Model Komunikasi
Disusun Oleh:
KELAS A
2022
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................3
Model Komunikasi........................................................................................................4
Model S-R..............................................................................................................5
Model Lasswell......................................................................................................7
Model Berlo............................................................................................................9
Model Defleur......................................................................................................10
Model Gerbner......................................................................................................18
Model Schramm...................................................................................................22
Model Tubbs........................................................................................................28
KESIMPULAN........................................................................................................40
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan tugas ini tepat waktu tanpa ada halangan
yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu Noorr Efni sebagai dosen
pengampu mata kuliah Pengantar Ilmu Komunikasi yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan tugas ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami.Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan tugas ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
Pekanbaru, 24 – 09 – 2022
Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata maupun abstrak, dengan
menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Dalam komunikasi, model
komunikasi adalah gambaran sederhana dari proses komunikasi yang memperlihatkan
kaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Kerap kali model-model
teoritis digunakan untuk menerangkan definisi komunikasi, bahwa komunikasi adalah
proses transmisi dan resepsi informasi antara manusia melalui aktivitas encoder yang
dilakukan pengirim dan decoder terhadap sinyal yang dilakukan oleh penerima.
Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai
apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher
mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari
keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan
model.Suatu model merepresentasikansecara abstrak ciri-ciri penting dan
menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam dunia nyata.
Hubungan model dengan teori sangatlah erat, keduanya sering sekali
dicampurpadukan seperti perkataan Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. bahwa
Model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Suatu model
mengimplikasikan penilaian atas relevansi, kemudian selanjutnyamelibatkan teori
mengenai fenomena yang diteorikan. Model dapat berfungsi sebagai basis bagi teori
yang lebih kompleks, alat untuk menjelaskan teori dan menyarankan cara - cara untuk
memperbaiki konsep-konsep.Dengan kata lain, model adalah teori yang lebih
disederhanakan.
Model komunikasi mengilustrasikan bagaimana alur komunikasi, proses
komunikasi mengalir dari sender sebagai pengirim kepada receiver sebagai penerima
melalui saluran komunikasi.Komunikasi sendiri sangat dibutuhkan dalam kehidupan,
tanpa adanya komunikasi maka kehidupan tidak bisa jalan dengan sempurna. Dengan
esensi tersebut, maka para pakar komunikasi menyusun model-model komunikasi yang
ditujukan agar manusia dapat mempelajari jalannya proses komunikasi dan mengetahui
komponen dasar yang perlu ada dalam suatu komunikasi. Terdapat banyak sekali model
komunikasi, namun para pakar komunikasi sendiri beranggapan bahwa tidak ada satu
kesatuan model yang sempurna.Masing-masing model tersebut saling melengkapi satu
sama lainnya dan memiliki perbedaan dari segi definisi serta unsur-unsurnya.
5
Model S-R
Model Stimulus-Respon adalah model komunikasi yang paling dasar. Model ini
dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Model
tersebut menggambarkan hubungan stimulus-respon. Model S-R menunjukkan
komunikasi sebagai sebuah proses aksi reaksi. Model S-R mengasumsikan bahwa kata-
kata verbal (lisan-tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan
tertentu mampu membuat orang lain memberikan respons dengan cara tertentu. Dapat
dikatakan bahwa model ini merupakan proses pertukaran informasi atau gagasan. Proses
ini dapat bersifat timbal balik, dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat
mempengaruhi tindakan selanjutnya pula.
Sebagai contoh, seseorang yang kita sukai menyapa kita dijalan. Kita pasti akan
membalasnya dengan senyuman dan balik menyapanya. Hal itu akan berpengaruh
beberapa waktu setelah kejadian. Karena disapa oleh orang yang disukai, maka hati kita
akan merasa senang dan ekspresi kita juga akan terlihat lebih bahagia.Sehingga bisa saja
hal ini mendapat tanggapan atau respon dari orang lain yang menanyakan ada apa
gerangan mengapa kita terlihat sangat bahagia sekali hari ini. Begitulah seterusnya.
Model ini mengabaikan komunikasi sebagai sebuah proses. Dengan kata lain,
komunikasi dianggap sebagai hal yang statis. Manusia dianggap berprilaku karena
kekuatan dari luar ( stimulus ), bukan berdasarkan kehendak, keinginan, atau kemauan
bebasnya.
Inti dari komunikasi ini adalah Persuasi, yaitu komunikasi terjadi ketika
seorang pembicara menyampaikan pesannya kepada khalayak dengan tujuan
mengubah sikap mereka.Ia juga menuliskan bahwa suatukomunikasi akan berjalan
apabila ada 3 unsur utama komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan (message),
dan pendengar (listener).
Fokus utama Komunikasi model Aristotles adalah Komunikasi Retoris, yang
kini lebih dikenal dengan Public Speaking/Pidato. Pada masanya, pidato merupakan
seni yang paling banyak digunakan dalam berbagai kondisi penting.maka dari itu,
Aristotles memutuskan untuk meneliti sarana persuasi seperti apa yang paling efektif
digunakan ketika berpidato. Retorika sendiri merupakan sebuah teknik pembujuk-
rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan melalui karakter pembicara,
emosional, dan argumen.
Model ini lebih mengarah kepada pidato yang bertujuan untuk memberikan
pengaruh pada orang lain. Menurut Aristotles, persuasi dapat tercapai oleh siapa Anda
(etos–keterpercayaan Anda), argumen Anda (logos–logika dalam pendapat Anda), dan
dengan memainkan khalayak (pathos–emosi khalayak).Pengaruh tersebut dikatakan
tercapai ketika seseorangdapat memainkan emosi publik dan dipercayai oleh
publik.Dengan kata lain, kemampuan persuasi seorang pembicara dapat dinilai
berdasarkan isi pidato, susunan pidato, dan cara penyampaiannya. Dengan tercapainya
ketiga hal tersebut maka ia sudah melakukan komunikasi model ini dengan benar.
Dalam bukunya yang berjudul Rhetorica, Aristoteles mengemukakan bahwa
khalayak sangat menentukan efektivitas seorang pembicara, para pembicara harus
berpusat pada khalayak sebagai sekelompok orang yang memiliki beragam motivasi dan
pilihan bukan sebagai sekelompok yang homogen. Dalam konteks public speaking,
Aristoteles menyatakan bahwa hubungan antara pembicara-khalayak harus
dipertimbangkan.
Seperti yang sudah dinyatakan di awal, model komunikasi Aristoteles ini
sangatlah sederhana dan mendasar karena di dalamnya tidak memuat unsur-unsur yang
biasa ada dalam komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek dan gangguan
komunikasi. kesederhanaan unsur yang dianut dalam model komunikasi ini tentu
memunculkan banyak pertanyaan dan beberapa kelemahan. salah satu kelemahannya
adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis, hanya terpaku dalam
7
satu proses yang berurutan daripada terjadi dengan bersamaan seperti seseorang
berbicara, pesan tersampaikan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan. Sebab
model ini hanya berfokus kepada tujuannya untuk memberikan pengaruh terhadap orang
lain melalui pidato, model komunikasi Aristotles mengabaikan aspek-aspek non-verbal
dalam persuasi, hal tersebut juga merupakan sebuah kelemahan.
Di samping kelemahan tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa model Aristotles
ini lah yang memicu para ilmuwan komunikasi untuk mengembangkan model-model
komunikasi lainnya. Tidak sedikit model komunikasi baru yang dikembangkan oleh
pakar komunikasi masih memuat 3 unsur yang dibawa oleh model Aristotles, yaitu
pembicara, pesan, dan pendengar. Selain itu, model komunikasi ini membuat sebuah
kepercayaan bahwa pidato publik yang disampaikan dalam demokrasi adalah cara yang
paling efektif untuk memecahkan masalah politik.
Model Lasswell
Model Lasswell pertama kali dicetuskan oleh Harold Laswell pada tahun 1984
yang menggambarkan proses komunikasi dan fungsi-fungsi yang dipikul dalam
masyarakat. Model Komunikasi Laswell berupa ungkapan verbal yaitu jawaban atas
pertanyaan, “who says what in which channel to whom with what effect?”
Dalam Komunikasi Lasswell, terdapat 5 elemen komunikasi, di antaranya:
- Komunikator/sumber/pengirim pesan atau communicator/source/sender
- Pesan atau message
- Media atau channel
- Komunikan/komunikate/penerima pesan atau
communicant/communicatee/receiever
- Efek atau effect
Model Lasswell sering digunakan dalam komunikasi massa. Unsur sumber who
merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan atau seseorang yang berperan
8
melakukan komunikasi, sedangkan unsur pesan says what merupakan bahan untuk
menganalisa isi pesan dapat dikaji dengan content analysis, saluran komunikasi in what
channel dikaji dalam analisis media merujuk pada saluran yang digunakan untuk
mengirimkan pesan, unsur penerima to whom sebagai penerima pesan untuk analisis
khalayak, dan unsur pengaruh with what effect berhubungan dengan studi tentang akibat
dari pesan komunikasi massa kepada khalayak pembaca, pendengar, atau pemirsa.
Model ini mengisyaratkan bahwa pesan dapat dibawakan oleh lebih dari
satusaluran.Lasswell mengemukakan bahwa tidak semua komunikasi bersifat dua
arah,dengan suatu aliran yang lancar dan umpan balik yang terjadi antara pengirim
danpenerima.
Lasswell berpendapat bahwa terdapat 3 fungsi dari komunikasi, yaitu:
1. Pengawasan lingkungan, yang mengingatkan masyarakat akan bahaya
dan peluang dalam lingkungan.
2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespons
lingkungan,
3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.
Laswell juga meneruskan terdapat tiga kelompok yang bertanggungjawab atas
fungsi-fungsi tersebut.Contohnya, pemimpin politik termasuk ke dalamkelompok
pengawas lingkungan.Selanjutnya pendidik, jurnalis, dan penceramahbertugas
mengkorelasikan atau mengumpulkan respons orang-orang terhadapinformasi
baru.Anggota keluarga sebagai pengalih warisan sosial.
Dalam masyarakat yang kompleks, informasi yang disampaikan oleh pengendali
pesan sudah disaring dan memiliki beberapa perubahan atau penyimpangan.Laswell
menyimpulkan bahwa penting bagi masyarakat untuk mengetahui dan dapat menuntun
faktor-faktor yang berkemungkinan menganggu komunikasi efisien.
Model Komunikasi Lasswell menuai kritikan karena terkesan menyederhanakan
masalah.Selain itu, model ini juga mengisyaratkan adanya kehadiran komunikator dan
pesan yang selalu bertujuan.Tetapi, tidak berbeda dengan modul komunikasi yang baik
lainnya, model komunikasi Lasswell hanya berfokus kepada aspek-aspek penting
komunikasi.
9
Model Berlo
Model yang dikemukakan oleh David K. Berlo pada tahun 1960 ini juga dikenal
dengan model SMCR, sesuai dengan namanya model ini terdiri dari empat kompenen,
yaitusumber (Source), pesan (Message), saluran (Channel), dan penerima
(Receiver).Sumber adalah pengirim pesan.Pesan adalah gagasan yang sudah
diterjemahkan ke kode simbolik (bahasa atau isyarat).Saluran adalah media yang
membawa pesan.Terakhir, penerima adalah sasaran pesan dari komunikasi tersebut.
Melalui model komunikasi ini, Berlo menjelaskan factor-faktor yang
mempengaruhi setiap komponen yang dimiliki individu agar komunikasi menjadi
efisien.Source dapat dipengaruhi oleh keterampilan komunikasi, sikap, pengetahuan,
system social, dan budaya.Pesan yang dikirimkan (Message) dapat dipengaruhi factor
isi, elemen pesan, perlakuan, struktur, dan kode. Untuk komponen Channel, dalam
komunikasi, panca indra manusia merupakan saluran yang digunakan untuk
berkomunikasi, oleh karena itu komponen ini dipengaruhi oleh pendengaran (hearing),
penglihatan (seeing), sentuhan (touching), penciuman (smelling), perasa (tasting). Lalu
Receiver sebagai penerima pesan dapat dipengaruhi keterampilan komunikasi, sikap,
pengetahuan, system social, dan budaya.
Model Berlo bersifat heuristic karena meneliti unsur-unsur yang penting dalam
proses komunikasi. Seperti meneliti efek keterampilan komunikasi penerimaan pesan
yang dikirimkan, atau meneliti pengaruh latar belakang social dalam sikap penerimaan
pesan.Model ini tidak terpaku pada komunikasi public atau komunikasi massa saja
namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis.Walaupun
melalui model ini Berlo mengatakan komunikasi sebagai sebuah proses, nyatanya ia
menyajikan komunikasi sebagai suatu fenomena yang statis dibandingkan fenomena
dinamis.
10
Model Defleur
komunikasi atau channel, penerima pesan atau receiver, sasaran atau destination,
gangguan atau noise, perangkat media massa, dan perangkat umpan balik.
lain, lanjut DeFleur, dalam proses komunikasi massa tidak ada interaksi
simultan antara berbagai pihak seperti yang terjadi dalam proses komunikasi
interpersonal atau proses komunikasi antar prbadi.
DeFleur juga menjelaskan bahwa dalam komunikasi linear tidak ada
peluang terjadinya bertukar peran antara pengirim pesan dan penerima pesan
sebagaimana yang terjadi dalam komunikasi antar pribadi atau komunikasi
interpersonal. Hal ini disebabkan pengirim pesan atau komunikator profesional
tidak dapat secara langsung melihat penerima pesan sehingga pengirim pesan
tidak dapat memodifikasi apa yang dikatakan guna meningkatkan pemahaman
penerima pesan. Selain itu, dalam proses komunikasi massa, umpan balik yang
diberikan oleh penerima pesan kepada pengirim pesan tidak terjadi secara
segera.
Berbagai konsep proses komunikasi massa yang diungkapkankan oleh
DeFleur tersebut merujuk pada proses komunikasi linear dan sekaligus
menggambarkan karakteristik komunikasi massa secara umum. Karena itu,
DeFleur memandang komunikasi massa sebagai sebuah proses linear yang
mengalir secara satu arah dari sumber yang menginisiasi pesan kepada penerima
pesan yang beragam dan anonim bagi sumber.
DeFleur tidak menampik bahwa setelah pesan diterima oleh penerima
pesan akan terjadi umpan balik tertunda yang diberikan oleh penerima pesan
kepada pengirim pesan dalam berbagai bentuk seperti misalnya surat kepada
editor surat kabar dan lain sebagainya. Namun, menurut DeFleur, berbagai
bentuk umpan balik tertunda tersebut terjadi diluar proses komunikasi yang
sebenarnya. Untuk alasan inilah, lanjut DeFleur, model komunikasi linear adalah
model komunikasi yang dapat menggambarkan dasar-dasar proses komunikasi
massa.
(A); dan dari pimpinan pendapat (C) ke sumber media massa (A), untuk lebih
jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Kelebihan model ini mencakup beberapa konsep penting umpan baik,
perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa.
Model ini juga membedakan pesan yang bertujuan (purposif) dengan pesan yang
tidak bertujuan (nonpurposif).Pesan yang bertujuan adalah pesan yang
dikirimkan sumber untuk mengubah citra penerima mengenai sesuatu dalam
lingkungan.Pesan yang tidak bertujuan adalah pesan yang dikirimkan sumber
kepada penerima secara langsung atau melalui penjaga gerbang namun tidak
dimaksudkan untuk mempengaruhi penerima.
Model Gerbner
Model dari Gerbner lebih kompleks dibandingkan model dari Shannon dan Weaver,
namun masih menggunakan kerangka model proses linier. Kelebihan model Gerbner
dibandingkan milik Shannon dan Weaver ada dua, yaitu modelnya menghubungkan
pesan dengan realitas dan konteks (about) sehingga membuat kita bisa mendekati
pertanyaan mengenai persepsi dan makna, dan model ini memandang proses
komunikasi terdiri dari dua dimensi berbeda, dimensi persepsi atau penerimaan, dan
dimensi komunikasi atau alat dan kontrol (Fiske, 2012). Elemen-elemen utama model
komunikasi Gerbner adalah sebagai berikut:
18
Pada dimensi horizontal, proses dimulai dengan sebuah peristiwa E, sesuatu didalam
realitas eksternal yang diterima oleh M (dan M bisa manusia atau sebuah mesin seperti
kamera atau mikrofon). Persepsi M terhadap E adalah persepsi E1.Hal tersebut
merupakan dimensi perseptual pada awal proses. Hubungan antara E dan E1 melibatkan
seleksi dimana M tidak mungkin dapat menerima keseluruhan kompleksitas dari E. Jika
M adalah sebuah mesin, seleksi ditentukan oleh kerja mesin dan kapasitas fisiknya. Jika
M adalah manusia, seleksinya bersifat lebih kompleks. Persepsi manusia bukanlah
merupakan resepsi/proses penerimaan yang sederhana dari stimulus, namun sebuah
proses interaksi atau negosiasi. Ketika kesesuaian telah terjadi, berarti kita telah
menerima sesuatu dan kita memberinya makna.Jadi makna dalam konteks ini muncul
dari kesesuaian atas stimulus eksternal dengan konsep-konsep internal.
Kegagalan untuk melihat makna dari apa yang kita terima menempatkan kita pada
posisi disorientasi. Penyesuaian yang terjadi (antara stimulus eksternal dengan pola-pola
internal) dikendalikan oleh budaya yang kita miliki, dimana konsep dan pola internal
dari pemikiran kita telah berkembang sebagai hasil dari pengalaman budaya. Artinya,
orang dari budaya yang berbeda akan mempersepsi realitas secara berbeda. Jadi persepsi
bukan hanya sekadar sebuah proses psikologis didalam diri individu, persepsi juga
merupakan sebuah permasalahan budaya.
Pada dimensi vertikal, tahap ini terjadi ketika yang dipersepsi E1 dikonversi menjadi
sebuah sinyal mengenai E, atau jika menggunakan kode dari Gerbner, SE. Kode
tersebut mewakili apa yang biasanya disebut sebagai sebuah pesan, atau merupakan
19
sinyal atau pernyataan mengenai peristiwa. Lingkaran yang mewakili pesan terbagi
menjadi dua: S mengacu pesan sebagai sebuah sinyal, bentuk/wujud dari pesan, dan E
mengacu pada isi dari pesan. Jelas terlihat bahwa isi dari pesan E dapat
dikomunikasikan dengan berbagai cara terhadap sejumlah S potensial yang bisa dipilih.
Menemukan S yang terbaik untuk E yang telah ditentukan adalah salah satu fokus
penting dari komunikator. Penting untuk diingat bahwa SE adalah sebuah konsep yang
menyatu, bukan dua area terpisah yang kemudian disatukan, jadi S yang dipilih akan
mempengaruhi presentasi dari E-hubungan antara bentuk dan isi bersifat dinamis dan
interaktif. Isi tidak hanya dikirimkan oleh bentuk, seperti yang secara sinis diungkapkan
oleh Richards sebagai ‘paket teori komunikasi vulgar’ (dalam Fiske, 2012).
Contohnya:
Ketika kita sedang membicarakan orang lain dengan teman kita. Dan ternyata orang
yang kita bicarakan muncul dibelakang kita.Teman kita yang melihat langsung memberi
kode secara isyarat (nonverbal) namun karena asik berbicara kita tidak paham dengan
kode yang diberikan oleh teman kita. Itu bisa menjadi salah satu miskomunikasi,
dimana proses encoding dan decoding tidak searah.
Contoh lain:
Seorang teman bisa menulis pesan di dinding Facebook Anda. Teman Anda tahu bahwa
dinding adalah ruang publik dimana orang lain bisa melihat pesannya. Dia ingin berhati-
hati tentang arti pesannya, jadi dia menggunakan humor dan akronim pribadi dalam
pesannya, alih-alih langsung to-the-point. Pesannya sangat rahasia sehingga Anda pun,
sang penerima yang dituju, tidak mengerti arti pesannya. Dalam contoh ini, tidak ada
noise/gangguan eksternal yang menyebabkan terjadinya miskomunikasi; teknologi
bekerja dengan tepat dan tidak ada hambatan bahasa antara pengirim dan penerima.
Namun, proses encoding dan decoding tidak selaras, sehingga mengakibatkan
miskomunikasi
Model Schramm
tahun 1973. Berbagai penelitian komunikasi dan empiris dipengaruhi oleh model
komunikasi Schramm.
Model komunikasi Schramm pertama yaitu : Pengirim pesan – penerima pesan di awal
tahun 1940an yang didasarkan pada teori peluru atau teori jarum hipodermik dan
merupakan salah satu teori komunikasi massa khususnya teori efek media massa.
Model komunikasi Schramm kedua yaitu : Pengirim pesan – pesan – penerima pesan
Model komunikasi Schramm ketiga yaitu : Pengirim pesan – pesan – saluran/media –
penerima pesan. Model komunikasi ini kemudian dikembangkan menjadi pengirim
pesan – pesan – saluran – penerima pesan – efek.
lainnya yaitu Osgood dan dikenal sebagai model komunikasi Osgood dan Schramm atau
model komunikasi encode-decode.
Osgood mengganti model komunikasi linear dengan proses komunikasi sirkuler
dan Schramm menambahkan dengan konsep bidang pengalaman di dalamnya. Schramm
meyakini bahwa latar belakang individu yang terlibat dalam komunikasi memiliki
peranan yang sangat penting. Masing-masing individu memiliki pengetahuan,
pengalaman, serta memperaktekkan penafsiran pesan dalam cara yang berbeda.
Dalam model komunikasi Schramm dijelaskan bahwa pengirim pesan
mengirimkan informasi kepada penerima pesan.Penerima pesan kemudian menafsirkan
pesan berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan umpan balik yang diberikan kepada
pengirim pesan.
Konsep utama dalam model komunikasi Schramm adalah bidang pengalaman
(field of experience), konteks hubungan (context of the relationship), konteks
lingkungan sosial mempengaruhi bidang referensi, penggunaan metafora, serta model
mental.
Bidang pengalaman adalah hal-hal yang mempengaruhi pemahaman dan
penafsiran pesan seperti budaya, latar belakang sosial, kepercayaan, pengalaman, nilai,
dan aturan. Pesan yang sama dapat ditafsirkan secara berbeda oleh orang yang berbeda.
Jika kata-kata dan tanda yang digunakan oleh partisipan komunikasi sangat umum
maka dapat dikatakan mereka berkomunikasi secara lebih efektif.
Mereka yang terlibat dalam komunikasi, pada umumnya memiliki banyak hal
untuk dibicarakan dengan orang lain. Pesan yang disampaikan oleh pengirim pesan
kepada penerima pesan tentunya sangat penting bagi keduanya. Komunikasi yang
terjalin akan menjadi lebih mudah jika sebuah pengirim pesan dan penerima pesan
memiliki hubungan yang dekat. Contohnya saja, masing-masing dari kita pasti memiliki
sahabat.Dengan sahabat, kita dapat berbagai cerita dan pengalaman masing-masing.Kita
dapat bercerita banyak kepada sahabat kita karena memiliki kedekatan hubungan yang
sangat erat.Kita menjadi lebih mudah untuk mengungkapkan siapa sebenarnya diri kita
kepada sahabat kita.Hal inilah yang dikupas dalam teori penetrasi sosial.
tempat, waktu, alasan, serta latar belakang situasi yang kita hadapi. Terkadang, kita
akan berperilaku secara berbeda ketika kita dihadapkan pada berbagai tujuan.
Seringkali metafora digunakan guna mempermudah kita berkomunikasi dengan
orang lain. Ketika seseorang menghubungan dengan satu hal dengan yang lain maka
akan menjadi lebih mudah dalam menjelaskan dan menafsirkannya.
6. Pesan (message) adalah data yang dikirim oleh pengirim pesan dan informasi yang
diterima oleh penerima pesan.
7. Umpan balik (feedback) adalah proses memberi respon atau tanggapan terhadap
pesan yang diterima oleh penerima
8. Media (medium) adalah saluran yang digunakan untuk mengirim pesan.
9. Gangguan (noise) adalah interferensi dan interupsi yang terjadi selama proses
komunikasi berlangsung. Gangguan juga dapat terjadi karena adanya perbedaan makna
pesan yang dikirimkan oleh pengirim pesan dan makna pesan yang diinterpretasikan
oleh penerima pesan yang dikenal dengan gangguan semantik.
tidak sama dengan pesan yang di-decode oleh penerima pesan. Model komunikasi
Schramm tidak seperti model komunikasi dasar lainnya yang hanya fokus pada
pengirim pesan dan penerima pesan.
Umpan balik merupakan salah satu komponen model komunikasi yang sangat
penting karena umpan balik membiarkan pengirim pesan mengetahui jika penerima
pesan telah menafsirkan pesan dengan sesuai atau tidak. Pesan akan menjadi tidak
berguna jika penerima pesan tidak memahami pesan sehingga menyebabkan perbedaan
umpan balik dengan apa yang diharapkan sebelumnya oleh pengirim pesan.
Kelebihan dan Kekurangan
Model komunikasi Schramm juga memiliki kelebihan dan kekurangan sebagaimana
model komunikasi lainnya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan kekurangan model
komunikasi Schramm sebagaimana yang diungkapkan oleh para ahli :
Model Tubbs
Disebut juga dengan model komunikasi Tubbs dan Moss dikembangkan oleh
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss pada tahun 1983 untuk menggambarkan interaksi
mendasar antara dua orang komunikator yaitu pengirim pesan dan penerima pesan.
Tidak seperti ahli teori lainnya, Tubbs menyatakan bahwa dalam peristiwa komunikasi,
komunikator yakni pengirim pesan dan penerima pesan saling mempengaruhi satu sama
lain dalam hal memberikan dan menerima pesan secara simultan. Tujuan pengiriman
pesan yang dilakukan oleh pengirim pesan kepada penerima pesan serta makna pesan
yang terbentuk berpeluang mengalami perubahan berdasarkan apa yang diterima dari
komunikator.
Menurut Tubbs, komunikasi adalah sebuah proses yang tiada akhir dan tidak
berakhir hanya dengan adanya umpan balik. Model komunikasi yang digagas oleh
Tubbs merupakan bentuk respon atau tanggapan terhadap proses komunikasi yang
berlangsung secara mekanis.
Tubbs menggunakan spiral untuk menggambarkan proses komunikasi manusia
yang berkelanjutan. Dalam model komunikasi Tubbs, mereka yang terlibat dalam proses
komunikasi disebut sebagai sumber komunikasi atau komunikator 1 dan komunikator 2.
Melalui model komunikasinya, Tubbs menekankan pada berbagai aspek perhatian yang
27
diberikan oleh manusia kepada manusia lainnya seperti mendengar, memahami, dan
mengingat.
Berbagai stimuli yang berasal dari lingkungan atau dari dalam diri manusia
merupakan input atau masukan yang berupa data mentah. Stimuli tersebut kemudian
membentuk persepsi manusia tentang dunia tempat ia tinggal. Stimuli, dalam model
komunikasi Tubbs, dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan-pesan nonverbal
yang dikirimkan oleh pengirim pesan melalui sebuah saluran atau media komunikasi.
Dalam perjalanannya, stimuli ini akan mengalami gangguan dan penyaringan sebelum
benar-benar diterima oleh penerima pesan. Penyaringan yang dilakukan oleh penerima
pesan dapat bersifat psikologis maupun fisiologis.
Menurut Tubbs, terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal yang
mempengaruhi proses pengiriman dan penerimaan pesan. Sejatinya, dalam model ini
Tubbs hanya menekankan pada lima elemen-elemen komunikasi penting dalam
komunikasi manusia yaitu input, filter, channel, noise, dan time. Namun, J.C Huebsch
dalam Communication 2000 (1986) melengkapinya dengan beberapa unsur komunikasi
lainnya berdasarkan model komunikasi yang Tubbs digambarkan. Dengan demikian,
model komunikasi Tubbs memiliki beberapa elemen penting, yaitu :
Komunikator dalam model komunikasi Tubbs merujuk pada seluruh partisipan
komunikasi yaitu pengirim pesan dan penerima pesan.Pengirim pesan adalah orang
yang memproduksi pesan dan penerima pesan adalah orang yang menerima
pesan.Dikarenakan seluruh partisipan dalam model komunikasi Tubbs dipandang
sebagai sumber komunikasi dalam artian masing-masing partisipan komunikasi
berperan sebagai pengirim dan penerima pesan sekaligus maka Tubbs kemudian
menyebut masing-masing partisipan komunikasi dengan komunikator 1 dan
komunikator 2.
28
Saluran (Channel)
Dalam model komunikasi Tubbs, saluran komunikasi atau media komunikasi merujuk
pada berbagai jenis alat atau metode atau macam-macam media komunikasi yang
digunakan oleh komunikator untuk mengirimkan pesan.Penggunaan saluran komunikasi
yang tepat dapat mendukung efektivitas pengiriman pesan dan membantu komunikator
menghindari berbagai macam hal yang tidak perlu yang dapat menimbulkan
kesalahpahaman dalam komunikasi.
Masukan (Input)
Yang dimaksud dengan input dalam model komunikasi Tubbs adalah stimuli yang
terdiri dari seluruh stimuli masa lalu atau stimuli masa kini yang menyuguhkan berbagai
informasi mengenai lingkungan. Dengan kata lain, latar belakang yang dimiliki oleh
masing-masing komunikator seperti nilai-nilai atau pengalaman atau kepercayaan
berkontribusi terhadap pemahaman mereka mengenai komunikasi itu sendiri. Masukan
atau input akan mempengaruhi gaya berkomunikasi, cara memproduksi pesan atau cara
menerima pesan yang dilakukan oleh masing-masing komunikator. Gagasan mengenai
masukan atau input ini dikembangkan oleh Tubbs dan Moss sebagai bahan
perbandingan dengan model komunikasi sebelumnya. Efek dari masukan atau input ini
akan sangat sulit untuk dilihat.
Rangsangan (Stimulus)
Yang dimaksud dengan stimulus dalam model komunikasi Tubbs adalah segala sesuatu
yang menyentuh indera atau kegiatan mental.Stimuli dapat berupa verbal atau
nonverbal.
Penyaringan (Filters)
Tubbs menyatakan bahwa seluruh masukan atau input dan sensasi proses komunikasi
dikendalikan oleh terbatasnya kemampuan manusia dalam memahami pesan-pesan yang
diterima. Keterbatasan ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu penyaringan persepsi
atau batasan biologis tubuh manusia dalam berkomunikasi dan set yang merujuk pada
batasan psikologis. Filter psikologis menyaring apa yang dilihat oleh manusia karena
29
pada dasarnya manusia cenderung untuk menyaring segala sesuatu yang tidak ingin ia
terima.
Stereotipe (Stereotypes)
Tubbs dan Moss mendefinisikan stereotypes sebagai sebuah generalisasi tentang kelas
manusia, obyek, atau kejadian yang diberikan oleh budaya secara luas. Stereotypes yang
dibangun atau dikembangkan oleh manusia selama masa kanak-kanak dapat merusak
hubungan mereka dengan orang lain.
Waktu (Time)
Elemen terakhir dalam model komunikasi Tubbs adalah waktu yang merujuk pada sifat
komunikasi manusia yang berlangsung secara terus menerus. Tubbs menyatakan bahwa
komunikasi adalah sebuah proses yang berlangsung secara berkelanjutan serta memiliki
kemampuan untuk berevolusi dan berubah seiring berjalannya waktu.
Komunikasi manusia adalah proses yang sangat rumit dan kompleks karena
banyaknya faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi manusia. Oleh para ahli,
model komunikasi Tubbs dipandang sebagai model komunikasi yang paling efektif
dalam mengekspresikan sifat maupun kompleksitas proses pengiriman dan penerimaan
pesan. Untuk mencapai komunikasi yang efektif, komunikator perlu memahami
berbagai stimuli komunikatif yang masuk serta menyaringnya, mengemas pesan dengan
baik, memilih saluran atau media komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan
serta mencoba untuk menghindari efek negatif yang diakibatkan oleh berbagai
gangguan atau hambatan-hambatan komunikasi saat mengirimkan pesan.
dalam sebuah hubungan sosial dan untuk memelihara keseimbangan sosial di dalam
sistem sosial.
Hubungan A-B-X tidak simetris. A dan B bersikap positif satu sama lain tetapi
A bersikap positif terhadap isu X. Menurut teori keseimbangan, terdapat suatu
hambatan menuju kesimetrisan atau menuju kesepakatan untuk memecahkan hal ini,
yang bila tidak dilakukan akan menumbuhkan situasi psikologis yang tidak
tertanggungkan.
Hubungan A-B-X tidak simetris, baik A maupun B bersikap negatif satu sama lain,
tetapi keduanya bersikap positif terhadap isu X. Menurut teori keseimbangan, situasi ini
juga membutuhkan resolusi. Hambatan yang ada akan menimbulkan perubahan sikap
terhadap X atau diantara A dan B (Gonzales, 1981 : 30 -31).
Contohnya, seorang dosen mengenalkan kebijakan baru untuk meningkatkan
waktu perkuliahan dari enam jam menjadi delapan jam. Di sini, A adalah dosen, B
adalah mahasiswa, dan X adalah kebijakan atau topik permasalahan. Jika mahasiswa
dan dosen puas dengan kebijakan tersebut maka komunikasi menjaga status
keseimbangan antara mereka. Sebaliknya, arus komunikasi antara A dan B akan
menemui masalah dalam sistem sosial jika A atau B tidak siap untuk menerima
kebijakan tersebut hingga menyebabkan dampak langsung terhadap sistem sosial dan
komunikasi tidak dapat menjaga status keseimbangan.
Dengan demikian, dosen A sedapat mungkin meyakinkan mahasiswa B.
Sebaliknya, mereka harus melakukan beberapa penyesuaian dalam kebijakan X dan
meyakinkan mereka terhadap kebijakan tersebut.
Sama seperti moel tubbs, model komunikasi ini menempatkan dua orang yang setara
dalam berkomunikasi, masing-masing sebgai pengirim dan sekaligus sebagai penerima,
atau keduanya sekaligus melakkan penyandian (encoding) dan penyandian balik
(decoding). Karena itu, tampak pula bahwa pesan suatu pihak sekaligus juga adalah
umpan balik bagi pihak lainnya.
Menurut Gudykunts dan Kim, encoding dan decoding merupakan suatu proses
interaktif yng dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategorikan menjadi
faktor-faktor budaya, sosiobudaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.
Salah satu unsur yang melengkapi model Gudykunts dan Kim adalah
lingkungan. Lingkungan sangat berpengaruh untuk menyandi dan menyandi balik
pesan. Lokasi geografis, iklim, situasi arsitektural (lingkungan fisik), dan persepsi kita
atas lingkungan tersebut, mempengaruhi cara kita menfsirkan rangsangan yang datang
dan prediksi yang kita buat mengenai perilaku orang lain. Oleh karena orang lain
mungkin mempunyai persepsi dan orientasi yang berbeda terhaap lingkungan, mereka
mungkin menafsirkan perilaku dengan cara yang beda dengan situasi yang sama. Dapat
terjadi waktu dimana setiap pihak akan menafsirkan pihak lainnya berdasarkan
pengharapannya sendiri dan membuat prediksi mengenai perilaku pihak lain
berdasarkan pengharapan yang sama, dan kemungkinan itu dapat menimbulkan
kesalahpahaman.
36
Model ini berlawanan dengn model S-R dan beberapa model lain sebelumnya.
Sementara model lain mengasumsikan manusia sebagai pasif, moel interaksioal
menganggap manusia jauh lebih aktif. Dalam model interaksional, komunikasi
digambarkan sebagai pembentukan makna (penafsiran atas pesan atau perilaku orang
lain) oleh para peserta komunikasi (komunikator). Beberapa konsep penting yang
digunakan adalah diri (self), diri yang lain (other), simbol makna penafsiran, dan
tindakan.
Model interaksional merujuk pada model komunikasi yang dikembangkan oleh
para iluwan sosial yang menggunakan perspektif interaksi simbolik, dengan tokoh
utamanya George Herbert Mead yang sala seorang muridnya adalah Herbert Blumer.
Perspektif interaksi simbolik lebih dikenal dalam sosiologi, meskipun pengaruhnya juga
menembus disiplin lain seperti psikologi, ilmu komuikasi, dn bahkan antropologi.
Blumer mengemukakan tiga premis yang mejadi dasar model ini
37
KESIMPULAN
Dari banyak model-model komunikasi yang telah kami paparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa model komunikasi adalah bentuk representasi dri banyakna cara
dalam prose komunikasi yang memperlihatkan keterkaitan antara satu unsur dengan
unsur lainnya
Di setiap model yang dijelaskan para ahli pada dasarnya memiliki kesamaan
maksud, hanya saja terdapat perbedaan sudut pandang terhadap proses komunikasi.
Penggunaan model komunikasi yang tepat akan menghasilkan komunikasi yang
efektif, sehingga pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan dapat
diterima dengan baik.
39
DAFTAR PUSTAKA
A
Ambar.(2022). Model Komunikasi Laswell-Konsep-Kelebihan-Kekurangan
https://pakarkomunikasi.com/model-komunikasi-lasswell diakses pada 23 september
2022
Angsori, Muhammad Lubis.(2019).Makalah Model-model Komunikasi.Lampung:
Universitas Mitra Indonesia
D
Dotedu.(2021).Model Westley dan MacLean https://dotedu.id/model-westley-dan-
maclean/ diakses pada 23 september 2022
G
Gunawan, Wahyu.(2022).Apa yang Anda Ketahuitentang Garbner’s General Model
dalam Ilmu Komunikasi? https://www.dictio.id/t/apa-yang-anda-ketahui-tentang-
gerbner-s-general-model-dalam-ilmu-komunikasi/4310 diakses pada 24 september 2022
M
Mulyana, Deddy. (2015). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung:PT Remaja
Rosdakarya.
P
Permana, Rivaldy.(2017).Resume Pengantar Ilmu Komunikasi BAB 4 Prof. Deddy
Mulyana, M.A.,Ph.D https://rivaldipermana.wordpress.com/2017/12/15/resume-
pengantar-ilmu-komunikasi-bab-4-prof-deddy-mulyana-m-a-ph-d/ diakses pada 21
september 2022
S
Sagara, Bayu. (2013). Makalah Komunikasi Aristoteles.
https://www.academia.edu/29496494/MAKALAH_KOMUNIKASI_ARISTOTELES_
VS_docx diakses pada 23 September 2022.
Seni komunikasi. (2021). Model Komunikasi:Pengertian,Fungsi, dan Jenis-jenisnya
https://senikomunikasi.com/model-komunikasi-pengertian-fungsi-dan-jenis-jenisnya/
diakses pada 23 september 2022.
40