Anda di halaman 1dari 3

To further clarify Musharaka, please take a look at the flow chart in Figure 6.3.

Musharaka is
sometimes criticised as being a dated instrument that cannot be applied in the modern
world. However, this criticism is somewhat unjustified. Islam has not prescribed a specific
form or procedure for Musharaka; rather it has set some broad principles that can
accommodate numerous forms and procedures. A new form or procedure in Musharaka
that would make it suitable for modern financial needs cannot be rejected merely because it
has no precedent in the past. In fact, every new form can be acceptable as long as it
conforms to the principles laid down by the Sharia’a.
Untuk lebih memperjelas musyarakah, silahkan lihat diagram alir pada Gambar 6.3.
Musyarakah terkadang dikritik sebagai instrumen kuno yang tidak dapat diterapkan di
dunia modern. Namun, kritik ini agak tidak bisa dibenarkan. Islam tidak menentukan bentuk
atau prosedur khusus untuk musyarakah; melainkan telah menetapkan beberapa prinsip
luas yang dapat mengakomodasi berbagai bentuk dan prosedur. Suatu bentuk atau
prosedur baru dalam musyarakah yang membuatnya sesuai dengan kebutuhan finansial
modern tidak dapat ditolak hanya karena tidak ada presedennya di masa lalu. Padahal,
setiap bentuk baru bisa diterima asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh
syariat.
Even though Musharaka is considered to be the most authentic form of Islamic financing,
the risk associated with sharing losses means that it is not as popular as the other modes. To
make this type of finance more appealing to the customer, some financial institutions have
started guaranteeing profits in Musharaka. By doing so, these institutions are contravening
the basic principle of Islamic finance that requires linking rewards to risks. If profits are
guaranteed, the risk factor is eliminated, making the profit resemble interest and certainly
being contrary to the Sharia’a.
Meskipun musyarakah dianggap sebagai bentuk pembiayaan Islam yang paling otentik,
risiko yang terkait dengan pembagian kerugian membuatnya tidak sepopuler mode lainnya.
Untuk membuat pembiayaan jenis ini lebih menarik bagi pelanggan, beberapa lembaga
keuangan telah mulai menjamin keuntungan dalam musyarakah. Dengan melakukan itu,
lembaga-lembaga ini bertentangan dengan prinsip dasar keuangan Islam yang
mengharuskan menghubungkan imbalan dengan risiko. Jika keuntungan dijamin, faktor
risiko dihilangkan, membuat keuntungan menyerupai bunga dan tentu saja bertentangan
dengan syariah.
Figure 6.3 Musharaka flow chart
Gambar 6.3 Diagram alir musyarakah
Although these actions may help Islamic banks grow in the short run, the long-term costs
(harm to reputation and authenticity and Sharia’a-compliance risk) will outweigh the
benefits. Such moves also provide ammunition to the critics of the system, who are
continually questioning whether the system is nothing more than an interest-based system
operating under the guise of profit.
Meskipun tindakan ini dapat membantu bank syariah tumbuh dalam jangka pendek, biaya
jangka panjang (merugikan reputasi dan keaslian dan risiko kepatuhan Syariah) akan lebih
besar daripada manfaatnya. Langkah-langkah tersebut juga memberikan amunisi kepada
para pengkritik sistem, yang terus-menerus mempertanyakan apakah sistem tersebut tidak
lebih dari sistem berbasis bunga yang beroperasi dengan kedok keuntungan.
Although less popular than other Islamic financial instruments, Musharaka is still considered
to be one of the most authentic forms of Sharia’a-approved financing. Recognising the
problem that some financing instruments used by Islamic financial institution closely
resemble interestbearing instruments, Muslim scholars have voiced their opinion that more
profit and loss sharing instruments should be developed and used. In recent times there
have also been calls for Muslim countries to follow the lead of Iran and Pakistan, where
their governments have strongly recommended the Islamic financial system as the only
available finance option. It must be said that these endeavours have not met with universal
success.
Meskipun kurang populer dibandingkan instrumen keuangan Islam lainnya, musyarakah
masih dianggap sebagai salah satu bentuk pembiayaan syariah yang paling otentik.
Menyadari masalah bahwa beberapa instrumen pembiayaan yang digunakan oleh lembaga
keuangan Islam sangat mirip dengan instrumen berbunga, para cendekiawan Muslim telah
menyuarakan pendapat mereka bahwa lebih banyak instrumen pembagian keuntungan dan
kerugian harus dikembangkan dan digunakan. Baru-baru ini juga ada seruan bagi negara-
negara Muslim untuk mengikuti jejak Iran dan Pakistan, di mana pemerintah mereka sangat
merekomendasikan sistem keuangan Islam sebagai satu-satunya pilihan keuangan yang
tersedia. Harus dikatakan bahwa upaya ini belum menemui kesuksesan universal.
By relying on Musharaka for financing projects, Islamic financial institutions can erode any
fears that Islamic financial institutions are essentially providing interest-bearing products
under the guise of profit and mark-up. This principle is important for the survival and future
growth of Islamic finance.
Dengan mengandalkan musyarakah untuk pembiayaan proyek, lembaga keuangan Islam
dapat mengikis ketakutan bahwa lembaga keuangan Islam pada dasarnya menyediakan
produk berbunga dengan kedok laba dan mark-up. Prinsip ini penting untuk kelangsungan
hidup dan pertumbuhan keuangan Islam di masa depan

Anda mungkin juga menyukai