➤ Antecedent
Sesuatu yang datang sebelum prilaku
terbentuk yg dapat mendorong kita untuk
berkelakuan / berprilaku tertentu
➤ Bahvior
Tindakan yang dapat diobservasi
➤ Consequence
Sesuatu yg mengikuti prilaku dan
mempengaruhi kemungkinan prilaku akan
terjadi kembali di masa mendatang
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)
➤ Antecedent
handphone berdering
➤ Behavior
Menjawab handphone
➤ Consequence
berbicara dgn penelphone
Case study #1
➤ Prilaku apa yg pernah anda lakukan yang tidak pernah anda lupa hingga
saat ini ?
➤ Jelaskan antecedent dan consequence dari prilaku anda tersebut !
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER
➤ Consequence
Consequence yang mengendalikan prilaku dan
terjadinya pengulangan prilaku
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER
PIC / NIC
Others combinations also have power but the most powerful combination is PIC
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER
Case study #2
➤ Carilah prilaku yang tidak selamat
(unsafe act) dan prilaku yang
selamat (safe act) !
➤ Jelasakan apa yang menjadi
antecedent dan consequence dari
unsafe act & safe act di atas !
➤ Tentukam combinasi consequences-
nya!
➤ Jelaskan mana consequence yang
menguatkan dan melemahkan
terjadinya pengulangan prilaku
THE
HEALTH BELIEF
MODEL
(HBM)THEORY
Hochbaum, Rosenstock & Kegel
TEORI HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
Perceived
susceptibility to Perceived
and severity of benefits
Age risk / disease
Gender Individual
Ethnicity Behavior
Perceived
Personality
Socioeconomics benefits
Knowledge
Perceived
Cues to
barriers
Action
Perceived
self - efficacy
L. Champion, Victoria and Skinner Sugg, Celette,
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi untuk merubah prilaku
K3
Perceived susceptibility Keyakinan akan kemunkinan 1. Definisikan risiko di suatu
atau kerentanan terkena populasi
risiko 2. Gambarkan secara
gamblang risiko sesuai
dengan karakteristik atau
prilaku sesorang
3. Buat rasa "kerentanan" ini
menjadi konsisten dengan
risiko individual yang nyata
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi
untuk merubah prilaku
Perceived Severity K3spesifik
Keyakinan tentang seberapa Jelaskan secara
serius / parah konsekuensi konsekuensi apa yang bisa
yg bisa diderita dari suatu didapatkan dari suatu risiko
risiko jika seseorang tidak
berprilaku seperti yg
diharapkan
Perceived Benefit Keyakinana akan manfaat yg Jelakan apa, siapa,
akan didapat dari berprilaku bagaimana, dimana dan
dan keefektifan prilaku yg kapan prilaku harus
diharapkan dalam dilakukan. Jelaskan juga
mengurangi risiko atau dampak positif dari
dampak berprilaku yg diharapkan.
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi
untuk merubah prilaku
Perceived Barier K3 tindak
Keyakinan tentang kesulitan, Identifikasi dan
hambatan dan kerugian dari lanjuti hambatan untuk
melakukan prilaku yg melakukan prilaku yg
diharapkan diharapkan
Cues to Action Strategy untuk mengaktifkan Menyediakan informasi
atau menguatkan kesiapan tentang bagaiaman cara
berprilaku melakukan prilaku yg
diharapkan,
mempromosikan awareness,
membuat sistem pengingat
(reminder)
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi untuk merubah prilaku
K3
Self-efficacy Kepercayaan diri seseorang 1. Menyediakan pelatihan
bahwa ia memilki dan petunjuk dalam
kemampuan untuk melakukan prilaku yg
mengambil tindakan yg diharapkan
diharapkan 2. Membuat dan
menetapkan goal / target yg
progresive
3. Memberikan verbal
reinforcement
4. Mencontohkan prilaku yg
diharapkan
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)
Case study #3
➤ Tentukan prilaku K3 yang anda
harpakan untuk dilakukan!
➤ Tentukan apa tindakan / langkah
apa saja yang akan anda lakukan
sesuai dengan HBM untuk
membuat orang lain mau
melakukan prilaku K3 yg anda
harapkan!
THE
DOMINO
THEORY
Heinrich & Frank E. Bird
TEORI DOMINO (HERBERT WILLIAM HEINRICH)
Herbert William Heinrich seorang assistant
superintendent di perusahaan asuransi perjalanan
saat itu dan menjadi pelopor keselamatan industri di
Amerika di era 30-an.
H
rule, regulation, supervisor commands,etc)
➤ H : Hardware (machine, tools, material,
building, vehicles, control display, etc)
➤ E : Environment (noise, humidity, vibration,
illumination, air quality, etc)
E
pentingnya dengan karakteristik block / elemen itu
sendiri.
Ketidakcocokan dapat menjadi sumber human error
yang bisa menjadi pemicu terjadinya insiden
PARADIGMA
& MOTIVASI K3
Align with "The Phycology of Safety Handbook" E. scoot Galler
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
➤ Era Prasejarah (3600 SM)
Alat berburu yang dibuat dari batu, sarung
tangan kapak, tabib kesehatan
➤ Era Revolusi Industri (1760-1830)
Mesin industry menggantikan manusia
➤ Era Industri Modern (abad 20)
Perkembangan safety engineering (safety
device, interlock, safety valve,dll)
➤ Era Ilmu Manajemen Modern (1990-an)
Safety management system (iso, ohsas), safety
award (enforcement), safety
training(education), SOP, dll
PRUBAHAN PARADIGMA K3
➤ Kita harus mengetahui & merubah paradigma
K3 yang tepat untuk lebih dari sekedar
melampaui kinerja K3
➤ Perubahan paradigma K3 yg perlu kita lakukan
misalnya :
Dari peraturan pemerintah ke tanggung
jawab perusahaan
Dari orientasi kegagalan ke orientasi
pencapaian
Pelatihan yg dilakukan harus mampu meningkatkan persepsi risiko pekerja, pengetahuan pekerja akan
bahaya disekitar area kerjanya serta kemampuan untuk melakukan tindakan pengendalian resiko yg
dieperlukan. Pekerja diharapkan berpartisipasi aktif dalam proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko.
Setiap pekerja terutama level supervisor harus mendapatkan pembinaan secara berkala dalam hal kepatuhan
mereka mengikuti standard operational procedures yang berhubungan dengan aktifitas dan posisi kerja mereka
masing-masing
Lesson learned dari incident yang disebabkan oleh unsafe action perlu dikaji secara berkala sebagai bagian dari
program pelatihan agar pekerja dapat belajar dari kejadian tersebut dan tidak mengulangi hal serupa di
kemudian hari
BEHAVIORAL SAFETY PROGRAMS
Beberapa tahapan Behavioral Safety Program yang bisa dilakukan diantaranya ;
1. Pelaksanaan Safety Observation Program
Membuat program observasi pada aktifitas kerja untuk memastikan kesesuainnya dengan SOP yang
telah ditetapkan. Dalam observasi ini harus melibatkan komunikasi, dialog serta diskusi antara
observer dan observee prihal prilaku kerja (safe & risk behavior) yg di amati
2. Mengidentifikasi & melatih para Observer
Pelaku observasi (observer) harus diidentifikasi dan ditetapkan berdasarkan posisi, tanggung jawab
dan keterlibatannya di dalam aktifitas kerja untuk kemudian diberikan pelatihan tentang teknik
observasi yang tepat.
3. Mengembangkan & membuat Observation Checklist Form & Observing Behavior List
Form checklist observasi perlu dibuat untuk memudahkan observer melakukan pengamatan, selain itu
perlu juga ditetapkan prilaku kerja apa saja yg perlu diamati saat melakukan pengamatan untuk
kemudian dimasukkan ke dalam checklist observasi sehingga prosesnya akan lebih efektif dan spesifik
BEHAVIORAL SAFETY PROGRAMS
Beberapa tahapan Behavioral Safety Program yang bisa dilakukan diantaranya (count'd):
3. Membuat Observation Recording System
Membuat sistem pencatatan hasil observasi yang telah dilakukan oleh observers agar semua
hasil observasi dapat tercatat dan terpelihara untuk tujuan selanjutnya
4. Melakukan Observation Analysis
Melakukan analisa terhadap hasil observasi yang telah dilakukan untuk mendapatkan trend safe
mauapun risk behavior sehingga bisa dijadikan dasar untuk mengembangkan program - program
K3 dalam rangka memingkatkan kinerja K3 perusahaan secara berkesinambungan
BEHAVIORAL SAFETY TRAINING
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan
Behavioral Safety Program diantaranya :
➤ Partisipasi seluruh pekerja
➤ Fokus terhadap usfase behavior yg
kritikal
➤ Data driven decision making
➤ Perbaikan berkelanjutan
➤ Umpan balik, dialog & diskusi antara
observer - observee
➤ Dukungan & komitmen management
THANK YOU...
Yan Fuadi, S.T, M.K.K.K