Pengembangan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia MI

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD

Empat aspek dalam keterampilan berbahasa, yaitu membaca, menulis,


menyimak dan berbicara. Sesuai dengan jurnal penelitian yang dilakukan oleh
Ayu Nurlawati dkk. dengan judul “Penerapan Metode Pasangan Berbagi untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pribadi pada Pembelajaran Bahasa
Indonesia” yang lebih menitikberatkan pada kemampuan menulis. Keterampilan
menulis merupakan salahsatu keterampilan yang perlu dipelajari dalam
pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran menulis harus dilaksanakan sedini
mungkin dan terbimbing, sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan bahwa
“keterampilan menulis tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui
latihan dan praktik yang banyak dan teratur10.” Maka dari itu, proses
pembelajaran keterampilan menulis harus dilaksanakan sejak dini, dan latihan
sesering mungkin serta terbimbing.
Dalam menulis surat pribadi tidak lepas dari ejaan, sehingga proses
pembelajarannya pun harus berlatih menggunaakan ejaan dengan benar. Roestiyah
dalam mengemukakan bahwa “guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat
belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan 11. Salah
satu langkah untuk memiliki strategi itu adalah harus menguasai teknik-teknik
penyajian atau biasanya disebut metode mengajar. Berdasarkan pendapat di atas,
pembelajaran sudah seyogyanya menerapkan metode yang variatif,yang dapat
menuntun siswa pada proses pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan,
serta agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan.
Sesuai dengan penelitian tersebut permasalahan pada saat proses
pembelajaran menulis surat pribadi, antara lain: Pembelajaran berpusat pada guru;

9
Rince Jalla Wabang dan Lenny Nofriyani Adam, Op.Cit., hlm. 279.
10
H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 2008),
hlm. 4.
11
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2013), hlm. 24.
guru tidak membimbing siswa pada kegiatan proses menulis surat pribadi, namun
setelah ceramah guru langsung melaksanakan evaluasi, guru hanya menerangkan
secara singkat mengenai penggunaan ejaan. Hal tersebut berdampak pada aktivitas
siswa yang tidak diinginkan seperti siswa kurang memperhatikan guru; siswa
pindah-pindah bangku, jalan-jalan, ngobrol; siswa pasif; dan pada saat evaluasi
masih ada beberapa siswa yang menanyakan jawaban terhadap guru.
Permasalahan di atas disebabkan oleh guru yang tidak menggunakan metode yang
variatif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa merasa bosan, kurang
memahami apa yang disampaikan guru, dan tujuan pembvelajaran pun tidak
tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan12.
Langkah yang diambil untuk mengatasi permasalahan atau kesulitan siswa
dalam menulis surat pribadi, yaitu dengan menerapkan metode pasangan berbagi.
Metode pasangan berbagi ini terinspirasi dari dua metode, yakni metode take and
give dan metode Think Pair Share (TPS), dalam kegiatan pembelajarannya ada
proses memberi dan mnerima informasi, berpikir, berbagi dan berpasangan, kedua
metode itu kemudian digabungkan dan dikembangkan sehingga menjadi metode
baru yang diberi nama pasangan berbagi. Metode pasangan berbagi ini akan
membuat siswa lebih antusias karena dalam proses pembelajarannya tidak guru
yang lebih aktif, melainkan seluruh siswa terlibat bahkan materi pembelajaran pun
didapat dari pasangan siswa itu sendiri. Hal ini akan menjadikan guru buakan
satu-satunya sumber informasi, melainkan guru jadi pembimbing dalam proses
belajar.
Alasan mengambil solusi dengan menerapkan metode pasangan berbagi,
yaitu agar proses pembelajaran lebih berpusat pada siswa. Dalam proses
pembelajaran menerapkan metode pasangan berbagi, siswa menerima materi ajar
dengan cara yang lebih efektif yaitu barter informasi yang ada di dalam kartu,
sehingga meminimalisir penggunaan metode ceramah. Selain itu, dalam proses
pembelajarannya pun siswa dapat mandiri juga dapat berbagi pikiran dengan
teman pasangan dan juga teman yang lainnya, berbagi di sini merupakan bertukar

12
Ayu Nurlawati, Dkk., Penerapan Metode Pasangan Berbagi untuk Meningkatkan Keterampilan
Menulis Surat Pribadi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Jurnal Pena Ilmiah: Vol. 1, No. 1,
2016), hlm. 953.
pikiran untuk mengoreksi ejaan, yaitu huruf kapital, tanda titik, tanda koma dan tanda
tanya13.
Adapun teori belajar yang mendukung terhadap penerapan metode pasangan
berbagi, yaitu teori belajar behaviorisme dan kognitivisme. Teori behaviorisme
menekankan adanya stimulus respon, sebgaimana dikemukakan oleh Thorndike
belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon 14. Jadi, dalam
pembelajarannya guru menstimulus siswa dengan metode yang akan membantu siswa
mempermudah menerima materi ajar dan menyenangkan bagi siswa, sehingga respon
siswa dalam pembelajaran pun akan baik. Selain teori behaviorisme, metode pasangan
berbagi ini berdasarkan teori kognitivisme, dalam psikologi disebut psikologi gestal
yang dipelopori oleh Jean Piaget. Dalam teori kognitivisme dunia pengalaman dan
pengetahuan yang telah ada sebelumnya (schemata) dimanfaatkan untuk menerima
pengetahuan baru. Untuk memperoleh pengetahuan, siswa tidak harus mengatur dan
mengubah skematanya yang sudah ada, namun sisswa hanya perlu dipahami saja.

Anda mungkin juga menyukai