Anda di halaman 1dari 7

BAB II

LANDASAN TEORITIS

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan (Rusli Lutan, 2000:1) Karena itu
pula tujuannya pun bersifat mendidik. Dalam pelaksanaannya, aktivitas jasmani dipakai
sebagai wahana atu pengalaman belajar, dan melalui pengalaman itulah peserta didik tumbuh
dan berkembang untuk mencapai pendidikan. Dengan kata lain pendidikan jasmani adalah
proses ajar melalui aktivitas jasmani dan sekaligus sebagai proses ajar untuk menguasai
keterampilan jasmani.

A. Kajian Teoritis

1. Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan Jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan keterampilan


motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap-mental-
emosional-spiritual-sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang Dengan Pendidikan Jasmani
siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang
menyenangkan serta berbagai ungkapan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran
jasmani, kebiasaan hidup sehat dan memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak
manusia.

Menurut Abdul Kadir Ateng (1992-4) Pendidikan pesmani merupakan usaha


pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot besar hingga proses pendidikan yang
berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan Sebagai
bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan pendidikan jaman merupakan usaha yang
bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromuskuler, intelektual dan sosial
Pendidikan jasmani mengandung potensi yang besar untuk memberikan sumbangan kepada
pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh bila Tujuan itu tercapai

Menurut Rasli Latan (20003). Yang menjadi tujuan pembelajaran pendidikan jasmani
adalah sebagai berikut

a. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jaman
b. Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial dan toleransi
dalam konteks kemajemukan budaya, etrus dan agama

c. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran Pendidikan


Jasmani

d. Mengembangkan sikap sportif, jput, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri,
dan demokratis melalui aktivitas jasmani

e. Mengembangkan keterampilan gerak dan keterampilan teknik serta strategi berbagai


permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, senam, aktivitas ritmik akustik (aktivitas
air) dan pendidikan luar kolas (Outdoor education)

f Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan


pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani

g Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan dirisendiri dan orang lain

Seperti lazım kita lakukan dalam merumuskan tujuan instruksional, rumusannya


selalu dalam bentuk kalimat dan ungkapan perilaku yang spesifik, dibandingkan
menampilkan rumusan yang bersifat umum Menurut Rusli Latan Adang Suherman (2000:6)
Secara umum, dari berbagai versi perumusan tujuan pendidikan jasmani, tujuan yang paling
lazim diketengahkan oleh para ahli dinyatakan sebagai berikut

a. Perkembangan Organik Tujuan ini mencakup kesegaran jasmani dan komponen dasar yang
meliputi kekuatan, power dan daya tahan kardiovaskuler dan otot.

b. Perkembangan Neuromuskular: Tujuan ini mencakup perkembangan dan keterampilan dan


keterampilan olahraga termasuk keseimbangan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi dan
kecepatan

c. Perkembangan Interpretif Tujuan ini mencakup perkembangan domain

kognitif, kemampuan intelektua Perkembangan Sosial dan Emosional Tujuan ini


mencakup sifat-sifat psikologis yang dipandang penting, seperti pengendalian diri,
kemampuan memotivasi diri, ketekunan tanggung jawab,moral, sportivitas dan lainnya.
2. Hakikat Hasil Belajar

Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan, pengetahuan, sikap, keterampilan (Hamalik,
1990 189). Selanjutnya menurut Bloom (2009:22) hasil belajar secara garis besar dapat
dikelasifikasikan menjadi tiga ranah yaitu:

1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual meliputi pengetahuan,


pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi.

2) Ranah efektif berkenaan dengan sikap meliputi penerimaan, jawaban,


penilaian,organisasi dan internalisasi

3) Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan


bertindak meliputi gerak reflex, keterampilan dasar, ketepatan, gerakan keterampilan
komplek, dan gerakan ekspresif dan interaktif.

Dari pengertian diatas perubahan pada siswa akibat proses belajar bukan hanya
berkaitan pada bidang intelektual saja, tetapi meliputi sikap dan keterampilan. Namun
menurut Nana Sudjana (1999:23), dari berbagai aspek yang ada, aspek kognitif dan
intelektual yang paling banyak dinilai guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam menguasai bahan pelajaran.

3. Hakekat Hasil Belajar Lari Estafet

Taksonomi Bloom (Sanjays, 2008 351 membagi sasaran haut ejac menjadi 3 ranah,
yaitu: (a) Ranah kognitif Kanal Kognitif berhubungan dengan kemampuan berpikir Dalam
Taksonomi Bloom dikenal jenjang Kansh Kognit Jenjang yang lebih tinggi akan dapat
dicapai apabila yang rendah sudah di oleh sebab itu hubungan antara setiap jenjang bersifat
Hierarkis Berdasarkan urutan dari terendah hingga yang tertinggi, ke 6 jenjang tersebut
adalah ATY tingkatan menghafal secara verbal mencakup kemampuan menghafal tentang
materi pembelajaran seperti fakta, konsep, prinsip dan prosedur, (2) tingkatan pemahaman
meliputi kemampuan membandingkan, mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi dan
menyimpulkan. (3) tingkatan aplikasi mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil atau
prinsip terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi di lapangan, (4) tingkatan analisis meliputi
kemampuan mengklasifikasi, menggolongkan, memerinci, mengurai suatu objek, (5)
tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsure atau komponen,
menyusun, membentuk bangunan, mengarang, melukis dan sebagainya; (6) tingkatan
evaluasi penilaian meliputi kemampuan menilai terhadap suatu objek studi menggunakan
kriteria tertentu; (b) Ranah afektif. Aspek afektif berhubung dengan penilaian terhadap sikap
dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Evaluasi dalam aspek ini
meliputi: (1) tingkatan memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan
kepadanya, (2) Menikmati atau menerima nilai, norma serta objek yang mempunyai nilai
etika dan estetika; (3) menilai ditinjau dari segi buruk-baik, adil - tidak adil, indah-tidak indah
terhadap objek studi, (4) menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika dan estetika
dalam penlaku kehidupan sehari- hari, (c) Ranah psikomotor. Pada aspek ini kompetensi yang
harus dicapai adalah, (1) tingkatan penguasaan gerakan awal berisi tentang kemampuan siswa
dalam menggerakkan sebagai anggota tubuh, (2) tingkatan gerakan rutin meliputi
kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan. (3)
tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan gerakan secara menyeluruh dengan
sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis.

Lari sambung/lari estafet merupakan nomor lari dalam cabang olahraga atletik Lari
sambung/lari estafet adalah lari beregu yang pelarinya secara bersambung (estafet) bergantian
membawa tongkat estafet dari garis start sampai dengan finish. Pada nomor ini tiap regu
terdiri atas empat atlet. Sebagai nomor beregu diperlukan kerja sama yang baik terutama
dalam pemberian dan penerimaan tongkat Selain kekompakan regu, strategi penempatan
pelari dan teknik-teknik lari jarak pendek pada lari sambung juga sangat mempengaruhi
kecepatan. Nomor lari estafet yang sering diperlombakan adalah nomor 4 x 100 meter dan
nomor 4 x 400 meter. Teknik lari estafet, meliputi beberapa teknik

1. Teknik Memegang Tongkat Estafet

Ujung tongkat dipegang dengan tangan kiri atau kanan menurut kebutuhan atau
pegangan yang dirasakan enak oleh pelari, sedangkan ujung yang lain dipegang oleh
penerima berikutnya.

2. Teknik Lari Estafet

Lari estafet menggunakan start jongkok untuk pelari pertama, sedangkan untuk pelari
2, 3, dan 4 menggunakan start melayang. Lari sambung dalam satu regu berjumlah 4 pelari,
terdiri atas pelari pertama yang membawa tongkat estafet dengan tangan kanan, pelari kedua
menerimanya dengan tangan kiri, diberikan kepada pelari ketiga yang menerima dengan
tangan kanan, kemudian diberikan ke tangan kiri pelari terakhir. Lari dilakukan di lintasan
masing-masing.

3. Teknik Pergantian Tongkat Estafet

Teknik pergantian tongkat estafet ada dua cara, seperti berikut

a. Cara Visual

Cara visual adalah teknik menerima tongkat dengan melihat ke belakang sebelum
tongkat berpindah tangan. Cara melakukannya sebagai berikut:

1. Tangan yang menerima diluruskan ke belakang dengan telapak tangan menghadap


ke atas, keempat jari rapat, dan ibu jari terbuka.

2. Tangan yang menerima tongkat diayunkan ke belakang dengan sikap telapak


tangan menghadap ke belakang dan keempat jari terbuka ke arah dalam

3. Tangan yang menerima tongkat dijulurkan ke belakang serong bawah dengan


telapak tangan meghadap belakang serong atas dan keempat jari rapat menuju luar.
Sementara itu, ibu jari terbuka menuju dalam.

b. Cara Nonvisual

Cara nonvisual adalah teknik menerima tongkat dengan cara tidak menoleh/melihat ke
belakang ketika tongkat berpindah tangan Cara melakukannya adalah sebagai berikut

1. Tangan yang menerima tongkat diayun ke belakang atas, telapak tangan


menghadap atas, keempat jari rapat, dan ibu jari terbuka.

2. Tangan yang menerima tongkat diayun ke belakang dengan telapak tangan


menghadap ke bawah, keempat jari rapat, dan ibu jari terbuka

3. Tangan yang menerima tongkat dijulurkan ke belakang pinggul dengan telapak


tangan menghadap ke dalam dan jari-jari agak ditekuk, sedangkan ibu jari dibuka

4. Hakekat Penguatan Umpan Balik


Umpan balik adalah perilaku guru untuk membantu setiap siswa yang mengalami
kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih
menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru antara lain
memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Umpan balik adalah koreksi
terhadap jawaban-jawaban atas respon siswa dalam mengerjakan tes atau latihan. Umpan
balik adalah suatu proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (dalam Didin Budiman, 2011:30). "Feedback is information that athletes
would receive from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill or
performance. It serves as a groundwork for the athletes learning development". Feedback
menurut Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan dengan informasi
dari pelatih terkait dengan tingkat motor skill atau penampilan atletnya sebagai dasar dalam
mengembangkan penampilan atlet. Rink (dalam Didin Budiman, 2011:31) mengemukakan
"Feedback is sensory information that a person receives as a result of a response". Feedback
yang dikemukakan Rink lebih bersifat umum sebagai sensori informasi yang diteriman
sesorang sebagai hasil meresponnya.

B. Kerangka Berpikir

Olahraga Lari sambung atau estafet selalu identik dengan permainan laki-laki karena
permainan ini memerlukan olah fisik yang tinggi, dalam melakukan berbagai tehnik
khususnya lari cepat, karena itu kurang diminati wanita Permainan ini biasanya digemari oleh
siswa, sedangkan siswi cederung kurang mengemari Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor
seperti, kekuatan dan kelincahan. Untuk itu agar masalah ini dapat teratasi maka penulis
berupaya melakukan berbagai cara yang relevan untuk untuk meningkatkan tehnik lari
sambung dalam olahraga atletik pada siswa melalui latihan intensif dan kondusif.

Metode pembelajaran merupakan hal pokok dari proses belajar mengajar. dimana
guru harus menggunakan metode pembelajaran yang tepat guna mengajar siswa dan
memberikan informasi-informasi yang berupa pengetahuan kepada siswa agar siswa tersebut
mengerti dan memahami serta mendapatkan informasi yang baru Sehingga hakikat dari
belajar yaitu adanya perubahan tingkah laku pada siswa yang berupa hasil belajar dapat
tercapai. Dengan demikian guru harus mengetahui dan mengerti metode pembelajaran yang
dapat digunakan untuk mengajar dan mendidik siswa agar siswa tersebut dapat lebih cepat
menangkap dan memahami apa yang diajarkan kepadanya, sehingga dengan demikian dapat
mempengaruhi hasil belajarnya kelak.

Pembelajaran dengan metode yang berbeda tentunya akan memberikan perlakuan


yang berbeda terhadap peserta didik Metode pembelajaran yang berbeda akan menyebabkan
situasi belajar yang berbeda yang dapat mengakibatkan hasil belajar yang berbeda pula
Dalam hal ini sebaiknya digunakan metode pembelajaran yang menyenangkan dan dapat
merangsang siswa untuk berpikir kreatif dan kritis bukan metode pembelajaran yang
membuat siswa bosan dan hanya pasif saja Karena dengan pembelajaran yang merangsang
pikiran siswa diharapkan dapat membuat siswa lebih kreatif, kritis dalam menganalisis
permasalahan yang ada sehingga pola pikir dari siswa itu sendiri dapat lebih cepat
berkembang. Dengan pembelajaran yang menuntut siswa lebih aktif dalam proses belajar
mengajar diharapkan juga siswa dapat bersosialisai dengan teman-temannya dan juga
lingkungannya. Pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran dengan penguatan umpan
balik.

Umpan balik dalam proses pembelajaran sangatlah penting, karena umpan balik dapat
mengukur sejauh mana siswa dapat dapat memahami materi belajar yang telah diajarkan
dilatih dengan baik dan benar. Selama ini siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif,
karena keterbatasan waktu yang dipunyai guru dan kurang mendapat kesempatan umpan
balik dari guru. Keterbatasan ini menyebabkan hasil belajar yang dicapai siswa kurang
maksimal. Masih banyak siswa melakukan kesalahan dalam pembelajaran dan tidak
mendapat perbaikan sama sekali. Kondisi ini berakibat kurang maksimalnya proses belajar
mengajar di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai