OLEH KELOMPOK 7:
Arbiansyah (2201124629)
UNIVERSITAS RIAU
1
DAFTAR ISI
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI...................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI..................................................................2
Pengertian Komunikasi Antarpribadi.............................................................2
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi.........................................................4
Implementasi Komunikasi Antarpribadi dalam Masyarakat..........................8
Perkembangan Komunikasi Antarpribadi....................................................11
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi...........................................................12
Daftar pustaka..................................................................................................14
2
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Kata ini terdiri dari kata “inter” yang berarti “antara” dan “personal” berasal
dari kata “person yang berarti “orang”. Sehingga secara harfiah, komunikasi
interpersonal dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan antar orang
atau antar pribadi. Deddy Mulyana dalam Peranginangin (2016)
mendefinisikan bahwa komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap setiap reaksi secara langsung baik verbal maupun non
verbal.Selain itu, kualitas atau intimitas komunikasi interpersonal atau antar
pribadi ini ditentukan oleh peserta komunikasi.
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya
dua orang, seperti dua sejawat atau dua rekan kerja, dua sahabat, atasan –
bawahan, dll. Komunikasi interpersonal sebagai komunikasi anatar
komunikator dengan komunikan, dianggap sebagai jenis komunikasi yang
paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang. Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai
macam tujuan. Devito menyatakan bahwa semua orang yang terlibat di dalam
komunikasi interpersonal memiliki tujuan yang bermacam-macam, seperti:
untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk mengetahui dunia luar,
untuk menciptakan dan memelihara hubungan, untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku, untuk bermain dan mencari hiburan, dan untuk membantu.
Komunikasi interpersonal menjadi sarana untuk membicarakan diri kita
sendiri, sehingga melalui komunikasi interpersonal kita belajar tentang
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain, juga
dapat membuat kita mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain, sehingga
kita dapat memberi tanggapan secara tepat terhadap tindakan orang lain.\
3
Secara umum Komunikasi Antarpribadi dapat diartikan sebagai “Suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.”
Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (actions) yang
berlangsung terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal
balik. (Buku; Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A & Dr. Leila Mona
Geniem, M.SI). Komunikasi antar pribadi dinilai sangat efektif untuk merubah
perilaku orang lain, bila terdapat persamaan mengenai makna yang
dibincangkan. Tanda khusus yang ada di komunikasi antar pribadi ini terletak
pada arus balik langsung. Arus balik tersebut memiliki daya tangkap yang
mudah untuk komunikator baik ecara verbal dalam bentuk kata maupun
nonverbal dalam bentuk bahasa tubuh seperti anggukan, senyuman,
mengernyitkan dahi dan lain sebagainya. Selama proses komunikasi antar
pribadi berlangsung sangat penting terjadinya interaksi berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan anticanau individu dengan antar individu
supaya terjadi umpan balik dan tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam
berkomunikasi. Berikut beberapa pengertian komunikasi antar pribadi
Menurut para ahli;
Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication
Book (Devito, 1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan antara dua anticanau antar individu dalam kelompok
dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Sedangkan menurut Evert M
Rogers dalam Depari, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari
mulut ke mulut, dengan interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.
Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) mengemukakan bahwa komunikasi antar
pribadi, dihubungkan dengan pertemuan antara dua individu, tiga individu
ataupun lebih yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Begitu pula
Onong U.Effendy (Effendy,1993:61), mengutarakan komunikasi antar pribadi
adalah komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam
bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau bisa
melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi yakni dua
arah atau timbal balik.
4
pesan-pesan nonverbal seperti tanda, atau (Rakhmat, 2001: 5 dalam Novianti,
2014)
5
kontak langsung berarti kehilangan utama dalam umpan balik, saran penting
untuk menyampaikan emosi menjadi hilang. Apabila ingin meningkatkan
kualitas hubungan, bagaimana mengkomunikasikan keinginan tanpa kata-kata.
Seringkali tatapan mata, anggukan kepala, dan senyuman merupakan antic
utama dan penting. Bentuk idealnya memang adanya kehadiran fisik dalam
berinteraksi secara antarpribadi, walaupun tanpa kehadiran fisik
dimungkinkan.
4. Tidak harus bertujuan.
Komunikasi antarpribadi tidak harus selalu disengaja atau dengan kesadaran.
Kita mungkin mengambil keputusan untuk tidak dekat-dekat dengan
seseorang karena sifatnya yang kasar atau tindak tanduknya yang tidak kita
setujui. Orang-orang itu mungkin mengkomunikasikan segala sesuatunya itu
tanpa sengaja atau sadar, tetapi apa yang dilakukannya itu merupakan pesan-
pesan sebagai isyarat yang memengaruhi kita. Dengan kata lain, telah terjadi
penyampaian pesan-pesan dan penginterpretasian pesan- pesan tersebut.
5. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antarpribadi yang benar, maka
sebuah pesan harus menghasilkan atau memiliki efek atau pengaruh. Efek atau
pengaruh itu tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi. Contoh
komunikasi antarpribadi yang tidak menghasilkan efek misalnya, anda
berbicara dengan seseorang yang sedang menggunakan mesin yang suaranya
menjadi noise dalam penyampaian pesan. Atau mungkin lawan bicara anda
sedang mendengarkan musik dengan menggunakan headphones. Contoh
tersebut bukanlah komunikasi antar pribadi jika pesan-pesan yang
disampaikan tidak diterima dan tidak menghasilkan efek.
6. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata.
Bahwa kita dapat berkomunikasi tanpa kata-kata seperti pada komunikasi
nonverbal. Misalnya, seoranng suami telah membuat kesepakatan denga
istrinya pada suatu pesta, kalau suaminya mengedipkan matanya sebagai suatu
isyarat sudah waktunya untuk pulang. Pesan-pesan nonverbal seperti menatap
dan menyentuh atau membelai kepala seorang anak atau kepala seorang
kekasih memiliki makna yang jauh lebih besar daripada kata-kata.
7. Dipengaruhi oleh konteks.
6
Konteks merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi termasuk
apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan (Verderber et al.,
2007, dalam Budyatna, 2012). Konteks memengaruhi harapan-harapan para
partisipan, makna yang diperoleh para partisipan, dan perilaku mereka
selanjutnya. Konteks meliputi:
a. Jasmaniah atau fisik meliputi lokasi, kondisi lingkungan seperti suhu udara,
pencahayaan, dan tingkat kebisingan, jarak antara para komunikator,
pengaturan tempat dan waktu mengenai hari. Masing- masing ini dapat
memengaruhi komunikasi.
b. Sosial, merupakan hubungan yang mungkin sudah ada di antara partisipan.
Apakah komunikasi terjadi atau mengambil tempat diantara anggota keluarga,
teman-teman, mitra kerja, atau orang asing dapat memengaruhi apa dan
bagaimana pesan-pesan itu dibentuk, diberikan, dan dimengerti.
c. Historis, merupakan latar belakang yang diperoleh melalui peristiwa
komunikasi sebelumnya antara para partisipan, sudah ada interaksi antar
partisipan sebelumnya. Sehingga kata-kata atau simbol sudah dapat
dimengerti oleh lawan bicara. Hal ini memengaruhi saling pengertian pada
pertemuan yang sekarang.
d. Psikologis, meliputi suasana hati dan perasaan dimana setiap orang
membawakannya kepada pertemuan antarpribadi. Seseorang yang sedang
mengalami situasi ketegangan, akan mudah marah jika diajak berbicara,
amarah ini dapat memengaruhi penyampaian pesan itu sendiri.
e. Keadaan kultural yang mengelilingi persitiwa komunikasi. Konteks kultural
meliputi keyakinan- keyakinan, nilai-nilai, sikap-sikap, makna, hierarki sosial,
agama, pemikiran mengenai waktu, dan peran dari para partisipan (Samovar &
Porter, 2002, dalam Budyatna, 2012). Budaya atau kultur melakukan penetrasi
ke dalam setiap aspek kehidupan manusia, memengaruhi bagaimana kita
berpikir, berbicara, dan berperilaku. Setiap orang merupakan bagian dari satu
atau lebih budaya-budaya etnik kita. Apabila dua orang dari kultur yang
berbeda melakukan interaksi, kesalahpahaman bisa terjadi karena perbedaan
kultural.
8. Dipengaruhi kegaduhan atau noise.
7
Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang
mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan/ kebisingan atau
noise dapat bersifat eksternal dan internal
a. Kegaduhan/ kebisingan eksternal, berupa penglihatan-penglihatan, suara-
suara, dan rangsangan lainnya di dalam lingkungan yang menarik perhatian
orang jauh dari apa yang dikatakan atau diperbuat.
b. Kegaduhan internal, berupa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang
bersaing untuk mendapat perhatian dan mengganggu proses komunikasi.
c. Kegaduhan anti, adalah gangguan yang ditimbulkan oleh anti-lambang
tertentu yang menjauhkan perhatian kita dari pesan yang utama.
Menurut beberapa ahli lain dalam bidang studi ilmu komunikasi , ciri-ciri
komunikasi antar pribadi yaitu:
1.Rogers
• Pesan yang disampaikan memiliki arus dua arah.
• Konteks memiliki tujuan dua arah.
• Tingkat umpan balik berkomunikasi tinggi.
• Kemampuan individu dalam mengatasi selektivitas tinggi.
• Kecepatan dalam menjangkau masyarakat sedikit lambat.
• Efek yang ditimbulkan yaitu timbulnya perubahan sikap.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Sugiyo, 2005:4)
• Adanya partisipasi dalam arus komunikasi.
• Terjadinya dialog antar individu bukan monolog.
• Adanya interaksi selama terjadinya komunikasi.
• Adanya ikatan psikologis yang melibatkan kedua belah pihak.
8
C. Implementasi Komunikasi Antarpribadi dalam Masyarakat
Anak usia 8-10 tahun ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari
orangtuanya, karena anak usia tersebut masih belum bisa membedakan apa
yang dilakukan yaitu benar atau tidak. Anak-anak kisaran umur 8-10 tahun
merupakan anak-anak usia sekolah dasar. Aristoteles membagi masa
perkembangan menjadi 3 periode,yaitu massa pertama padaumur 0-7 tahun
yang disebut masa kecil,umur 7-14 tahun masa anak-anak belajar
atausekolah rendah,yang ketiga adalah umur 14- 21 yaitu masa remaja dan
9
pubertas. Pada usia 10-12 tahun merupakan masa anak- anak belajar atau
pada masa sekolah rendah,masa-masa inibiasa biasa disebut dengan masa
realisme,dimana pada masa ini perkembangan fantasi anak mulai berhenti
dan diarahkan dan diberi pengertian pada benda-benda konkrit yang ada
disekitarnya. Pada usia 8-10 tahun, anak mulai adanya keinginan untuk
berkomunikasi dengan dunia yang lebih luas. Anak usia tersebut mulai
menunjukan kegemaran menyenangi sesuatu hal atau bisa disebut dengan
hobby. Anak-anak sanggup berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk
melakukan sesuatu yang disenanginya sehingga tidak ingat lagi dengan hal
yang lainya seperti, belajar, makan dan lain-lain.
10
kepada anaknya dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengawasi
langsung, berkomunikasi dengan memberikan pemahaman tentang dampak
bermain game online berlebihan dan memberikan kepercayaan terhadap
anak jika telah memiliki pandangan yang sama. Seorang anak tidak akan
pernah merasa bersalah, sebelum dia mengetahui bahwa perbuatan yang
dilakukan itu merupakan sebuah pelanggaran.
Pada Era Masyarakat antica dan Post Modern, teknologi di dunia maya
atau cyberspace mengalami tiga tingkat pengaruh (Piliang, 2004). Salah
satunya pada tingkat antarindividu (interpersonal). Media sosial dapat
mempermudah individu dalam berkomunikasi dan dapat berkomunikasi secara
personal, rahasia melalui fitur direct message yang hanya dapat dibaca oleh
mereka berdua. Selain itu kemudahan lain tidak adanya batas ruang dan waktu
11
yang memungkinkan individu dapat mengakses media sosial kapanpun dan
dimanapun. Bertolak belakang dari keunggulan yang ditawarkan media sosial,
terkandung didalamnya kerugian atau efek antica dari penggunaan media
sosial diantaranya: tumbuhnya sifat antic dalam arti individu lebih menyukai
berkomunikasi menggunakan media sosial dibandingkan dengan komunikasi
di dunia nyata. Selain itu media sosial dapat menimbulkan efek
ketergantungan yang akhinya akan menjadi candu, tiada hari tanpa membuka
media sosial, bahkan antic 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media
sosial terbesar yang paling berbeda dengan interaksi tatap muka atau interaksi
melalui telepon di mana ada banyak petunjuk untuk mengidentifikasi identitas
seseorang dan maksud mereka. Interaksi berlangsung dengan melakukan
pengamatan raut muka, kerlingan mata, emosi, dan sentuhan. Seperti
pembahasan pada kajian komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok
terdapat sinkronisasi antara bahasa lisan dan bahasa tubuh. Komunikasi
interpersonal mensyaratkan keterlibatan penuh dari pihak yang terlibat (Watie,
2016). Jika salah satu menarik diri dari percakapan maka komunikasi
interpersonal pun praktis akan berakhir. Jelas kondisi ini juga berlaku di media
sosial. Dalam media sosial, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa
melebur menjadi satu. Saat seseorang mengunggah sesuatu kemudian
ditanggapi oleh pihak lain, lalu terjadi interaksi, maka komunikasi
interpersonal terjadi. Media sosial yang sering digunakan oleh kalangan
remaja antara lain: Facebook, Twitter, Path, YouTube, dan Instagram.
Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam
menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki.
14
Daftar pustaka
15
16