% siswa masih
belum menyukai pelajaran menulis.

Tabel 11
Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis dengan menggunakan
media gambar
Ya Tidak
Apakah kamu pernah belajar menulis
Jumlah (%) Jumlah (%)
karangan dengan menggunakan media
sebelumnya? 9 34,2% 17 64,6%

Dari tabel di atas menerangkan bahwa siswa yang belum pernah menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan media gambar sebanyak 64,6%, sedangkan siswa
yang sudah pernah menggunakan media gambar dalam menulis karangan
sebanyak 34,2%.
Tabel 12
Hasil angket siswa terhadap pengetahuan tentang media gambar
Ya Tidak
Jumlah (%) Jumlah (%)
Apakah kamu tahu media gambar?
11 41,8% 15 57%

Dilihat dari tabel di atas mengenai pengetahuan mereka terhadap media gambar
41,8% siswa menjawab sudah mengetahui media gambar, kemudian 57%
menjawab belum mengetahui media gambar.

Tabel 13
Hasil angket siswa terhadap penggunaan media gambar dalam pembelajaran
menulis karangan
Ya Tidak
Apakah kamu menggunakan media
Jumlah (%) Jumlah (%)
gambar dalam menulis karangan
deskripsi? 20 76,9% 6 22,8%

Dilihat dari tabel di atas bahwa sebagian besar siswa menggunakan media gambar
dalam menulis karangan deskripsi dengan persentasi 76,9%, sedangkan 22,8%
siswa tidak menggunakan media gambar dalam menulis karangan.

Tabel 14
Hasil angket siswa terhadap pembelajaran menulis karangan dengan
menggunakan media gambar
Bagaimana menurutmu, apakah belajar Ya Tidak
menulis dengan menggunakan media Jumlah (%) Jumlah (%)
gambar menyenangkan?
21 79,8% 5 19%

Berdasarkan tabel di atas siswa menyatakan kesenangannya terhadap penggunaan


media gambar dalam menulis sebesar 79,8%, sedangkan 19% menyatakan tidak
menyenangkan.

Tabel 15
Hasil angket siswa terhadap peningkatan pemahaman dalam pembelajaran
menulis karangan
Ya Tidak
Apakah menulis karangan dengan
Jumlah (%) Jumlah (%)
meggunakan media gambar dapat
meningkatkan pemahaman menulismu? 23 87,4% 3 11,4%

Berdasarkan tabel di atas menyatakan bahwa 87,4% siswa meningkat


pemahamannya setelah menggunakan media gambar dalam menulis Karangan,
sedangkan 11,4% menyatakan belum meningkat.

Tabel 16
Hasil angket siswa mengenai kesulitan dalam proses pembelajaran bahasa
Indonesia
Ya Tidak
Apakah kamu mengalami kesulitan Jumlah (%) Jumlah (%)
dalam KBM hari ini?
9 34,2% 17 64,6%

Dari tabel di atas menerangkan bahwa 34,2% siswa mengalami kesulitan dalam
proses kegiatan belajar mengajar, sedangkan 64,6% siswa menyatakan tidak
mengalami kesulitan.
Tabel 17
Hasil angket siswa terhadap kesan dalam pembelajaran menulis
Apakah kamu berkesan terhadap Ya Tidak
pembelajaran dengan menggunakan Jumlah (%) Jumlah (%)
media gambar?
23 87,4% 3 11,4%

Dari tabel di atas menerangkan bahwa 87,4% siswa menyatakan terkesan dengan
pembelajaran menggunakan media gambar, sedangkan 11,4% menyatakan tidak
terkesan.

Tabel 18
Hasil angket siswa terhadap pembelajaran bahasa Indonesia
Ya Tidak
Apakah kamu merasa jenuh ketika
Jumlah (%) Jumlah (%)
pelajaran bahasa Indonesia akan
dimulai? 5 19% 21 79,8%

Berdasarkan tabel di atas 19% siswa menyatakan kejenuhannya terhadap


pembelajaran bahasa Indonesia, sedangkan 79,8% menyatakan tidak.

Tabel 19
Hasil angket siswa terhadap peningkatan pemahaman dalam pembelajaran
menulis karangan
Apakah kamu yakin akan lebih Ya Tidak
bertambah pemahaman kamu terhadap Jumlah (%) Jumlah (%)
menulis dengan menggunakan media
24 91,2% 2 7,6%
gambar?
Berdasarkan tabel di atas sebagian besar siswa menyatakan bertambah
kemampuannya dalan menulis karangan dengan menggunakan media gambar
sebayak 91,2%, sedangkan 7,6% menyatakan tidak.
Dari keseluruhan tabel di atas bisa dikatakan bahwa terdapat peningkatan
belajar bahasa indonesia siswa dan indikator keberhasilan pun sudah tercapai
maka penelitian dihentikan di siklus I sesuai dengan target yang direncanakan.

D. Pemeriksaan Keabsahan Data


Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, salah satu instrumen
yang digunakan adalah angket pemahaman siswa terhadap isi tulisan. Instrumen
disebar pertama kali pada tanggal 12 Januari 2021. Selain menggunakan angket,
pada penelitian ini juga digunakan lembar observasi, jurnal siswa, dan catatan
lapangan kepada siswa pada setiap akhir pertemuan.
Untuk mengetahui data valid dan memiliki tingkat kepercayaan yang
tinggi, dilakukan member check. Kegiatan ini meliputi memeriksa kembali
keterangan atau informasi yang diperoleh selama observasi dari narasumber,
memeriksa apakah informasi tersebut tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga
dapat dipastikan keasliannya, dan memastikan kebenaran data. Seperti
menggunakan angket dan lembar observasi, dalam hal ini seluruh siwa mengisi
instrumen tersebut dengan baik sesuai pendapat mereka masing-masing.
Keseluruhan instrumen observasi pada pertemuan kedua ini diisi oleh
siswa dengan poin lima karena dalam pertemuan kali ini guru mengajar dengan
baik. Begitupun dengan jurnal siswa, siswa dengan antusias mengisi instrumen
yang sudah disediakan walau ada beberapa pesan yang tidak mereka tulis. Selain
angket, lembar observasi, dan jurnal siswa, guru juga membuat catatan lapangan
untuk mengetahui aktivitas siswa pada setiap pertemuan pada siklus I namun hasil
catatan lapangan pada pertemuan kedua ini tidak ada kendala karena guru
melakukan perbaikan dari catatan lapangan pertemuan pertama. Selain itu, untuk
mengetahui pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan
dilakukan dengan memeriksa tes akhir siswa. Soal tes dibuat dengan kurikulum
sekolah mengenai kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ingin
dicapai. Tes akhir siklus digunakan untuk melengkapi data pengamatan
peningkatan pemahaman siswa terhadap kemampuan menulis karangan dengan
menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

E. Analisis Data
Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada dari
berbagai sumber baik tes maupun nontes. Diantaranya sebagai berikut.
1. Data Hasil Tes Siklus

Tabel 20
Data Perolehan Nilai Tes Pada Akhir Siklus
No. Responden Skor pretest Skor postest
1 Adrian Hidayatullah 70 82
2 Anwar 61 75
3 Anwari 60 70
4 Ahmad Jayadi 66 66
5 Ahmad Fauzi Maldini 70 70
6 Asep 65 70
7 Apoy Maelani 71 80
8 Chia Lestari Putri 70 83
9 Danag Arianto 71 70
10 Dede 60 70
11 Dian Pertiwi 60 80
12 Fikri Abdurrahman F. 58 70
13 Firman Maulana 70 75
14 Fatimah 70 80
15 Irma Yunita 65 75
16 Khairani Halimah 60 75
17 Kodi 56 70
18 Lulu Hasanah 70 80
19 Melasih Maesaroh 60 75
20 Muhammad Yusuf Kamil 60 75
21 Nedi 61 70
22 Nurafifah 65 80
23 Rahmat 60 70
24 Solihat 73 85
25 Sri Mulyanah 70 80
26 Zulfahmi 60 75
Jumlah rata-rata keseluruhan 64,6 75
Indikator ketuntasan belajar siswa mendapatkan nilai > 65 pada
pertemuan kedua, berarti siswa telah tuntas belajar materi ini. Dilihat dari
persentase, tingkat penguasaan belajar untuk akhir siklus mengalami peningkatan.
Hal ini dapat dilihat dari hasil rata-rata pretest dengan skor 64,6 dan mengalami
peningkatan pada postest dengan skor 75.

2. Lembar Observasi
Setiap melaksanakan tindakan pembelajaran, lembar observasi juga
digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap siklus tindakan
pembelajaran. Hasil observasi itu dapat dilihat pada tabel 21.

Tabel 21
Hasil rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus I
No. Proses KBM Pertemuan-1 Pertemuan-2
1 Siswa bertanya 3 5
2 Memperhatikan dan mendengarkan 4 5
penjelasan guru.
3 Siswa mengerjakan tugas dengan baik 4 5
sesuai waktu yang disediakan.
4 Siswa mengumpulkan jawaban di depan 3 5
kelas.
5 Siswa menjawab pertanyaan guru 3 4
6 Siswa menyampaikan pendapat 3 4
7 Siswa menanggapi pendapat orang lain 3 4
8 Siswa terlibat langsung dalam beragam 5 5
kegiatan kelas selama pembelajaran.
9 Siswa tampak antusias selama mengikuti 4 5
pembelajaran.
10 Siswa menarik kesimpulan dari pelajaran 3 5
saat itu.
Jumlah rata-rata keseluruhan 17,5 23,5

Berdasarkan tabel di atas, pada tindakan pembelajaran pertama rata-rata


skor keseluruhan keaktifan siswa masih dikategorikan berprestasi sedang karena
di dalam pertemuan pertama siswa mengalami kesulitan bagaimana cara menulis
karangan deskripsi. Dalam pertemuan kedua keaktifan siswa meningkat menjadi
kategori tinggi, di mana siswa sudah mengetahui bagaimana cara menulis
karangan deskripsi karena guru telah menggunakan media gambar.

F. Interpretasi Hasil Analisis


Hasil pengamatan pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
menyenangi proses pembelajaran bahasa Indonesia menggunakan media gambar
dengan menunjukan sikap antusiasme dan semangat siswa untuk meningkatkan
pemahaman terhadap tulisan. Sikap interaksi tatap muka dapat dilihat pada lembar
observasi guru terhadap siswa. Pada pertemuan pertama prestasi siswa berkategori
sedang, yaitu 17,5. Pada pertemuan kedua jumlah rata-rata keaktifan siswa
dikategorikan tingkat tinggi dengan skor 23,5. Hal ini membuktikan terjadinya
peningkatan dalam keaktifan siswa dari pertemuan pertama sampai pertemuan
kedua. Hal ini menunjukan bahwa pada siklus I sudah mencapai kriteria
ketuntasan materi tersebut sehingga penelitian dapat dihentikan.
Peningkatan jumlah rata-rata ini terjadi karena selama pembelajaran siswa
terlibat aktif. Hal ini didukung juga dengan data dari hasil angket yang diberikan
kepada siswa sebanyak satu kali, yaitu di akhir siklus I. Angket terdiri sepuluh
pertanyaan dengan dua pilihan jawaban, yaitu ya dan tidak. Hasil angket persepsi
siswa terhadap media gambar dalam pembelajaran materi menulis karangan
deskripsi mengalami peningkatan.
Pada siklus I hasil rata-rata dari pretest dan postest mengalami
peningkatan dengan skor 64,6 menjadi postest 75. Ini berarti hasilnya sudah
mencapai nilai KKM, yaitu 65. Berdasarkan hasil pengamatan, angket, dan hasil
tes terlihat bahwa pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat
meningkatkan kemampuan menulis siswa.

G. Pembahasan Temuan Penelitian


1. Kemampuan siswa meningkat pada proses pembelajaran menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan media gambar.
Media gambar dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi karena siswa telibat aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga mempermudah siswa dalam merangkai kata menjadi
sebuah karangan. pada awalnya siswa merasa kesulitan dalam menulis sebuah
karangan. Namun ketika guru menjelaskan materi dengan menerapkan media
gambar, siswa memperhatikan maka siswa pun dapat menulis karangan deskripsi
dengan baik. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada hasil postest, angket, dan
jurnal siswa. Keterampilan menulis siswa meningkat pada siklus I diiringi dengan
peningkatan rata-rata keseluruhan indikator yang terdapat dalam belajar.
penelitian diakhiri siklus karena telah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian.
Seiring dengan meningkatnya kemampuan siswa dalam menulis karangan
deskripsi karena terdapatnya sikap antusias, memperhatikan penjelasan guru, serta
mengerjakan postest dengan sungguh-sungguh, membuat siswa lebih memahami
materi yang telah dipelajari.
Menurut hasil angket, siswa lebih memahami materi menulis karangan
deskripsi dengan menggunakan media gambar. Berdasarkan data hasil belajar
dengan menggunakan media gambar dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa, khususnya menulis karangan deskripsi.
Apabila dilihat dari hasil tes siswa maka akan terlihat peningkatan
kemampuan siswa dalam menulis karangan deskripsi sebelum dan sesudah
menggunakan media gambar, hasil itu dapat dilihat dalam diagram piramida di
bawah ini.

Hasil 56 58 60 60 60 60 60 60 60 60 61 61 65 65 65 66
pretest 70 70 70 70 70 70 70 71 71 73
Hasil 66 70 70 70 70 70 70 70 70 70 75 75 75 75 75 75
postest 75 80 80 80 80 80 80 82 83 85
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis data, media gambar dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam keterampilan menulis. Peningkatan tersebut dapat dilihat
dari skor angket persepsi siswa terhadap media gambar 24 (91,2%) siswa yakin
lebih bertambah pemahaman menulis karangan deskripsi dengan menggunakan media
gambar. Jika ditinjau dari setiap instrumen yang digunakan dalam penelitian
mengalami peningkatan, rata-rata skor tes awal 64,6 meningkat pada tes akhir
menjadi 75. Selain itu dapat terlihat pada lembar observasi yang sesuai dengan
skala penilaian yang ditetapkan menunjukan peningkatan, yaitu pada pertemuan
pertama jumlah rata-rata dikategorikan prestasi tingkat sedang, sedangkan pada
pertemuan kedua terdapat peningkatan dengan prestasi tingkat tinggi.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka peneliti memberikan
rekomendasi sebagai berikut :
1. Guru dapat menggunakan media gambar sebagai bahan pembaharuan
terhadap pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menulis
karangan. Dengan media gambar, kemampuan siswa terhadap menulis dapat
dikembangkan dengan baik. Dengan adanya berbagai keterbatasan, maka apa
yang dihasilkan dalam penelitian ini bukanlah hasil akhir. Adanya keterbatasan
dan kekurangan pada penelitian ini dapat dijadikan dasar untuk diadakan
penelitian yang lebih lanjut, dengan harapan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan menggunakan media gambar dapat diterapkan dan
memberikan hasil yang lebih baik pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
materi yang berbeda.
LAMPIRAN I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Sekolah : SMA Negeri 1 Paiton


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas XI
Semester 2
Alokasi waktu : 4x45 menit (2 pertemuan)
Tahun pelajaran : 2021/2022

A. STANDAR KOMPETENSI :
Menulis : Memahami berbagai tulisan.

B. KOMPETENSI DASAR :

C. INDIKATOR :
Setelah mempelajari materi ini, siswa diharapkan:
1) Mampu menulis karangan deskripsi;
2) Mampu menulis dengan menggunakan media gambar.

D. MATERI PEMBELAJARAN :
a. Pengertian menulis.
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Gambaran atau
lukisan dapat menyampaikan makna-makna, tetapi tidak menggambarkan
kesatuan-kesatuan bahasa.
b. Tujuan menulis
Setiap jenis tulisan mengandung tujuan tertentu. Beberapa tujuan menulis
adalah:
1. Untuk memberitahukan suatu informasi
2. Untuk meyakinkan atau mendesak
3. Untuk menghibur atau menyenangkan, dan
4. Untuk mengekpresikan perasaan dan emosi yang kuat
c. Menulis mempunyai fungsi sebagai berikut:
Fungsi bahasa tulis sama banyaknya dengan fungsi bahasa lisan, bahasa
tulis digunakan untuk membuat berbagai hal untuk dikerjakan,
menyediakan informasi, dan untuk menghibur. Pada prinsipnya fungsi
utama dari tulisan sebagai alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis
sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir,
juga dapat menolong kita berpikir secara kritis.
d. Pengertian karangan deskripsi.
Dan segi istilah karangan deskripsi adalah suatu bentuk karangan
yang melukiskan atau memerikan sesuatu hal sejelas-jelasnya sehingga
pembaca seolah-olah menyaksikan atau mengalaminya sendiri. Melalui
deskripsi, penulis memindahkan kesan-kesannya, hasil pengamatan, dan
perasaan kepada pembaca. Dia gambarkan sifat, ciri, serta rincian wujud
yang terdapat pada objek yang dilukiskannya.
e. Contoh gambar.

E. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Siswa mampu:
1) menulis karangan deskripsi;
2) menulis karangan deskripsi dengan media gambar.
F. METODE PEMBELAJARAN :
 Media gambar
G. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN :
a. Kegiatan Awal
1. Guru mengondisikan kelas dalam persiapan kegiatan belajar-
mengajar.
2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa dari
materi yang akan dijelaskan.
3. Guru memberitahukan akan adanya latihan setelah penjelasan materi.
b. Kegiatan Inti
 Pertemuan Pertama
1) Siswa mengungkapkan pengetahuannya mengenai karangan.
2) Beberapa siswa mengemukakan pengamatan mengenai gambar.
3) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang menulis karangan
deskripsi.
4) Siswa menyimak dengan baik informasi yang diberikan guru
mengenai menulis karangan.
5) Guru memberikan contoh menulis karangan deskripsi hanya
beberapa baris.
 Pertemuan Kedua
1) Siswa mengingat kembali pembelajaran yang telah dilaksanakan
pada pertemuan sebelumnya.
2) Siswa menyimak dengan baik penjelasan yang diberikan guru
mengenai media gambar.
3) Siswa memperhatikan contoh media gambar.
4) Siswa diberi tugas agar menulis karangan deskripsi dengan
menggunakan media gambar.
5) Siswa memahami gambar dengan seksama.
6) Siswa dapat menulis karangan deskripsi dengan menggunakan
media gambar.
c. Kegiatan Penutup
1) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.
2) Guru menutup pelajaran dan memberi kesimpulan tentang materi
yang diajarkan.

H. SUMBER BELAJAR/ALAT/BAHAN :
 Buku Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia Departemen Pendidikan
Nasional
 Contoh gambar

I. PENILAIAN
1. Penilaian proses belajar
a. Keseriusan siswa
b. Keaktifan
2. Penilaian hasil
a. Jenis tes karangan

Mengetahui, Paiton, 10 Januari 2021


Kepala SMA Negeri 1 Paiton Peneliti,

H. Ahmad Sudiarto,S.Pd ,M.M. Luluk Hadirah,S.Pd


LAMPIRAN 2

Instrumen Pretest
Ayo menulis!!!
(PRETEST)
Petunjuk
1. Perhatikan soal di bawah ini dengan sebaik-baiknya!
2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

Soal
1. Buatlah karangan deskripsi berdasarkan keadaan sekolah SMA Negeri 1Paiton
pada siang hari?

Selamat mengerjakan...
LAMPIRAN 4

Instrumen Posttest
Ayo menulis!!!
(POSTTEST)
Petunjuk
1. Perhatikan contoh gambar dibawah ini!
2. Jawaban ditulis pada lembar yang telah disediakan!
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar!

Soal
1. Buatlah karangan deskripsi berdasarkan contoh gambar yang sudah di sediakan!
Selamat mengerjakan...
Kriteria penilaian untuk tes tulis tersebut adalah sebagai berikut.
Kriteria Penilaian Penulisan

1. Kesesuaian dengan isi gambar


a) Baik dengan skor 85-100
b) Cukup baik dengan skor 75-84
c) Kurang baik dengan skor 60-74
d) Tidak baik dengan skor 0-59
2. Pilihan kata atau diksi
a) Tepat dengan skor 85-100
b) Cukup tepat dengan skor 75-84
c) Kurang tepat dengan skor 60-74
d) Tidak tepat dengan skor 0-59
3. Struktur Kalimat
a) Baik dengan skor 85-100
b) Cukup baik dengan skor 75-84
c) Kurang baik dengan skor 60-74
d) Tidak baik dengan skor 0-59
Format penilaian penulisan
No. Responden Aspek Penilaian Skor Kategori Perolehan
Skor
1 2 3

Keterangan:
1. Kesesuaian judul / gambar dengan isi
2. Pilihan kata atau diksi
3. Penggunaan tanda baca
Rumus:
Total Skor : Jumlah Skor yang Didapat Siswa
Jumlah Skor Penilaian

Tingkat keberhasilan belajar siswa


Nilai Siswa Kategori Prestasi Belajar
81-100% Sangat baik
71-80% Baik
61-70% Cukup
41-60% Kurang
<40% Sangat Kurang
LAMPIRAN 6

FORMAT OBSERVASI
Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran
Berilah tanda centang () pada kolom yang telah disediakan.

No. Proses KBM Kriteria


Kurang Cukup (4) Baik
(3) (5)
1 Siswa bertanya
2 Memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan guru.
3 Siswa mengerjakan tugas dengan
baik sesuai waktu yang disediakan.
4 Siswa mengumpulkan jawaban di
depan kelas.
5 Siswa menjawab pertanyaan guu
6 Siswa menyampaikan pendapat
7 Siswa menanggapi pendapat orang
lain
8 Siswa terlibat langsung dalam
beragam kegiatan kelas selama
pembelajaran.
9 Siswa tampak antusias selama
mengikuti pembelajaran.
10 Siswa menarik kesimpulan dari
pelajaran saat itu.
Jakarta, 10 Januari 2011

Obsever
Guru
LAMPIRAN 8

Jurnal Siswa
Identitas siswa
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Pertemuan :

Pertanyaan
1) Pelajaran apa yang kamu dapatkan hari ini?
2) Kesan apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran menulis hari ini?

Jawaban
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
............................................................................................................
LAMPIRAN 10

Catatan Lapangan
Adapun hasil catatan lapangan yang ditemukan selama proses belajar mengajar
berlangsung adalah sebagai berikut.

Tindakan ( Siklus ) :
Hari/ tanggal :
Waktu :
Pertemuan ke :
Kegiatan awal

Kegiatan inti

Kegiatan penutup
LAMPIRAN 12

ANGKET
Penjelasan
 Angket ini bertujuan menilai dan mengetahui pemahaman siswa dalam
belajar bahasa Indonesia.
 Silakan menjawab dengan jujur dan sesuai seperti apa yang kalian
alami dalam belajar bahasa Indonesia.
 Sebelum mengisi angket, kalian dipersilahkan untuk mengisi identitas
terlebih dahulu.

Identitas Pengisian
Nama :
No. Absen :
Hari/tanggal :

Petunjuk Pengisian
Berilah tanda centang (X) pada salah satu pilihan yang telah disediakan sesuai
dengan apa yang kalian alami dalam belajar bahasa indonesia.
1. Apakah kamu suka pokok pelajaran menulis?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah kamu pernah belajar menulis karangan dengan
menggunakan media sebelumnya?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah kamu tahu media gambar?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah kamu menggunakan media gambar dalam menulis
karangan deskripsi?
a. Ya b. Tidak
5. Bagaimana menurutmu, apakah belajar menulis dengan
menggunakan media gambar menyenangkan?
a. Ya b. Tidak
6. Apakah menulis karangan dengan meggunakan media gambar
dapat meningkatkan pemahaman menulismu?
a. Ya b. Tidak
7. Apakah kamu berkesan terhadap pembelajaran dengan menggunakan media
gambar?
a. Ya b. Tidak
8. Apakah kamu mengalami kesulitan dalam KBM hari ini?
a. Ya b. Tidak
9. Apakah kamu merasa jenuh ketika pelajaran bahasa Indonesia akan dimulai?
a. Ya b. Tidak
10. Apakah kamu yakin akan lebih bertambah pemahaman kamu terhadap
menulis dengan menggunakan media gambar?
a. Ya b. Tidak

Anda mungkin juga menyukai