Anda di halaman 1dari 5

MEDICATION SAFETY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Siliwangi No. 186 B
Cicurug – Sukabumi SPO. 1 1/4
Telp : 0266-731555
Fax : 0266-731899 / 735551
Tanggal terbit Ditetapkan/ Disahkan
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
05 Oktober 2022 Dr.dr.Hj. Rahmini Sabariah Sp.A

Merupakan kegiatan pelaporan dan pemantauan setiap kejadian


1. PENGERTIAN
medication error

1. Menurunnya Insiden KTD dan KNC yang terkait


medication error di rumah sakit
2. Meningkatnya mutu pelayanan farmasi dan keselamatan
pasien
3. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. TUJUAN 4. Meningkatnya akuntabilitas farmasi rumah sakit terhadap
pasien dan masyarakat

Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak


terjadi pengulangan insiden tidak diharapkan

Peraturan Direktur Rumah Sakit Bhakti Medicare Nomor


3. REGULASI 41/PDRS/RSBM/VII/2022 Tentang Pedoman Pelayanan
Instalasi Farmasi
1. 1. Petugas pelapor / petugas penerima laporan :
a. Mengidentifikasi tipe insiden yang terjadi
1) KNC/ kejadian nyaris cidera : diselesaikan terlebih
dahulu sesegera mungkin dengan Instalasi Farmasi
sebelum melaporkan kepada atasan langsung untuk
mencegah dan mengurangi dampak / cidera yang tidak
diharapkan.
2) KTD / kejadian tidak diharapkan dan KTC / kejadian
4. PROSEDUR
tidak cidera segera dilaporkan kepada atasan langsung
maksimal 30 menit setelah ditemukannya insiden.
b. Setelah ditindaklanjuti segera membuat laporan insiden
dengan mengisi formulir Laporan Insiden kepada tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Tim KPRS) dan
menandatanganinya
c. Menyerahkan laporan insiden kepada atasan langsung
petugas pelapor maksimal pada akhir shiftnya
MEDICATION SAFETY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Siliwangi No. 186 B
Cicurug – Sukabumi SPO.498-0922 1 2/4
Telp : 0266-731555
Fax : 0266-731899 / 735551
Tanggal terbit Ditetapkan/ Disahkan
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
05 September 2022 Dr.dr.Hj. Rahmini Sabariah Sp.A
3. Atasan langsung petugas pelapor / Kepala
Instalasi/Kepala Bangsal/ Kepala Ruang memeriksa
laporan dan melaporkan kepada Dokter Penanggung
Jawab Pelayanan (DPJP), apabila insiden tersebut
menyangkut pasien secara langsung.
4. Atasan langsung/ Kepala unit/bangsal/Instalasi
melakukan asesmen / grading risiko insiden.
5. Atasan langsung petugas pelapor / Kepala
Instalasi/Kepala Bangsal/ Kepala Ruang melaporkan
kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP),
apabila insiden tsb menyangkut pasien secara langsung.
6. Grading risiko menentukan bentuk investigasi dan
analisis yang akan dilakukan sebagai berikut:
a. Grade Biru : investigasi sederhana oleh atasan
langsung maksimal
Grade hijau: investigasi sederhana oleh atasan langsung
4. PROSEDUR maksimal waktu adalah 2 minggu setelah insiden
ditemukan
b. Grade kuning: investigasi komprehensif /akar masalah
(RCA) oleh Tim KPRS (Waktu maksimal 45 Hari).
c. Grade orange: investigasi komprehensif /akar masalah
(RCA) oleh Tim KPRS (Waktu maksimal 45 Hari).
d. Grade merah : investigasi komprehensif /akar masalah
(RCA) oleh Tim KPRS (Waktu maksimal 45 Hari).
1. Apabila grading risiko kuning, orange dan merah maka atasan
langsung petugas segera melaporkan insiden kepada Tim
KPRS maksimal 1 minggu dan melaporkan laporan insiden
yang telah ditandatangani.
2. Apabila grading biru dan grading hijau maksimal 2 minggu
Setelah selesai melakukan investigasi sederhana segera
melaporkan laporan insiden dan hasil investigasi sederhana
kepada Tim KPRS
MEDICATION SAFETY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Siliwangi No. 186 B
Cicurug – Sukabumi SPO.498-0922 1 3/4
Telp : 0266-731555
Fax : 0266-731899 / 735551
Tanggal terbit Ditetapkan/ Disahkan
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
05 Oktober 2022 Dr.dr.Hj. Rahmini Sabariah Sp.A
4. PROSEDUR 3. Petugas Instalasi Farmasi melakukan analisa dan identifikasi
kejadian medication error; analisa eror /kesalahan pada fase:
a. Tahapan purcesing dan ordering (perencanaan dan
pengadaan)
b. Tahapan prescribing (peresepan)
c. Tahapan transcribing (pembacaan resep)
d. Tahapan dispensing (penyiapan obat)
e. Tahapan delivering (pengiriman obat)
f. Tahapan administering (pemberian obat)
g. Tahapan storing (penyimpanan)
h. Tahapan monitoring (pemantauan terapi)
4. Petugas Instalasi Farmasi melakukan analisa dan identifikasi
tipe medication error yang terjadi
5. Petugas Instalasi Farmasi mendokumnetasikan kejadian
medication error dan segera melaporkan (1x 8 jam atau
dalam shift kerjanya) kepada apoteker / kepala Instalasi
Farmasi.
6. Tim KPRS segera mengevaluasi dan menganalisis kembali
laporan insiden dan laporan hasil investigasi untuk
menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan regrading.
7. Untuk grade kuning dan merah, Tim KPRS akan melakukan
investigasi komprehensif / akar masalah (RCA).
8. Setelah melakukan RCA, Tim KPRS akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta “Pembelajaran”
berupa: Petunjuk / “Safety Alert” untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali.
9. Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak di masa depan.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
secara berkala (maksimal tiga bulan) kepada Direktur
11. Rekomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan
umpan balik kepada unit kerja terkait.
12. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan
kerjanya masing-masing
13. Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KPRS.

MEDICATION SAFETY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


Jl. Raya Siliwangi No. 186 B
Cicurug – Sukabumi SPO.498-0922 1 4/4
Telp : 0266-731555
Fax : 0266-731899 / 735551
Tanggal terbit Ditetapkan/ Disahkan
Direktur Rumah Sakit
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
05 Oktober 2022 Dr.dr.Hj. Rahmini Sabariah Sp.A
14. Petugas Instalasi Farmasi melakukan analisa dan identifikasi
kejadian medication error; analisa eror /kesalahan pada fase:
i. Tahapan purcesing dan ordering (perencanaan dan
pengadaan)
j. Tahapan prescribing (peresepan)
k. Tahapan transcribing (pembacaan resep)
l. Tahapan dispensing (penyiapan obat)
m. Tahapan delivering (pengiriman obat)
n. Tahapan administering (pemberian obat)
o. Tahapan storing (penyimpanan)
p. Tahapan monitoring (pemantauan terapi)
15. Petugas Instalasi Farmasi mendokumnetasikan kejadian
medication error dan segera melaporkan (1x 8 jam atau
dalam shift kerjanya) kepada apoteker / kepala Instalasi
Farmasi.
16. Tim KPRS segera mengevaluasi dan menganalisis kembali
laporan insiden dan laporan hasil investigasi untuk
4. PROSEDUR menentukan apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan
(RCA) dengan melakukan regrading.
17. Untuk grade kuning dan merah, Tim KPRS akan melakukan
investigasi komprehensif / akar masalah (RCA).
18. Setelah melakukan RCA, Tim KPRS akan membuat laporan
dan rekomendasi untuk perbaikan serta “Pembelajaran”
berupa: Petunjuk / “Safety Alert” untuk mencegah kejadian
yang sama terulang kembali.
19. Mengidentifikasi unit atau bagian lain yang mungkin terkena
dampak di masa depan.
20. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja dilaporkan
secara berkala (maksimal tiga bulan) kepada Direktur
21. Rekomendasi untuk “perbaikan dan pembelajaran” diberikan
umpan balik kepada unit kerja terkait.
22. Unit kerja membuat analisis dan trend kejadian di satuan
kerjanya masing-masing.
Monitoring dan evaluasi perbaikan oleh Tim KPRS.
Instalasi Farmasi
UNIT TERKAIT
Ruang Perawatan

Anda mungkin juga menyukai