1. Anamnesis
Biasanya didapatkan laju nadi teraba cepat dan regular dan juga ada tanda-tanda
hipoperfusi (akral dingin, pucat) yang mana hal ini tidak selalu. Pemeriksaan fisik pada
scenario
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan EKG
Pemeriksaan EKG 12 sadapan merupakan Gold standar untuk pasien dengan
palpitasi,lakukan segera pemeriksaan EKG saat pasien mengalami gejala.
Untuk itu pasien harus diberitahu agar secepat mungkin periksa jika ada keluhan
palpitasi. Dengan melihat gambaran EKG, maka kita dapat menganalisis
gelombang P dan QRS serta hubungan keduanya, menilai frekuensi dan
regularitas denyut jantung, sehingga akhirnya dapat mendiagnosis secara akurat
adanya hubungan antara palpitasi dan ada atau tidaknya aritmia.
Holter monitoring
Jika dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan EKG tidak mengerucut pada suatu
diagnosis, maka bisa dikakukan pemeriksaan tambahan, yaitu Holter monitoring,
suatu monitoring EKG kontinyu selama 24-48 jam. Pasien melakukan alktifitas
sehari-hari seperti biasa dan diminta untuk mencatat adanya keluhan dan
aktifitas yang sedang dilakukan, sehingga dapat diperoleh korelasi antara
keluhan dan aritmia berdasarkan rekaman strip ECG
Referensi :
Patria W. Yuswar (2020). Kapita Selekta Kedokteran Edisi V. Jakarta : Media
Aesculapius