Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII MTs KHAS Kempek
Disusun oleh :
Lukman, S.Pd.
GURU MTS KHAS KEMPEK
Judul
Peningkatan Hasil Belajar Materi Perkalian Pecahan Biasa
Melalui Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas VII MTs KHAS Kempek
Disusun oleh :
Lukman, S.Pd.
GURU MTS KHAS KEMPEK
Disahkan oleh :
i
I. PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS, menjelaskan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang di
perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.” Sedangkan pendidikan Nasional
sendiri adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
Sesuai dengan pengertian pendidikan di atas, bahwa kemajuan suatu bangsa
terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas. Berkembangnya IPTEK pada
dekade sekarang ini,membuat manusia semakin kreatidf dalam mencari alternatif
pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga implikasinya pada Proses
belajar mengajar adalah bagaimana peran seorang guru dalam mentransformasikan
pelajaran harus mencapai tiga aspek yaitu, Kognitif, Afektif, Psikomotor. Karena ketiga
aspek tersebut merupakan faktor yang integral yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Dari pemaparan yang di kemukakan di atas tadi, nampaknya pemikiran tersebut
merupakan pemikiran atau pemaparan yang relevan apabila di aplikasikan pada
pembelajaran di SMP/MTs, tetapi bagaimana aplikasi atau penerapannya terhadap
Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM ) di MTs KHAS Kempek kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon nampaknya masih jauh dari ideal apabila di bandingkan dengan
pemaparan yang di jelaskan diatas, karena dari mata pelajaran matematika yang di ajarkan
pada peserta didik yaitu tentang perkalian pecahan, tingkat penguasaan peserta didik
terhadap materi tidak memuaskan dan berdampak nilai hasil belajar peserta didik yang
kurang baik. Hal ini telihat pada saat guru memberikan memberikan evaluasi berupa
latihan soal-soal untuk dikerjakan oleh peserta didik.
Dari hasil Evaluasi Awal, pada materi khususnya mengalikan bilangan pecahan
biasa, ternyata hasilnya kurang memuaskan. Peserta didik yang memperoleh nilai yang
lebih atau sama dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 hanya ada 17
anak saja dari 35 anak yang nilainya tuntas memenuhi KKM yang dibebankan, apabila
diprosentasikan sebesar 48,57 %, sedangkan anak yang belum tuntas memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) sebanyak 18 anak dan apabila diprosentasikan sebesar
51,43 %. Dari penjelasan tadi nampaknya guru kurang berhasil dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas, hal ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh
seorang guru dalam pembelajaran sehari-hari di kelas, untuk mengatasi masalah yang
dihadapi peserta didik maupun guru, oleh sebab itu guru bersama peserta didik mencoba
untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapinya melalui suatu Penelitian Tindakan
Kelas yang diberi judul “Penerapan Metode Demonstrasi “ untuk meningkatkan
keaktifan peserta didik pada pelajaran Matematika tentang perkalian pecahan biasa di
kelas VII MTs KHAS Kempek kec. Palimanan Kab. Cirebon.
2. Analisis Masalah
Berkaitan dengan hal tersebut penulis menganalisis masalah yang harus harus
segera di pecahkan melalui Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK), atau
berkonsultasi dengan lingkungan intern / lembaga yang terkait sebagai solusi dalam
pemecahan masalah. Berikut adalah Identifikasi Masalah dan Analisis Masalah yang
dapat penulis paparkan :
a. Peserta didik masih belum antusias dalam pembelajaran
b. Peserta didik Masih belum paham tentang materi yang diajarkan oleh guru, karena
metode yang digunakan masih monoton.
c. Media yang digunakan masih belum relevan
d. Keaktifan belajar peserta didik masih minim
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari data yang di peroleh di atas, permasalahan tersebut harus segera di pecahkan
oleh guru melalui Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), oleh sebab itu penulis akan
melakukan penelitian yang akan dilaksanakan di kelas yang berjudul “Penerapan Metode
Demonstrasi Untuk Meningkatkan Kemampuan Peserta didik tentang Perkalian Pecahan
Di Kelas VII MTs KHAS Kempek Kec. Palimanan Kab. Cirebon.
Dalam hal ini penulis mengambil mata pelajaran matematika tentang perkalian
bilangan pecahan, karena masalah yang didapat bersumber dari mata pelajaran tersebut,
tentunya dari mata pelajaran tersebut menggunakan metode demonstrasi sesuai dengan
karakteristik serta kebutuhan dari mata pelajaran matematika, agar hasil yang di capai
dari kegiatan itu bermanfaat bagi peserta didik sendiri, yang terjadi pada Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) di kelas.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa masalah
yang akan di pecahkan, adapun rumusannya adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan Metode Demonstrasi dalam pembelajaran matematika tentang
perkalian bilangan pecahan di kelas VII?
2. Bagaimana Metode Demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas
peserta didik dalam pembelajaran matematika tentang perkalian bilangan pecahan di
kelas VII ?
3. Bagaimana hasil belajar peserta didik di kelas VII dalam perkalian bilangan pecahan
biasa menggunakan Metode Demonstrasi ?
C. Tujan Penelitian
Tujuan dari perbaikan ini dapat dipaparkan sebagai berikut :
1. Untuk Menjelaskan pemaparan metode demonstrasi dalam materi perkalian bilangan
pecahan biasa di kelas VII
2. Meningkatkan kemampuan dan aktifitas peserta didik di kelas melalui Metode
Demonstrasi di kelas VII
3. Meningkatkan nilai hasil belajar peserta didik melalui Metode Demonstrasi di kelas
VII
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang bisa di petik dari kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Guru
Dapat meningkatkan kualitas guru dalam mengeksploitasi kemampuan menggunakan
metode pembelajaran yang bervariasi dalam pelajaran sesuai dengan materi yang
sedang di pelajari
2. Peneliti
Kegiatan Belajar Mengajar ( KBM) lebih bermakna dan kelas menjadi lebih hidup
karena adanya metode yang tepat dan bervariasi
3. Institusi
Dapat dijadikan bahan rujukan / pembanding apabila akan mengadakan penelitian
dengan kasus yang sama seperti penulis alami
4. Pendidikan Secara Umum
Menambah pengetahuan bagi semua pihak yang berkecimpung didalam dunia
pendidikan pada khususnya serta masyarakat sekitar yang peduli pada pendidikan
pada umumnya
3.
Manfaat Metode Demonstrasi
1 1
2 2
1 1 1 1
4 4 4 4
Sebuah Persegi panjang mula-mula dibagi menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian
persegi panjang dari bagian yang sama itu disebut “satu per dua“ atau “seperdua” atau
1
“setengah” dan ditulis
2
kedua bagian tersebut masing-masing dibagi dua lagi sehingga menjadi dua bagian yang
sama. Dengan demikian dari sebuah persegi panjang diperoleh empat bagian persegi
panjang yang sama. Satu bagian dari empat bagian yang sama itu disebut “satu per
1
empat” atau “seperempat” dan ditulis “ “
4
1 1
Bilangan dan disebut bilangan pecahan.
2 4
Selanjutnya disimpulkan
a
Bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk “ “, dengan a dan b adalah
b
bilangan bulat, b = 0, dan b bukan factor dari a. bilangan “a” disebut pembilang,
dan “b” disebut penyebut
b. Pengurangan
Pengurangan dengan menggunakan dua pecahan atau lebih dilakukan dengan
menggunakan KPK dari kedua atau lebih penyabutnya.
1). Jika penyebutnya sama
a c ac
x =
b b b
c. Perkalian
Perkalian antara dua pecahan atau lebih dilakukan dengan mengalikan pembilang
dengan pembilang dibagi perkalian penyebut dengan penyebut
a c a c
: = x ; dengan b dan d ≠ 0
b d b d
d. Pembagian
Pembagian bisa disebut sebagai perkalian dengan kebaliakan dari pembaginya.
1
a:b=ax ; dengan b ≠ 0
b
a c a d
: = x ; dengan b,c dan d ≠ 0
b d b c
A. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs KHAS Kempek kecamatan Palimanan
Kabupaten Cirebon. Gedung sekolah MTs KHAS Kempek yang merupakan kawasan
pondok pesantren dimana peserta didiknya semua merupakan santri.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dilaksanakan selama dua minggu, yaitu minggu pertama pada
Bulan September, minggu kedua dan minggu ketigabulan September tahun 2021, penulis
mengambil waktu yang relatif singkat mempunyai maksud yaitu agar dalam pelaksanaan
pembelajaran tiap siklusnya masih terekam dalam memori siswa.
3. Mata pelajaran
Mata Pelajaran yang akan dijadikan bahan penelitian oleh penulis adalah mata
pelajaran Matematika khususnya pada materi perkalian bilangan pecahan biasa, dimana
pada mata pelajaran ini nilai siswa dan aktifitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar
sangat turun drastis, dan tidak memuaskan bagi guru maupun bagi siswa sendiri
4. Kelas
Kelas yang dijadikan tempat penelitian oleh penulis adalah kelas VII sesuai
dengan tugas yang biasa guru emban sehari-hari di sekolah tersebut., adapun jumlah
siswanya adalah sebagai berikut : Semua Laki-laki 35 siswa.
1. Siklus I
Siklus pertama dalam Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini terdiri dari beberapa
tahapan-tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi, dibawah ini
penulis jabarkan langkah-langkah penelitian tersebut :
1. Perencanaan (Planning)
a. Menganalisis Silabus untuk mengetahui kompetensi yang cocok yang dapat
diterapkan pada siswa dengan menerapkan metode demonstrasi
b. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Matematika tentang
perkalian bilangan pecahan biasa dengan pecahan biasa
c. Membuat Lembar Kerja Mandiri / Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
d. Menyusun instrument yang akan digunakan dalam siklus Penelitian Tindakan
Kelas ini
e. Menyusun alat evaluasi.
2. Pelaksanaan (Action)
a. Menyajikan materi perkalian bilangan pecahan biasa dengan menerapkan Metode
Demonstrasi
b. Memberikan materi tentang perkalian bilangan pecahan biasa
c. Guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pelajaran yang telah di
pelajari bersama
d. Umpan balik dari siswa/meminta tanggapan dari siswa.
e. Penguatan terhadap siswa
f. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dari kegiatan pembelajaran
tersebut
g. Melakukan pengamatan / observasi
3. Pengamatan (Observation)
a. Kegiatan Belajar Mengajar yang sedang berlangsung maupun yang telah
berlangsung
b. Situasi belajar mengajar
c. penerapan Metode Demonstrasi dalam Proses Belajar Mengajar di kelas
4. Refleksi (Reflection)
Penelitian tindakan kelas ini dianggap berhasil apabila memenuhi Kriteria-kriteria
sebagai berikut :
a. Sebagian Besar (70 % dari Siswa) mampu menjawab pertanyaan dari guru dengan
jawaban yang logis.
b. Sebagian Besar (70 % dari siswa) mampu mendemonstrasikan media yang telah
dipersiapkan guru pada setiap kelompoknya, dengan Rencana Pelaksana
Pembelajaran (RPP) yang guru susun secara sistematis
c. Sebagian Besar (70 % dari siswa) berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
yang sedang maupun telah dilaksanakan
d. Nilai hasil belajar siswa yang diraih telah memenuhi standar Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang di bebankan pada setiap mata pelajaran / bidang studi untu
kompetensi dasar yang sedang di pelajari.
2. Siklus II
Sama halnya dengan siklus pertama, siklus kedua juga terdiri dari beberapa tahapan-
tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan reflektif.
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Penulis membuat perencanaan berdasarkan apa yang diperoleh dari kegiatan pada
siklus pertama.
2. Pelaksanaan (Action)
Guru Melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) tentang sifat-sifat bangun datar
mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Rencana Perbaikan
Pembelajaran (RPP) Siklus I, dan Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I
3. pengamatan (Observation)
Observer melakukan kegiatan pengamatan secara langsung dalam proses Belajar
Mengajar (PBM) dalam menggunakan metode demonstrasi yang dilakukan siswa
4. Refleksi ( Reflection)
Peneliti bersama observer melakukan refleksi terhadap siklus kedua yang tujuannya
apakah perlu dilaksanakan siklus ke tiga atau tidak.
Hasil Penelitian Tindakan Kelas yang penulis laporkan adalah penerapan Metode
Demonstrasi pada pelajaran matematika untuk membahas masalah perkalian bilangan
pecahan biasa di kelas VII MTs KHAS Kempek Kecamatan Palimanan Kebupaten
Cirebon.
Laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini memuat tiga bagian yang akan penulis
jelaskan, yaitu laporan hasil penelitian dari hasil tes awal, siklus pertama, dan siklus ke
dua. Bagian Akhir dari penelitian ini akan di bahas pula mengenai hasil observasi yang
dilakukan teman sejawat / observer serta pembahasan hasil penelitian. Berikut penulis
jabarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan di kelas VII MTs KHAS Kempek
Kecamatan Palimanan Kebupaten Cirebon
Berikut ini penulis akan menjabarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
Rencama Perbaikan Pembelajaran Siklus I dan II serta nilai yang di peroleh siswa dari
test hasil belajar mulai dari pertemuan awal, siklus I, dan Siklus II untuk materi perkalian
pecahan biasa adalah sebagai berikut :
3. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya Meningkatkan hasil belajar
pada materi Klasifikasi Materi ternyata hasil yang didapat nilai rata-rata sebesar 70,6 dan
secara klasikal sebesar 48,57%. Hal ini masih jauh dari harapan. Oleh karena itu refleksi
yang dikemukakan akan difokuskan pada upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi klasifikasi materi.
Pada kondisi awal terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan klasifikasi
materi pembuatan sabun. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa tidak fokus pada pengisian LKPD. Kedua, siswa banyak sibuk
sendiri. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab dengan baik
pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 9 September 2021 dari
pukul 13.00 s.d 14.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga tahap
yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang dialokasikan
untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu untuk kegiatan
inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitumenyapa dan mengecek
kehadiran siswa, (2) menjelaskan tujuan dan manfaat KD, (3) menggali pengetahuan
siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan selanjutnya.
Pada kegiatan inti mengtaur siswa agar dapat mengalami proses menemukan, menamai
dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan metode demonstrasi,
pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 7
orang siswa. Kemudian siswa diberi LKPD yang berupa templet. Lalu siswa Bersama
kelompoknya ditugaskan untuk mengisi kata yang bercetak miring untuk diganti dengan
padanan katanya/sinonimnya. Setelah selesai siswa Bersama kelompoknya
mempersentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas dan siswa lain mengomentari. Jika
terdapat kesalahan/kekurangan, guru terlebih dahulu meminta siswa untuk memperbaiki.
Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan mempresentasikan dengan bagus
mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang belum melakukan dengan maksimal
dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus I antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian
siswa setelah dilaksanakan pembelajaranmenggunakan metode demonstrasi, (2) siswa
melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
3. Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Peran siswa Kelas VII A MTs KHAS Kempek ada Upaya Meningkatkan dalam Kegiatan
Pembelajaran pada siklus 1 setelah dilakukan penerapan metode demonstrasi. Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap Kegiatan Pembelajaran
meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses kegiatan
pembelajaran berlangsung. Dengan adanya masalah yang terjadi pada siklus I, maka kami
bersama pengamat merefleksikan masalah tersebut agar mampudiperbaiki pada siklus II
dengan harapan semua siswa mampu meningkatkan hasil belajarnya.
Peran siswa Kelas VII A MTs KHAS Kempek dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus I. Hasil belajar siswa pada
siklus I dengan penerapan model pembelajaran menggunakan metode demonstrasi
dengan jumlah siswa 35 orang, terdapat 26 siswa atau 74,29% yang tuntas dan yang tidak
tuntas ada 9 Siswa atau 25,71% yang tidak tuntas, dengan rata-rata nilai sebesar 73,94.
Data dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel.2 hasil ulangan harian siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 Abay Bayu Sunardi 81 tuntas
2 Ahmad Najmudin 76 tuntas
3 Akhmad Wafi Rosadi 70 tidak tuntas
4 Angga Aditya Kusuma 81 tuntas
5 Azka Ahmad Zamzami 76 tuntas
6 Azka Tsamratul Qalbi 81 tuntas
7 Badar Maulana Ilham 81 tuntas
8 Bahar Dani Baskara 63 tidak tuntas
21
9 Daffa Fadillah Hibbatullah Al Baihaqi 81 tuntas
10 Erland Hardian Lesmana 78 tuntas
11 Faa'iz Hari Prasetyo 81 tuntas
12 Fadil Ussurur 76 tuntas
13 Fathin Billy Al Hakim 58 tidak tuntas
14 Fawwaz Naufal Dewangga 76 tuntas
15 Giovani Andika Saputra 81 tuntas
16 Habiburrahman Al Baqi 48 tidak tuntas
17 Ibnu Aqil 79 tuntas
18 Ibnu Jabir Al Hayyan 78 tuntas
19 Ispa Lana 81 tuntas
20 Khoirul Adam 48 tidak tuntas
21 Khrisna Zulfi Prakoso Wiaji 81 tuntas
22 Labibuddin 78 tuntas
23 Luthfi Tri Yogantoro 58 tidak tuntas
24 M Nazril Hamam 81 tuntas
25 M. Asror Ramdhani 81 tuntas
26 Muhamad Awwab 43 tidak tuntas
27 Muhammad Aqmal Maulana 79 tuntas
28 Muhammad Fathan Kamil 81 tuntas
29 Muhammad Joseph Iskandar 83 tuntas
30 Muhammad Najiulloh Fachruroji 78 tuntas
31 Muhammad Najwan 'Athif 58 tidak tuntas
32 Muhammad Yusuf Kamil 81 tuntas
33 Nashif Khoirul Munir 68 tidak tuntas
34 Rahman Maulana 85 tuntas
35 Roben Bunardi Wijaya 79 tuntas
Jumlah 2588
Rata-rata 73,9
Ketuntasan Klasikal 74,3% tidak tuntas
2) Aktifitas Siswa
Hasil penelitian pengamat terhadap aktivitas siswa selama kegiatan belajar yang
menerapkan model metode demonstrasi pada klasifikasi materi pada siklus 1 adalah rata–
rata 73,9 berarti termasuk kategori baik. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Untuk mengetahui respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang mereka jalani
dengan menggunakan metode demonstrasi digunakan angket yang diberikan kepada
siswa setelah proses pembelajaran selesai. Hasil angket respons siswa terhadap
pembelajaran metode demonstrasi, Siswa secara umum memberikan tanggapan yang
positif. Merasa senang, menarik, LKPD jelas, metode yg digunakan sangat membantu,
dan mereka merasa sangat mudah membuat sabun dengan menggunkan metode
demonstrasi.
3) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelolakegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode demonstrasi ditunjukan pada tabel 4, bahwa pengelolaan
pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dalam materipelajaran perkalian
pecahan biasa pada siklus I sebesar 2,75 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Data Hasil Pembelajaran menggunakan Metode demonstrasi
Skor pengamatan
Aspek yang diamati Siklus I Keterangan
No.
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 2,5 Baik
3. Kegiatan Pokok 2,5 Baik
4. Penutup 3,0 Baik
Rata – Rata 2,75 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
23
1,5 - 2,49 = Cukup
4. Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar
dengan menerapkan metode demonstrasi.
Pada siklus 1 terdapat kekurangan pemahaman siswa pada materi bahan menulis
pembuatan sabun. Menurut pengamat, ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini
terjadi. Pertama, siswa kurang memperhatikan penjelaskaan guru mengenai cara
mengerjakan LKPD. Kedua, siswa tidak fokus pada pengisian LKPD. Ketiga, siswa
banyak sibuk sendiri. Ketiga, diantara satu atau dua kelompok tidak mampu menjawab
dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat evaluasi di akhir pelajaran.
Dari temuan kekurangan tersebut maka peneliti membuat strategi baru untuk mengurangi
penyebab kekuangan pemahaman siswa tersebut di atas, selanjutnya akan diterapkan
pada siklus II. Untuk masalah yang pertama peneliti lebih berusaha mengendalikan
situasi kelas agar tetap kondusif, masalah kedua pengamat mencoba memberi perhatian
khusus pada kelompok yang kurang paham tentang pengisian LKPD, untuk masalah yang
ketiga pengamat mencoba memberi masukan kepada siswa yang sibuk sendiri agar tidak
mengganggu konsentrasi siswa lain, untuk yang keempat pengamat mencoba untuk
memperjelas pertanyaan yang diajukan serta menjelaskan materi dengan jelas.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 16 September 2021 dari
pukul 13.00 s.d. 14.20 WIB. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga
tahap yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Waktu yang
dialokasikan untuk kegiatan pendahuluan adalah 10 menit, sedangkan alokasi waktu
untuk kegiatan inti adalah 50 menit dan alokasi kegiatan penutup sebesar 20 menit.
Pada kegiatan pendahuluan, guru melakukan tiga kegiatan, yaitu
menyapa dan mengecek kehadiran siswa, (2) menjelaskan tujuna dan manfaat KD, (3)
menggali pengetahuan siswa dan mengaitkan dengan materi pelajaran yang akan
diajarkan selanjutnya.
Pada kegiatan inti mengtaur siswa agar dapat mengalami proses menemukan, menamai
dan mempresentasikan. Untuk dapat menemukan berkaitan dengan demonstrasi,
pertama-tama guru membagi siswa dalam 5 kelompok dan setiap kelompok terdiri dari 7
orang siswa. Kemudian siswa diberi LKPD yang berupa templet. Selanjutnya guru
menjelaskan langkah-langkah mengalikan pecahan biasa dengan menggunakan metode
demonstrasi. Lalu siswa bersama kelompoknya ditugaskan untuk mengisi. Setelah selesai
siswa Bersama kelompoknya mempersentasikan hasil pekerjaanya di depan kelas dan
siswa lain mengomentari. Jika terdapat kesalahan/kekurangan, guru terlebih dahulu
meminta siswa untuk memperbaiki. Siswa yang hasil temuan kelompok yang benar dan
mempresentasikan dengan bagus mendapatkan pujian dari guru sedangkan siswa yang
belum melakukan dengan maksimal dimotivasi dan diberi penguatan.
Kegiatan akhir siklus II antara lain: (1) melakukan evaluasi untuk mengetahui pencapaian
siswa setelah dilaksanakan pembelajaranmenggunakan metode demonstrasi, (2) siswa
melakukan kilas balik tentang pembelajaran yang baru dilakukan dan (3) siswa dan guru
merayakan keberhasilan belajar dengan bertepuk tangan gembira.
3. Observasi
1) Hasil Belajar Siswa
Peran siswa Kelas VII A MTs KHAS Kempek ada Upaya Meningkatkan dalam kegiatan
pembelajaran pada siklus II setelah dilakukan penerapan metode demonstrasi. Hal ini
dapat dilihat dari hasil belajar dan respons siswa terhadap kegiatan pembelajaran
meskipun masih ada sebagain kecil masalah yang muncul pada saat proses kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Peran siswa Kelas VII A MTs KHAS Kempek dalam kegiatan belajar mengajar
Matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada siklus II. Hasil belajar siswa
pada siklus II dengan penerapan model metode demonstrasi dengan jumlah 35 siswa,
terdapat 33 siswa atau 94,29% yang tuntas dan yang tidak tuntas ada 2 Siswa atau 5,71%
yang tidak tuntas dan nilai rata-rata sebesar 82,23. Data dapat dilihat pada tabel 4 dibawah
ini.
Tabel.4 Hasil ulangan harian pada siklus II
Keterangan :
F =Frekuensi respons siswa terhadap pembelajaran kooperatif tipeMetode demonstrasi
N = Jumlah: 35 orang
27
2) Aktifitas Guru
Data hasil pengamatan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran
kooperatif tipe metode demonstrasi ditunjukan pada tabel 5, bahwa pengelolaan
pembelajaran dengan penerapan metode demonstrasi dalam materi pelajaran Matematika
pada siklus II sebesar 3,00 yang berarti termasuk kategori baik. Data dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 5. Data Peniliaian pengelohan pembelajaran
menggunakan Metode Demonstrasi
Skor pengamatan
No. Aspek yang diamati Siklus II Keterangan
1. Pesiapan 3,0 Baik
2. Pendahuluan 3,0 Baik
3. Kegiatan Pokok 3,0 Baik
4. Penutup 3,0 Baik
Rata – Rata 3,00 Baik
Keterangan :
0 - 1,49 = kurang baik
1,5 - 2,49 = Cukup
3) Refleksi
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar
pada menulis dan mempraktekkan pembuatan sabun pada materi klasifikasi materi dengan
menerapkan metode demonstrasi.
Pada siklus II sesemua kekurangan sudah sangat sedikit. Menurut pengamat, ada
beberapa hal yang menyebabkan hal ini terjadi. Pertama, siswa kurang memperhatikan
penjelaskaan guru mengenai cara mengerjakan LKPD. Kedua, siswa tidak fokus pada
pengisian LKPD. Ketiga, siswa banyak sibuk sendiri. Keempat, diantara satu atau dua
kelompok tidak mampu menjawab dengan baik pertanyaan yang diberikan guru pada saat
evaluasi di akhir pelajaran. Secera keseluruhan kekurangan-kekurangan yang muncul
28
sudah teratasi dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan hasil dari siklus yang kedua yang
sangat baik.
a. Pembahasan
1. Hasil Belajar
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar evaluasi kondisi awal siswa Kelas VII
A MTs KHAS Kempek untuk melakukan perkalian pecahan biasa dengan metode
demonstrasi diperoleh nilai rata – rata kondisi awal sebesar 70,6 dengan nilai tertinggi
adalah 82 terdapat 1 orang dan nilai terendah adalah 40 terdapat 1 orang dengan
ketentusan belajar 48,6% dan yang tidak tuntas 51,43%.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar siswa Kelas VII A MTs KHAS Kempek
pada siklus 1 untuk ,elakukan perkalian pecahan biasa metode demonstrasi diperoleh nilai
rata–rata siklus 1 sebesar 73,94 dengan nilai tertinggi adalah 85 terdapat 1 orang dan nilai
terendah adalah 43 terdapat 6 orang dengan ketentusan belajar 74,29% dan yang tidak
tuntas 25,71%.
Sedangkan pada siklus II untuk materi perkalian pecahan biasa diperoleh nilai rata–rata
siklus II sebesar 82,23 dengan nilai tertinggi adalah 90 terdapat 1 orang dan nilai terendah
adalah 63 terdapat 1 orang dengan ketuntasan belajar 94,29% dan yang tidak tuntas
5,71%. Siswa yang tidak tuntas baik pada siklus I maupun pada siklus II adalah siswa
yang sama, ini disebabkan siswa tersebut pada dasarnya tidak ada niat untuk belajar dan
sering tidak masuk sekolah.
Berdasarkan data hasil belajar siswa dari siklus I dan siklus II menunjukan adanya upaya
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A MTs KHAS Kempek tahun pelajaran
2021/2022 menunjukan upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang sama.
Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II menunjukan Upaya Meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi yang sama. Hal ini disebabkan pada siklus I dan siklus II sudah
menggunakan metode demonstrasi.
Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang menerapkan metode
demonstrasi pada perkalian pecahan biasa menurut penilaian pengamat termasuk kategori
baik. Adapun aktivitas siswa yang dinilai oleh pengamat adalah aspek aktivitas siswa:
mendengar dan memperhatikan penjelasan guru, kerja sama dalam kelommpok, keaktifan
siswa dalam diskusi, memperesentasikan hasil diskusi, menyimpulkan materi, dan
kemampuan siswa menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dilakukan aktivitas siswa yang paling dominan
dilakukan yaitu bekerja sama mengerjakan LKPD dan berdiskusi. Hal ini menunjukan
bahwa siswa kolaborasi dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang baik.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menerapkan metode demonstrasi dalam materi
perkalian pecahan biasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Penggunaan Metode Demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar khususnya
perkalian pecahan biasa pada Siswa Kelas VII MTs KHAS Kempek Tahun Ajaran
2021-2022
.
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan adalah
sebagai berikut.
1) Guru Matematika dapat menggunakan metode demonstrasi dalam
pembelajaran khususnya pada materi perkalian pecahan biasa, karena
berdasarkan hasil penelitian di atas, metode demonstrasi dapat meningkatkan
kemampuan matematika pada siswa.
2) Untuk penelitian menggunakan metode demonstrasi selanjutnya, penulis
menyarankan untuk lebih banyak memberikan latihan sebelum mulai
pembelajaran matematika dengan menggunakan metode demonstrasi agar
siswa dapat memahami teknik menghitung secara mendalam.
31
1
DAFTAR PUSTAKA