id
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
10
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
13
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen. Parker mendefinisikan
kelompok kecil kooperatif sebagai suasana pembelajaran di mana para
siswa saling berinteraksi dalam kelompok-kelompok kecil untuk
mengerjakan tugas akademik demi mencapai tujuan bersama (Huda,
2014:29).
Artz dan Newman mendefinisikan pembelajaran kooperatif
sebagai kelompok kecil pembelajar/siswa yang bekerjasama dalam satu tim
untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau
mencapai satu tujuan bersama (Huda, 2014:32). Kauchak dan Engen
(1995:50) juga memberikan definisi bahwa pembelajaran kooperatif adalah
kumpulan strategi mengajar yang digunakan untuk membantu siswa satu
dengan yang lain dalam suatu kelompok untuk mempelajari sesuatu.
Menurut Agus Suprijono (2013:61) model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi
akademik, toleransi, menerima keragaman, dan pengembangan ketrampilan
sosial.
Dari beberapa definisi di atas pada umumnya menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif lebih banyak menekankan siswa belajar dengan
kelompok atau timnya, dari pada dengan guru. Hal ini mendorong siswa
untuk lebih aktif dalam mencari informasi, mengolah informasi dan
mengkomunikasikannya sehingga akan sangat membantu siswa yang hasil
belajarnya rendah.
Hasil penelitian para Johnson dkk mengindikasikan bahwa
susunan kooperatif jauh lebih efektif dalam meningkatkan personal, sosial,
dan akademik siswa. Maka dari itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa
strategi pembelajaran kooperatif berpotensi meningkatkan seluruh dimensi
pembelajaran siswa (Joyce, 2011:77).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
15
16
gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara
logis. Gambar-gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses
pembelajaran. Untuk itulah, sebelum proses pembelajaran berlangsung
guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk
kartu atau carta berukuran besar (Huda, 2013:236).
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan metode
pembelajaran aktif. Menurut Agus Suprijono (2013:111) hakekat metode
pembelajaran aktif untuk mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi
yang dipelajarinya.
Menurut Miftahul Huda (2013:215) model pembelajaran Picture
and Picture merupakan pembelajaran yang berbasis komunikasi
(pendekatan komunikatif) yang memungkinkan anak untuk: 1) Membaca
dan menulis dengan baik, 2) Belajar dengan orang lain, 3) Menggunakan
media, 4) Menerima informasi, 5) Menyampaikan informasi.
Pembelajaran dengan menggunakan model ini menitikberatkan
pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu. Gambar-
gambar yang disajikan atau diberikan menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran karena siswa akan belajar memahami suatu konsep atau fakta
dengan cara mendeskripsikan dan menceritakan gambar yang diberikan
berdasarkan ide atau gagasannya. Dalam proses pembelajarannya,
penggunaan media gambar dapat memberikan kesempatan kepada siswa
untuk aktif, kreatif dan menemukan sendiri konsep tentang materi yang
dipelajari.
Menurut Miftahul Huda (2013:239) kelebihan strategi
pembelajaran Picture and Picture antara lain:
(1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, (2)
Siswa dilatih berpikir logis dan sistematis, (3) Siswa dibantu
belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan,
(4) Dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
(5) Motivasi siswa commit
untuk to user semakin dikembangkan, (6)
belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17
18
19
20
21
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22
23
24
25
26
27
28
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
30
31
“prestasi” yang berarti hasil belajar. Prestasi belajar diartikan hasil yang
dicapai atau ditunjukkan oleh murid-murid sebagai hasil belajarnya baik
yang berupa angka maupun huruf serta tindakan yang mencerminkan
hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu di
dalam belajarnya (Wulandari, 2005:17).
Saifudin Azwar (2009:13) mengemukakan prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar. Sedangkan
Reigeluth (1983:20) mengemukakan achievement learn is: “as result of
effort or someone action after performing a effort learn” (prestasi
belajar adalah: “sebagai hasil usaha atau tindakan seseorang setelah
mengadakan usaha belajar).
Dari teori di atas dapat ditarik kesimpulan prestasi belajar
adalah hasil yang telah dicapai individu dengan adanya usaha belajar.
Untuk memperoleh prestasi belajara yang baik setiap individu harus
belajar dengan sebaik baiknya.
Permendiknas No. 20 (2007: 4) menyatakan keberhasilan
seseorang dengan mencapai kriteria ketuntasan minimal. Berikut adalah
alat evaluasi yang tepat untuk mengukur keberhasilan suatu
pembelajaran, indikator hasil belajar dan batas minimal belajar.
a) Alat Evaluasi Prestasi Belajar
Langkah pertama yang perlu ditempuh oleh guru atau calon
pendidik dalam menilai prestasi belajar adalah menyusun alat
evaluasi. Alat evaluasi belajar ada dua macam, yaitu bentuk objektif
dan bentuk subjektif (Haryanto, 2008:4). Bentuk objektif dapat
berupa tes benar-salah, bentuk pilihan ganda, bentuk tes
mencocokan, dan tes isian. Sedangkan bentuk subjektif dapat berupa
tes esai.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
33
a) Faktor yang ada dalam diri siswa atau faktor individu. Yang
termasuk ke dalam faktor individu antara lain faktor kematangan atau
pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi.
b) Faktor yang ada pada luar individu yang kita sebut dengan faktor
sosial. Sedangkan yang faktor sosial antara lain faktor keluarga,
keadaan rumah tangga, guru, dan cara dalam mengajarnya,
lingkungan dan kesempatan yang ada atau tersedia dan motivasi
sosial.
Berdasarkan paparan di atas menunjukkan bahwa belajar
merupakan proses yang kompleks. Pelaksanaan belajar dan hasil belajar
sangat ditentukan oleh faktor-faktor di atas.
34
35
C. Kerangka Berpikir
36
37
D. Hipotesis Tindakan
commit to user