Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI

Dosen pengampu: Dr. Noor Efni Salam, M.Si.

OLEH KELOMPOK 7:

Mursidan Baldan (2201126335)

Arbiansyah (2201124629)

Tandang Prayoga (2201135459)

Adani Rizki Mirza (2201124639)

Nurma Syakira (2201126340)

Nurul Jihan Islami (2201114067)

Wan Laela Syafitri (2201126336)

PROGAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU


POLITIK

UNIVERSITAS RIAU

1
DAFTAR ISI

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI...................................................................1
DAFTAR ISI......................................................................................................2
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI..................................................................2
Pengertian Komunikasi Antarpribadi.............................................................2
Karakteristik Komunikasi Antarpribadi.........................................................4
Implementasi Komunikasi Antarpribadi dalam Masyarakat..........................8
Perkembangan Komunikasi Antarpribadi....................................................11
Efektivitas Komunikasi Antarpribadi...........................................................12
Daftar pustaka..................................................................................................14

2
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI

A. Pengertian Komunikasi Antarpribadi

Kata ini terdiri dari kata “inter” yang berarti “antara” dan “personal” berasal
dari kata “person yang berarti “orang”. Sehingga secara harfiah, komunikasi
interpersonal dapat diartikan sebagai proses penyampaian pesan antar orang
atau antar pribadi. Deddy Mulyana dalam Peranginangin (2016)
mendefinisikan bahwa komunikasi interpersonal sebagai komunikasi antara
orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya
menangkap setiap reaksi secara langsung baik verbal maupun non
verbal.Selain itu, kualitas atau intimitas komunikasi interpersonal atau antar
pribadi ini ditentukan oleh peserta komunikasi.
Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara orang-orang secara tatap
muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik yang melibatkan hanya
dua orang, seperti dua sejawat atau dua rekan kerja, dua sahabat, atasan –
bawahan, dll. Komunikasi interpersonal sebagai komunikasi anatar
komunikator dengan komunikan, dianggap sebagai jenis komunikasi yang
paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku
seseorang. Komunikasi interpersonal dapat dipergunakan untuk berbagai
macam tujuan. Devito menyatakan bahwa semua orang yang terlibat di dalam
komunikasi interpersonal memiliki tujuan yang bermacam-macam, seperti:
untuk mengenal diri sendiri dan orang lain, untuk mengetahui dunia luar,
untuk menciptakan dan memelihara hubungan, untuk mempengaruhi sikap
dan perilaku, untuk bermain dan mencari hiburan, dan untuk membantu.
Komunikasi interpersonal menjadi sarana untuk membicarakan diri kita
sendiri, sehingga melalui komunikasi interpersonal kita belajar tentang
bagaimana dan sejauh mana kita harus membuka diri pada orang lain, juga
dapat membuat kita mengetahui nilai, sikap, dan perilaku orang lain, sehingga
kita dapat memberi tanggapan secara tepat terhadap tindakan orang lain.\

3
Secara umum Komunikasi Antarpribadi dapat diartikan sebagai “Suatu
proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi.”
Pengertian proses mengacu pada perubahan dan tindakan (actions) yang
berlangsung terus menerus. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu
pertukaran, yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal
balik. (Buku; Prof. Dr. Muhammad Budyatna, M.A & Dr. Leila Mona
Geniem, M.SI). Komunikasi antar pribadi dinilai sangat efektif untuk merubah
perilaku orang lain, bila terdapat persamaan mengenai makna yang
dibincangkan. Tanda khusus yang ada di komunikasi antar pribadi ini terletak
pada arus balik langsung. Arus balik tersebut memiliki daya tangkap yang
mudah untuk komunikator baik ecara verbal dalam bentuk kata maupun
nonverbal dalam bentuk bahasa tubuh seperti anggukan, senyuman,
mengernyitkan dahi dan lain sebagainya. Selama proses komunikasi antar
pribadi berlangsung sangat penting terjadinya interaksi berbagi informasi dan
perasaan antara individu dengan anticanau individu dengan antar individu
supaya terjadi umpan balik dan tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam
berkomunikasi. Berikut beberapa pengertian komunikasi antar pribadi
Menurut para ahli;
Menurut Joseph A.Devito dalam buku The Interpersonal Communication
Book (Devito, 1989:4), komunikasi antar pribadi adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan antara dua anticanau antar individu dalam kelompok
dengan beberapa efek dan umpan balik seketika. Sedangkan menurut Evert M
Rogers dalam Depari, komunikasi antar pribadi merupakan komunikasi dari
mulut ke mulut, dengan interaksi tatap muka antara beberapa orang pribadi.
Dean Barnulus (Liliweri, 1991:12) mengemukakan bahwa komunikasi antar
pribadi, dihubungkan dengan pertemuan antara dua individu, tiga individu
ataupun lebih yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur. Begitu pula
Onong U.Effendy (Effendy,1993:61), mengutarakan komunikasi antar pribadi
adalah komunikasi antara dua orang dimana kontak langsung terjadi dalam
bentuk percakapan, bisa langsung berhadapan muka (face to face) atau bisa
melalui media seperti telepon. Ciri khas komunikasi antar pribadi yakni dua
arah atau timbal balik.

Collin Cherry mendefinisikan komunikasi sebagai usaha untuk membuat


satuan sosial dari individu dengan menggunakan bahasa atau tanda. Dalam
berkomunikasi pertukaran pesan-pesan yang disampaikan tersebut merupakan
pesan- pesan verbal yang tercermin melalui kata- kata atau ungkapan, juga

4
pesan-pesan nonverbal seperti tanda, atau (Rakhmat, 2001: 5 dalam Novianti,
2014)

B. Karakteristik Komunikasi Antarpribadi

Richard L. Weaver (1993, dalam Budyatna, 2011) tidak memberikan definisi


komunikasi antar pribadi melainkan menyebutkan karakteristik-karakteristik
komunikasi antar pribadi. Menurutnya terdapat delapan karakteristik dalam
komunikasi antarpribadi, yaitu:
1.Melibatkan paling sedikit dua orang.
Komunikasi antarpribadi melibatkan paling sedikit 2 orang, Menurut Weaver,
komunikasi antarpribadi melibatkan lebih dari dua individu yang dinamakan a
diad. Jumlah dua individu bukanlah jumlah yang sembarangan. Jumlah tiga
atau the triad dapat dianggap sebagai kelompok yang terkecil. Apabila kita
mendefinisikan komunikasi antarpribadi dalam jumlah orang yang terlibat,
haruslah diingat bahwa komunikasi antarpribadi sebetulnya terjadi antara dua
orang yang merupakan bagian dari kelompok yang lebih besar.
2. Adanya umpan balik atau feedback.
Umpan balik merupakan pesan yang dikirim kembali oleh penerima kepada
pembicara. Dalam komunikasi antarpribadi selalu melibatkan umpan balik
langsung. Sering kali bersifat segera, nyata, dan berkesinambungan.
Hubungan yang langsung antara sumber dan penerima merupakan bentuk
yang unik bagi komunikasi antarpribadi. Ini yang dinamakan simultaneous
message atau co-stimulation.
3. Tidak harus tatap muka.
Komunikasi antarpribadi tidak harus tatap muka. Bagi komunikasi
antarpribadi yang sudah terbentu, adanya saling pengertian antara dua
individu, kehadiran fisik dalam berkomunikasi tidaklah terlalu penting. Tetapi
menurut Weaver bahwa komunikasi tanpa interaksi tatap muka tidaklah ideal
walaupun tidak harus dalam komunikasi antarpribadi. Menurutnya, kehilangan

5
kontak langsung berarti kehilangan utama dalam umpan balik, saran penting
untuk menyampaikan emosi menjadi hilang. Apabila ingin meningkatkan
kualitas hubungan, bagaimana mengkomunikasikan keinginan tanpa kata-kata.
Seringkali tatapan mata, anggukan kepala, dan senyuman merupakan antic
utama dan penting. Bentuk idealnya memang adanya kehadiran fisik dalam
berinteraksi secara antarpribadi, walaupun tanpa kehadiran fisik
dimungkinkan.
4. Tidak harus bertujuan.
Komunikasi antarpribadi tidak harus selalu disengaja atau dengan kesadaran.
Kita mungkin mengambil keputusan untuk tidak dekat-dekat dengan
seseorang karena sifatnya yang kasar atau tindak tanduknya yang tidak kita
setujui. Orang-orang itu mungkin mengkomunikasikan segala sesuatunya itu
tanpa sengaja atau sadar, tetapi apa yang dilakukannya itu merupakan pesan-
pesan sebagai isyarat yang memengaruhi kita. Dengan kata lain, telah terjadi
penyampaian pesan-pesan dan penginterpretasian pesan- pesan tersebut.
5. Menghasilkan beberapa pengaruh atau effect.
Untuk dapat dianggap sebagai komunikasi antarpribadi yang benar, maka
sebuah pesan harus menghasilkan atau memiliki efek atau pengaruh. Efek atau
pengaruh itu tidak harus segera dan nyata, tetapi harus terjadi. Contoh
komunikasi antarpribadi yang tidak menghasilkan efek misalnya, anda
berbicara dengan seseorang yang sedang menggunakan mesin yang suaranya
menjadi noise dalam penyampaian pesan. Atau mungkin lawan bicara anda
sedang mendengarkan musik dengan menggunakan headphones. Contoh
tersebut bukanlah komunikasi antar pribadi jika pesan-pesan yang
disampaikan tidak diterima dan tidak menghasilkan efek.
6. Tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata.
Bahwa kita dapat berkomunikasi tanpa kata-kata seperti pada komunikasi
nonverbal. Misalnya, seoranng suami telah membuat kesepakatan denga
istrinya pada suatu pesta, kalau suaminya mengedipkan matanya sebagai suatu
isyarat sudah waktunya untuk pulang. Pesan-pesan nonverbal seperti menatap
dan menyentuh atau membelai kepala seorang anak atau kepala seorang
kekasih memiliki makna yang jauh lebih besar daripada kata-kata.
7. Dipengaruhi oleh konteks.

6
Konteks merupakan tempat dimana pertemuan komunikasi terjadi termasuk
apa yang mendahului dan mengikuti apa yang dikatakan (Verderber et al.,
2007, dalam Budyatna, 2012). Konteks memengaruhi harapan-harapan para
partisipan, makna yang diperoleh para partisipan, dan perilaku mereka
selanjutnya. Konteks meliputi:
a. Jasmaniah atau fisik meliputi lokasi, kondisi lingkungan seperti suhu udara,
pencahayaan, dan tingkat kebisingan, jarak antara para komunikator,
pengaturan tempat dan waktu mengenai hari. Masing- masing ini dapat
memengaruhi komunikasi.
b. Sosial, merupakan hubungan yang mungkin sudah ada di antara partisipan.
Apakah komunikasi terjadi atau mengambil tempat diantara anggota keluarga,
teman-teman, mitra kerja, atau orang asing dapat memengaruhi apa dan
bagaimana pesan-pesan itu dibentuk, diberikan, dan dimengerti.
c. Historis, merupakan latar belakang yang diperoleh melalui peristiwa
komunikasi sebelumnya antara para partisipan, sudah ada interaksi antar
partisipan sebelumnya. Sehingga kata-kata atau simbol sudah dapat
dimengerti oleh lawan bicara. Hal ini memengaruhi saling pengertian pada
pertemuan yang sekarang.
d. Psikologis, meliputi suasana hati dan perasaan dimana setiap orang
membawakannya kepada pertemuan antarpribadi. Seseorang yang sedang
mengalami situasi ketegangan, akan mudah marah jika diajak berbicara,
amarah ini dapat memengaruhi penyampaian pesan itu sendiri.
e. Keadaan kultural yang mengelilingi persitiwa komunikasi. Konteks kultural
meliputi keyakinan- keyakinan, nilai-nilai, sikap-sikap, makna, hierarki sosial,
agama, pemikiran mengenai waktu, dan peran dari para partisipan (Samovar &
Porter, 2002, dalam Budyatna, 2012). Budaya atau kultur melakukan penetrasi
ke dalam setiap aspek kehidupan manusia, memengaruhi bagaimana kita
berpikir, berbicara, dan berperilaku. Setiap orang merupakan bagian dari satu
atau lebih budaya-budaya etnik kita. Apabila dua orang dari kultur yang
berbeda melakukan interaksi, kesalahpahaman bisa terjadi karena perbedaan
kultural.
8. Dipengaruhi kegaduhan atau noise.

7
Kegaduhan atau noise ialah setiap rangsangan atau stimulus yang
mengganggu dalam proses pembuatan pesan. Kegaduhan/ kebisingan atau
noise dapat bersifat eksternal dan internal
a. Kegaduhan/ kebisingan eksternal, berupa penglihatan-penglihatan, suara-
suara, dan rangsangan lainnya di dalam lingkungan yang menarik perhatian
orang jauh dari apa yang dikatakan atau diperbuat.
b. Kegaduhan internal, berupa pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan yang
bersaing untuk mendapat perhatian dan mengganggu proses komunikasi.
c. Kegaduhan anti, adalah gangguan yang ditimbulkan oleh anti-lambang
tertentu yang menjauhkan perhatian kita dari pesan yang utama.
Menurut beberapa ahli lain dalam bidang studi ilmu komunikasi , ciri-ciri
komunikasi antar pribadi yaitu:
1.Rogers
• Pesan yang disampaikan memiliki arus dua arah.
• Konteks memiliki tujuan dua arah.
• Tingkat umpan balik berkomunikasi tinggi.
• Kemampuan individu dalam mengatasi selektivitas tinggi.
• Kecepatan dalam menjangkau masyarakat sedikit lambat.
• Efek yang ditimbulkan yaitu timbulnya perubahan sikap.
2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Sugiyo, 2005:4)
• Adanya partisipasi dalam arus komunikasi.
• Terjadinya dialog antar individu bukan monolog.
• Adanya interaksi selama terjadinya komunikasi.
• Adanya ikatan psikologis yang melibatkan kedua belah pihak.

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa komunikasi


antar pribadi mempunyai ciri keterbukaan yang ditandai dengan
ketersediaan kedua belah pihak untuk membuka diri. Kemudian saling
memberikan reaksi, dan ikut terlibat merasakan pikiran dan perasaan orang
lain selama komunikasi berlangsung.

8
C. Implementasi Komunikasi Antarpribadi dalam Masyarakat

Penggunaan internet, terutama anak- anak dan remaja mendominasi telah


menggunakan media internet untuk berkomunikasi. Komunikasi antar
pribadi atau secara ringkas berkomunikasi, merupakan keharusan bagi
setiap manusia. Manusia membutuhkan dan senantiasa berusaha membuka
serta menjalin komunikasi atau hubungan dengan ssesamanya. Terlebih
lagi dalam kehidupan keluarga yang setiap hari selalu bersama, ini akan
menimbulkan berbagai macam bentuk pesan yangdisampaikan antara
orang tua dengan anak ataupun sebaliknya. Sebagai orang tua tentunya
sangat mempunyai peran penting dalam kehidupan keluarga terutama
untuk anak-anaknya. Orang tua harus mampu menyampaikan pesan yang
baik dan benar supaya anak-anak menurutinya, selain dari itu anak juga
akan menerapkan dalam kehidupannya jika orang tua selalu memberikan
pesan yang baik kepada anak-anaknya. Game online ini dapat melatih
seseorang menjadi lebih konsentrasi, karena untuk mememenangkan
sebuah pertandingandibutuhkan konsentrasi yang khusus agar dengan
mudah mengalahakan lawanya. Game online ini dapat melatih kecerdasan,
misalnya pada jenis permainan perang, dari situ pemain dituntut untuk
menyusun strategi agar tidak terkalahkan oleh lawanya, sehingga pemain
dapatmengendalikan kapan dia harus menyerang dan harus
mempertahankan diri dari musuh. Namun game online juga mempunyai
sisi untuk pemainya, karena game online ini,membuat orang menjadi
kecanduan, yang kemudian membuat orang jadi lupa waktu dandapat
menimbulkan rasa malas utnuk melakukan aktivitas lainya. Game online
memang memberikan dampak yang postif, tetapi lebih banyak
dampaknegatifnya bagi penggunanya, untuk itu perlu adanya pengawasan
sejak dini terhadap anak-anak agar tidak menjadikan sebuah kecanduan
pada game online yang mengakibatkan halyang tidak diinginkan.

Anak usia 8-10 tahun ini perlu mendapatkan perhatian yang lebih dari
orangtuanya, karena anak usia tersebut masih belum bisa membedakan apa
yang dilakukan yaitu benar atau tidak. Anak-anak kisaran umur 8-10 tahun
merupakan anak-anak usia sekolah dasar. Aristoteles membagi masa
perkembangan menjadi 3 periode,yaitu massa pertama padaumur 0-7 tahun
yang disebut masa kecil,umur 7-14 tahun masa anak-anak belajar
atausekolah rendah,yang ketiga adalah umur 14- 21 yaitu masa remaja dan

9
pubertas. Pada usia 10-12 tahun merupakan masa anak- anak belajar atau
pada masa sekolah rendah,masa-masa inibiasa biasa disebut dengan masa
realisme,dimana pada masa ini perkembangan fantasi anak mulai berhenti
dan diarahkan dan diberi pengertian pada benda-benda konkrit yang ada
disekitarnya. Pada usia 8-10 tahun, anak mulai adanya keinginan untuk
berkomunikasi dengan dunia yang lebih luas. Anak usia tersebut mulai
menunjukan kegemaran menyenangi sesuatu hal atau bisa disebut dengan
hobby. Anak-anak sanggup berjam-jam, bahkan berhari-hari, untuk
melakukan sesuatu yang disenanginya sehingga tidak ingat lagi dengan hal
yang lainya seperti, belajar, makan dan lain-lain.

Peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mengawasi segala kegiatan yang


dilakukan oleh anaknya baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Peran
keikutsertaan orangtua yang terdiri dari ayah dan ibu sangat penting dalam
membentuk pribadi anak yang lebih baik. Karena keluarga merupakan
salah satu tempat untukmemberikan nilai dan norma kehidupan.
Pengarahan dan pemberian dukungan kebebasan anak untuk berkreasi dan
berekspresi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang dilakukan
orangtua agar anak tersebut bisa nyaman menjadi dirinya sendiri. Fase
perkembangan pada masa pemuda, yaitu fase pueral,fase dan fase pubertas.
Fase yang pertama adalah fase pueral dimana pada fase ini mereka tidak
mau lagi disebut sebagai anak-anak,anak tersebut mulai memisahan diri
dari orangtua, mendewakan tokoh-tokoh yang dipandang memiliki
kelebihan. Kedua adalah fase, pada fase ini,anak menunjukan sikap
menolak dan yang ketiga adalah fase puber atau remaja, masa ini adalah
masa yang paling lama dari fase-fase yang lain. Game online ini banyak di
gemari oleh anak-anak sampai orang tua. Tidak sedikit pengguna game
online yang berusia 8-10 tahun. Pada usia tersebut peran orangtua dalam
mengawasi penggunaan game online sangat diperlukan.

Pemahaman tentang dampak baik dan buruk terhadap penggunaan game


online perlu ditekankan. Pengawasan orang tua terhadap kegiatan anak
dalam berinternet atau menggunakan game online sangat mempengaruhi.
Seharusnya waktu untuk bermain game anak lebih dibatasi, karena sebuah
permainan atau game akan memberikan dampak pada seorang anak, yaitu
anak menjadi merasa kecanduan atau adanya rasa ingin mengulangi sebuah
permainan tersebut, sehingga mengakibatkan anak menjadi malas untuk
melakukan aktivitas yang lainya. Komunikasi orangtua yang dilakukan

10
kepada anaknya dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti mengawasi
langsung, berkomunikasi dengan memberikan pemahaman tentang dampak
bermain game online berlebihan dan memberikan kepercayaan terhadap
anak jika telah memiliki pandangan yang sama. Seorang anak tidak akan
pernah merasa bersalah, sebelum dia mengetahui bahwa perbuatan yang
dilakukan itu merupakan sebuah pelanggaran.

Penelitian yang dilakukan oleh Usman dengan judul “Kepribadian,


Komunikasi, Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku
Bullying (Usman, 2013). Menunjukkan salah satu remaja melakukan
perundungan adalah akibat dari komunikasi interpersonal yang dijalin
dengan orang tua dengan sarcasm akan cenderung meniru kebiasaan
tersebut dalam keseharian. Kekerasan verbal yang dilakukan oleh orang tua
akan menjadi contoh perilaku. Karena remaja dalam masa
perkembangannya melakukan proses imitasi yang mengakibatkan potensi
untuk melakukan perilaku bullying. Pada usia remaja eksternal sangat
mempengaruhi dalam perkembangan emosionalnya.

Nor Shafrin A dalam penelitiannya menemukan bahwa komunikasi


interpersonal yang dilakukan oleh guru pelatih di dalam kelas ketika
melakukan pengajaran mengalami kesulitan dalam memilih kalimat yang
tepat, hal ini berkaitan dengan komunikasi lisan yang dilakukan (Ahmad,
Amzah, & Aman, 2009). Penggunaan intonasi dan suara yang monoton
juga penyampaian yang tidak menarik. Ketika menyampaikan informasi
yang penting tidak didukung oleh ekspresi yang sungguh-sungguh.
Komunikasi lisan dan bukan lisan diperlukan dalam komunikasi
interpersonal sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik.

D. Perkembangan Komunikasi Antarpribadi

Pada Era Masyarakat antica dan Post Modern, teknologi di dunia maya
atau cyberspace mengalami tiga tingkat pengaruh (Piliang, 2004). Salah
satunya pada tingkat antarindividu (interpersonal). Media sosial dapat
mempermudah individu dalam berkomunikasi dan dapat berkomunikasi secara
personal, rahasia melalui fitur direct message yang hanya dapat dibaca oleh
mereka berdua. Selain itu kemudahan lain tidak adanya batas ruang dan waktu

11
yang memungkinkan individu dapat mengakses media sosial kapanpun dan
dimanapun. Bertolak belakang dari keunggulan yang ditawarkan media sosial,
terkandung didalamnya kerugian atau efek antica dari penggunaan media
sosial diantaranya: tumbuhnya sifat antic dalam arti individu lebih menyukai
berkomunikasi menggunakan media sosial dibandingkan dengan komunikasi
di dunia nyata. Selain itu media sosial dapat menimbulkan efek
ketergantungan yang akhinya akan menjadi candu, tiada hari tanpa membuka
media sosial, bahkan antic 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media
sosial terbesar yang paling berbeda dengan interaksi tatap muka atau interaksi
melalui telepon di mana ada banyak petunjuk untuk mengidentifikasi identitas
seseorang dan maksud mereka. Interaksi berlangsung dengan melakukan
pengamatan raut muka, kerlingan mata, emosi, dan sentuhan. Seperti
pembahasan pada kajian komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok
terdapat sinkronisasi antara bahasa lisan dan bahasa tubuh. Komunikasi
interpersonal mensyaratkan keterlibatan penuh dari pihak yang terlibat (Watie,
2016). Jika salah satu menarik diri dari percakapan maka komunikasi
interpersonal pun praktis akan berakhir. Jelas kondisi ini juga berlaku di media
sosial. Dalam media sosial, komunikasi interpersonal dan komunikasi massa
melebur menjadi satu. Saat seseorang mengunggah sesuatu kemudian
ditanggapi oleh pihak lain, lalu terjadi interaksi, maka komunikasi
interpersonal terjadi. Media sosial yang sering digunakan oleh kalangan
remaja antara lain: Facebook, Twitter, Path, YouTube, dan Instagram.
Masing-masing media sosial tersebut mempunyai keunggulan khusus dalam
menarik banyak pengguna media sosial yang mereka miliki.

Kim dan Dindia menjelaskan bagaimana pertumbuhan interaksi sosial


secara online dan dampaknya terhadap kehidupan pribadi (Ahmed, 2015).
Hasil penelitian yang pernah dilakukan mengungkapkan bahwa untuk
kategorisasi aktivitas di sini di kalangan milenial Indonesia lebih dominan
memanfaatkan Internet sebagai sarana berinteraksi sosial. Media sosial dan
aplikasi chatting mendapatkan presentasi 67% diikuti mencari informasi dan
browsing 47% serta hiburan 41%. Aktivitas mendengarkan musik, menonton
film 30% untuk kegiatan berbelanja dan bertransaksi perbankan bergerak/
mobile banking hanya 15% dadalam media daring, awal hubungan dapat
terjalin dengan ketertarikan terhadap hal yang sama. Berikutnya, antic
kenyamanan dapat menyebabkan hubungan tersebut menjadi lebih erat. Pada
interaksi kalangan muda atau remaja berbasis media sosial di Kota Bandung
ini terdapat pengembangan hubungan pada saat komunikasi dilakukan secara
intensif. Pada kenyataannya terdapat perbedaan antara pribadi di dunia nyata
12
dengan pribadi di dunia maya. Efektivitas komunikasi interpersonal
dipengaruhi pula oleh seberapa besar keterbukaan dari remaja yang sedang
berinteraksi.

E. Efektivitas Komunikasi Antarpribadi


Komunikasi memainkan peranan yang amat penting dalam pengajaran
dan pembelajaran (Guat, 2013). Pada umumnya komunikasi interpersonal
terjadi karena pada hakikatnya setiap manusia suka berkomunikasi dengan
manusia lain. Kegiatan komunikasi dilakukan sebagai upaya memenuhi
kebutuhan untuk bekerja sama dengan orang lain. Tindakan kerja sama
merupakan kesatuan dari komunikasi interpersonal yang efektif. Penelitian
terdahulu yang sudah dilakukan menunjukan bahwa keefektifan komunikasi
antar personal adalah berada di komunikator yang memiliki posisi penting
sebagai salah satu komponen komunikasi yang membangun efektivitas
komunikasi personal dengan anggota masyarakat (Bakti, Dewi, Romli, &
Budiana, 2015). Devito menguraikan lima tahap dalam pengembangan
hubungan. Kelima tahap ini adalah kontak, keterlibatan, keakraban,
perusakan, dan pemutusan (Devito, 2013). Efektivitas dan kesesuaian adalah
syarat untuk menerima dan menghargai perbedaan kebudayaan. Panduan
untuk menerapkan cara ini adalah dengan mengembangkan beragam
kemampuan berkomunikasi, melatih kepekaan sensitivitas dalam
berkomunikasi, melihat perbedaan dalam dua perspektif, mengatur apa yang
dikatakan, dan berkomitmen terhadap etika dalam komunikasi interpersonal.
Efektivitas Komunikasi antarpribadi dimulai dengan lima kualitas umum
yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap
mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan
(equality).
- Keterbukaan (Opennes)
Yaitu adanya keinginan saling menanggapi informasi yang diterima dalam
hubungan interpersonal. Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya
tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator
interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya
berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera
membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi
biasanya tidak membantu komunikasi.
13
- Empati (Empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada
suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata
orang lain itu.
- Sikap Mendukung (Supportiveness)
hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
- Sikap Positif (Positiveness)
Journal Volume III. No.1. Tahun 2014
seseorang memiliki perasaan yang positif dalam dirinya serta sering
mendorong orang lain agar lebih aktif dan menciptakan situasi yang
kondusif untuk interaksi yang efektif. Kita mengkomunikasikan sikap
positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya antica: (1)
menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang
menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya
dua aspek dari komunikasi antar pribadi.
- Kesetaraan (Equality)
Sebuah pengakuan bahwa kedua belah pihak menghargai, berguna dan
mempunyai sesuatu yang penting untuk dikembangkan (Liliweri, 2003).
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang
mungkin
lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau antic, atau lebih atletis
daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara
dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antar
pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara

14
Daftar pustaka

Komunikasi Interpersonal. (2019). Sidoarjo: Umsida Press.


Nur Maghfirah Aesthetika, S. M. (2019). Komunikasi Interpersonal. Sidoarjo: Umsida
Press.
Pengembangan hubungan interpersonal remaja dalam penggunaan media sosial di Kota
Bandung. (2019, Desember). Jurnal Kajian Komunikasi, Volume 7, 159-169.
Saraswati, F. (2014). PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI
KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS
INTERPERSONAL.

15
16

Anda mungkin juga menyukai