Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 29 Agustus 2016 di Universitas
Negeri Malang Program Studi Pendidikan Biologi Angkatan 2014 Kelas A Semester V pada
Matakuliah Belajar dan Pembelajaran diketahui bahwa kegiatan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan metode diskusi kelas, dalam kegiatan pembelajarannya aktivitas belajar
mahasiswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini dapat dilihat mahasiswa lebih
banyak diam dan hanya mendengarkan penjelasan dari Ibu Endah selaku Dosen Pengampu Mata
Kuliah Belajar dan Pembelajaran. Mahasiswa sulit untuk mengutarakan pendapatnya terkait
dengan materi pembelajaran, dan jarang mengajukan pertanyaan ataupun saran terkait materi
perkuliahan, hanya beberapa mahasiswa saja yang aktif untuk mengemukakan pendapatnya. Hal
ini berkaitan erat dengan rendahnya oral activities mahasiswa.
Masalah lain yang ditemui sebagian mahasiswa tidak fokus dalam mengikuti perkuliahan.
Terlihat bahwa masih banyak mahasiswa yang masih sibuk dengan urusannya sendiri. Hal
disebabkan oleh beberapa hal yakni rendahnya Visual activities yang miliki mahasiswa, listening
activities dalam arti
mahasiswa yang lain menggunakan handphone untuk membalas Short message service. Hal ini
disebabkan karena masih rendahnya Emotional Activities mahasiswa.
Untuk itu perlunya suatu upaya dari dosen untuk mengatasi masalah-masalah tersebut
dengan menerapkan suatu model pembelajaran yang mampu memperbaiki Visual activities,
Listening activities, Oral activities dan Emosional activities sehingga mahasiswa dapat berperan
secara aktif selama proses pembelajaran berlangsung khususnya pada materi Perkembangan
paradigma dan filosofi dalam pendidikan dan pembelajaran di Indonesia, Hakikat dan ciri-ciri
belajar dan pembelajaran (Teori Deskriptif dan Teori Preskriptif), Menyusun/ menganalisis
lesson plan dan Penggunaan teori/ pendekatan/ metode dalam lesson plan.
Model pembelajaran yang digunakan adalah Reading, Questioning and Answering (RQA)
dipadu Model pembelajaran Think, Pairing, Share (TPS). Model pembelajaran RQA dan Model
pembelajaran TPS
materi kuliah terkait perkuliahan yang akan datang selalu tidak membaca, yang berakibat strategi
perkuliahan yang dirancang tidak terlaksana dan pada akhirnya pemahaman terhadap materi
kuliah menjadi rendah atau bahkan sangat rendah. Model pembelajaran Think, Pairing, Share
(TPS) merupakan model pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bekerja secara mandiri dan bekerja sama dengan orang lain. Model pembelajaran Think-PairShare lebih mengoptimalkan partisipasi peserta didik dan mampu memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung.
Pada umumnya setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangannya
masing- masing sehingga perlu adanya peran guru untuk memadukan model pembelajaran yang
saling
pembelajaran RQA dipadu TPS. Model pembelajaran RQA memiliki sintaks, Membaca
(Reading), Membuat pertanyaan (Questioning) dan Menjawab pertanyaan (Answering). Model
pembelajaran TPS Memiliki sintaks, berpikir sendiri (Think), Bepasangan (Pair), dan Berbagi
(Share). Model pembelajaran RQA model pembelajaran yang termasuk kedalam pendekatan
kontruktivisme. Penerapan strategi RQA terbukti mampu mendorong mahasiswa untuk membaca
materi kuliah yang ditugaskan, sehingga pemahaman terhadap materi kuliah berhasil
ditingkatkan. Potensi RQA akan semakin baik, jika pelaksanaan sintaks pembelajarannya
berlangsung secara berkelompok (Corebima, 2010). Dengan berkelompok memungkinkan
tumbuhnya semangat bekerjasama yang mendorong tumbuhnya solidaritas, simpati, dan empati
terhadap orang lain. Perpaduan model pemebelajaran RQA dengan TPS diharapkan dapat
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bemakna bagi aktivitas mahasiswa pada
kegiatan pembelajaran.(Hetharia, M. 2015)
Berdasarkan
dengan judul Penerapan Model Pembelajaran RQA (Reading, Questiniong, Answering) Dipadu
TPS (Think, Pairing, Share) untuk Meningkatkan Aktivitas Dalam Diskusi Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Malang.
METODE
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. . Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Semester V
kelas A pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran. Instrumen pengumpulan data menggunakan
Lembar Penelitian Kelas Berbasi Lesson Plan yang terdiri dari Plan, Do, Se, rubrik
keterlaksanaan aktivitas mahasiswa, rubrik keterlaksanaan sintaks pembelajaran. Perangkat
pembelajaran yang digunakan meliputi Rencana Satuan Perkuliahan (RPS), SAP, Materi Ajar,
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar
mahasiswa yang diukur pada setiap pertemuannya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Rata-rata Aktivitas mahasiswa dalam Kegiatan perkuliahan Menggunakan
Model Pembelajaran RQA dipadu STAD
Presentase Aktivitas Siswa
Indikator
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Pertemuan IV
Aktivitas Mahasiswa
74.67
84.66
87.14
90.32
Rata-rata Aktivitas Mahasiswa dalam Kegiatan perkuliahan Menggunakan strategi
Pembelajaran RQA dipadu TPS
Aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan dengan menggunakan model pembelajaran RQA
dipadu TPS mampu meningkatkan aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan. Hal ini dilihat dari
presetase pertemuan I 74.67%, pertemuan II 84.66%, pertemuan III 87.14% dan pertemuan ke
empat 90.32%.
Peningkatan ini terjadi tidak terlepas dari sintak strategi pembelajaran yang digunakan.
Strategi pembelajaran RQA terdapat tiga fase yaitu: fase pertama yaitu Reading siswa diberi
tugas oleh guru untuk membaca materi untuk pertemuan berikutnya, melalui membaca siswa
melatih diri untuk memahami, merencanakan, memonitoring hasil bacaannya (Doolitte 2006).
Melalui fase ini siswa diminta untuk membuat resume dari hasil bacaannya dengan
menggunakan kalimat sendiri. Selanjutnya fase kedua yaitu Question, pada fase ini siswa
membuat beberapa pertanyaan sendiri dari hasil bacaannya secara tertulis, jumlah pertanyaan
disesuaikan dengan keadaanya yaitu berkisar antara 3-4 nomor, fase yang terakhir yaitu Answer,
siswa menuliskan jawaban dari pertanyaan yang dibuat tadi kemudian melakukan kegiatan
presentasi dan diskusi mengenasi tugas yang diberikan tersebut, sedangkan guru mengklarifikasi
materi hasil diskusi yang kurang atau tidak tepat serta membimbing siswa membuat kesimpulan
(Corebima, 2009). Strategi pembelajaran TPS Memiliki sintaks, berpikir sendiri (Think),
Bepasangan (Pair), dan Berbagi (Share).
Kedua strategi pembelajaran tersebut dipadukan aktivitas mahasiswa dapat ditingkatkan.
Hal inisejalan dengan penelitian Nimah (2014) yang menyakatan bahwa penerapan model
pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Sabil (2014) menunjukan bahwa model pembelajaran TPS dapat meningkatkan aktivitas
siswa. Meningkatnya aktivitas mahasiswa dalam perkuliahan diharapkan dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran dan pemahaman siswa atau tingkat kognitif mahasiswa dapat ditingkatkan.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Mulyasa (2006) yaitu pembelajaran dikatakan berhasil dan
berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat
secara aktif, baik fisik, mental, maupun sosial dalam proses pembelajaran.
KESIMPULAN
Dari hasil analisa data dan pembahasan pada penelitian yang berjudul Peningkatan
Aktivitas Mahasiswa Dalam Diskusi Kelas Melalui Perpaduan Model Pembelajaran Rqa
Dipadu Model Pembelajaran Tps Mahasiswa Pendidikan Biologi
disimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran RQA dipadu TPS dapat meningkatkan
aktivitas mahasiswa dalam pembelajaran. Hal ini dilihat dari presentase aktivitas tiap pertemuan
pertemuan I 74.67%, pertemuan II 84.66%, pertemuan III 87.14% dan pertemuan ke empat
90.32%.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, adapun saran yang disampaikan
sebagai berikut. Pertama perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan materi pokok yang berbeda
untuk melihat keefektifan dari strategi pembelajaran RQA dipadu TPS. Kedua, bagi para
pendidik yang ingin menerapkan model pembelajaran TPS perlu mengatur waktu secara baik,
untuk mempersiapkan perangkat pembelajaran. Ketiga, Perlunya motivasi dari guru untuk
membantu siswa agar siswa terlihat aktif dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyasa. (2006). Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nimah, A & Dwijananti, P. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)
Dengan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Aktivitas Belajar
Siswa Kelas VIII Mts. Nahdlatul Muslimin Kudus. (Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/download/3593/3205/), diakses 30
November 2016
Sabil, Husni. 2014. Meningkatkan Hasil Belajar melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe
ThinkPair-Share pada Materi Penampang dan JaringJaring Mahasiswa Program Studi
Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jambi.
Edumatica, 4(1):23-29.
Corebima, A.D. 2009. Pengalaman Berupaya Menjadi Guru Profesional. Pidato Pengukuhan
Guru Besar pada FMIPA UM. Disampaikan pada Sidangterbuka Senat UM, tanggal 30
Juli 2009. Malang:UM.
Doolittle, P.E., Hicks, D., & Triplett, C. F 2006. Reaciprocal Teaching For Reading
Comprehension In Higher Education: A Strategy For Fostering The Deeper
Understanding Of Texas. International journal of teaching and learning in higher
education, 17 (2): 106-118
Hetharia, M. 2015. Pengaruh Strategi Reading, Questioning, Answering Dipadu Think Pair
Share Terhadap Keterampilan Metakognitif, Hasil Belajar Kognitif Dan Retensi Siswa
Sma N Di Kota Ambon. Tesis tidak diterbitkan. PPS UM
Corebima, A. D. 2010. Berdayakan Keterampilan Berpikir Selama Pembelajaran Sains Demi
Masa Depan Kita. Makalah. Disampaikan pada Seminar Nasional Sains, yang
diselenggarakan di Universitas Negeri Surabaya, 16 Januari 2010.