Anda di halaman 1dari 52

ASPEK PRILAKU K3

Yan Fuadi, S.T, M.K.K.K


PRILAKU
MANUSIA & K3
Definisi prilaku manusia serta
hubungannya dengan K3
PRILAKU MANUSIA & HUBUNGANNYA DENGAN K3

Apa itu prilaku ?

➤ Bagaimana sesorang melakukan dirinya


(bertindak)
➤ Sikap individual
➤ Tindakan seseorang yg dapat diobservasi
PRILAKU MANUSIA & HUBUNGANNYA DENGAN K3

Dari beberapa insiden besar yg terjadi di dunia
seperti insiden di Flixboro, Kegworth dan
Moorgate serta Piper Alpha, ditemukan bukti -
bukti bahwa telah terjadinya kegagalan dan
ketidaksesuaian dimana prilaku manusia menjadi
faktor penyebab yg signifikan
-Strank Jeremy W.
ANTECEDENT
BEHAVIOR
CONSEQUENCE
(ABC)THEORY
B.F. Skinner
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER
➤ Secara konseptual, skinner menyatakan bahwa prilaku manusia dapat dianalogikan
sepotong sandwich, dimana prilaku manuasia di pengaruhi oleh 2 pengaruh
lingkungan, yang pertama disebut dengan antecedent (peristiwa yg mendahului
prilaku) dan kedua disebut consequence (peristiwa yg mengikuti prilaku)
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

➤ Antecedent
Sesuatu yang datang sebelum prilaku
terbentuk yg dapat mendorong kita untuk
berkelakuan / berprilaku tertentu
➤ Bahvior
Tindakan yang dapat diobservasi
➤ Consequence
Sesuatu yg mengikuti prilaku dan
mempengaruhi kemungkinan prilaku akan
terjadi kembali di masa mendatang
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

➤ Antecedent
handphone berdering

➤ Behavior
Menjawab handphone

➤ Consequence
berbicara dgn penelphone

Case study #1
➤ Prilaku apa yg pernah anda lakukan yang tidak pernah anda lupa hingga
saat ini ?
➤ Jelaskan antecedent dan consequence dari prilaku anda tersebut !
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER

Antecedent Behavior Consequence

Kepala terasa panas, tidak Rasa nyaman, tampil lebih


Pekerja tidak menggunakan
stylish, tidak disediakan keren, cidera pada kepala,
safety helmet
perusahaan cacat, kematian
Lebih cepat, bebas bergerak, rasa
Ribet memakainya, merasa tdk
Pekerja tidak menggunakan nyaman, sanjungan dari rekan kerja
bebas bergerak, ukurannya tidak fit,
safety harness & boss, jatuh dari ketinggian,
berpengalama
kematian
Mendapat training & induksi, Terhindar dari cidera mata,
aturan perusahaan, rasa takut Pekerja memakai safety mendapat reward dari perusahaan &
cidera, adanya sanksi, rambu wajib glasses supervisor, tidak nyaman, berkabut,
safety glasses pandangan terganggu
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

Manakah yang mengendalikan prilaku ,


bahavior ?
➤ Antecedent

Antecedent mempengaruhi prilaku jika


prediksinya tepat terhadap consequences yang
akan terjadi

➤ Consequence
Consequence yang mengendalikan prilaku dan
terjadinya pengulangan prilaku
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER

Kebijakan Antecedent dilakukan


K3 sebelum prilaku terbentuk
Rambu K3 Pengawasan
K3
Sistem K3 menjalankan semua
antecedent - antecedent ini
Pelatihan PRILAKU PertemuAn untuk membentuk PRILAKU
SELAMAT (Safe Behavior),
K3 SElAMAT K3
namun consequence yang
nyata juga harus dijalankan
untuk menguatkan konsistensi
Aturan K3 prilaku selamat yang
Rewards & Prosedur terbentuk
punishments
K3

The pattern of consequences determines the
performers behavior

-J. Agnew and Daniels. A


TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

Ada tiga faktor utama yang mempengaruhi


kekuatan consequences, yaitu :
➤ Tipe consequence
Positive (P)
Negative (N)
➤ Waktu terjadinya consequence setelah
berprilaku
Immediately (I)
Future (F)
➤ Kemungkinan terjadinya consequence
Certain (C)
Uncertain (U)
Agnew, J and Daniel, A. Safe by Accident?, Performance Management Publication, 2010
“ The most powerful consequence are :
POSITIVE - IMMEDIATE - CERTAIN
NEGATIVE - IMMEDIATE - CERTAIN

PIC / NIC
Others combinations also have power but the most powerful combination is PIC
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC) #B.F. SKINNER

Antecedent Behavior Consequence

Rasa nyaman (PIC), tampil


Kepala terasa panas, tidak
Pekerja tidak menggunakan lebih keren (PIC), cidera pada
stylish, tidak disediakan
safety helmet kepala(NIU), cacat(NIU),
perusahaan
kematian(NIU)
Lebih cepat, bebas bergerak, rasa
Ribet memakainya, merasa tdk nyaman, sanjungan dari rekan kerja
Pekerja tidak menggunakan
bebas bergerak, ukurannya tidak fit, & boss, reward / bonus dari
berpengalama safety harness perusahaan, jatuh dari ketinggian,
kematian

berdialog dan berdiskusi dengan para pekerja saat
melakukan pengawasan K3 adalah salah satu cara
untuk mengungkap antecedent & consequence dibalik
behavior yang mereka tunjukkan, sehingga kita tahu
strategy apa yang tepat untuk mengubah atau
menguatkan behavior tersebut
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

Case study #2
➤ Carilah prilaku yang tidak selamat
(unsafe act) dan prilaku yang
selamat (safe act) !
➤ Jelasakan apa yang menjadi
antecedent dan consequence dari
unsafe act & safe act di atas !
➤ Tentukam combinasi consequences-
nya!
➤ Jelaskan mana consequence yang
menguatkan dan melemahkan
terjadinya pengulangan prilaku
THE
HEALTH BELIEF
MODEL
(HBM)THEORY
Hochbaum, Rosenstock & Kegel
TEORI HEALTH BELIEF MODEL (HBM)

Health Belief Model (HBM) pertama kali


dikembangkan tahun 1950'an pada jasa
pelayanan kesehatan masyarkat di US

HBM dikembangan awalnya untuk


menganalisa kegagalan masyarakat US
untuk berpartisipasi dalam program
pencegahan penyakit

Walaupun HBM dikembangkan di bidang
kesehatan masyarakat namun konsep & analogi
teorinya bisa diapplikasikan di bidang K3
TEORI HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
Health Belief Model (HBM) terdiri dari beberapa
konsep yang memprediksi kenapa seseorang
berprilaku atau bertindak untuk mencegah,
mengenali atau mengontrol penyakit
Construct / konsep di dalam HBM yaitu :
➤ Perceived Susceptibility (merasakan kerentanan)
➤ Perceived Severity ( rasa keparahan)
➤ Perceived Benefit ( merasakan manfaat )
➤ Perceived Barrier ( merasakan hambatan )
➤ Cues to Action ( isyarat untuk melakukan prilaku )
➤ Self-Efficacy ( kepercayaan diri )
KONSEP HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
➤ Perceived Susceptibility (merasakan kerentanan)
Keyakinan atau evaluasi seseorang akan kemungkinan atau seberapa rentan dirinya terkena dampak. Contohnya
seseorang yakin bahwa dirinya bisa celaka jika tidak menggunakan safaty helmet di lokasi konstruksi
➤ Perceived Severity ( rasa keparahan)
Keyakinan atau evaluasi seseorang akan tingkat keparahan (luka ringan, luka berat, cacat, kematian, kehilangan
masa depan, dll) yang bisa ia derita jika terkena dampak. Contohnya seseorang yakin kepalanya bisa
mendapatkan cidera parah bahkan kematian jika ia tidak menggunakan safety helmat saat berada di lokasi
konstruksi
➤ Perceived Benefits ( merasakan manfaat )
Keyakinan seseorang akan kenuntungan / manfaat yang bisa ia dapatkan dari melakukan prilaku yang
diharapkan atau evaluasi seseorang tentang seberapa efektif prilaku yang dilakukan dapat mengurangi dampak
suatu kondisi. Contoh keyakinan seseorang bahwa cidera yg ia derita akan berkurang jika menggunakan safety
helmet, atau akan menerima pujian dari supervisor saat ia disiplin menggunakan safety helmet, atau mendapat
bonus dari perusahaan atas prilaku disiplinnya menggunakan safety helmet
KONSEP HEALTH BELIEF MODEL (HBM)
➤ Perceived Barrier ( merasakan hambatan )
Keyakinan atau evaluasi sesorang akan hambatan atau kesulitan untuk melakukan prilaku. Contohnya "saya
tahu safety helmet dapat melindungi kepala saya dan saya ingin memakainya saat bekerja, namun perusahaan
tidak menyediakannya dan harganya cukup mahal jika saya harus membeli sendiri."

➤ Cues to Action ( isyarat untuk melakukan prilaku )


Faktor yang menguatkan atau memotivasi sesorang melakukan suatu prilaku. Contohnya seseorang yg sudah
berkeinginan kuat untuk memakai safety helmet menjadi lebih termotivasi setelah melihat rambu - rambu di
tempat kerja, atau melihat semua rekan kerja yg lain juga menggunakan safety helmet, atau termotivasi
dengan melihat spanduk-spanduk kampanye safety.
➤ Self-Efficacy ( kepercayaan diri )
Kepercayaan diri seseorang bahwa ia memilki kemampuan untuk melakukan sesuatu prilaku yang diharapkan
untuk mendatangkan hasil. Contonya seseorang yg yakin ia harus menggunakan safety helmet karena ia tahu
manfaat yg akan dia dapatkan jika menggunkannya dan tahu kerugian yg akan ia dapatkan jika tidak
menggunakannya.
HEALTH BELIEF MODEL (HBM) COMPONENTS AND LINKAGES
Modifying Factors Individual Belief Action

Perceived
susceptibility to Perceived
and severity of benefits
Age risk / disease
Gender Individual
Ethnicity Behavior
Perceived
Personality
Socioeconomics benefits
Knowledge
Perceived
Cues to
barriers
Action

Perceived
self - efficacy
L. Champion, Victoria and Skinner Sugg, Celette,
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi untuk merubah prilaku
K3
Perceived susceptibility Keyakinan akan kemunkinan 1. Definisikan risiko di suatu
atau kerentanan terkena populasi
risiko 2. Gambarkan secara
gamblang risiko sesuai
dengan karakteristik atau
prilaku sesorang
3. Buat rasa "kerentanan" ini
menjadi konsisten dengan
risiko individual yang nyata
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi
untuk merubah prilaku
Perceived Severity K3spesifik
Keyakinan tentang seberapa Jelaskan secara
serius / parah konsekuensi konsekuensi apa yang bisa
yg bisa diderita dari suatu didapatkan dari suatu risiko
risiko jika seseorang tidak
berprilaku seperti yg
diharapkan
Perceived Benefit Keyakinana akan manfaat yg Jelakan apa, siapa,
akan didapat dari berprilaku bagaimana, dimana dan
dan keefektifan prilaku yg kapan prilaku harus
diharapkan dalam dilakukan. Jelaskan juga
mengurangi risiko atau dampak positif dari
dampak berprilaku yg diharapkan.
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi
untuk merubah prilaku
Perceived Barier K3 tindak
Keyakinan tentang kesulitan, Identifikasi dan
hambatan dan kerugian dari lanjuti hambatan untuk
melakukan prilaku yg melakukan prilaku yg
diharapkan diharapkan
Cues to Action Strategy untuk mengaktifkan Menyediakan informasi
atau menguatkan kesiapan tentang bagaiaman cara
berprilaku melakukan prilaku yg
diharapkan,
mempromosikan awareness,
membuat sistem pengingat
(reminder)
APLIKASI HEALTH BELIEF MODEL (HBM) DLM MEMBENTUK PRILAKU K3
Yang harus dilakukan
Konsep Definisi untuk merubah prilaku
K3
Self-efficacy Kepercayaan diri seseorang 1. Menyediakan pelatihan
bahwa ia memilki dan petunjuk dalam
kemampuan untuk melakukan prilaku yg
mengambil tindakan yg diharapkan
diharapkan 2. Membuat dan
menetapkan goal / target yg
progresive
3. Memberikan verbal
reinforcement
4. Mencontohkan prilaku yg
diharapkan
TEORI ANTECEDENT BEHAVIOR CONSEQUENCE (ABC)

Case study #3
➤ Tentukan prilaku K3 yang anda
harpakan untuk dilakukan!
➤ Tentukan apa tindakan / langkah
apa saja yang akan anda lakukan
sesuai dengan HBM untuk
membuat orang lain mau
melakukan prilaku K3 yg anda
harapkan!
THE
DOMINO
THEORY
Heinrich & Frank E. Bird
TEORI DOMINO (HERBERT WILLIAM HEINRICH)
Herbert William Heinrich seorang assistant
superintendent di perusahaan asuransi perjalanan
saat itu dan menjadi pelopor keselamatan industri di
Amerika di era 30-an.

"Heinrich berkesimpulan bahwa


95 persen kecelakaan di tempat
kerja disebabkan oleh unsafe act
( tindakan tidak selamat)"
Keimpulan ini didapat dari hasil kajian
ribuan laporan kecelakaan yg dibuat
oleh seupervisornya yg sebagian besar
meyalahkan pekerja tanpa melakukan
investigasi detail untuk mencarinakar
maslahnya.
TEORI DOMINO (HEINRICH)
➤ Unsafe act (tindakan tidak
selamat) adalah penyebab
terjadinya incident / kecelakaan
➤ Menyalahkan orang atau
indivudual (mistake of people)
➤ Tidak menyentuh issue
organisasi dan kegagalan
management
➤ Mencari penyebab tunggal dari
suatu incident
TEORI DOMINO (FRANK E.BIRD)
Bird memperbaharui teori domino untuk lebih fokus
terhadap management dalam mengendalikan incident.
Teori domino baru ini lebih menekankan pentingnya
mencari sebab -sebab dasar (basic causes) sebagai
penyebab terjadinya insiden daripa penyebab
langsungnya
Basic cause :
➤ Personal factor :
Lack of knowledge or skill, poor motivation,
physical & physiological problem
➤ Job factor :
Inadequate work standard, improper usage of
machines & material, normal wearing away of
machine
TEORI DOMINO (FRANK E. BIRD)
➤ Unsafe act (tindakan tidak
selamat) adalah gejala (symptom)
➤ unsafe act merupakan penyebab
langsung (immediate cause) dari
suatu insiden
➤ Unsafe act disebabkan oleh
penyebab dasar (basic cause) yaitu
faktor pribadi dan faktor pekerjaan
➤ Mencantumkan faktor
management (lack of control)
sebagai penyebab insiden
SWISS
CHEESE
MODEL
James T. Reason
SWISS CHEESE MODEL (JAMES REASON)
➤ Susunan keju swiss : sistem yang ideal
➤ Tiap potongan keju swiss : lapisan
pelindung ( protective/defense layer)
➤ Lubang pada keju swiss : kesempatan
terjadinya kegagalan system pelindung

Kesalahan memungkinkan bahaya melewati satu


defense layer, namun jika defense layer yg lain
bekerja maka bahaya dapat tertangkap dan
dikendalikan pada lapis berikutnya, tetapi jika
semua defense layer gagal maka bahaya akan
terus menembus defense layer hingga
menyebabkan terjadinya incident.
SOFTWARE
HARDWARE
ENVIRONMENT
LIVEWARE (SHELL)
Hawkins & orlady

SHELL model mengadopsi perspektif sistem yang
berpendapat bahwa jarang sekali manusia sebagai
penyebab satu -satunya terjadinya insiden. Manusia
(liveware) merupakan elemen yg paling kritikal dan
fleksibel di dalam suatu sistem kerja dimana ia berinteraksi
secara langsung dengan komponen sistem yg lain yaitu
software, hardware, environment dan liveware lainnya

- Hawkins & Orlady, 1993.


SOFTWARE HARDWARE ENVIRONMENT LIVEWARE (SHELL)
➤ S : Software (procedure, sign, symbology,

H
rule, regulation, supervisor commands,etc)
➤ H : Hardware (machine, tools, material,
building, vehicles, control display, etc)
➤ E : Environment (noise, humidity, vibration,
illumination, air quality, etc)

S L L ➤ L : Liveware (engineer, operator, supervisor,


helper, welder, etc)

Dalam model ini, kecocokan atau ketidakcocokan


hubungan (interface) antara block / elemen sama

E
pentingnya dengan karakteristik block / elemen itu
sendiri.
Ketidakcocokan dapat menjadi sumber human error
yang bisa menjadi pemicu terjadinya insiden
PARADIGMA
& MOTIVASI K3
Align with "The Phycology of Safety Handbook" E. scoot Galler
SEJARAH PERKEMBANGAN K3
➤ Era Prasejarah (3600 SM)
Alat berburu yang dibuat dari batu, sarung
tangan kapak, tabib kesehatan
➤ Era Revolusi Industri (1760-1830)
Mesin industry menggantikan manusia
➤ Era Industri Modern (abad 20)
Perkembangan safety engineering (safety
device, interlock, safety valve,dll)
➤ Era Ilmu Manajemen Modern (1990-an)
Safety management system (iso, ohsas), safety
award (enforcement), safety
training(education), SOP, dll
PRUBAHAN PARADIGMA K3
➤ Kita harus mengetahui & merubah paradigma
K3 yang tepat untuk lebih dari sekedar
melampaui kinerja K3
➤ Perubahan paradigma K3 yg perlu kita lakukan
misalnya :
Dari peraturan pemerintah ke tanggung
jawab perusahaan
Dari orientasi kegagalan ke orientasi
pencapaian

Dari fokus ke hasil ke fokus pada prilaku


Dari kendali top-down menjadi keterlibatan
buttom-up
Dari menyalahkan orang ke kegagalan system
BEHAVIOR BASE SAFETY PROCESS
MOTIVASI K3
➤ Motivator adalah sesuatu yang mendorong manusia
untuk berprilaku tertentu atau melakukan sesuatu.
➤ Pelari ini pasti akan mulai berlari, namun berapa
lama ia akan berlari dengan metode ini? Apakah
efektif ? (Lihat ilustrasi di samping)
➤ Setiap individu akan termotivasi oleh kebutuhan
(needs) seperti kebutuhan untuk selamat,
kehangatan, cukup makan, bagian dari kelompok,
mendapatkan kehidupan yang layak dan kebutuhan
lainnya.
➤ Memotivasi seseorang untuk berprilaku K3 yg
diharapkan juga harus mempertimbangkan faktor
kebutuhan (needs) ini
NEEDS PYRAMID MASLOW
BEHAVIORAL
SAFETY
PROGRAMS
Align with "The Phycology of Safety Handbook" E. scoot Galler
BEHAVIORAL SAFETY TRAINING
➤ Sebelum menerapkan Behavioral Safety Programs, maka sangat esensial untuk memberikan pelatihan (behavioral
safety training) yg sesuai kepada semua level pekerja ttg prilaku selamat (safe behavior)
➤ Behavioral safety training yg dilakukan menggabungkan beberapa elemen di bawah ini :

Meningkatkan safety awareness

Pelatihan yg dilakukan harus mampu meningkatkan persepsi risiko pekerja, pengetahuan pekerja akan
bahaya disekitar area kerjanya serta kemampuan untuk melakukan tindakan pengendalian resiko yg
dieperlukan. Pekerja diharapkan berpartisipasi aktif dalam proses identifikasi bahaya dan penilaian risiko.

Membina prilaku selamat

Setiap pekerja terutama level supervisor harus mendapatkan pembinaan secara berkala dalam hal kepatuhan
mereka mengikuti standard operational procedures yang berhubungan dengan aktifitas dan posisi kerja mereka
masing-masing

Mengkaji konsekuensi dari prilaku yang tidak selamat

Lesson learned dari incident yang disebabkan oleh unsafe action perlu dikaji secara berkala sebagai bagian dari
program pelatihan agar pekerja dapat belajar dari kejadian tersebut dan tidak mengulangi hal serupa di
kemudian hari
BEHAVIORAL SAFETY PROGRAMS
Beberapa tahapan Behavioral Safety Program yang bisa dilakukan diantaranya ;
1. Pelaksanaan Safety Observation Program
Membuat program observasi pada aktifitas kerja untuk memastikan kesesuainnya dengan SOP yang
telah ditetapkan. Dalam observasi ini harus melibatkan komunikasi, dialog serta diskusi antara
observer dan observee prihal prilaku kerja (safe & risk behavior) yg di amati
2. Mengidentifikasi & melatih para Observer
Pelaku observasi (observer) harus diidentifikasi dan ditetapkan berdasarkan posisi, tanggung jawab
dan keterlibatannya di dalam aktifitas kerja untuk kemudian diberikan pelatihan tentang teknik
observasi yang tepat.
3. Mengembangkan & membuat Observation Checklist Form & Observing Behavior List
Form checklist observasi perlu dibuat untuk memudahkan observer melakukan pengamatan, selain itu
perlu juga ditetapkan prilaku kerja apa saja yg perlu diamati saat melakukan pengamatan untuk
kemudian dimasukkan ke dalam checklist observasi sehingga prosesnya akan lebih efektif dan spesifik
BEHAVIORAL SAFETY PROGRAMS
Beberapa tahapan Behavioral Safety Program yang bisa dilakukan diantaranya (count'd):
3. Membuat Observation Recording System
Membuat sistem pencatatan hasil observasi yang telah dilakukan oleh observers agar semua
hasil observasi dapat tercatat dan terpelihara untuk tujuan selanjutnya
4. Melakukan Observation Analysis
Melakukan analisa terhadap hasil observasi yang telah dilakukan untuk mendapatkan trend safe
mauapun risk behavior sehingga bisa dijadikan dasar untuk mengembangkan program - program
K3 dalam rangka memingkatkan kinerja K3 perusahaan secara berkesinambungan
BEHAVIORAL SAFETY TRAINING
Beberapa hal yang mendukung keberhasilan
Behavioral Safety Program diantaranya :
➤ Partisipasi seluruh pekerja
➤ Fokus terhadap usfase behavior yg
kritikal
➤ Data driven decision making
➤ Perbaikan berkelanjutan
➤ Umpan balik, dialog & diskusi antara
observer - observee
➤ Dukungan & komitmen management
THANK YOU...
Yan Fuadi, S.T, M.K.K.K

Anda mungkin juga menyukai