Anda di halaman 1dari 40

TUGAS PENGANTAR ILMU KOMUNIKASI

Model Komunikasi

Disusun Oleh:

- Nur Wachida Olivia (2201110874) [9]

- Nabilla Fadhilanda Gussman (2201112327) [20]

- Regita Salsabillah (2201114068) [27]

- Dinda Sufi Alifah (2201126338) [35]

- Rifkiy Maulana Triadi (2201126341) [38]

- Nabilul Iqbal (2201135450) [39]

KELAS A

Program Studi Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


2

2022

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3

Model Komunikasi........................................................................................................4

Model S-R..............................................................................................................5

Model Aristoteles (Retorika)..................................................................................5

Model Lasswell......................................................................................................7

Model Berlo............................................................................................................9

Model Defleur......................................................................................................10

Model Westley Maclean.......................................................................................16

Model Gerbner......................................................................................................18

Model Shannon & Weaver...................................................................................20

Model Schramm...................................................................................................22

Model Tubbs........................................................................................................28

Model komunikasi Newcomb...............................................................................32

Model Komunikasi Gudykunts dan Kim..............................................................37

Model Komunikasi Interaksional.........................................................................38

KESIMPULAN........................................................................................................40
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Noorr Efni sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami.Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan tugas ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru, 24 – 09 – 2022

Kelompok Model Komunikasi


4

Model Komunikasi

Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Dalam komunikasi, model
komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan
kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kerap kali model-model
teoritis digunakan untuk menerangkan definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah
proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder yang
dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.
Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai
apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher
mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan
model.Suatu model merepresentasikansecara abstrak ciri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.
Hubungan model dengan teori sangatlah erat, keduanya sering sekali
dicampurpadukan seperti perkataan Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. bahwa
Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Suatu model
mengimplikasikan penilaian atas relevansi, kemudian selanjutnyamelibatkan teori
mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori
yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara - cara untuk
memperbaiki konsep-konsep.Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih
disederhanakan.
Model komunikasi mengilustrasikan bagaimana alur komunikasi, proses
komunikasi mengalir dari sender sebagai pengirim kepada receiver sebagai penerima
melalui saluran komunikasi.Komunikasi sendiri sangat dibutuhkan dalam kehidupan,
tanpa adanya komunikasi maka kehidupan tidak bisa jalan dengan sempurna. Dengan
esensi tersebut, maka para pakar komunikasi menyusun model-model komunikasi yang
ditujukan agar manusia dapat mempelajari jalannya proses komunikasi dan mengetahui
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Terdapat banyak sekali model
komunikasi, namun para pakar komunikasi sendiri beranggapan bahwa tidak ada satu
kesatuan model yang sempurna.Masing-masing model tersebut saling melengkapi satu
sama lainnya dan memiliki perbedaan dari segi definisi serta unsur-unsurnya.
5

Berikut merupakan model-model komunikasi beserta uraiannya:

Model S-R

Model Stimulus-Respon adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model
tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respon. Model S-R menunjukkan
komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-
kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan
tertentu mampu membuat orang lain memberikan respons dengan cara tertentu. Dapat
dikatakan bahwa model ini merupakan proses pertukaran informasi atau gagasan. Proses
ini dapat bersifat timbal balik, dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat
mempengaruhi tindakan selanjutnya pula.
Sebagai contoh, seseorang yang kita sukai menyapa kita dijalan. Kita pasti akan
membalasnya dengan senyuman dan balik menyapanya. Hal itu akan berpengaruh
beberapa waktu setelah kejadian. Karena disapa oleh orang yang disukai, maka hati kita
akan merasa senang dan ekspresi kita juga akan terlihat lebih bahagia.Sehingga bisa saja
hal ini mendapat tanggapan atau respon dari orang lain yang menanyakan ada apa
gerangan mengapa kita terlihat sangat bahagia sekali hari ini. Begitulah seterusnya.
Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain,
komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena
kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan
bebasnya.

Model Aristoteles (Retorika)

Model Aristotles yang biasa disebut model retoris (rhetorical model)


merupakan model komunikasi paling klasik, ia merumuskannya ke dalam model
komunikasi verbal. Model komunikasi verbal dari Aristoteles ini merupakan model
komunikasi pertama dalam ilmu komunikasi.
6

Inti dari komunikasi ini adalah Persuasi, yaitu komunikasi terjadi ketika
seorang pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan
mengubah sikap mereka.Ia juga menuliskan bahwa suatukomunikasi akan berjalan
apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan (message),
dan pendengar (listener).
Fokus utama Komunikasi model Aristotles adalah Komunikasi Retoris, yang
kini lebih dikenal dengan Public Speaking/Pidato. Pada masanya, pidato merupakan
seni yang paling banyak digunakan dalam berbagai kondisi penting.maka dari itu,
Aristotles memutuskan untuk meneliti sarana persuasi seperti apa yang paling efektif
digunakan ketika berpidato. Retorika sendiri merupakan sebuah teknik pembujuk-
rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara,
emosional, dan argumen.
Model ini lebih mengarah kepada pidato yang bertujuan untuk memberikan
pengaruh pada orang lain. Menurut Aristotles, persuasi dapat tercapai oleh siapa Anda
(etos–keterpercayaan Anda), argumen Anda (logos–logika dalam pendapat Anda), dan
dengan memainkan khalayak (pathos–emosi khalayak).Pengaruh tersebut dikatakan
tercapai ketika seseorangdapat memainkan emosi publik dan dipercayai oleh
publik.Dengan kata lain, kemampuan persuasi seorang pembicara dapat dinilai
berdasarkan isi pidato, susunan pidato, dan cara penyampaiannya. Dengan tercapainya
ketiga hal tersebut maka ia sudah melakukan komunikasi model ini dengan benar.
Dalam bukunya yang berjudul Rhetorica, Aristoteles mengemukakan bahwa
khalayak sangat menentukan efektivitas seorang pembicara, para pembicara harus
berpusat pada khalayak sebagai sekelompok orang yang memiliki beragam motivasi dan
pilihan bukan sebagai sekelompok yang homogen.  Dalam konteks public speaking,
Aristoteles menyatakan bahwa hubungan antara pembicara-khalayak harus
dipertimbangkan.
Seperti yang sudah dinyatakan di awal, model komunikasi Aristoteles ini
sangatlah sederhana dan mendasar karena di dalamnya tidak memuat unsur-unsur yang
biasa ada dalam komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek dan gangguan
komunikasi. kesederhanaan unsur yang dianut dalam model komunikasi ini tentu
memunculkan banyak pertanyaan dan beberapa kelemahan. salah satu kelemahannya
adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis, hanya terpaku dalam
7

satu proses yang berurutan daripada terjadi dengan bersamaan seperti seseorang
berbicara, pesan tersampaikan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Sebab
model ini hanya berfokus kepada tujuannya untuk memberikan pengaruh terhadap orang
lain melalui pidato, model komunikasi Aristotles mengabaikan aspek-aspek non-verbal
dalam persuasi, hal tersebut juga merupakan sebuah kelemahan.
Di samping kelemahan tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa model Aristotles
ini lah yang memicu para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model-model
komunikasi lainnya. Tidak sedikit model komunikasi baru yang dikembangkan oleh
pakar komunikasi masih memuat 3 unsur yang dibawa oleh model Aristotles, yaitu
pembicara, pesan, dan pendengar. Selain itu, model komunikasi ini membuat sebuah
kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam demokrasi adalah cara yang
paling efektif untuk memecahkan masalah politik.

Model Lasswell

Model Lasswell pertama kali dicetuskan oleh Harold Laswell pada tahun 1984
yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang dipikul dalam

masyarakat. Model Komunikasi Laswell berupa ungkapan verbal yaitu jawaban atas
pertanyaan, “who says what in which channel to whom with what effect?”
Dalam Komunikasi Lasswell, terdapat 5 elemen komunikasi, di antaranya:
- Komunikator/sumber/pengirim pesan atau communicator/source/sender
- Pesan atau message
- Media atau channel
- Komunikan/komunikate/penerima pesan atau
communicant/communicatee/receiever
- Efek atau effect

Model Lasswell sering digunakan dalam komunikasi massa. Unsur sumber who
merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan atau seseorang yang berperan
8

melakukan komunikasi, sedangkan unsur pesan says what merupakan bahan untuk
menganalisa isi pesan dapat dikaji dengan content analysis, saluran komunikasi in what
channel dikaji dalam analisis media merujuk pada saluran yang digunakan untuk
mengirimkan pesan, unsur penerima to whom sebagai penerima pesan untuk analisis
khalayak, dan unsur pengaruh with what effect berhubungan dengan studi tentang akibat
dari pesan komunikasi massa kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Model ini mengisyaratkan bahwa pesan dapat dibawakan oleh lebih dari
satusaluran.Lasswell mengemukakan bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua
arah,dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim
danpenerima.
Lasswell berpendapat bahwa terdapat 3 fungsi dari komunikasi, yaitu:
1. Pengawasan lingkungan, yang mengingatkan masyarakat akan bahaya
dan peluang dalam lingkungan.
2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons
lingkungan,
3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Laswell juga meneruskan terdapat tiga kelompok yang bertanggungjawab atas
fungsi-fungsi tersebut.Contohnya, pemimpin politik termasuk ke dalamkelompok
pengawas lingkungan.Selanjutnya pendidik, jurnalis, dan penceramahbertugas
mengkorelasikan atau mengumpulkan respons orang-orang terhadapinformasi
baru.Anggota keluarga sebagai pengalih warisan sosial.
Dalam masyarakat yang kompleks, informasi yang disampaikan oleh pengendali
pesan sudah disaring dan memiliki beberapa perubahan atau penyimpangan.Laswell
menyimpulkan bahwa penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan dapat menuntun
faktor-faktor yang berkemungkinan menganggu komunikasi efisien.
Model Komunikasi Lasswell menuai kritikan karena terkesan menyederhanakan
masalah.Selain itu, model ini juga mengisyaratkan adanya kehadiran komunikator dan
pesan yang selalu bertujuan.Tetapi, tidak berbeda dengan modul komunikasi yang baik
lainnya, model komunikasi Lasswell hanya berfokus kepada aspek-aspek penting
komunikasi.
9

Model Berlo

Model yang dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960 ini juga dikenal
dengan model SMCR, sesuai dengan namanya model ini terdiri dari empat kompenen,
yaitusumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima
(Receiver).Sumber adalah pengirim pesan.Pesan adalah gagasan yang sudah
diterjemahkan ke kode simbolik (bahasa atau isyarat).Saluran adalah media yang
membawa pesan.Terakhir, penerima adalah sasaran pesan dari komunikasi tersebut.
Melalui model komunikasi ini, Berlo menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi setiap komponen yang dimiliki individu agar komunikasi menjadi
efisien.Source dapat dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan,
system social, dan budaya.Pesan yang dikirimkan (Message) dapat dipengaruhi factor
isi, elemen pesan, perlakuan, struktur, dan kode. Untuk komponen Channel, dalam
komunikasi, panca indra manusia merupakan saluran yang digunakan untuk
berkomunikasi, oleh karena itu komponen ini dipengaruhi oleh pendengaran (hearing),
penglihatan (seeing), sentuhan (touching), penciuman (smelling), perasa (tasting). Lalu
Receiver sebagai penerima pesan dapat dipengaruhi keterampilan komunikasi, sikap,
pengetahuan, system social, dan budaya.
Model Berlo bersifat heuristic karena meneliti unsur-unsur yang penting dalam
proses komunikasi. Seperti meneliti efek keterampilan komunikasi penerimaan pesan
yang dikirimkan, atau meneliti pengaruh latar belakang social dalam sikap penerimaan
pesan.Model ini tidak terpaku pada komunikasi public atau komunikasi massa saja
namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.Walaupun
melalui model ini Berlo mengatakan komunikasi sebagai sebuah proses, nyatanya ia
menyajikan komunikasi sebagai suatu fenomena yang statis dibandingkan fenomena
dinamis.
10

Model Defleur

Salah satu dari model-model komunikasi massa yakni model komunikasi


DeFleur atau dikenal juga dengan model sistem komunikasi massa, adalah
sebuah model komunikasi massa yang dirumuskan oleh Melvin DeFleur pada
tahun 1966. Model komunikasi DeFleur merupakan pengembangan dari model
komunikasi Shannon dan Weaver dengan menyelipkan perangkat media massa
dalam modelnya.
Dalam bukunya yang berjudul Mass Communication Theories :
Explaining Origins, Processes, and Effects (2010 : 30), Melvin DeFleur
menjelaskan konseptualisasi proses komunikasi yang dikemukakan oleh
Shannon dan Weaver sebagai berikut :
>Sumber informasi memilih pesan yang diinginkan
>Pemancar kemudian mengubah atau meng-encode pesan tersebut menjadi
sinyal
>Sinyal tersebut kemudian dikirimkan kepada penerima melalui sebuah saluran
komunikasi
>Penerima kemudian mengubah atau meng-decode sinyal yang ditransmisikan
ke dalam bentuk sebuah pesan
>Berbagai macam distorsi dan kesalahan atau gangguan masuk ke dalam proses
untuk mengurangi akurasi pesan
Lebih lanjut DeFleur menyatakan bahwa konsep-konsep awal tersebut kemudian
menjadi bagian penting dalam upaya mengembangkan teori proses komunikasi
massa dan cara-cara dimana isi media mempengaruhi khayalak.
Beberapa literatur menyebutkan bahwa selain model komunikasi
Shannon dan Weaver, model komunikasi yang dirumuskan oleh Westley dan
Maclean juga menjadi dasar bagi DeFleur mengembangkan model
komunikasinya
Dalam model komunikasi DeFleur, terdapat komponen-komponen
komunikasi seperti sumber atau source, pemancar atau transmitter, saluran
11

komunikasi atau channel, penerima pesan atau receiver, sasaran atau destination,

gangguan atau noise, perangkat media massa, dan perangkat umpan balik.

Sumber atau source adalah individu yang menginisiasi pesan.


Pemancar atau transmitter adalah individu yang meng-encode pesan.
Saluran komunikasi atau channel adalah saluran atau media yang digunakan
untuk mengirimkan pesan.
Penerima pesan atau receiver adalah mereka yang menerima pesan dan meng-
decode informasi menjadi pesan.
Sasaran atau destination adalah khalayak sasaran dalam proses komunikasi
massa.
Gangguan atau noise adalah segala sesuatu yang dapat mengganggu atau
mendistorsi akurasi pesan. Gangguan atau noise dapat terjadi pada setiap
tahapan proses komunikasi massa.
Perangkat media massa adalah macam-macam media komunikasi yang
digunakan dalam proses komunikasi massa seperti media massa cetak dan
elektronik.
Perangkat umpan balik merupakan perangkat yang membantu sumber
menganalisa khalayak sasaran sebagai bagian yang terpisah dari penerima. Tidak
semua penerima pesan adalah khalayak sasaran karena khalayak sasaran akan
memberikan berbagai macam umpan balik yang akan membantu sumber
menemukan khalayak sasaran dengan menggunakan perangkat umpan balik.
12

DeFleur secara sederhana mengembangkan model komunikasi Shannon


dan Weaver dengan memasukkan perangkat media massa dalam proses
komunikasi massa dan menyarankan bahwa proses komunikasi adalah sirkuler
yang ditandai dengan adanya umpan balik dua arah. Dalam keseluruhan proses
komunikasi, gangguan dapat terjadi dalam setiap tahapan.
DeFleur menggambarkan bahwa berbagai komponen komunikasi seperti
sumber, pemancar, penerima, dan sasaran sebagai tahapan yang terpisah dari
proses komunikasi massa. Sementara itu, komponen komunikasi lainnya seperti
umpan balik dua arah dan khalayak sasaran sebagai bagian terpisah dari
penerima pertama kali dikenalkan dalam model komunikasi.
Dalam model komunikasi DeFleur, sumber dan pemancar dilakukan oleh
individu yang berbeda. Sumber berperan dalam pemilihan berbagai pesan
sementara itu pemancar mengubah atau meng-encode pesan menjadi sinyal yang
dikirimkan melalui saluran komunikasi tertentu. Penerima pesan dalam model
komunikasi DeFleur berperan dalam menerima informasi dan melakukan
encoding terhadap pesan yang diterima.Lebih jauh, berdasarkan model
komunikasi Westley dan Maclean, komponen umpan balik dua arah dan
khalayak sasaran sebagai bagian terpisah dari penerima pesan pertama kali
dikenalkan untuk pertama kalinya dalam model komunikasi. Umpan balik dua
arah menyiratkan bahwa proses komunikasi bersifat sirkuler.
Hal penting lainnnya dalam model komunikasi DeFleur adalah adanya
perangkat umpan balik yang membantu sumber untuk menganalisa khalayak
sasaran sebagai bagian terpisah dari penerima pesan. Di sini, tidak semua
penerima pesan adalah khalayak sasaran karena khalayak sasaran akan membuat
beberapa umpan balik yang akan membantu sumber menemukan khalayak
sasaran dengan menggunakan perangkat umpan balik.

Model komunikasi DeFleur juga tidak terlepas dari berbagai kelebihan


dan kekurangan.Adapun kelebihan dan kekurangan model komunikasi DeFleur
adalah model komunikasi DeFleur menggambarkan kekuasaan media terhadap
13

khalayak.Namun, model komunikasi DeFleur juga dipandang tidak dapat


menggambarkan efek media jangka panjang terhadap khalayak.

Proses Komunikasi Massa Secara Linear

Dalam bukunya yang berjudul Mass Communication Theories :


Explaining Origins, Processes, and Effects (2010), DeFleur secara gamblang
menjelaskan awal konsep komunikasi massa, ketidakberadaan umpan balik dan
pertukaran peran antara pengirim dan penerima pesan, dan proses komunikasi
massa yang bersifat linear.
Menurut DeFleur, yang dimaksud dengan komunikasi massa adalah
sebuah proses linear dimana komunikator profesional menggunakan media
untuk merancang dan mendiseminasikan pesan secara luas, cepat, dan
berkelanjutan untuk membangkitkan makna yang diinginkan secara besar,
beragam, dan selektif menghadiri dan menafsirkan khalayak dalam upaya untuk
mempengaruhi mereka dengan berbagai macam cara (DeFleur, 2010 : 32). Yang
dimaksud dengan media dalam proses komunikasi massa adalah media cetak
seperti buku, majalah, dan surat kabar; film, dan penyiaran seperti radio dan
televisi.
Lebih lanjut DeFleur menyatakan bahwa para ahli
mengkonseptualisasikan komunikasi massa ke dalam sebuah model komunikasi
linear. Inilah awal bagaimana Shannon dan Weaver mendefinisikan komunikasi.
Makna istilah linear disini merujuk pada pesan yang berasal dari satu titik dan
kemudian diterima oleh titik lainnya yang berbeda atau secara serentak diterima
oleh berbagai titik yang berbeda dalam sebuah proses yang berlangsung secara
satu arah. Proses pengiriman dan penerimaan pesan ini berlangsung tanpa
melibatkan adanya interaksi antara berbagai pihak, dalam hal ini pengirim pesan
dan penerima pesan. Misalnya, sejumlah orang dalam khalayak luas membaca
surat kabar atau menonton berbagai jenis program televisi.
Pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan atau komunikator
profesional melalui berbagai media massa tersebut berlangsung secara satu arah
dan tidak ada umpan balik paling tidak di saat yang bersamaan. Dengan kata
14

lain, lanjut DeFleur, dalam proses komunikasi massa tidak ada interaksi
simultan antara berbagai pihak seperti yang terjadi dalam proses komunikasi
interpersonal atau proses komunikasi antar prbadi.
DeFleur juga menjelaskan bahwa dalam komunikasi linear tidak ada
peluang terjadinya bertukar peran antara pengirim pesan dan penerima pesan
sebagaimana yang terjadi dalam komunikasi antar pribadi atau komunikasi
interpersonal. Hal ini disebabkan pengirim pesan atau komunikator profesional
tidak dapat secara langsung melihat penerima pesan sehingga pengirim pesan
tidak dapat memodifikasi apa yang dikatakan guna meningkatkan pemahaman
penerima pesan. Selain itu, dalam proses komunikasi massa, umpan balik yang
diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan tidak terjadi secara
segera.
Berbagai konsep proses komunikasi massa yang diungkapkankan oleh
DeFleur tersebut merujuk pada proses komunikasi linear dan sekaligus
menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara umum. Karena itu,
DeFleur memandang komunikasi massa sebagai sebuah proses linear yang
mengalir secara satu arah dari sumber yang menginisiasi pesan kepada penerima
pesan yang beragam dan anonim bagi sumber.
DeFleur tidak menampik bahwa setelah pesan diterima oleh penerima
pesan akan terjadi umpan balik tertunda yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan dalam berbagai bentuk seperti misalnya surat kepada
editor surat kabar dan lain sebagainya. Namun, menurut DeFleur, berbagai
bentuk umpan balik tertunda tersebut terjadi diluar proses komunikasi yang
sebenarnya. Untuk alasan inilah, lanjut DeFleur, model komunikasi linear adalah
model komunikasi yang dapat menggambarkan dasar-dasar proses komunikasi
massa.

Mempelajari model komunikasi DeFleur dapat memberikan beberapa manfaat,


diantaranya adalah :
>Kita mengetahui dan memahami akar model komunikasi DeFleur
>Kita mengetahui dan memahami berbagai komponen dalam model komunikasi
DeFleur
15

>Kita mengetahui dan memahami konsep model komunikasi DeFleur


>Kita mengetahui dan memahami proses komunikasi massa secara linear

Model ini merupakan model komunikasi massa. Dengan menyisipkan perangkat


media massa (massmedium device) dan perangkat umpan balik (feedback device).
Model inimenggambarkan sumber (source), pemancar (transmitter). penerima
(receiver). Dan tujuan (destination) sebagai fase yang terpisah dalam proses komunikasi
massa, serupa dengan fase fase yang digambarkan Schramm. Fungsi daripenerima
dalam model Defleur adalah menerima informasi danmenyandikannya. Menurut
Defleur, komunikasi bukanlah sebuah pemindahanmakna. Komunikasi terjadi dengan
seperangkat komponen operasi di dalamsistem teoritis, dengan konsekuensinya adalah
isomorpis diantara internalpenerima kepada seperangkat simbol kepada sumber dan
penerima.

Model Westley Maclean

Tahun 1957 Bruce Westley dan Malcolm MacLean, menerapkan suatu


model yang mencakup komunikasi antarpribadi dan komunikasi massa, dan
memasukkan umpan balik sebagai bagian integral dari proses komunikasi.Model
ini dipengaruhi model Newcomb, model Lasswell dan model Shannon dan
Weaver. Dalam model ini mereka menambahkan jumlah peristiwa, gagasan,
objek dan orang yang tidak terbatas yang semuanya merupakan objek orientasi,
menempatkan suatu peran (C) di antara (A) dan (B) dan menyediakan umpan
balik.
16

Perbedaan dalam umpan balik yang akan membedakan komunikasi


antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat
segera dalam komunikasi antarpribadi, sementara dalam komunikasi massa
bersifat minimal/tertunda, misalnya pesangan iklan di ruas-ruas jalan tidak dapat
secara langsung mengetahui bagaimana penerimaan pesannya oleh khalayak,
namun mungkin beberapa atau beberapa bulan kemudian.
Dalam model ini ada lima unsur; objek orientasi, pesan, sumber,
penerimaan, dan umpan balik. Westly dan MacLean menambahkan suatu unsur
lain (C) yaitu penjaga gerbang (gatekeeper) atau pimpinan pendapat yang
menerima pesan (X’) dari sumber media massa (A) atau menyoroti objek
orientasi (X3,X4) dalam lingkungannya. Menggunakan informasi ini (C)
kemudian menciptakan pesan sendiri (X”) yang ia kirimkan kepada penerima
(B), maka terbentuklah suatu system penyaringan, misalnya bila anda punya
minat pada komunikasi kehutanan anda dapat membaca buku dan menonton film
documenter tentang kehutanan. Selanjutnya anda menyaring informasi dan
sekaligus memberi suatu lingkungan yang berbeda yang anda berika pada teman
anda, sehingga teman anda akan menyoroti suatu objek orientasi yang tidak
berada dalam lingkungannya atau yang sebelumnya tidak ia perhatikan.
Dalam komunikasi massa, umpan balik dapat mengalir dengan tiga arch; dari
penerima (B) ke penjaga gerbang (C); dari penerima (B) ke sumber media massa
17

(A); dan dari pimpinan pendapat (C) ke sumber media massa (A), untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Kelebihan model ini mencakup beberapa konsep penting umpan baik,
perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa.
Model ini juga membedakan pesan yang bertujuan (purposif) dengan pesan yang
tidak bertujuan (nonpurposif).Pesan yang bertujuan adalah pesan yang
dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam
lingkungan.Pesan yang tidak bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber
kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak
dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima.

Model Gerbner

Model dari Gerbner lebih kompleks dibandingkan model dari Shannon dan Weaver,
namun masih menggunakan kerangka model proses linier. Kelebihan model Gerbner
dibandingkan milik Shannon dan Weaver ada dua, yaitu modelnya menghubungkan
pesan dengan realitas dan konteks (about) sehingga membuat kita bisa mendekati
pertanyaan mengenai persepsi dan makna, dan model ini memandang proses
komunikasi terdiri dari dua dimensi berbeda, dimensi persepsi atau penerimaan, dan
dimensi komunikasi atau alat dan kontrol (Fiske, 2012). Elemen-elemen utama model
komunikasi Gerbner adalah sebagai berikut:
18

Pada dimensi horizontal, proses dimulai dengan sebuah peristiwa E, sesuatu didalam
realitas eksternal yang diterima oleh M (dan M bisa manusia atau sebuah mesin seperti
kamera atau mikrofon). Persepsi M terhadap E adalah persepsi E1.Hal tersebut
merupakan dimensi perseptual pada awal proses. Hubungan antara E dan E1 melibatkan
seleksi dimana M tidak mungkin dapat menerima keseluruhan kompleksitas dari E. Jika
M adalah sebuah mesin, seleksi ditentukan oleh kerja mesin dan kapasitas fisiknya. Jika
M adalah manusia, seleksinya bersifat lebih kompleks. Persepsi manusia bukanlah
merupakan resepsi/proses penerimaan yang sederhana dari stimulus, namun sebuah
proses interaksi atau negosiasi. Ketika kesesuaian telah terjadi, berarti kita telah
menerima sesuatu dan kita memberinya makna.Jadi makna dalam konteks ini muncul
dari kesesuaian atas stimulus eksternal dengan konsep-konsep internal.
Kegagalan untuk melihat makna dari apa yang kita terima menempatkan kita pada
posisi disorientasi. Penyesuaian yang terjadi (antara stimulus eksternal dengan pola-pola
internal) dikendalikan oleh budaya yang kita miliki, dimana konsep dan pola internal
dari pemikiran kita telah berkembang sebagai hasil dari pengalaman budaya. Artinya,
orang dari budaya yang berbeda akan mempersepsi realitas secara berbeda. Jadi persepsi
bukan hanya sekadar sebuah proses psikologis didalam diri individu, persepsi juga
merupakan sebuah permasalahan budaya.

Pada dimensi vertikal, tahap ini terjadi ketika yang dipersepsi E1 dikonversi menjadi
sebuah sinyal mengenai E, atau jika menggunakan kode dari Gerbner, SE. Kode
tersebut mewakili apa yang biasanya disebut sebagai sebuah pesan, atau merupakan
19

sinyal atau pernyataan mengenai peristiwa. Lingkaran yang mewakili pesan terbagi
menjadi dua: S mengacu pesan sebagai sebuah sinyal, bentuk/wujud dari pesan, dan E
mengacu pada isi dari pesan. Jelas terlihat bahwa isi dari pesan E dapat
dikomunikasikan dengan berbagai cara terhadap sejumlah S potensial yang bisa dipilih.
Menemukan S yang terbaik untuk E yang telah ditentukan adalah salah satu fokus
penting dari komunikator. Penting untuk diingat bahwa SE adalah sebuah konsep yang
menyatu, bukan dua area terpisah yang kemudian disatukan, jadi S yang dipilih akan
mempengaruhi presentasi dari E-hubungan antara bentuk dan isi bersifat dinamis dan
interaktif. Isi tidak hanya dikirimkan oleh bentuk, seperti yang secara sinis diungkapkan
oleh Richards sebagai ‘paket teori komunikasi vulgar’ (dalam Fiske, 2012).

Model Shannon & Weaver

Model Shannon dan Weaver ini menyoroti problem penyampaian pesan


berdasarkan tingkat kecermatannya. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi
atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seseorang
penerima yang menyandi-balik atau mencipta-ulang pesan tersebut.
Model komunikasi Shannon-Weaver tahun 1947 seringkali digunakan sebagai
fondasi bagi kebanyakan pengetahuan komunikasi dewasa ini. Model ini
menidentifikasi tujuh poin utama untuk transfer informasi, yaitu, sumber/pengirim,
encoder, pesan, channel/saluran yang digunakan, decoder, penerima,
noise/gangguan/distorsi/ Model ini juga menjelaskan bagaimana terjadinya
miskomuniaski antara pengirim dan penerima pesan yang terutama terjadi di beberapa
aspek yaitu:
>Adanya noise/gangguan eksternal
>Proses encoding dari si pengirim pesan
>Proses decoding dari si penerima pesan
20

Contohnya:
Ketika kita sedang membicarakan orang lain dengan teman kita. Dan ternyata orang
yang kita bicarakan muncul dibelakang kita.Teman kita yang melihat langsung memberi
kode secara isyarat (nonverbal) namun karena asik berbicara kita tidak paham dengan
kode yang diberikan oleh teman kita. Itu bisa menjadi salah satu miskomunikasi,
dimana proses encoding dan decoding tidak searah.

Contoh lain:
Seorang teman bisa menulis pesan di dinding Facebook Anda. Teman Anda tahu bahwa
dinding adalah ruang publik dimana orang lain bisa melihat pesannya. Dia ingin berhati-
hati tentang arti pesannya, jadi dia menggunakan humor dan akronim pribadi dalam
pesannya, alih-alih langsung to-the-point. Pesannya sangat rahasia sehingga Anda pun,
sang penerima yang dituju, tidak mengerti arti pesannya. Dalam contoh ini, tidak ada
noise/gangguan eksternal yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi; teknologi
bekerja dengan tepat dan tidak ada hambatan bahasa antara pengirim dan penerima.
Namun, proses encoding dan decoding tidak selaras, sehingga mengakibatkan
miskomunikasi

Model Schramm

Wilbur Schramm adalah seorang ahli komunikasi yang memberikan pengaruh


yang sangat besar dalam memfasilitasi penggunaan model komunikasi linear pada tahun
1950an dan kemudian bergerak untuk mengembangkan model komunikasi relasional di
21

tahun 1973. Berbagai penelitian komunikasi dan empiris dipengaruhi oleh model
komunikasi Schramm.

Terdapat tiga model komunikasi Schramm, yaitu :

Model komunikasi Schramm pertama yaitu : Pengirim pesan – penerima pesan di awal
tahun 1940an yang didasarkan pada teori peluru atau teori jarum hipodermik dan
merupakan salah satu teori komunikasi massa khususnya teori efek media massa.
Model komunikasi Schramm kedua yaitu : Pengirim pesan – pesan – penerima pesan
Model komunikasi Schramm ketiga yaitu : Pengirim pesan – pesan – saluran/media –
penerima pesan. Model komunikasi ini kemudian dikembangkan menjadi pengirim
pesan – pesan – saluran – penerima pesan – efek.

A. Model Komunikasi Schramm Pertama


Model komunikasi Schramm sejatinya berakar dari model komunikasi Shannon
dan Weaver.Perbedaannya adalah bahwa model komunikasi Shannon dan Weaver
bersifat matematis dan teknologis sedangkan model komunikasi Schramm bersifat
psikologis.

B. Model Komunikasi Schramm Kedua


Pada tahun 1954, Wilbur Schramm merumuskan sebuah model komunikasi
sebagai gambaran yang menunjukkan bahwa komunikasi merupakan sebuah proses dua
arah dimana baik pengirim pesan dan penerima pesan saling bergantian mengirim dan
menerima pesan. Model komunikasi Schramm diadaptasi dari berbagai teori dari teoris
22

lainnya yaitu Osgood dan dikenal sebagai model komunikasi Osgood dan Schramm atau
model komunikasi encode-decode.
Osgood mengganti model komunikasi linear dengan proses komunikasi sirkuler
dan Schramm menambahkan dengan konsep bidang pengalaman di dalamnya. Schramm
meyakini bahwa latar belakang individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki
peranan yang sangat penting. Masing-masing individu memiliki pengetahuan,
pengalaman, serta memperaktekkan penafsiran pesan dalam cara yang berbeda.
Dalam model komunikasi Schramm dijelaskan bahwa pengirim pesan
mengirimkan informasi kepada penerima pesan.Penerima pesan kemudian menafsirkan
pesan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan umpan balik yang diberikan kepada
pengirim pesan.
Konsep utama dalam model komunikasi Schramm adalah bidang pengalaman
(field of experience), konteks hubungan (context of the relationship), konteks
lingkungan sosial mempengaruhi bidang referensi, penggunaan metafora, serta model
mental.
Bidang pengalaman adalah hal-hal yang mempengaruhi pemahaman dan
penafsiran pesan seperti budaya, latar belakang sosial, kepercayaan, pengalaman, nilai,
dan aturan. Pesan yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda.
Jika kata-kata dan tanda yang digunakan oleh partisipan komunikasi sangat umum
maka dapat dikatakan mereka berkomunikasi secara lebih efektif.
Mereka yang terlibat dalam komunikasi, pada umumnya memiliki banyak hal
untuk dibicarakan dengan orang lain. Pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima pesan tentunya sangat penting bagi keduanya. Komunikasi yang
terjalin akan menjadi lebih mudah jika sebuah pengirim pesan dan penerima pesan
memiliki hubungan yang dekat. Contohnya saja, masing-masing dari kita pasti memiliki
sahabat.Dengan sahabat, kita dapat berbagai cerita dan pengalaman masing-masing.Kita
dapat bercerita banyak kepada sahabat kita karena memiliki kedekatan hubungan yang
sangat erat.Kita menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan siapa sebenarnya diri kita
kepada sahabat kita.Hal inilah yang dikupas dalam teori penetrasi sosial.

Ketika kita memasuki situasi tertentu, maka kita akan berkomunikasi


berdasarkan situasi yang ada. Kita akan berperilaku dan berkomunikasi berdasarkan
23

tempat, waktu, alasan, serta latar belakang situasi yang kita hadapi. Terkadang, kita
akan berperilaku secara berbeda ketika kita dihadapkan pada berbagai tujuan.
Seringkali metafora digunakan guna mempermudah kita berkomunikasi dengan
orang lain. Ketika seseorang menghubungan dengan satu hal dengan yang lain maka
akan menjadi lebih mudah dalam menjelaskan dan menafsirkannya.

C. Model Komunikasi Schramm Ketiga atau Model Komunikasi Relasional


Dalam model komunikasi relasional yang dirumuskan pada tahun 1973,
Schramm menekankan pada efek komunikasi terhadap penerima pesan.Schramm
menggunakan komponen efek dan analisis efek dari model komunikasi Berlo (1960).
Secara implisit Schramm menyarankan sebuah komponen yaitu komponen interaksi
ketika ia berbicara tentang khalayak yang aktif, selektif dan manipulatif dalam model
komunikasi relasional. Lebih lanjut ia berpendapat bahwa sebagian besar perubahan
dramatis dalam teori komunikasi umum dalam kurun waktu lebih dari empat dekade
telah mengesampingkan gagasan khalayak yang pasif karena sejatinya dalam proses
komunikasi, khalayak adalah mitra seutuhnya bagi komunikator.

Komponen-komponen Model Komunikasi Schramm


Dalam model komunikasi Schramm terdapat beberapa elemen-elemen komunikasi atau
komponen-komponen komunikasi atau unsur komunikasi, yaitu :

1. Pengirim pesan (sender/transmitter), adalah orang yang mengirim pesan.


2. Encoder adalah orang yang mengkonversi pesan agar dapat dikirim dalam bentuk
kode-kode.
3. Decoder adalah orang yang menerima pesan yang telah di-encode yang dikirimkan
oleh encoder dan mengkonversinya ke dalam bahasa yang dapat dipahami oleh orang
itu.
4. Interpreter adalah orang yang mencoba untuk memahami dan menganalisa
pesan.Pesan diterima setelah interpretasi. Interpreter dan penerima pesan adalah orang
yang sama.
5. Penerima pesan (receiver) adalah orang yang menerima pesan.Ia meng-decode dan
menginterpretasikan pesan aktual.
24

6. Pesan (message) adalah data yang dikirim oleh pengirim pesan dan informasi yang
diterima oleh penerima pesan.
7. Umpan balik (feedback) adalah proses memberi respon atau tanggapan terhadap
pesan yang diterima oleh penerima
8. Media (medium) adalah saluran yang digunakan untuk mengirim pesan.
9. Gangguan (noise) adalah interferensi dan interupsi yang terjadi selama proses
komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat terjadi karena adanya perbedaan makna
pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan makna pesan yang diinterpretasikan
oleh penerima pesan yang dikenal dengan gangguan semantik.

Cara Kerja Model Komunikasi Schramm


Model komunikasi Schramm menyarankan bahwa encoding dan decoding
merupakan dua bagian penting dalam proses komunikasi. Berikut adalah cara kerja
model komunikasi Schramm :

Encoding mengasumsikan sebuah bagian kritis dalam memulai prosedur


koresponden dengan mengkonversi informasi data.Encoding dilakukan oleh pengirim
pesan atau transmiter dan mengirimkannya kepada penerima pesan.
Ketika data menjangkau penerima pesan, penerima pesan kemudian melakukan
decoding dan menafsirkan data yang disebut dengan pesan dan disalurkan melalui
media komunikasi.
Model komunikasi Schramm memperlihatkan bahwa makna dikirimkan dari
satu orang atau satu kelompok kepada orang atau kelompok yang lain. Model
komunikasi Schramm umumnya digunakan baik dalam konteks komunikasi
intrapersonal maupun komunikasi interpersonal.
Model komunikasi Schramm memandang komunikasi sebagai sebuah proses
yang tiada berakhir dan mengandung berbagai macam pesan dan umpan balik. Masing-
masing partisipan komunikasi berperan sebagai pengirim pesan dan penerima pesan
oleh karena itu masing-masing partisipan komunikasi memperoleh giliran dalam
menafsirkan pesan yang diterima. Proses penafsiran data inilah yang disebut dengan
informasi. Hal ini membuat komunikasi yang efektif terwujud namun bukan berarti
tanpa menimbulkan masalah. Pesan yang dikirimkan setelah proses encoding bisa jadi
25

tidak sama dengan pesan yang di-decode oleh penerima pesan. Model komunikasi
Schramm tidak seperti model komunikasi dasar lainnya yang hanya fokus pada
pengirim pesan dan penerima pesan.
Umpan balik merupakan salah satu komponen model komunikasi yang sangat
penting karena umpan balik membiarkan pengirim pesan mengetahui jika penerima
pesan telah menafsirkan pesan dengan sesuai atau tidak. Pesan akan menjadi tidak
berguna jika penerima pesan tidak memahami pesan sehingga menyebabkan perbedaan
umpan balik dengan apa yang diharapkan sebelumnya oleh pengirim pesan.
Kelebihan dan Kekurangan
Model komunikasi Schramm juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana
model komunikasi lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan model
komunikasi Schramm sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli :

A. Kelebihan Model Komunikasi Schramm


Model komunikasi Schramm memiliki beberapa kelebihan, yaitu :
Komunikasi sirkuler memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk
memberikan pendapat mereka.
Model komunikasi Schramm bersifat dinamis dan selalu berubah sehingga sangat
membantu dalam berbagai praktek komunikasi secara umum.
Pengirim pesan dan penerima pesan saling bertukar pesan dalam tingkatan yang sama
aktifnya.
Gangguan semantik merupakan konsep yang membantu pemahaman berbagai
permasalahan yang dapat terjadi selama penafsiran pesan.
Umpan balik memberikan kemudahan untuk mengetahui apakah pesan yang ditafsirkan
oleh penerima pesan sesuai dengan tujuan atau tidak.
Konsep interpretasi membuat komunikasi menjadi efektif.
Bidang pengalaman atau efek psikologis membantu pemahaman proses komunikasi
dalam beberapa cara dibandingkan dengan cara tradisional.
Konsep konteks membuat berbagai faktor lingkungan dapat dimasukkan ke dalam
penafsiran pesan dan membawa perubahan dalam nilai pesan.

B. Kekurangan Model Komunikasi Schramm


26

Model komunikasi Schramm juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu :


Model komunikasi Schramm tidak dapat digunakan dalam berbagai tingkatan
komunikasi dan proses komunikasi yang kompleks.
Pesan yang dikirimkan dan diterima mungkin saja ditafsirkan secara berbeda.
Hanya ada dua sumber yang berkomunikasi, beberapa sumber membuat proses menjadi
lebih kompleks dan model tidak dapat diimplementasikan.
Mempelajari model komunikasi Schramm memberikan beberapa manfaat
kepada kita, diantaranya adalah :
>Kita memahami berbagai macam model komunikasi Schramm.
>Kita memahami berbagai komponen dalam model komunikasi Schramm dan konteks
yang menyertainya.
>Kita memahami kelebihan dan kekurangan model komunikasi Schramm

Model Tubbs

Disebut juga dengan model komunikasi Tubbs dan Moss dikembangkan oleh
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss pada tahun 1983 untuk menggambarkan interaksi
mendasar antara dua orang komunikator yaitu pengirim pesan dan penerima pesan.
Tidak seperti ahli teori lainnya, Tubbs menyatakan bahwa dalam peristiwa komunikasi,
komunikator yakni pengirim pesan dan penerima pesan saling mempengaruhi satu sama
lain dalam hal memberikan dan menerima pesan secara simultan. Tujuan pengiriman
pesan yang dilakukan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan serta makna pesan
yang terbentuk berpeluang mengalami perubahan berdasarkan apa yang diterima dari
komunikator.
Menurut Tubbs, komunikasi adalah sebuah proses yang tiada akhir dan tidak
berakhir hanya dengan adanya umpan balik. Model komunikasi yang digagas oleh
Tubbs merupakan bentuk respon atau tanggapan terhadap proses komunikasi yang
berlangsung secara mekanis.
Tubbs menggunakan spiral untuk menggambarkan proses komunikasi manusia
yang berkelanjutan. Dalam model komunikasi Tubbs, mereka yang terlibat dalam proses
komunikasi disebut sebagai sumber komunikasi atau komunikator 1 dan komunikator 2.
Melalui model komunikasinya, Tubbs menekankan pada berbagai aspek perhatian yang
27

diberikan oleh manusia kepada manusia lainnya seperti mendengar, memahami, dan
mengingat.
Berbagai stimuli yang berasal dari lingkungan atau dari dalam diri manusia
merupakan input atau masukan yang berupa data mentah. Stimuli tersebut kemudian
membentuk persepsi manusia tentang dunia tempat ia tinggal. Stimuli, dalam model
komunikasi Tubbs, dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan-pesan nonverbal
yang dikirimkan oleh pengirim pesan melalui sebuah saluran atau media komunikasi.
Dalam perjalanannya, stimuli ini akan mengalami gangguan dan penyaringan sebelum
benar-benar diterima oleh penerima pesan. Penyaringan yang dilakukan oleh penerima
pesan dapat bersifat psikologis maupun fisiologis.
Menurut Tubbs, terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal yang
mempengaruhi proses pengiriman dan penerimaan pesan. Sejatinya, dalam model ini
Tubbs hanya menekankan pada lima elemen-elemen komunikasi penting dalam
komunikasi manusia yaitu input, filter, channel, noise, dan time. Namun, J.C Huebsch
dalam Communication 2000 (1986) melengkapinya dengan beberapa unsur komunikasi
lainnya berdasarkan model komunikasi yang Tubbs digambarkan. Dengan demikian,
model komunikasi Tubbs memiliki beberapa elemen penting, yaitu :
Komunikator dalam model komunikasi Tubbs merujuk pada seluruh partisipan
komunikasi yaitu pengirim pesan dan penerima pesan.Pengirim pesan adalah orang
yang memproduksi pesan dan penerima pesan adalah orang yang menerima
pesan.Dikarenakan seluruh partisipan dalam model komunikasi Tubbs dipandang
sebagai sumber komunikasi dalam artian masing-masing partisipan komunikasi
berperan sebagai pengirim dan penerima pesan sekaligus maka Tubbs kemudian
menyebut masing-masing partisipan komunikasi dengan komunikator 1 dan
komunikator 2.
28

Saluran (Channel)
Dalam model komunikasi Tubbs, saluran komunikasi atau media komunikasi merujuk
pada berbagai jenis alat atau metode atau macam-macam media komunikasi yang
digunakan oleh komunikator untuk mengirimkan pesan.Penggunaan saluran komunikasi
yang tepat dapat mendukung efektivitas pengiriman pesan dan membantu komunikator
menghindari berbagai macam hal yang tidak perlu yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman dalam komunikasi.

Masukan (Input)
Yang dimaksud dengan input dalam model komunikasi Tubbs adalah stimuli yang
terdiri dari seluruh stimuli masa lalu atau stimuli masa kini yang menyuguhkan berbagai
informasi mengenai lingkungan. Dengan kata lain, latar belakang yang dimiliki oleh
masing-masing komunikator seperti nilai-nilai atau pengalaman atau kepercayaan
berkontribusi terhadap pemahaman mereka mengenai komunikasi itu sendiri. Masukan
atau input akan mempengaruhi gaya berkomunikasi, cara memproduksi pesan atau cara
menerima pesan yang dilakukan oleh masing-masing komunikator. Gagasan mengenai
masukan atau input ini dikembangkan oleh Tubbs dan Moss sebagai bahan
perbandingan dengan model komunikasi sebelumnya. Efek dari masukan atau input ini
akan sangat sulit untuk dilihat.

Rangsangan (Stimulus)
Yang dimaksud dengan stimulus dalam model komunikasi Tubbs adalah segala sesuatu
yang menyentuh indera atau kegiatan mental.Stimuli dapat berupa verbal atau
nonverbal.

Penyaringan (Filters)
Tubbs menyatakan bahwa seluruh masukan atau input dan sensasi proses komunikasi
dikendalikan oleh terbatasnya kemampuan manusia dalam memahami pesan-pesan yang
diterima. Keterbatasan ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu penyaringan persepsi
atau batasan biologis tubuh manusia dalam berkomunikasi dan set yang merujuk pada
batasan psikologis. Filter psikologis menyaring apa yang dilihat oleh manusia karena
29

pada dasarnya manusia cenderung untuk menyaring segala sesuatu yang tidak ingin ia
terima.

Perhatian selektif (Selective attention)


Yang dimaksud dengan perhatian selektif adalah manusia cenderung akan memberikan
perhatian tertentu yang dianggap penting olehnya atau segala sesuatu yang dapat
memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada dirinya.

Batasan psikologis (Sets)


Dalam model komunikasi Tubbs, sets merujuk pada batasan psikologis termasuk
didalamnya pengaruh budaya dan konteks dimana komunikasi terjadi. Sets adalah
predisposisi atau harapan untuk merespon stimulus tertentu dengan cara tertentu. Jika
sets tidak fleksibel, maka komunikasi akan menjadi sangat sulit atau bahkan tidak
mungkin terjadi.

Stereotipe (Stereotypes)
Tubbs dan Moss mendefinisikan stereotypes sebagai sebuah generalisasi tentang kelas
manusia, obyek, atau kejadian yang diberikan oleh budaya secara luas. Stereotypes yang
dibangun atau dikembangkan oleh manusia selama masa kanak-kanak dapat merusak
hubungan mereka dengan orang lain.

Gangguan (Noise atau interference)


Komunikasi yang dilakukan oleh dua orang juga dipengaruhi oleh hadirnya
gangguan.Yang dimaksud dengan gangguan adalah segala sesuatu yang mendistorsi
informasi yang ditransmisikan kepada penerima pesan atau menghalangi penerima
pesan untuk menerima pesan.Tubbs menekankan bahwa gangguan dapat merujuk pada
berbagai bentuk, gangguan juga dapat terjadi pada setiap tahap-tahap komunikasi dan
komponen-komponen komunikasi termasuk gangguan yang ada dalam diri
komunikator, saluran, dan konteks dimana komunikasi terjadi.
30

Waktu (Time)
Elemen terakhir dalam model komunikasi Tubbs adalah waktu yang merujuk pada sifat
komunikasi manusia yang berlangsung secara terus menerus. Tubbs menyatakan bahwa
komunikasi adalah sebuah proses yang berlangsung secara berkelanjutan serta memiliki
kemampuan untuk berevolusi dan berubah seiring berjalannya waktu.
Komunikasi manusia adalah proses yang sangat rumit dan kompleks karena
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi manusia. Oleh para ahli,
model komunikasi Tubbs dipandang sebagai model komunikasi yang paling efektif
dalam mengekspresikan sifat maupun kompleksitas proses pengiriman dan penerimaan
pesan. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, komunikator perlu memahami
berbagai stimuli komunikatif yang masuk serta menyaringnya, mengemas pesan dengan
baik, memilih saluran atau media komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan
serta mencoba untuk menghindari efek negatif yang diakibatkan oleh berbagai
gangguan atau hambatan-hambatan komunikasi saat mengirimkan pesan.

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Tubbs


Mempelajari model komunikasi Tubbs dapat memberikan manfaat diantaranya adalah
sebagai berikut :
>Kita dapat mengetahui dan memahami penggagas model komunikasi Tubbs
>Kita dapat mengetahui dan memahami konsep dalam model komunikasi Tubbs
>Kita dapat mengetahui berbagai elemen dalam model komunikasi Tubbs

Model komunikasi Newcomb

Merupakan salah satu model komunikasi linear sebagaimana halnya model


komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model komunikasi Berlo, dan
model komunikasi Shannon dan Weaver. Model komunikasi Newcomb adalah model
komunikasi yang dikenalkan oleh Theodore M. Newcomb pada tahun 1953. Melalui
model komunikasinya, Newcomb memberikan pendekatan yang berbeda terhadap
proses komunikasi utamanya proses komunikasi interpersonal. Adapun yang menjadi
tujuan dari model komunikasi Newcomb adalah untuk mengenalkan peran komunikasi
31

dalam sebuah hubungan sosial dan untuk memelihara keseimbangan sosial di dalam
sistem sosial.

Dalam modelnya, Newcomb tidak menyertakan pesan karena memandang pesan


sebagai sebuah entitas yang terpisah. Karena itu, dalam model komunikasi Newcomb,
kita tidak akan menemui berbagai unsur komunikasi atau elemen-elemen komunikasi
atau komponen-komponen komunikasi yang mendukung jalannya proses komunikasi
yang berlangsung melalui berbagai tahap-tahap komunikasi pada umumnya. Newcomb
memfokuskan pada tujuan sosial komunikasi dan memperlihatkan bahwa semua
konteks komunikasi adalah wahana untuk memelihara hubungan antar manusia.Model
komunikasi Newcomb juga dikenal dengan sebutan model komunikasi ABX.

Model komunikasi Newcomb merupakan hasil pengembangan dari model komunikasi


sebelumnya yang dirumuskan oleh Heider pada tahun 1946.Heider menekankan pada
tingkat konsistensi atau inkonsistensi yang mungkin saja ada antara dua orang dalam
hubungannya dengan orang ketiga atau sebuah obyek. Dalam teorinya, Heider
menyatakan bahwa dalam kasus dimana dua orang yang memiliki sikap suka atau tidak
suka terhadap satu sama lain dan terhadap sesuatu obyek eksternal, beberapa pola
hubungan akan menemui keseimbangan dan beberapa lainnya akan mengalami
ketidakseimbangan. Lebih lanjut Heider menyatakan bahwa dimana terjadi
keseimbangan, maka masing-masing partisipan akan menolak berubah dan dimana
terjadi ketidakseimbangan, maka upaya akan dilakukan untuk mengembalikan
keseimbangan kognitif.
Newcomb mengasumsikan bahwa komunikasi menampilkan berbagai fungsi
penting yang memungkinkan dua orang atau lebih memelihara orientasi satu sama lain
secara simultan dan terhadap obyek yang berasal dari lingkungan eksternal mereka.
Adapun asumsi dasar model komunikasi Newcomb adalah regangan terhadap
konsistensi sikap dan hubungan akan menghasut komunikasi jika kondisi
memungkinkan.
Proposisi utama yang dapat diturunkan dari model komunikasi Newcomb adalah
bahwa diskrepansi antara A dan B dalam orientasi mereka terhadap X akan
menstimulasi komunikasi. Efek komunikasi akan cenderung untuk mengembalikan
32

keseimbangan dimana didalilkan sebagai keadaan normal dari sistem hubungan.


Kemudian, Newcomb menambahkan beberapa kualifikasi terhadap dalil sebelumnya
dengan memberi catatan bahwa komunikasi tampaknya hanya akan diaktifkan dalam
kondisi tertentu, misalnya :
>terdapat atraksi yang kuat antara partisipan
>obyek dianggap penting paling tidak oleh satu partisipan
>obyek X memiliki relevansi bersama untuk keduanya (McQuail dan Windahl, 1993 :
27-31).
Konsep
Bentuk model komunikasi menurut para ahli berbeda-beda sesuai dengan makna
penting yang terkandung di dalamnya yang ingin ditekankan oleh si pembuat model.
Misalnya, model komunikasi transmisi atau linear yang umumnya berbentuk garis lurus
karena menggambarkan proses komunikasi yang berjalan satu arah. Kemudian, model
komunikasi interaksi yang menggambarkan proses komunikasi yang berjalan dua arah
atau komunikasi dua arah, contohnya adalah model komunikasi Schramm. Selanjutnya,
model komunikasi transaksional yang menggambarkan proses komunikasi yang berjalan
secara terus menerus atau berkesinambungan, contohnya adalah model komunikasi
Barnlund.

Begitupun halnya dengan model komunikasi Newcomb.Tidak seperti model-


model komunikasi lainnya, model komunikasi Newcomb berbentuk segitiga.Alasan
Newcomb memilih bentuk segitiga ketika mengusulkan model komunikasinya adalah
karena mudah untuk menggambarkan dua faktor penting yaitu koneksi dan dinamika.

Lebih jelasnya, model komunikasi yang dikenalkan oleh Theodore M. Newcomb


ini menggambarkan atau memvisualisasikan arus atau arah komunikasi menjadi
berbentuk segitiga dan ia meyakini bahwa komunikasi terjadi sebagai hasil dari reaksi
bersama masing-masing individu terhadap satu sama lain dan topik atau tema
permasalahan. Sebagai salah satu model komunikasi antar pribadi, model komunikasi
Newcomb adalah bentuk pengakuan terhadap pentingnya harmoni, ketetapan, dan
konsistensi dalam berbagai tujuan komunikasi.
33

Dalam model komunikasi Newcomb terdapat tiga elemen penting yaitu :


A – sender atau pengirim
B – receiver atau penerima
X – topik atau tema permasalahan, orang ketiga, atau kebijakan

Di sini, A, B, dan X saling berhubungan dalam situasi yang dinamis. Fokusnya


adalah komunikasi interpersonal atau komunikasi antar pribadi antara A dan B. Baik A
maupun B merujuk pada pengirim dan penerima.Keduanya dapat berupa individu,
manajemen dan serikat pekerja, atau pemerintah dan masyarakat.Sementara itu, X
adalah bagian dari lingkungan sosial mereka.Dengan demikian, A-B-X adalah sebuah
sistem yang mengandung arti bahwa hubungan internalnya saling bergantung.
Terdapat beberapa perubahan yang dapat terjadi di dalam sistem A-B-X yang
dapat mengarah pada pengurangan dalam regangan sistem. Newcomb telah merangkum
beberapa kemungkinan perubahan tersebut, diantaranya adalah :
A dan B bersikap baik satu sama lain dan terhadap obyek orientasi X. Dalam hal
ini, segala sesuatu simetris atau seimbang. A dan B sama-sama berpandangan bahwa isu
X maupun isu-isu lain adalah positif.
A dan B tidak menyukai satu sama lain, dan B bersikap negatif terhadap isu X. Menurut
teori keseimbangan yang menjadi dasar bagi teori disonansi kognitif, keadaan ini masih
simetris.
34

Hubungan A-B-X tidak simetris. A dan B bersikap positif satu sama lain tetapi
A bersikap positif terhadap isu X. Menurut teori keseimbangan, terdapat suatu
hambatan menuju kesimetrisan atau menuju kesepakatan untuk memecahkan hal ini,
yang bila tidak dilakukan akan menumbuhkan situasi psikologis yang tidak
tertanggungkan.
Hubungan A-B-X tidak simetris, baik A maupun B bersikap negatif satu sama lain,
tetapi keduanya bersikap positif terhadap isu X. Menurut teori keseimbangan, situasi ini
juga membutuhkan resolusi. Hambatan yang ada akan menimbulkan perubahan sikap
terhadap X atau diantara A dan B (Gonzales, 1981 : 30 -31).
Contohnya, seorang dosen mengenalkan kebijakan baru untuk meningkatkan
waktu perkuliahan dari enam jam menjadi delapan jam. Di sini, A adalah dosen, B
adalah mahasiswa, dan X adalah kebijakan atau topik permasalahan. Jika mahasiswa
dan dosen puas dengan kebijakan tersebut maka komunikasi menjaga status
keseimbangan antara mereka. Sebaliknya, arus komunikasi antara A dan B akan
menemui masalah dalam sistem sosial jika A atau B tidak siap untuk menerima
kebijakan tersebut hingga menyebabkan dampak langsung terhadap sistem sosial dan
komunikasi tidak dapat menjaga status keseimbangan.
Dengan demikian, dosen A sedapat mungkin meyakinkan mahasiswa B.
Sebaliknya, mereka harus melakukan beberapa penyesuaian dalam kebijakan X dan
meyakinkan mereka terhadap kebijakan tersebut.

Manfaat Mempelajari Model Komunikasi Newcomb


Mempelajari model komunikasi Newcomb dapat memberikan beberapa manfaat,
diantaranya adalah :

>Kita dapat mengetahui dan memahami akar model komunikasi Newcomb,


>Kita dapat mengetahui dan memahami asumsi model komunikasi Newcomb.
>Kita dapat mengetahui dan memahami konsep model komunikasi Newcomb beserta
contoh.
35

Model Komunikasi Gudykunts dan Kim

Model komuikasi ini sebenarnya merupakan model komunikasi antar budaya,


yakni komunikasi antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berlainan, atau
komunikasi dengan orang asing (stranger). Model komunikasi ini pada dasarnya sesuai
untuk komunikasi tatap muka khususnya untuk dua orang.

Sama seperti moel tubbs, model komunikasi ini menempatkan dua orang yang setara
dalam berkomunikasi, masing-masing sebgai pengirim dan sekaligus sebagai penerima,
atau keduanya sekaligus melakkan penyandian (encoding) dan penyandian balik
(decoding). Karena itu, tampak pula bahwa pesan suatu pihak sekaligus juga adalah
umpan balik bagi pihak lainnya.
Menurut Gudykunts dan Kim, encoding dan decoding merupakan suatu proses
interaktif yng dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan menjadi
faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
Salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunts dan Kim adalah
lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh untuk menyandi dan menyandi balik
pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektural (lingkungan fisik), dan persepsi kita
atas lingkungan tersebut, mempengaruhi cara kita menfsirkan rangsangan yang datang
dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain. Oleh karena orang lain
mungkin mempunyai persepsi dan orientasi yang berbeda terhaap lingkungan, mereka
mungkin menafsirkan perilaku dengan cara yang beda dengan situasi yang sama. Dapat
terjadi waktu dimana setiap pihak akan menafsirkan pihak lainnya berdasarkan
pengharapannya sendiri dan membuat prediksi mengenai perilaku pihak lain
berdasarkan pengharapan yang sama, dan kemungkinan itu dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
36

Model Komunikasi Interaksional

Model ini berlawanan dengn model S-R dan beberapa model lain sebelumnya.
Sementara model lain mengasumsikan manusia sebagai pasif, moel interaksioal
menganggap manusia jauh lebih aktif. Dalam model interaksional, komunikasi
digambarkan sebagai pembentukan makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang
lain) oleh para peserta komunikasi (komunikator). Beberapa konsep penting yang
digunakan adalah diri (self), diri yang lain (other), simbol makna penafsiran, dan
tindakan.
Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh
para iluwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik, dengan tokoh
utamanya George Herbert Mead yang sala seorang muridnya adalah Herbert Blumer.
Perspektif interaksi simbolik lebih dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga
menembus disiplin lain seperti psikologi, ilmu komuikasi, dn bahkan antropologi.
Blumer mengemukakan tiga premis yang mejadi dasar model ini
37

1. manusia bertindak berdasrkan makna yang diberikan individu terhadap lingkungan


sosialnya (simbol verbal,simbol nonverbal, lingkungan fisik)
2. Makna berhubungan langsung dengan interaksi sosial yang dilakukan individu
dengan lingkungan sosialnya.
3. Makna diciptakan, dipertahankan, dan diubah lewat proses penafsiran yang
dilakukan individu dalam berhubungan dengan lingkungan sosialnya.
38

KESIMPULAN

Dari banyak model-model komunikasi yang telah kami paparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa model komunikasi adalah bentuk representasi dri banyakna cara
dalam prose komunikasi yang memperlihatkan keterkaitan antara satu unsur dengan
unsur lainnya
Di setiap model yang dijelaskan para ahli pada dasarnya memiliki kesamaan
maksud, hanya saja terdapat perbedaan sudut pandang terhadap proses komunikasi.
Penggunaan model komunikasi yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang
efektif, sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat
diterima dengan baik.
39

DAFTAR PUSTAKA

A
Ambar.(2022). Model Komunikasi Laswell-Konsep-Kelebihan-Kekurangan
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-lasswell diakses pada 23 september
2022
Angsori, Muhammad Lubis.(2019).Makalah Model-model Komunikasi.Lampung:
Universitas Mitra Indonesia
D
Dotedu.(2021).Model Westley dan MacLean https://dotedu.id/model-westley-dan-
maclean/ diakses pada 23 september 2022
G
Gunawan, Wahyu.(2022).Apa yang Anda Ketahuitentang Garbner’s General Model
dalam Ilmu Komunikasi? https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-
gerbner-s-general-model-dalam-ilmu-komunikasi/4310 diakses pada 24 september 2022
M
Mulyana, Deddy. (2015). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
P
Permana, Rivaldy.(2017).Resume Pengantar Ilmu Komunikasi BAB 4 Prof. Deddy
Mulyana, M.A.,Ph.D https://rivaldipermana.wordpress.com/2017/12/15/resume-
pengantar-ilmu-komunikasi-bab-4-prof-deddy-mulyana-m-a-ph-d/ diakses pada 21
september 2022
S
Sagara, Bayu. (2013). Makalah Komunikasi Aristoteles.
https://www.academia.edu/29496494/MAKALAH_KOMUNIKASI_ARISTOTELES_
VS_docx diakses pada 23 September 2022.
Seni komunikasi. (2021). Model Komunikasi:Pengertian,Fungsi, dan Jenis-jenisnya
https://senikomunikasi.com/model-komunikasi-pengertian-fungsi-dan-jenis-jenisnya/
diakses pada 23 september 2022.
40

Anda mungkin juga menyukai