Anda di halaman 1dari 23

SASTRA ANGKATAN PUJANGGA BARU

nachrowi.muyas@gmail.com
LATAR BELAKANG

▪ Angkatan ini muncul karena reaksi terhadap sensor yang dilakukan oleh Balai Pustaka
terhadap karya sastrawan pada masa tersebut.
▪ Sensor dilakukan terutama terhadap karya yang berisi nasionalisme dan cita-cita
kebangsaan.
Semangat persatuan dan kesadaran
nasional hendak mempersatukan bangsa
dan membentuk bahasa persatuan

Keinginan untuk bebas dari ikatan dan


kekangan dalam melahirkan perasaan,
gagasan, kehendak cetusan rasa, dan
kedinamisan jiwa masing-masing

Tujuan dalam mengadakan pembaharuan


dan memajukan bahasa, sastra, dan
kebudayaan Indonesia.
NAMA PUJANGGA BARU

NAMA
NAMA MAJALAH
ANGKATAN

Sebelum Perang (Juli Sesudah Perang (Maret


1933—Maret 1942) 1948—Maret 1953) Ada cita-cita sekelompok
pengarang yang akan
diperjuangkan,yaitu
membentuk kebudayaan
baru, kebudayaan
Indonesia.
Bersifat heterogen artinya
Bersifat homogen, kecuali pembawa
artinya membawa semangat Pujangga Baru
semangat dari satu cita- juga pembawa Angkatan
cita sesudahnya.
Tahun Pertama: Majalah kesusastraan dan bahasa sastra
kebudayaan umum.

Tahun Kedua: Majalah bulanan kesusastraan dan bahasa serta


seni dan kebudayaan.

Tahun Ketiga: pembawa semangat baru dalam kesusastraan, seni


kebudayaan, dan soal masyarakat umum.

Tahun Keempat dan selanjutnya: pembimbing semangat baru


yang dinamis untuk membentuk kebudayaan baru, kebudayaan
persatuan Indonesia.
1 Mempersatukan para pengarang yang masih tercerai berai

Sebagai terompet melahirkan perasaan, pikiran, dan pandangan


2
para sastrawan

3 Memberikan penghargaan apresiasi kepada kesusastraan

4 Memberikan kritik-kritik yang membangun

5 Memberikan pandangan mengenai kesusasteraan

Memberikan petunjuk, bimbingan, dan pengarahan kepada para


6
pengarang muda.
ALIRAN KEBUDAYAAN PUJANGGA BARU
Masyarakat dan kebudayaan Indonesia yang kita tuju harus bersifat
dinamis, karena masyarakat yang dinamis akan maju. Bangsa barat
dapat maju karena memiliki sifat dinamis dengan unsur
individualisme, naturalisme, dan intelektualisme. Untuk
membentuk kebudayaan baru, kita harus merebut kebudayaan
barat sepuas-puasnya karena dengan merebut budaya yang
dinamis, kita akan maju.

POLEMIK Kebudayaan baru yang akan dibentuk harus dipertemukan antara


unsur-unsur kebudayaan timur dan kebudayaan barat. Unsur
KEBUDAYAAN kebudayaan timur antara lain kolektivisme, spiritualisme, dan
penuh perasaan.

Setiap bangsa pada suatu negara mempunyai garis pertumbuhan


masing-masing dan memiliki unsur kebudayaan sendiri yang belum
tentu dapat diambil oleh bangsa lain. Bangsa Indonesia hanya
mengambil unsur kebudayaan lain yang sesuai dengan garis
pertumbuhan kebudayaan sendiri.
Polemik kebudayaan muncul dari perdebatan tokoh-tokoh nasional tentang arah bangsa
Indonesia yang dicita-citakan. Hal itu bermula dari sebuah karangan Sutan Takdir
Alsyahbana yang berjudul Menuju Masyarakat dan Kebudayaan Baru. Dalam pandangannya
ini, STA mengimpikan Indonesia baru condong ke filosofi barat yang dianggapnya maju.
Bagi STA, kebudayaan Timur bersifat statis makanya mati, sedangkan kebudayaan Barat
bersifat dinamis makanya terus eksis dan menguasai dunia. Karenanya, di mata STA,
Indonesia sebagai bagian dari Timur harus mengganti kiblatnya ke Barat agar bisa bangkit
dan menyejajarkan diri dengan masyarakat Barat. Pandangannya mendapat tentangan dari
Sanusi Pane memandang bahwa sesuatu yang ideal adalah “menyatukan Faust dengan
Arjuna, memesrakan materialisme, intelektualisme, dan individualisme dengan
spiritualisme, perasaan dan kolektivisme. “Sungguhpun begitu, sangat tampak
kecenderungan Sanusi Pane untuk mempercayai bahwa “Timur lebih baik” karena
“materialisme, intelektualisme dan individualisme”-yang merupakan dasar berkembangnya
budaya Barat tapi yang juga menimbulkan ketidakadilan (“ada orang yang kebanyakan dan
ada yang kelaparan”. Karenanya, Sanusi Pane jelas lebih memilih Timur ketimbang Barat
sebagai acuan kebudayan Indonesia di masa depan.
1 Semangat nasionalisme sudah mulai menggelora

2 Tema yang diangkat lebih beragam

Bentuknya sudah lebih dari luas karena tidak terikat oleh


3 adanya nota rinkes dan pengarang bebas mengungkapkan
ide atau gagasannya.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia yang
4 berkembang di masyarakat. Hal ini tampak pada kosa kata baru,
daerah, dan bahasa asing yang diungkapkan dengan ungkapan-
ungkapan klise.
Karya sastra yang dihasilkan bersifat romantisme terutama
5
dalam bentuk puisi.
Angkatan Pujang Baru dipengaruhi oleh Angkatan ‘80
6
karena pada saat itu Indonesia dijajah oleh Belanda.
Pada tahun 1880 di negeri Belanda tampil beberapa orang pengarang yang berusaha hendak mengadakan
pembaharuan di bidang kebudayaan. Sesuai dengan tahun munculnya, gerakan itu disebut Gerakan 80 (De
Tachtiger Beweging). Tokoh-tokoh dari gerakan itu ialah Willem Kloos, Yacques Perk, Frederik van Deyssel.
Mereka menerbitkan majalah bernama De Nieuwe Gids artinya Pandu Baru, yang terbit tahun 1885. Nama itu
sebagai pertentangan dengan majalah yang sudah terbit sebelumnya yang bernama De Gids (Pandu) pada
tahun 1840 yang diusahakan oleh Potgieter, Busken Huet, dan Vosmaer. De Gids dapat dipandang sebagai
jembatan antara sastra pendeta (Sastra Domine) dengan sastra Angkatan 80. Angkatan 80 bertentangan
dengan sastra pendeta yang dipandang sebagai sastra yang bersifat lamban.Tokoh-tokoh Angkatan 80
mencari ilham bagi karangan-karangannya dari negeri-negeri sekitarnya, seperti yang dilakukan oleh tokoh-
tokoh Pujangga Baru. Puisi Angkatan 80 banyak menerima pengaruh dari aliran romantik di negeri Inggris
yang berkembang pada permulaan abad ke-19, sedangkan prosanya menerima pengaruh naturalisme di negeri
Perancis. Akan tetapi, di dalam Angkatan 80 aliran romantik lebih kuat berkembang dan itu pula yang banyak
mempengaruhi corak sastra Pujangga Baru. Alasan pokok yang menyebabkan Pujangga Baru mendapat
pengaruh dari Angkatan 80, yaitu: 1) adanya semangat hidup sama dan 2) kebetulan bangsa Indonesia di
bawag kekuasaan pemerintah Belanda.
PERSAMAAN PERBEDAAN
Keduanya menentang sastra sebelumnya yang sudah Angkatan ‘80 mengutamakan unsur estetik yang
merosot nilainya dan yang penuh konvensi-konvensi. murni, sedangkan PB lebih mengutamakan unsur
tujuan sosial yang lebih jelas

Di dalam usahanya mencari pengucapan yang baru, Banyak pengarang PB menolak sifat individualisme
keduanya mencari contoh dari luar negeri. dan ciri naturalisme yang dianut angkatan’80.
1) Mohammad Yamin 4) Sultan Takdir Alisyahbana
Hasil karyanya: Hasil karyanya:
- Bandi Mataram (puisi) - Tak Putus Diundung Malang (roman)
- Tanah Air (puisi)
- Dian Yang Tak Kunjung Padam (roman)
- Indonesia Tumpah Darahku (puisi)
- Anak Perawan di Sarang Penyamun (roman)
- Ken Arok (drama)
- Ken Dedes (drama) - Layar Terkembang (roman)
- Kalau Dewi Tata Sudah Berkata (drama) - Tebaran Mega (kumpulan puisi)
- Gajah Mada (biografi) - Puisi Indonesia Zaman Baru (essai)
- Diponegoro (biografi) - Bahasa Indonesia Bahasa Persatuan (essai)
- Julius Caesar (terjemahan dari William Shakespeare) - Menuju Masyarakt dan Kebudayaan Baru (essai)
2) Rustam Effendi - Perjuangan dan Tanggung jawab dalam Kesusastraan (essai)
Hasil karyanya: 5) Armyn Pane
- Bebasari (drama bersajak) Hasil karyanya:
- Percikan Permenenungan (kumpulan puisi) - Belenggu (roman)
- Air Mata Seni (roman) - Jiwa Berjiwa (drama)
3) Sanusi Pane - Jinak-jinak Merpati (drama)
Hasil Karyangnya: - Sanjak-sanjak Muda dari Mohammad Yamin (puisi)
- Pancaran Cinta (prosa)
- Ratna (sanduran dari drama “Nora” karya Ibsen)
- Puspa Mega (puisi)
- Habislah Gelap Terbitlah Terang (terjemahan dari kumpula surat-
- Madah Kelana (puisi)
surat R.A. Kartini)
- Erlangga (drama)
- Kertajaya (drama) 6) Y.E Tatengkeng
- Sandyakalaning (drama) Hasil karyanya:
- Manusia Baru (drama) - Rindu Dendam ( kumpulan puisi)
- Bunga Rampai dari Hikayat Lama (hikayat)
- Putra Hutan Belukar (prosa)
7) Amir Hamzah 11) Rivai Ali
Hasil karyanya: Hasil karyanya:
• Buah Rindu (puisi) • Kata Hati
• Nyanyi Sunyi (puisi) 12) A. Hasjimy
• Setanggi Timur (puisi) Hasil karyanya:
• Hang Tuah (saduran) • Kisah Seorang Pengembara ( kumpulan sanjak)
• Bhagawat Cinta (terjemahan) • Bermandi Cahaya Bulan
• Sastra Melayu Lama dengan tokoh-tokohnya (essay) • Suara Adzan dan Lonceng Gereja
8) Asmara Hadi • Asmara dalam Pelukan-Pelukan Pelangi
Hasil karyanya: • Hikayat Perang Sabi Menjiwai Perang Aceh Lawan Belanda
• Hidup Baru (sanjak) • Dewan Sanjak
• Dalam Masyarakat (sanjak) 13) I Gusti Nyoman Panji Tisna
• Generasi sekarang (sanjak) Hasil karyanya:
• Penyair Api Nasionalisme (puisi) • Ni Rawit, Ceti penjual Orang
• Salam Lingkungan Kawat Berduri (roman) • Sukreni Gadis Bali
9) Hamidah • I Swara Setahun Bendahulu (roman sejarah)
Hasil karyanya: • Dewi Karuna (roman)
• Kehidupan Mestika (autobiografi Hamidah) • I Made Kembali Kepada Tuhan (roman)
10) Selasih 14) Aoh Kartahadimaja
Hasil karyanya: Hasil karyanya:
• Kalau Tak Untung (cerpen) • Murai
• Pengaruh Keadaan (essay) • Herankah
• Di Pusara Ibu (naskah) • Pecahan Ratna
• Dibawah Kaki Kebesaran-Mu
• Ke Desa
• Gugukku
Penerbitan
roman picisan
umumnya
bersifat
perdagangan
dan tidak cocok
dengan
kenyataan
hidup. Lukisan watak
Seakan-akan tokohnya
hanya kurang
menampilkan mendalam dan
dua sifat tokoh, tidak cocok
yaitu baik dan dengan
buruk saja. kenyataan
hidup.

CORAK SERI
ROMAN
PICISAN

Isi cerita berupa


Komposisi pertentangan
cerita kurang antara budaya
terpelihara. modern dan
budaya lama.

Dalam cerita
sering
diselipkan
reklame atau
propaganda
suatu badan
usaha.
1. Matu Mona (nama samaran Hasbullah Parinduri)
Hasil karyanya:
• Harta yang Terpendam
• Panggilan Tanah Air
• Rol Pacar Merah Indonesia
• Ja Umenek Jadi-jadian
• Spionagesient
2. A. Damhudi
Hasil karyanya:
• Mayapada
• Bergelimang Dosa
• Depok naik Pagi
• Mencari Jodoh
• Terompah Usang Yang Tak Sudah Dijahit
3. Yusuf Sou’ib
Hasil Karyanya:
• Elang Emas (terdiri dari beberapa jilid)
4. Imam Supardi
Hasil Karyanya:
• Kintamani (berupa roman) menceritakan tentang percintaan pelukis
Jawa dan gadis Bali.
VISI MISI

Sastra di luar Balai Pustaka mempunyai tujuan untuk


mendobrak Belanda dengan memasukkan politik dalam
karyanya, menentang adanya nota rinkes yang membatasi ide
atau gagasan para pengarang. Sementara itu, sastra di luar
Pujangga Baru memperdagangkan karyanya lewat cerita
roman berseri (komersialisasi).
TEMA NOVEL
Novel ini mengisahkan perjuangan wanita Indonesia
dalam mencapai cita-citanya. Roman ini termasuk
novel modern di saat sebagian besar masyarakat
Indonesia masih dalam pemikiran lama (1936). Novel
ini banyak memperkenalkan masalah wanita Indonesia
dengan benturan-benturan budaya baru, menuju
pemikiran modern. Hak-hak wanita, yang banyak
disusung oleh budaya modern dengan kesadaran
gender, banyak diungkapkan dalam novel ini dan
menjadi sisi perjuangannya seperti berwawasan luas
dan mandiri. Di dalamnya juga banyak
memperkenalkan masalah-masalah baru tentang
benturan kebudayaan antara barat dan timur serta
masalah agama.
ALUR CERITA

Pertemuan Maria,
Tuti, dan Yusuf di
Akuarium (tempat
rekreasi di Jakarta)
TAHAP
PERKENALAN
Maria dan Yusuf
sering pergi
berpacaran berdua

Tuti merasa iri


dengan kebersamaan
adiknya dengan
kekasihnya itu
KONFLIK CERITA
Maria dan Tuti bertengkar
hebat. Pertengkaran itu
disebabkan oleh kritikan
pedas Tuti terhadap
Maria. Tuti mengkjritik Tuti merasa tersinggung
bahwa cinta Maria dengan ucapan adiknya Tuti memutuskan untuk
kepada Yusuf sangat itu sehingga ia menolak Supomo karena
berlebihan dan dapat menyibukkan diri dengan prinsipnya yang tidak
melemahkan diri Maria kegiatan organisasi Putri akan menikah dengan
sendiri Sedar yang diikutinya. lelaki biasa.

Di puncak Tuti merasa risau pada


kemarahannya, Maria usia di atas 25 tahun
menghina kakaknya belum memiliki kekasih
bahwa cinta bagi hati yang mantap.
kakaknya hanya
perdagangan sehingga
patutlah hubungan
kakaknya itu kandas di
tengah jalan.
KLIMAKS
Kisah cinta Yusuf dan
Maria sudah hampir Karena semakin
mencapai harapan parah sakitnya, Yusuf, Tuti, dan ayahnya
karena kurang lebih tuga Maria dibawa ke menyempatkan
Sanatorium Pacet
bulan Yusuf akan lulus yang khusus
menengok Maria sambil
Sekolah Tabib tinggi merawat pasien menginap di rumah
sehingga mereka akan wanita yang sakit kerabatnya di Sidanglaya.
melangsungkan TBC.
pernikahan.

Sesudah
diperiksakan ke
Maria tiba-tiba doker dinyatakan
sakit yang tidak Maria menderita
kunjung TBC akut sehingga
membaik. harus diopname di
Rumah sakit CBZ
(Rumah Sakit Pusat).
PENYELESAIAN

Sebelum Maria meninggal


dunia, Ia menitipkan pesan
terakhirnya kepada Tuti dan
Hubungan Tuti dan Yusuf Maria memikirkan Yusuf Yusuf, yaitu jika kelak Ia
kian dekat karena sering khawatir kekasihnya itu meninggal nanti, Ia
menengok Maria akan berpaling membuat berharap bahwa Tuti dan
Bersama-sama penyakitnya kian parah Yusuf dapat menikah

Sakit Maria tidak kunjung Maria harus menjalani Akhirnya Tuti dan Yusuf
membaik, tubuhnya karantina yang justru menuruti permintaan
semakin kurus. memperparah penyakitnya terakhir Maria. Mereka
berdua menikah. Dengan
begitu, Tuti tak perlu tersiksa
lagi dengan
perasaankesepian yang
selama ini ia coba untuk
melawan
Layar Terkembang karya Sutan Takdir Alisyahbana yang terlaku
Emansipasi wanita merupakan tema kuncinya
Demikianlah paparan sastra pujangga baru
Yang mewarnai kebudayaan baru Indonesia

Terima kasih
Semoga bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai