Anda di halaman 1dari 19

KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL

YANG BURUK

Ayu Arnesa Permata

Eka Komalasari

Nevi Azura

Tyara Indrani Putri E.N

Ketut Arya Wisma

Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari roda
kehidupan kita. Tidak ada seorang pun yang dapat hidup tanpa komunikasi. Setiap
orang membutuhkan komunikasi untuk mempertahankan hidupnya. Bahkan
Wazlawick, Beavin dan Jackson seperti yang dikutip oleh Nina (2011)
mengatakan” we can not not communicate.” Kita tidak dapat tidak berkomunikasi,
bahkan ketika kita sendiri, pun kita tetap melakukan komunikasi.
Komunikasi interpersonal sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana
orang – orang yag terlibat didalamnya saling mempengaruhi. Komunikasi antar pribadi
merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi tatap muka
antara beberapa pribadi.Komunikasi antar pribadi dianggap paling efektif dalam hal
upaya mengubah sikap, perilaku, atau pendapat seseorang, karena sifatnya dialogis,
berupa percakapan. Komunikator bisa mengetahui tanggapan dari komunikan saat itu
juga.
Kemampuan interpersonal sebagai kemampuan seseorang secara efektif
untuk berinteraksi dengan orang lain, seperti pendengar yang baik, menyampaikan
pendapat secara jelas dan bekerja dalam satu tim.
Kata Kunci : Komunikasi, Komunikasi interpersonal, Kemampuan Interpersonal
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh

aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi

maupun masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berinteraksi

dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu

tindakan yang disebut komunikasi. Disadari atau tidak, komunikasi merupakan

bagian dari kehidupan manusia itu sendiri.

Di sisi lain, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab, diperlukan saling

pengertian diantara sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini komunikasi

memainkan peranan penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern

adalah manusia yang cara berpikirnya berdasarkan logika dan rasional atau

penalaran dalam menjalankan segala aktivitasnya. Keseluruhan aktivitas itu akan

terselenggara dengan baik melalui komunikasi antar pribadi.

Komunikasi merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan

pertukaran informasi dan pengertian antara masing-masing individu yang terlibat.

Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Komunikasi

merupakan kebutuhan hakiki dalam kehidupan manusia untuk saling tukar

menukar informasi. Karena tanpa komunikasi, interaksi antar manusia baik yang

dilakukan secara perorangan, kelompok maupun organisasi tidak akan mungkin

terjadi. Manusia memerlukan kehidupan sosial, yaitu kehidupan bermasyarakat.


Sebagian besar interaksi manusia berlangsung dalam situasi komunikasi

interpersonal (komunikasi antar pribadi).

Komunikasi antar pribadi sangat penting dilakukan untuk mendukung

kelancaran komunikasi dalam organisasi. Sistem komunikasi serta hubungan

antar pribadi yang baik akan meminimalisir kesenjangan antara berbagai pihak

dalam organisasi dan meminimalisir rasa saling tidak percaya serta kecurigaan di

lingkungan kerja. Komunikasi yang baik merupakan mediator dalam proses

kerjasama dan transformasi informasi dalam mendukung kemajuan organisasi.

Komunikasi yang baik senantiasa menimbulkan iklim keterbukaan, demokratis,

rasa tanggung jawab, kebersamaan dan rasa memiliki organisasi.

Mampu melakukan interaksi merupakan anugerah yang tidak ternilai

harganya yang dimiliki setiap manusia, meski dalam kenyataanya banyak kendala

yang akan dihadapi tiap-tiap individu dalam melakukan interaksi melalui

komunikasi. Proses komunikasi yang berlangsung secara tatap muka, sehingga

memungkinkan pesertanya dapat menangkap reaksi yang ditimbulkan. Hal ini

yang sering menjadi permasalahan saat dua individu atau lebih yang memiliki

kepribadian dan karakter berbeda saling melakukan interaksi, terkadang ada hal-

hal yang ditimbulkan dan menjadikan situasi menjadi tidak nyaman.

Setiap individu memiliki cara berfikir yang berbeda, terutama dalam

menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang bersikap santai, ada yang

bersikap cuek seperti tidak memiliki masalah, bahkan ada yang mensikapi

sesuatu dengan emosi. Hal ini di pengaruhi karena masing-masing individu

memiliki karakteristik yang berbeda, cara berkomunikasi yang berbeda, dan

terkadang semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari hari. Hal ini sering
menjadi penghambat dalam menciptakan komunikasi yang efektif, sikap

emosional yang berlebihan bagi masing-masing individu saat menghadapi situasi

tertentu dapat memperburuk proses komunikasi. Suatu ketika terdapat sedikit

masalah yang sebenarnya sepele, dan mestinya bisa diselesaikan dengan baik.

Akan tetapi jika disikapi dengan emosional, maka hal itu akan menjadi bumerang

dan akan memperkuat ego dari individu tersebut yang akan berdampak pada

terhambatnya proses komunikasi yang efektif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi interpersonal ?

2. Apa sajakah tujuan dari komunikasi interpersonal?

3. Bagaimana model-model komunikasi interpersonal?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian dari komunikasi interpersonal

2. Memahami tujuan komunikasi interpersonal

3. Menjelaskan model-model komunikasi interpersonal


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal

Kamus Psikologi (Rakhmat, 2001) mendefinisikan komunikasi sebagai

penyampaian energi, gelombang suara dan tanda di antara tempat sebagai

proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai

paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,

imbauan, dan sebagainya, yang dilakukan seseorang kepada orang lain, baik

langsung secara tatap muka maupun tidak langsung melalui media dengan tujuan

mengubah sikap, pandangan atau perilaku. Kata komunikasi ini sendiri berasal

dari bahasa Latin “communicatio” yang berarti “pergaulan”, “persatuan”, “peran

serta”, dan “kerjasama”. Kata komunikasi bersumber dari istilah “communis” yang

berarti “sama makna”.[1]

Komunikasi sebagai suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik

berupa verbal (kata-kata) maupun non verbal(gerakan) oleh seseorang kepada

orang lain untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara

lisan, maupun tidak langsung melalui media. Komunikasi yang baik harus disertai

dengan adanya jalinan pengertian antara kedua belah pihak (pengirim dan

penerima), sehingga yang dikomunikasikan dapat dimengerti dan dilaksanakan.

Secara konstektual, komunikasi interpersonal digambarkan sebagai suatu

komunikasi antara dua individu atau sedikit individu, yang mana saling

berinteraksi, saling memberikan umpan balik satu sama lain. Namun, memberikan

definisi konstektual saja tidak cukup untuk menggambarkan komunikasi

interpersonal karena setiap interaksi antara satu individu dengan individu lain

berbeda-beda.
Arni Muhammad menyatakan bahwa “komunikasi interpersonal adalah proses

pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya

atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya”.[2]

Menurut Mulyana, “komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang hanya

dua orang, seperti suami istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan

sebagainya”.[3]

Effendi mengemukakan, komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar

komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling

efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena

sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,

komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga.[4]

Komunikasi interpersonal menurut Joseph A. Devito dalam bukunya “The

Interpersonal Communication Book” adalah “The process of sending and

receiving messages between two persons, or among a small group of persons,

with some effect and some immediate feedback”.[5] Proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan antara dua orang, atau diantara sekelompok kecil

orang-orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Menurut M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. dalam Buku Ajar Psikologi Komunikasi,

komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan kepada pihak lain

untuk mendapatkan umpan balik, baik secara langsung (face to face) maupun

dengan media.[6]

Miller dan Steinberg, Komunikasi interpersonal adalah Communication That

occurs within interpersonal relationship.[7]Komunikasi terjadi dalam hubungan

interpersonal yang maksudnya adalah proses komunikasi yang terjadi saat

melakukan hubungan interpersonal yaitu hubungan antara dua orang atau lebih
dalam menyampaikan pesan, ide, gagasan, cerita, dan sebagainya yang

tujuannya melakukan komunikasi atau percakapan yang efektif.

Dapat disimpulkan bahwa komunikasi interpersonal merupakan proses

penyampaian informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih

yang terjadi pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator

dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian, mengenai masalah yang akan

dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku.

2.2 Tujuan Komunikasi Interpersonal

Arni Muhammad menyatakan bahwa komunikasi interpersonal mempunyai

beberapa tujuan, yaitu :[9]

2.2.1 Menemukan Diri Sendiri

Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal

atau pribadi. Bila kita terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan orang lain

kita belajar banyak sekali tentang diri kita maupun orang lain. Komunikasi

interpersonal memberikan kesempatan kepada kita untuk berbicara tentang apa

yang kita sukai, atau mengenai diri kita. Adalah sangat menarik dan

mengasyikkan bila berdiskusi mengenai perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita

sendiri. Dengan membicarakan diri kita dengan orang lain, kita memberikan

sumber balikan yang luar biasa pada perasaan, pikiran, dan tingkah laku kita.

2.2.2 Menemukan Dunia Luar

Hanya komunikasi interpersonal menjadikan kita dapat memahami lebih

banyak tentang diri kita dan orang lain yang berkomunikasi dengan kita. Banyak

informasi yang kita ketahui datang dari komunikasi interpersonal, meskipun

banyak jumlah informasi yang datang kepada kita dari media massa hal itu
seringkali didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi

interpersonal.

2.2.3 Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti

Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan

memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak dari waktu kita pergunakan

dalam komunikasi interpersonal diabadikan untuk membentuk dan menjaga

hubungan sosial dengan orang lain.

2.2.4 Berubah Sikap Dan Tingkah Laku

Banyak waktu kita pergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku

orang lain dengan pertemuan interpersonal. Kita boleh menginginkan mereka

memilih cara tertentu, misalnya mencoba diet yang baru, membeli barang tertentu,

melihat film, menulis membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya

bahwa sesuatu itu benar atau salah. Kita banyakmenggunakan waktu waktu

terlibat dalam posisi interpersonal.

2.2.5 Untuk Bermain Dan Kesenangan

Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah

mencari kesenangan. Berbicara dengan teman mengenai aktivitas kita pada

waktu akhir pecan, berdiskusi mengenai olahraga, menceritakan cerita dan cerita

lucu pada umumnya hal itu adalah merupakan pembicaraan yang untuk

menghabiskan waktu. Dengan melakukan komunikasi interpersonal semacam itu

dapat memberikan keseimbangan yang penting dalam pikiran yang memerlukan

rileks dari semua keseriusan di lingkungan kita.


2.2.6 Untuk Membantu

Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan

komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional mereka

untuk mengarahkan kliennya. Kita semua juga berfungsi membantu orang lain

dalam interaksi interpersonal kita sehari-hari. Kita berkonsultasi dengan seorang

teman yang putus cinta, berkonsultasi dengan mahasiswa tentang mata kuliah

yang sebaiknya diambil dan lain sebagainya.

Dapat disimpulkan bahwa ketika melakukan komunikasi interpersonal,

setiap individu dapat mempunyai tujuan yang berbeda-beda, sesuai dengan

kebutuhan masing-masing.

2.3 Model Komunikasi Interpersonal

Menurut Coleman dan Hammen (dalam Jallaludin Rakhmat buku Psikologi

Komunikasi) , ada empat buah model komunikasi interpersonal, yaitu :[10]

2.3.1 Model Pertukaran Sosial

Thibault dan Kelley mengemukakan bahwa “Asumsi dasar yang mendasari

seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela memasuki dan

tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut cukup

memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.

Rakhmat menjelaskan dalam bukunya Psikologi Komunikasi, ganjaran

merupakan setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu

hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan

terhadap nilai yang dipegangnya. Nilai suatu ganjaran itupun berbeda-beda

tergantung waktu dan strata sosial pelaku komunikasi. Sedangkan biaya


dijelaskan sebagai akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu hubungan.

Biaya dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri.

Sebagaimana ganjaran, biaya pun berubah-ubah sesuai dengan waktu dan orang

yang terlibat didalamnya.

2.3.2 Model Peranan

Bila model pertukaran sosial memandang hubungan interpersonal sebagai

transaksi dagang, model peranan melihatnya sebagi panggung sandiwara. Di sini

setiap orang harus memainkan peranannya sesuai dengan naskah yang telah

dibuat masyarakat. Hubungan interpersonal berkembang baik bila setiap individu

bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan dan tuntutan peranan.

Ekspedisi peranan mengacu pada kewajiban, tugas, dan hal yang

berkaitan dengan posisi tertentu dalam kelompok. Guru diharapakan berperan

sebagai pendidik yang bermoral dan menjadi contoh yang baik bagi murid-

muridnya. Jenderal diharapkan berperan sebagai Pembina tentara yang berani

dan tegas. Guru yang berbuat jahat, jenderal yang takut kecoa, tidak memenuhi

ekspektasi peranan.

Tuntutan peranan adalah dasakan soaial yang memaksa individu untuk

memenuhi peranan yang telah dibebankan kepadanya. Dalam hubungan

interpersonal, desakan halus atau kasar dikenakan pada orang lain agar ia

melaksanakan peranannya.

Keterampilan peranan adalah kemampuan memainkan peranan tertentu,

kadang disebut juga kompetensi sosial. Dibedakan menjadi keterampilan kognitif

menunjukkan kemampuan individu untuk mempersepsi apa yang diharapkan


orang lain dari dirinya dan keterampilan tindakan merupakan kemampuan

melaksanakan peranan sesuai dengan harapan. Konfliik peranan terjadi bila

individu tidak sanggup mempertemukan berbagai tuntutan peranan.

2.3.3 Model Permainan

Eric Berne (1964,1972) dalam bukunya Games People Play,

mengklasifikasikan model permainan ini dalam tiga kepribadian manusia. Yaitu

Orang Tua, Orang Dewasa dan Anak (Parent, Adult, Child). Orang Tua adalah

aspek kepribadian yang merupakan asumsi dan perilaku yang kita terima dari

orang tua kita. Orang Dewasa adalah bagian kepribadian yang mengolah

informasi secara rasional, sesuai dengan situaisi, dan biasanya berhubungan

dengan masalah yang membutuhkan pengambilan keputusan secara sadar. Anak

adalah unsur yang diambil dari perasaan dan penglaman kanak-kanak dan

mengandung potensi intuisi, spontanitas, kreativitas, dan kesenangan. Dan kita

akan memunculkan salah satu aspek kepribadian kita pada saat berkomunikasi

interpersonal, dan orang lain akan membalasnya dengan salah satu aspek

tersebut juga.

2.3.4 Model interaksional

Komunikasi interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama, metode

komunikasi, ekspektasi dan pelaksanan peranan, serta permainan yang

dilakukan. Dengan singkat, model interaksional mencoba menggabungkan model

pertukaran sosial, peranan dan permainan. Model yang memandang bahwa

hubungan interpersonal sebagai suatu sistem, dan setiap sistem memiliki sifat-

sifat struktural, integratif, dan medan.


BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Studi Kasus Mengenai Komunikasi Interpersonal

Pak Edi Bramantyo seorang manajer pada sebuah perusahaan yang

ternama. Beliau memiliki kompetensi yang unggul di bidang tugasnya. Namun

satu hal yang selalu dikeluhkan oleh stafnya, beliau memiliki kemampuan

komunikasi interpersonal yang kurang memadai. Kemampuan komunikasi

interpersonal Pak Bram yang buruk, membuat hubungan Pak Bram dengan rekan

sejawat dan stafnya kurang harmonis. Kemampuan komunikasi interpersonal

yang buruk tersebut terlihat pada sikap beliau yang sering tidak mampu

mengendalikan emosi ketika berdiskusi atau berbicara, beliau sering

meremehkan orang lain, dan beliau sering bersikap sinis ketika berkomunikasi.

Saat Pak Bram memberikan perintah tugas kepada karyawan, terkadang

karyawan sulit memahami isi dari perintah tersebut yang menyebabkan hasilnya

tidak sesuai dengan harapan. Karyawan menjadi salah menafsirkan apa yang

diperintah atasan, dan atasan pun yaitu Pak Bram hanya bisa memerintah bukan

mengajarkan atau mengayomi para karyawannya. Karyawan pun hanya bicara

secukupnya sesuai yang diperintahkan. Terlebih lagi, Pak Bram kurang dekat

dengan para karyawan sehingga para karyawan tertutup oleh beliau yang selalu

emosional.

3.2 Analisis Kasus

Berdasarkan pembahasan di atas, kita dapat menganalisa permasalahan

yang timbul pada kasus Pak Bram. Meskipun beliau memiliki pengetahuan teknik

komunikasi efektif yang cukup, tetapi ternyata kepribadian beliau yang buruk
temperamen, sombong, sinis, merupakan salah satu faktor internal

yang berpengaruh pada proses komunikasi. Kepribadian berpengaruh terhadap

proses ideasi seseorang (pemikiran, perencanaan dan pengorganisasian) pesan

yang akan disampaikan kepada lawan bicara. Kepribadian yang buruk akan

berpengaruh terhadap proses ideasi yang pada akhirnya akan menghasilkan

pesan yang buruk pula.

Yang dimaksud komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian

informasi, pikiran dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi

pergantian pesan baik sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan

untuk mencapai saling pengertian, umpan balik mengenai masalah yang akan

dibicarakan yang akhirnya diharapkan terjadi perubahan perilaku. Dikaitkan

dengan kasus diatas, Pak Bram dan karyawan terjadi kesalahan komunikasi (miss

communication). Pak Bram sebagai komunikator hanya memberi perintah dan

hanya berbicara secukupnya tanpa melihat reaksi dan umpan balik karyawan

selaku komunikan. Karyawan selaku komunikan salah mentafsir apa yang

diperintahkan Pak Bram yang membuat terjadinya kesalahpahaman. Dasar dari

komunikasi interpersonal adalah melihat efek yang ditimbulkan setelah

melakukan komunikasi. Efektif atau tidaknya komunikasi dilihat dari hasil yang

ditimbulkan, apakah dapat merubah perilaku komunikan kearah positif atau gagal

komunikasi dan buruknya reaksi komunikan.

Apa yang kita sampaikan harus benar benar dimengerti oleh lawan bicara kita,

sehingga masalah komunikasi yang efektif antar sesama manusia

memberikan peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.


Komunikasi yang efektif juga perlu dilandasi dengan niat yang tulus dari

komunikator, serta sikap berpikir positif terhadap lawan bicar serta menggunakan

bahasa yang nyaman dan mudah dicerna oleh komunikan. Seorang komun

ikator yang dalam hal ini adalah atasan harus bisa menempatkan komunik

an sesuai dengan tingkat intelektual komunikan atau karyawan agar tercipta

kesamaan persepsi dalam menafsirkan pesan sehingga tidak tercipta missu

nderstanding (salah pengertian). Komunikasi yang efektif ditandai dengan

hubungan interpersonal atau hubungan emosional yang baik. Jadi Pak Bram

harus selalu berkaca akan kepribadiannya, dan meredakan emosinya untuk

kelangsungan komunikasi interpersonal pada karyawan tersebut. Pak Bram

seharusnya memberikan pesan yang membuat perilaku karyawan berubah,

seperti memberi motivasi kepada karyawan ke arah lebih baik dan selalu memberi

semangat dalam melaksanakan semua pekerjaan.

Jika dilihat dalam teori, hambatan dalam melakukan komunikasi interpersonal

yaitu budaya, bahasa, tujuan yang tidak jelas, menganggap enteng lawan bicara,

salah paham dan mendominasi pembicaraan. Dari kasus Pak Bram tersebut,

hambatan yang terjadi yaitu Pak Bram menganggap enteng karyawannya dengan

emosi dalam berbicara dan bertindak sinis, salah paham antara atasan dan

bawahan, serta mendominasi pembicaraan yang selalu memberikan perintah

kepada karyawan tanpa membiarkan karyawan memberikan umpan dan

kejelasan perintah tersebut.

Dikaitkan dengan efektifitas komunikasi interpersonal dapat dilihat dari :


3.2.1 Keterbukaan (openness), dapat dilihat dari kesediaan atasan dalam

menyampaikan pesan secara jujur dan terbuka kepadakaryawan baik

perintah tugas, teguran, motivasi, saling keterbukaan dan lain-lain.

3.2.2 Empati (empathy), dapat dilihat dari ketanggapan karyawan dalam

menanggapi atasan, dengan atasan membaca mimik dan gerak-

gerik karyawan.

3.2.3 Sikap positif (positivenness), yang dilihat dari proses kinerja karyawan

dimana atasan menghargai setiap pendapat darikaryawan.

3.2.4 Kesetaraan (equality), yang dilihat dari terjalinnya komunikasi antar

karyawan dan atasan dengan tidak mebeda-bedakan antar satu dengan

yang lain. Atasan tidak boleh berbicara semaunya dan sesukanya, karena

dalam hal komunikasi semuanya setara dan harus menghormati

pendengar (komunikan) guna mendapatkan umpan yang baik.

3.2.5 Umpan balik (feed back), yang dapat dilihat dari kemampuan seorang

atasan untuk menyatakan pikiran yang telah dikemukakan begitu juga

dengan kemampuan karyawan menafsirkan pesan yang telah

disampaikan oleh atasan. Karyawan diberi kesempatan untuk

memberikan umpan balik dari apa yang disampaikan atasan agar

karyawan dapat benar mentafsirnya dan mengerjakan tugas yang

diperintahkan atasan, begitupun atasan harus menerima pertanyaan atau

umpan balik karyawan agar terlihat pesan yang disampaikan dimengerti

atau tidak.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Komunikasi interpersonal merupakan proses penyampaian informasi, pikiran

dan sikap tertentu antara dua orang atau lebih yang terjadi pergantian pesan baik

sebagai komunikan maupun komunikator dengan tujuan untuk mencapai saling

pengertian, mengenai masalah yang akan dibicarakan yang akhirnya diharapkan

terjadi perubahan perilaku.

Komunikasi interpersonal memiliki beberapa komponen yaitu Sumber /

komunikator, encoding, pesan, saluran, komunikan,decoding, respon, gangguan,

dan konteks komunikasi.

Tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan diri sendiri, menemukan

dunia luar, membangun dan memelihara hubungan yang harmonis,

mempengaruhi sikap dan tngkah laku, mencari kesenangan atau sekedar

menghabiskan waktu, dan memberikan bantuan (konseling).

Model komunikasi interpersonal adalah model pertukaran sosial, model

peranan, model permainan, dan model interaksional.

Efektifitas komunikasi interpersonal dapat dilihat dari Keterbukaan

(openness), Empati (empathy), Sikap positif (positivenness), Kesetaraan

(equality), dan Umpan balik (feed back).

4.2 Saran
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar dua orang atau

sekelompok kecil yang saling memberikan ide, pengertian, wawasan, ataupun

pendapat yang mengharapkan adanya reaksi atau umpan balik positif dari

penerima pesan. Diharapkan dengan kehidupan sehari-hari melakukan

komunikasi, kejelasan, keterbukaan, dan bahasa yang sopan santun harus

ditingkatkan untuk menjalin komunikasi baik antar teman, sahabat, orang tua,

rekan kerja, dan lain halnya.

Dengan keterbatasan yang ada baik dari segi waktu maupun wawasan

penyusun yang masih minim kemungkinan ditemukan berbagai kekurangan-

kekurangan. Oleh karena itu dengan lapang dada penyusun berharap serta

bersedia menerima kritik dan saran dari teman-teman, yang membangun guna

untuk menambah wawasan penyusun.


Bab V

DAFTAR PUSTAKA

[1] http://fatmigz.blogspot.com/2012/09/komonikasi-interpersonal.html

(Diakses tanggal 8 Februari 2015)

[2] Muhammad, Arni. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara. 2005.

p.159.

[3] Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. Bandung : Remaja

Rosdakarya. 2000. p.73.

[4] Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung:

PT.Citra Aditya Bakti. 2003. p.30.

[5] http://fhitrysikumbang.blogspot.com/2013/04/komunikasi-interpersonal.html

(Diakses tanggal 8 Februari 2015)

[6] M. Ghojali Bagus A.P, S.Psi. Buku Ajar Psikologi Komunikasi. Fakultas

Psikologi Unair. Surabaya. 2010.

[7] Judy Pearson DKK. Human Communication, McGrawhill company. New

York : McGraw-Hill Company Inc., 2003 Hal.25.

[8] Suranto. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta : Graha Ilmu. 2011. p.9.

[9] Muhammad, Arni. Lock cit. p.168.

[10] Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya,

2001, p. 121–124.
[11] http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/01/komunikasi-interpersonal-

definisi.html (Diakses tanggal 9 Februari 2015)

http://jhonmiduk8.blogspot.co.id/2015/05/makalah-komunikasi-

interpersonal.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai