Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KELOMPOK

TELERADIOLOGI

Di susun oleh :

Adiesty Apriliya (21002012)


Anisya Fitri (21002015)
Fariuzi (21002019)
Gusti Rahmita (21002020)
Hadist Chairunnisa (21002021)
Luthfi Farhan Yusuf (21002025)
M. Zico Endru (21002033)
Putri Salsabila (21002036)
Rohit Gaspura Candra (21002051)
Salwa Innasya Sugesty (21002042)
Stevi Dwi Putri (21002045)
Syalsa billa Putri (21002046)
Zahira Adilah Rojas (21002049)

Dosen Pengampu : Marido Bisra, M.Tr.ID

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK RADIOLOGI


UNIVERSITAS AWALVROS PEKANBARU

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana atas rahmat-Nya sehingga

kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Teleradiologi”

Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang di berikan dalam mata

kuliah Komputer Radiologi Universitas Awalbros.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan

makalah ini, khususnya kepada dosen kami yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami

miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi

penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Pekanbaru, 23 Oktober 2022

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................... 1
D. Manfaat Penulisan..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Teleradiologi............................................................................ 3
B. Tujuan Teleradiologi................................................................................. 3
C. Prinsip Dasar Teleradiologi....................................................................... 4
D. Pengolahan Data Gambar Dijital Pada Sistem Teleradiologi.................... 4
E. Keuntungan Dan Kerugian Penggunaan Sistem Teleradiologi................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iv

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambar Ilustrasi Sistem Teleradiologi......................................... 3

Gambar 2.2 Gambar Sistem Teleradiologi....................................................... 4

Gambar 2.3 Gambar Matrix.............................................................................. 5

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi
menggunakan radiasi yang bersumber dari energy radioaktif. Radioterapi
yaitu jenis pengobatan yan menggunakan atau memanfaatkan sinar pengion
(sinar-x, sinar gamma) dan partikel lain (neutron, proton, dll) untuk
mematikan sel-sel kanker tanpa akibat fatal pada jaringan sehat disekitarnya.
Terapi radiasi ini akan mematikan sel-sel kanker jika mencapai dosis tertentu.
Radioterapi merupakan salah satu terapi atau pengobatan penyakit
kanker/keganasan 60-70 % pasien kanker memerlukan terapi radiasi dalam
salah satu terapinya. Masyakarakat umum banyak yang tidak mengetahui
tentang radiasi, sehingga merasa takut atau khawatir ketika dianjurkan untuk
menjalani terapi radiasi oleh dokter
Tujuan radioterapi adalah untuk pengobatan secara radikal, sebagai
terapi paliatif yaitu untuk mengurangi dan menghilangkan rasa sakit atau
tidak nyaman akibat kanker dan sebagai adjuvant yakni bertujuan untuk
mengurangi resiko kekambuhan dari kanker. Dengan pemberian setiap terapi,
maka akan semakin banyak sels sel kanker yang mati dan tumor akan
mengecil. Sel-sel kanker yang mati akan hancur, di bawa oleh darah dan di
ekresi keluardari tubuh. Sebagian besar sel-sel sehat akan bias pulih kembali
dari pengaruhdari radiasi.
Ada beberapa teknik radioterapi, diantaranya eksternal radiasi dan
Brakhiterapi. Eksternal radiasi disebut sinar luar karena sumber radiasi
diletakkan di luar tubuh atau diluar target yang akan di sinar sehingga ada
jarak antara sumber radiasi, berkisar antara 80 – 100 cm. untuk jenis pesawat
cobalt 60, menggunakan jarak 80 cm. untuk linear accelerator (LINAC)
menggunakan jarak 100 cm. sedangkan Brakhiterapi, sumber radiasi di
letakkan di dalam tumor atau menempel di tumor (kanker). Contoh pada
penderita kanker payudara yaitu dengan menanam biji radioaktif ke dalam

1
jaringan payudara di samping kanker. Brakhiterapi hanya dapat dilakukan
pada jenis dan stadium kanker tertentu. Mungkin diberikan bersamaan dengan
radiasi eksternal untuk menambah power radiasi yang ditujukan ke tumor.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu teleradiologi?
2. Bagaimana prinsip, tujuan, pengolahan data gambar dijital, dan
keuntungan – kerugian pada Teleradiologi?

C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui apa itu teleradiologi
2. Mengetahui prinsip, tujuan, pengolahan data gambar dijital, dan
keuntungan – kerugian pada Teleradiologi

D. Manfaat penulisan
1. Memberikan infomasi kepada pembaca tentang Teleradiologi
2. Memberikan informasi kepada pembaca prinsip, tujuan, pengolahan data
gambar dijital, dan keuntungan – kerugian pada Teleradiologi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tata Laksana Pelayanan


Ada beberapa tahapan tata laksana pelayanan
1. Pendaftaran Pasien
Pasien yang datang sebelum dilakukan pelayanan, harus didaftar
terlebih dahulu. Pelaksanan pendaftaran pasien dilakukan oleh petugas
administrasi, perawat atau radiografer/radioterapis. Syarat untuk
pendaftaran adalah:
a) Pasien Baru/ Reradiasi
Membawa kartu pasien, rujukan dokter pengirim dan hasil
diagnosa penunjang (lab DL, lab PA, foto thorax dan hasil
pemeriksaan radiologi lainnya), serta dokumen lain yang diperlukan
untuk pembayaran dengan asuransi atau JKN. Bagi pasien yang
berasal dari luar, harus mendaftar di loket Poliklinik terlebih dahulu
untuk mendapat kartu pasien.
b) Pasien Lama:
Membawa kartu kunjungan pasien Radioterapi dan untuk
pasien JKN melengkapi dokumen yang diperlukan untuk klaim.
c) Pasien Brakiterapi
Dokumen dan Rekam Medis pasien dibawakan oleh perawat
pengantar dari ruangan dimana pasien tersebut dirawat.
d) Pasien Konsultasi
Surat konsultasi dan Rekam Medis pasien dibawakan oleh
petugas Rekam Medis atau perawat pengantar dari Poliklinik.
Biasanya pasien konsultasi dibuatkan jadwal antrian untuk
dilaksanakan terapi radiasi.

3
2. Jenis Pelayanan Radioterapi
Adapun Jenis – jenis pelayanan radiorerapi sebagai berikut
diantaranya
a) Konsultasi Dokter Onkologi Radiasi
Konsultasi ini harus dilakukan pada pasien yang baru akan
radiasi untuk dilakukan pengkajian awal sehingga dapat menentukan
total dosis yang akan diberikan dan pada pasien kontrol pasca total
radiasi untuk mengevaluasi hasil terapi radiasi yang sudah diberikan.
b) Simulasi Radiasi
Sebelum penyinaran harus dilakukan simulasi terlebih dahulu
untuk merancang teknik penyinaran, menentukan lokasi penyinaran
dan luas lapangan. Batas-batas dan sentrasi lapangan penyinaran
tersebut kemudian digambar pada masker termoplastik atau kulit
pasien. Selain itu parameter penyinaran yang ditentukan saat
simulasi akan digunakan pada saat penyinaran. Parameter tersebut
adalah ukuran lapangan (X dan Y), sudut gantry, sudut kolimator
dan jarak penyinaran.Hasil dari simulasi diolah dulu oleh Fisikawan
Medis untuk membentuk lapangan penyinaran dengan MLC (Multi
Leaf Collimator) dan dilakukan perancangan dosis dengan
menggunakan TPS (Treatment Planning System) sesuai dosis yang
telah ditentukan dokter onkologi radiasi.
c) Mouldroom
Mouldroom diperlukan untuk membuat alat pendukung
penyinaran, seperti masker termoplastik, kontur gips, blok lapangan
radiasi, bantal penyangga dan bolus.
d) Penyinaran Radiasi Eksternal (Linac dan Cobalt-60)
Terapi radiasi eksternal di RSUP Sanglah menggunakan
Pesawat Teleterapi Linac dan Cobalt-60. Pelaksanaan penyinaran
mengikuti hasil dari simulasi dan harus diambil foto verifikasi
terlebih dahulu untuk memastikan bahwa penyinaran yang dilakukan
sudah sesuai dengan perencanaan saat simulasi dan TPS. Penyinaran

4
dilakukan sebanyak ketentuan dokter onkologi radiasi. Setiap selesai
5 kali penyinaran, pasien periksa laboratorium Darah Lengkap dan
kontrol ke dokter di poliklinik radioterapi untuk memantau
kondisinya selama penyinaran. Untuk menjaga kondisi umum pasien
agar tetap stabil secara fisik dan mental, dilakukan juga kegiatan
untuk mendukung mental pasien berupa pencerahan psikologis dan
promosi kesehatan serta berbagi pengalaman sesama pasien,
terutama dari pasien yang sudah selesai dilakukan penyinaran.
Kegiatan ini diharapkan dapat meminimalkan angka drop out pasien
terhadap pelayanan radioterapi yang sudah direncanakan.
e) Penyinaran Brakiterapi
Tindakan brakiterapi dilakukan sebegai kelanjutan dari
penyinaran radiasi eksternal. Sebelum dilakukan tindakan, pasien
harus rawat inap karena banyak persiapan yang harus dilakukan
termasuk anestesi.

B. CT SIMULATOR
1. Pengertian Ct – Simulator
Simulator merupakan salah satu alat bantu dalam radioterapi,
utamanya radiasi eksterna. Dengan alat yang menyerupai perangkat
radiologi diagnostik ini dapat ditentukan lapangan radiasi yang akan
digunakan dalam pengobatan radioterapi pasien. Penentuan ini berpijak
pada kaidah “volume” atau cakupan, sehingga, sehingga dituntut dari
seorang spesialis radiasi onkologi untuk memiliki kemampuan anatomi
(lokasi tumor, organ kritis bila ada). Pengertian mengenai karakter setiap
tumor (penjalaran tumor), aspek fisika (arah radiasi, jarak sumber ke kulit
atau sumbu) dan sebagainya.
Simulator sendiri memanfaatkan sifat-sifat sinar X yang meliputi
daya tembus terhadap materi, penyerapan sinar X oleh suatu materi yang
dikenai, efek fotografi, luminisensi daya  pertebaran, dan ionisasi. Karena

5
keluaran simulator ini merupakan acuan untuk terapi ini merupakan acuan
untuk terapi radiasi, radiasi, maka diperlukan faktor presisi yang tinggi.
Semua faktor yang digunakan disini harus sama dengan yang berlaku pada
alat terapi, termasuk sinar laser sebagai pemandu keselarasan posisi tubuh.
Guna memperoleh tingkat akurasi yang lebih tinggi maka diperlukan pula
bantuan scanning computer tomography terutama untuk daerah yang sulit
dan sempit seperti pada kanker prostat, kanker sinus paranasal atau
nasofaring dan untuk mengurangi kemungkinan terkenanya organ kritis
terhadap radiasi.
2. Bagian dan fungsi alat simulator dalam radioterapi
a) Gantry (C-arm) dengan x-ray tube.
b) Image Intensifier yang terpasang berhadapan serta dapat diputar 360
derajat dari sumbunya
c) Kolimator yang berfungsi sebagai pengaturan besarnya ukuran
lapangan radiasi dapat diputar 360 derajat terhadap axis sentrasi.
d) Indikator penunjuk jarak Source Axis Distance (SAD).
e) Meja pemeriksaan yang rata, dapat diatur naik-turun (vertical), maju-
mundur (longitudinal), digeser kiri-kanan (lateral) dan dapat diputar
dari axis sejauh 360 derajat (rotation).
f) Perangkat sirkuit elektronik.
g) Monitor fluoroscopy (cctv).
h) Digital Therapy Imaging (perangkat komputer tambahan yang dapat
dirangkaikan dengan perangkat pencitraan pada umumnya).
Komponen dari Digital Therapy Imaging (DTI). DTI terdiri dari 2
kelompok fungsional:
a) Sebagai komputer biasa yang berisi:
1) Processing unit  
2) Hardware computer eksternal
3) Software computer untuk DTI.
b) Sebagai perangkat keras akuisisi dan procesing data yang terletak di
dalam komputer (Data Acquisition and Processing Hardware).

6
3. Prinsip pencitraan pada simulator
Aplikasi teknologi digital dalam proses pencitraan sinar-X pada
pemeriksaan radiologi, umumnya dimanfaatkan untuk tujuan efisiensi
faktor eksposi, sekaligus untuk meningkatkan kualitas gambar radiografi.
Kebutuhan akan citra radiografi yang berkualitas ternyata tidak hanya
dibutuhkan untuk proses simulasi penyinaran pada perencanaan
pengobatan radioterapi. Proses simulasi penyinaran pada radioterapi
menghasilkan salah salah satu output yang berupa citra radiografi
(fototerapi) yang dihasilkan oleh pesawat simulator radioterapi. Dalam
radioterapi energi yang digunakan umumnya berkisar antara 50 Kv-10 Mv
yang 50 Kv-10 Mv yang ditujukan untuk mematikan sel-sel kanker, namun
dalam pelaksanaannya tidak hanya sel-sel ganas yang terkena radiasi, tapi
jaringan sehat sekitarnya juga ikut terkena. Maka untuk meminimalisasi
jaringan sehat sekitarnya dan memaksimalkan pada sel-sel ganas,
diperlukan suatu perencanaan penyinaran yang tepat (treatment planning).
Salah satu tahapan penting dalam perencanaan radioterapi adalah
simulator. Simulasi penyinaran radioterapi pada dasarnya adalah proses
pencitraan sinar-X secara fluoroskpi yang seolah-olah melakukan teknik
penyinaran seperti dengan pesawat treatment 6 radioterapi yang
sesungguhnya. Hal ini diperlukan agar teknik penyinaran yang akan
diberikan teknik penyinaran yang akan diberikan  pada pasien benar-benar
mencapai sasaran secara optimal dan akurat. Dari proses simulasi
didapatkan beberapa parameter untuk penyinaran, yaitu:
a) Luas lapangan penyinaran
b) Sudut dan arah sumber sinar
c) Blokade daerah yang harus dilindungi
d) Teknik penyinaran (SSD/SAD)
e) Jarak sentrasi
f) Sudut kolimasi
Hal-hal yang harus dimiliki sebagai syarat minimum dari pesawat
dari pesawat simulator adalah:

7
a) Memiliki kolimator yang diputar 360˚ terhadap axis sentrasi
b) Memiliki indikator pen Memiliki indikator penunjuk jarak unjuk jarak
Source Axis Distance (SAD) Axis Distance (SAD)
c) Memiliki meja pemeriksaan yang rata, data diatur naik turun
(vertical), maju mundur (longitudinal), digeser kiri-kanan (lateral) dan
dapat diatur dari axis sejauh 360˚ (rotation).
Prinsip dasar dari proses pencitraan dalam simulasi adalah:
a) Set up posisi simulasi (posisi pasien)
b) Melakukan fluoroskopi terhadap pasien pada perkiraan lokasi
penyinaran
c) Gambaran fluoroskopi diteruskan ke image intensifier, lalu intensifier,
lalu ke perangkat ke perangkat sirkuit sirkuit elektronik dan
ditampilkan dimonitor fluoroskopi
d) Akuisisi posisi simulasi selanjutnya dilakukan eksposi yang
menghasilkan foto simulator (fototerapi).
Digital Therapy Imaging sesungguhnya merupakan perangkat
komputer tambahan yang dapat dirangkaikan dengan perangkat pada
umumnya. Pencitraan gambar fluoroscopy akan tampil selama eksposi
dilakukan. Dan bila eksposi dihentikan, gambar tersebut berikut nama
dan identitas pasien menjadi tampilan gambar diam (freezed)  pada title
bar. Tampilan tersebut biasa disebut dengan Last Image Hold (LIH).
Gambar freezed  dapat disimpan ke dalam data base (hard disk) 
bersamaan dengan parameter posisi simulasi dan data pasien. Selanjutnya
bila diperlukan sistem ini dapat menampilkan kembali gambar yang telah
tersimpan untuk keperluan pengaturan (manipulasi) gambar, kontras dan
ketajaman sesuai dengan yang diinginkan. Aplikasi ini juga
memungkinkan untuk menambahkan teks atau gambaran garis-garis
bentuk blok, sehingga informasi yang ditampilkan menjadi lebih optimal.
Secara prinsip, cara kerja dari digital therapy imaging  sama
dengan pesawat semilator konvensional umumnya, yaitu mengambil
gambaran dari objek dengan proses  fluoroscopy. Pada digital therapy

8
imaging  ini gambaran hasil  fluoroscopy bisa disimpan dan bisa diatur
kontras dan densitas gambarannya serta bisa ditambahkan keterangan-
keterangan data pasien dan garis-garis bentuk blok. Hasil simulasi (foto
terapi) tidak selalu dicetak di film, tetapi sering dicetak pada kertas biasa.
Hal ini tentunya secaraa ekonomis sangat menguntungkan dan  juga
mempercepat waktu pelaksanaan proses simulasi radioterapi.

C. LINEAR ACCELERATOR (LINAC)

9
D. Tujuan Teleradiologi
Menurut American College of Radiology bahwa sistem teleradiologi
bertujuan sebagai berikut :
1. Menyediakan jasa konsultasi dan interpretatife radiologi dengan waktu
yang cepat dan singkat.
2. Menyediakan jasa konsultasi medis antar dokter dan pasien tanpa harus
berada pada satu tempat.
3. Mengantarkan dengan cepat hasil diagnosa gambar radiografi dalam
keadaan darurat dan tidak darurat.
4. Menyediakan layanan cepat antar dokter spesialis radiologi yang
membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis radiologi lain.
5. Menambah wawasan dan kesempatan mengembangkan ilmu yang
dimiliki radiografer dan dokter.
6. Merupakan salah satu pendukung dari layanan telemedisin lainnya

E. Pengolahan Data Gambar Dijital Pada Sistem Teleradiologi


Pengolahan data gambar yang biasa digunakan untuk sistem
teleradiologi sangat bervariasi, tergantung pada kegunaannya. Tetapi pada
semua jenis pemeriksaan harus mampu memberikan standar kualitas gambar
sesuai dengan keperluan klinis. Standar kualitas adalah merupakan suatu
kesepakatan untuk mengimplementasikan teknologi yang dapat menjamin
kemampuan pengolahan data. Menurut ACR (The American College of
Radiology) indikator atau penilaian terhadap data gambar dijital harus sesuai
dengan standar yang berlaku Standar kualitas yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Resolusi Data Gambar Dijital
Resolusi adalah kemampuan dari suatu sistem pencitraan untuk
membedakan antar objek. Resolusi yang digunakan pada dijital radiologi
merupakan penilaian terhadap mutu data gambar dijital. Keseluruhan

10
data gambaran yang diproduksi dari modalitas digital dan digitizer
berupa ukuran matrix. Penggunaan matrix untuk setiap modalitas dijital
radiologi minimal harus tersedia matrix 512 x 512 dengan ketebalan
minimum 8-bit pixel (ACR standard teleradiology: http://www.acr.org).
Matrix yang berukuran lebih besar akan menghasilkan gambaran resolusi
yang lebih baik dan sebaliknya jika matrix yang berukuran kecil akan
menghasilkan resolusi yang kurang baik. Sebagai contoh dalam ukuran
matrix 512 x 512 atau 1024 x 1024 (Stewart C. Bushong; 2000).

Gambar 2.3 Matrix (Steward C. Bushong 2000. Hal.55)

Matrix adalah susunan jumlah baris dan kolom dari pixel yang
ditampilkan pada gambar digital. Pixel adalah menyatakan volume
terkecil dari jaringan tubuh yang merupakan sayatan silang dari beberapa
arah. Voxel adalah yang menggambarkan area dari pixel sesuai dari
ketebalan potongan. Ketika luas lapangan gambar diperbesar dan ukuran
matrix tetap (konstan) maka ukuran pixel akan membesar dan resolusi
berkurang.
2. Pengiriman data gambar digital
Pengiriman data gambar digital dapat menggunakan LAN (Lokal
Area Network) dan WAN (Wide Area Network). LAN adalah sejumlah
komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu areal tertentu
yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung (Jaka
Fahrial; 2003). LAN dalam sistem telerdiologi digunakan untuk
pengiriman data gambar dijital di satu area lokal saja, sedangkan WAN

11
adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di suatu
jaringan yang luas, seperti internet (Jaka Fahrial; 2003). WAN dalam
sistem teleradiologi digunakan untuk pengiriman data gambar dijital
diluar area lokal. Jenis pengiriman yang digunakan tersebut merupakan
jalur penghubung yang mengantarkan data gambar dijital antara terminal
pengirim dengan terminal penerima.
3. Kompresi atau Pengurangan Kapasitas Data Gambar Dijital
Pengurangan kapasitas data gambar dijital dapat dilakukan
sebagai prosedur operasional dan biasa digunakan untuk meningkatkan
kecepatan dalam pengiriman dan mengurangi kapasitas penyimpanan
pada sistem teleradiologi. Teknik pengurangan ini dilakukan dengan
tanpa mengurangi informasi klinis yang penting pada gambaran
radiografi. Besar persentase yang dilakukan untuk kompresi
mempengaruhi resolusi yang dihasilkan. Semakin besar persentase
kompresi yang dilakukan membuat resolusi gambar menjadi rusak/buruk
4. Pengarsipan data gambar dijital
Pengarsipan data gambar dijital yang dilakukan merupakan usaha
untuk menghindari dari kecelakaan yang tidak disengaja atau yang
disengaja. Kecelakaan yang tidak disengaja dapat berupa tindakan hara-
huru, kebakaran, gempa bumi dan kebanjiran, sedangkan kecelakaan
yang disengaja dapat berupa tindakan penghapusan data gambar dan
pencurian/perampok. Pengarsipan ini dapat disimpan dalam bentuk
piringan disk (Compact disk) dan dalam tempat penyimpanan data digital
lainnya (Hardisk). Penyusunan tempat penyimpanan yang dilakukan
tidak memerlukan tempat yang besar, melainkan menyediakan tempat
khusus penyimpanan untuk piringan disk (compact disk) dan hardisk
yang bentuknya lebih kecil dan jika pada hardisk dapat tersusun sesuai
abjad nama pasien secara otomatis. Penyimpanan yang dilakukan
tersebut untuk mempermudah kelangsungan penyimpan data pasien serta
untuk proses pembelajaran dimasa mendatang. Penyimpanan dalam

12
bentuk piringan disk (Compact disk) dan hardisk ini dapat bertahan lebih
lama.
5. Pemanggilan Ulang Data Gambar Dijital Yang Telah Tersimpan
Bermula dari tempat penyimpanan dan susunan penyimpanan
yang rapi membuat pencarian ulang data gambar dijital menjadi lebih
mudah dicari. Pada penyimpan dalam hardisk dengan sangat cepat
dilakukan pencarian data gambar karena hardisk bekerja secara otomatis
setelah diperintahkan olehkomputer. Dengan jenis penyimpanan yang
diterapkan menunjukan penggunaan tempat simpan dalam dijital lebih
mudah dilakukan dengan cara pengetikan subtitle atau sebagian kata
kunci saja untuk mendapatkan data gambar dijital yang diinginkan.
6. Infrastruktur Komunikasi
Jenis jaringan yang diterapkan dapat melalui LAN dan WAN.
Pada penggunaan LAN digunakan untuk komunikasi antar ruang dan
dalam satu gedung atau tempat, sedangkan WAN digunakan untuk
komunikasi dengan daerah luar yang terhubung dengan internet. Dalam
pengiriman ke luar tempat (WAN) dengan bantuan komputer, biasanya
komputer tersebut dinamakan PACS (Picture Achiving and
Communication in Medicine), sebelumnya komputer server mengirim
data gambar dijital pasien ke komputer PACS. Dengan bantuan komputer
PACS, data gambar dijital dapat dikirim (download) dan menerima data
gambar dijital dari luar (upload).
7. Kemampuan operasional
Jenis jaringan yang diterapkan dapat melalui LAN dan WAN.
Pada penggunaan LAN digunakan untuk komunikasi antar ruang dan
dalam satu gedung atau tempat, sedangkan WAN digunakan untuk
komunikasi dengan daerah luar yang terhubung dengan internet. Dalam
pengiriman ke luar tempat (WAN) dengan bantuan komputer, biasanya
komputer tersebut dinamakan PACS (Picture Achiving and
Communication in Medicine), sebelumnya komputer server mengirim
data gambar dijital pasien ke komputer PACS. Dengan bantuan komputer

13
PACS, data gambar dijital dapat dikirim (download) dan menerima data
gambar dijital dari luar (upload).
8. Kebutuhan data gambar dijital
Kebutuhan data gambar merupakan salah satu permintaan dokter
radiologi untuk dilakukan pengolahan data berikutnya. Untuk pengiriman
data gambar dijital yang dimanfaatkan oleh radiolog dapat dilakukan
pengiriman gambar dengan merubah ektensi DICOM menjadi JPG.
Pengiriman dilakukan setelah komunikasi antar radiografer dengan
dokter telah dilakukan sehingga data yang dikirim dapat digunakan oleh
dokter radiologi. Di Rumah Sakit Pantai Indah Kapuk hanya melakukan
pengiriman data gambar dijital saja dan tidak melakukan pengiriman
video. Sedangkan untuk fluoroskopi dijital yang sering melakukan
pembentukkan format gambar dalam video dapat disimpan di dalam
compact disk. Begitu juga untuk pasien yang ingin melakukan
pemeriksaan medis lanjut ke rumah sakit lain, data gambar dijitalnya
dapat dilakukan dengan penyimpanan data ke dalam compact disk.
Dalam penerapan yang dilakukan di Rumah Sakit Pantai Indah
Kapuk yaitu mengunakan suatu rangkaian pengirim, penghubung dan
penerima. Rangkaian penerima dapat berupa mobile (bergerak) sehingga
dapat dijangkau dan dilakukan jawaban radiografi oleh radiolog dimana
saja (any where) dan kapan saja (any time) setelah pengiriman data
gambar dijital dilakukan. Sedangkan untuk penggunaan pada pasien
dapat dilakukan dengan bantuan komputer di rumah sakit yang dijadikan
rujukan atau dapat dilakukan di rumah tetapi program gambar yang
digunakan dapat menampilkan format data gambar ektensi DICOM.

F. Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Sistem Teleradiologi


Berdasarkan penerapan sistem teleradiologi yang dilakukan di Rumah
Sakit Pantai Indah Kapuk dapat diketahui keuntungan dan kerugian yang
diperoleh.
1. Keuntungan Sistem Teleradiologi

14
a. Dapat diakses atau dilakukan dari berbagai kalangan yang
mempunyai jaringan dengan sistem teleradiologi.
b. Resource Sharing, yaitu dapat menggunakan sumberdaya yang ada
secara bersama-sama, hal ini terjadi karena penerapan sistem
teleradiologi menggunakan sistem jaringan. Misal seorang pengguna
yang berada 100 m jauhnya dari suatu sumber data, maka tidak perlu
kesulitan dalam menggunakan dan mengevaluasi data tersebut,
seolah-olah data tersebut berada didekatnya.
c. Reliabilitas tinggi, yaitu dengan jaringan komputer kita akan
mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki sumber-
sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat disimpan
atau dicopy ke dua, tiga atau lebih dari 1 (satu) komputer yang
terkoneksi ke jaringan.
Sehingga bila salah satu mesin rusak dan data hilang, maka salinan
dimesin yang lain masih bisa digunakan.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan radiografi, pelayanan yang
diberikan mempunyai kinerja yang lebih baik akan memberikan
kesan atau citra suatu pelayanan diperusahaan tersebut dapat
disanjung dan dipuji.
2. Kerugian Sistem Teleradiologi
a. Jika alat komunikasi (LAN dan WAN) yang digunakan mengalami
kerusakan alat maka pengiriman data tidak dapat dilakukan sama
sekali.
b. Kerusakan pada sistem teleradiologi yang terjadi dapat
mengeluarkan biaya operasional menjadi lebih mahal.
c. Harus ditangani oleh tenaga kerja yang mahir dalam sistem
teleradiologi, agar kesalahan yang terjadi dapat dikurangi.
d. Keamanan dunia maya (internet) sangat rawan dan sangat sulit
dideteksi oleh sistem security yang dimiliki oleh institusi. Sehingga
sangat berbahaya jika terjadi pencurian atau kerusakan lain dalam
dunia maya sangat sulit untuk dilakukan pelacakan.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Teleradiologi adalah pengiriman data suatu gambaran radiografi dari suatu
tempat ke tempat lain secara elektronik untuk mendapatkan hasil diagnosa
dan dapat digunakan untuk konsultasi satu sama lain, yang bertujuan
Menyediakan jasa konsultasi dan interpretatife radiologi dengan waktu yang
cepat dan singkat Menyediakan jasa konsultasi medis antar dokter dan pasien
tanpa harus berada pada satu tempat, Mengantarkan dengan cepat hasil
diagnosa gambar radiografi dalam keadaan darurat dan tidak darurat,
Menyediakan layanan cepat antar dokter spesialis radiologi yang
membutuhkan konsultasi dengan dokter spesialis radiologi lain, Menambah
wawasan dan kesempatan mengembangkan ilmu yang dimiliki radiografer
dan dokter dan Merupakan salah satu pendukung dari layanan telemedisin
lainnya

B. Saran
1. Setelah membaca makalah ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat
memahami segala pembahasan yang ada pada makalah ini.
2. Penulis mengharap saran dan kritik dari pembaca karena masih terdapat
kekeurangan dalam penyusunan makalah ini.

11
12
DAFTAR PUSTAKA

Nasukha. 1998. Teleradiologi. Medika, 2 (24): 129-131


Paraki, J.G. 2001. Telemedicine – A Tool for More Equal Distribution of Health
Care In The World
The American College of Radiology. 2003. ACR Technical Standard for
Teleradiology. Revisi 2002 ACR standard. New York: USA
Mcneill, K.M. 1998. Telemedicine/Teleradiology

Stewart C. Bushong; 2000

Anda mungkin juga menyukai