Anda di halaman 1dari 14

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tabungan


Menurut Undang-Undang Perbankan No.7 tahun 1992 tabungan

adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-

syarat tertentu yang telah disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek,

bilyet giro atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sedangkan

menurut Kasmir (2002:84), tabungan adalah simpanan yang penarikannya

hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati

maksudnya adalah untuk dapat menarik uang yang disimpan di rekening

tabungan antar satu bank dengan bank yang lainnya berbeda, tergantung dari

bank yang mengeluarkanya. Hal ini sesuai dengan perjanjian sebelumya

yang telah dibuat oleh bank.

Simpanan tabungan mempunyai syarat-syarat tertentu bagi

pemegangnya dan persyaratan masing-masing bank berbeda satu sama

lainnya. Disamping persyaratan berbeda, tujuan nasabah menyimpan uang di

rekening tabungan juga berbeda. Dengan demikian sasaran bank dalam

memasarkan kredit juga berbeda sesuai dengan sasarannya.

Maka kesimpulan dari pengertian tabungan diatas adalah simpanan yang

penarikannya dapat dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu dikehendaki

sesuai dengan syarat-syarat tertentu. Syarat–syarat tertentu misalnya harus

ditarik secara tunai, penarikan hanya dalam kelipatan nominal tertentu,

jumlah penarikan tidak boleh melebihi saldo minimal tertentu.

10
11

2.2 Suku Bunga

2.2.1 Pengertian Suku Bunga

Menurut Boediono (dalam Jan Vilben Harapan 2009:26)

pengertian suku bunga adalah harga dari meminjam uang untuk

menggunakan daya belinya, dan biasanya dinyatakan dalam persen

(%). Sedangkan menurut Kasmir (dalam Jan Vilben Harapan

2009:26), suku bunga adalah balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang

membeli atau menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan

sebagai harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki

simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank

(nasabah yang memperoleh pinjaman).

Bagi orang yang meminjam uang, bunga merupakan denda

yang dibayarkan untuk mengkonsumsi penghasilan sebelum

diterima. Bagi orang yang memberikan pinjaman, bunga merupakan

imbalan, karena menunda konsumsi sekarang hingga waktu dari

piutang.

Dalam kehidupan perbankan sehari-hari ada dua macam

bunga yang diberikan kepada nasabah, yaitu:

• Bunga Simpanan

Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan

sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang

menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan


12

bunga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.

Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan dan bunga

deposito berjangka.

• Bunga Pinjaman

Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan

kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh

nasabah peminjam kepada bank, contohnya bunga kredit

menurut Kasmir (dalam Jan Vilben Harapan 2009:26).

Penentuan besar kecilnya suku bunga simpanan dan bunga

pinjaman sangat dipengaruhi oleh keduanya, artinya baik bunga

simpanan maupun bunga pinjaman saling mempengaruhi. Faktor-

faktor yang lainnya yang ikut mempengaruhi harga (suku bunga)

adalah jaminan, jangka waktu, kebijakan pemerintah dan target laba.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor

biaya dan pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya

dana yang harus dikeluarkan kepada nasabah sedangkan bunga

pinjaman merupakan biaya dana yang diterima dari nasabah. Baik

bunga simpanan maupun bunga pinajaman masing-masing saling

mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga

simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga

berpengaruh ikut naik, begitu pula sebaliknya.

Naik turunnya suku bunga dipengaruhi oleh penawaran dan

permintaan uang. Tingkat suku bunga cenderung naik / meningkat


13

apabila permintaan debitur / peminjam lebih besar daripada jumlah

uang atau dana yang ditawarkan oleh kreditur. Sebaliknya, tingkat

suku bunga cenderung menurun apabila permintaan debitur lebih

kecil daripada jumlah uang / dana yang ditawarkan oleh kreditur.

Menurut Kasmir (dalam Jan Vilben Harapan 2009:31),

faktor-faktor utama yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan

suku bunga secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Kebutuhan Dana

Apabila bank atau lembaga keuangan lainnya kekurangan

dana (jumlah simpanan sedikit), sementara permohonan

pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank atau

lembaga keuangan lainnya untuk menutupi kekurangan dana

tersebut cepat terpenuhi dengan meningkatkan suku bunga

simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan

menarik nasabah baru untuk menyimpan uang di bank atau

dilembaga keuangan lainnya, dengan demikian kebutuhan dana

dapat terpenuhi.

b. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping

faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan atau lembaga

keuangan lainnya harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika

bunga simpanan pesaing rata-rata 16% pertahun, maka jika

hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan kita


14

naikkan diatas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun

sebaiknya, untuk bunga pinjaman harus berada dibawah bunga

pesaing, meskipun margin laba mengecil.

c. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan

batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan

maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal

atau maksimal bunga simpanan maupun bunga pinjaman bank

atau lembaga keuangan lainnya tidak boleh melebihi batas yang

sudah ditentukan oleh pemerintah.

d. Target Laba yang diinginkan

Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya

keuntungan yang diinginkan oleh bank atau lembaga keuangan

lainnya. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman

atau bunga simpanan ikut besar dan demikian sebaliknya. Oleh

karena itu, pihak bank atau lembaga keuangan lainnya harus

serius dalam menentukan porsentase laba atau keuntungan yang

diinginkan.

e. Jangka Waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka

akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya

kemungkinan risiko di masa mendatang. Demikian pula


15

sebaliknya, jika semakin lama jangka waktu penyimpanan, maka

bunganya relatif tinggi pula.

f. Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku

dipasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga simpanan

atau pinjaman yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan

dengan produk yang kurang kompetitif.

g. Kualitas Jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin

rendah bunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai

contoh jaminan sertifikat deposito berbeda dengan jaminan

sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal

pencairan jaminan apabila kredit diberikan bermasalah. Bagi

jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro

yang akan dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika

dibandingkan dengan jaminan tanah.

h. Reputasi Perusahaan

Bonafitinitas suatu perusahaan yang akan memperoleh

kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan

dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid

kemungkinan resiko kredit macet dimasa akan mendatang relatif

kecil dan sebaliknya.


16

i. Hubungan Baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara

nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).

Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan secara loyalitas

nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama

biasanya mempunyai hubungan yang baik dengan pihak bank,

sehingga dalam menentukan suku bunganyapun berbeda dengan

nasabah biasa.

j. Jaminan Pihak Ketiga

Dalam hal ini pihak yang memberikan jaminan kepada

penerima kredit. Biasanya jika pihak yang memberikan jaminan

bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik

maupun loyaliatasnya terhadap bank, maka bunga yang

dibebankanpun juga berbeda. Demikian pula sebaliknya jika

penjamin pihak ketiganya kurang bonafit atau tidak dapat

dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan

pihak ketiga oleh pihak perbankan.

Menurut Puspopranoto (dalam Titin Sumarni 2009:14), Suku

bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang

senantiasa diamati secara cermat karena dampaknya yang luas. Ia

mempengaruhi secara langsung kehidupan masyarakat secara

keseharian dan mempunyai dampak penting terhadap kesehatan

perekonomian. Suku bunga mempengaruhi keputusan seseorang atau


17

rumah tangga dalam hal mengkonsumsi atau menaruhnya dalam

rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan

ekonomis bagi pengusaha atau pemimpin perusahaan apakah akan

melakukan investasi pada proyek baru atau perluasan kapasitas.

2.2.2 Teori Suku Bunga

2.2.2.1 Teori Suku Bunga Aliran Klasik

Teori suku bunga aliran klasik dinamakan “The Pure

Theory of Interest”. Menurut teori ini, tinggi rendahnya

tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan

permintaan akan modal menurut Darmawan (dalam Jan

Vilben Harapan 2009:28). Jadi bunga modal yang telah

dianggap sebagai harga dari kesempatan penggunaan

modal. Sama seperti harga barang dan jasa, tinggi

rendahnya ditentukan oleh permintaan dan penawaran,

demikian pula tinggi rendahnya bunga modal ditentukan

oleh permintaan dan penawaran akan modal.

2.2.2.2 Teori Suku Bunga dari aliran Neo-Klasik

Menurut kaum neo-klasik suku bunga ditemukan

dalam teori loanable fund. Penawaran akan loanable fund

menurut teori neo-klasik adalah fungsi dari suku bunga.

Penawaran ini berasal dari anggota masyarakat yang

bertindak sebagai penabung dengan demikian semakin

tinggi tingkat suku bunga semakin tinggi pula keinginan


18

masyarakat untuk menabung, artinya pada tingkat suku

bunga yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk

mengurangi konsumsi untuk mendapatkan keuntungan dari

tingkat suku bunga yang lebih tinggi. Sebaliknya, apabila

tingkat suku bunga lebih rendah maka semakin sedikit dana

masyarakat yang akan ditabung.

Permintaan akan loanable fund juga tergantung dari

suku bunga. Investor akan meningkatkan investasinya jika

mengharapkan menerima tingkat hasil balik dari hasil

investasi yang lebih besar dari pada suku bunga yang harus

dibayarkan atas penggunaan dana tersebut. Sumber

kemampuan investor untuk membayar bunga berasal dari

keuntungan usahanya. Oleh karena itu, semakin rendah

suku bunga maka respon investor akan lebih tinggi untuk

melakukan investasi, sebab biaya penggunaan dana akan

semakin kecil.

2.2.2.3 Teori Suku Bunga dari J.M.Keynes

Teori ini dikemukakan oleh Keynes dan dinamakan

“Liquidity Preference Theory of Interest”. Menurut Keynes

bahwa suku bunga ditentukan oleh permintaan dan

penawaran yang ditentukan dalam pasar uang. Permintaan

uang menurut Keynes berlandaskan pada konsepsi bahwa

orang pada umumnya mempunyai keinginan dirinya tetap


19

liquid untuk memenuhi motif-motif memegang uang.

Preferensi atau keinginan untuk tetap liquid inilah membuat

orang bersedia membayar harga tertentu untuk penngunaan

uangnya. Jadi menurut Keynes, tingkat bunga ditentukan

oleh permintaan dan penawaran uang.

Hubungan tingkat suku bunga dengan permintaan

akan uang dapat ditunjukkan dengan gambar berikut ini:

Tingkat Bunga (%)

Jumlah Uang

I0

Liquidity

M Jumlah Uang & Permintaan Uang

Gambar 2.1 Tingkat bunga menurut Keynes

Permintaaan uang mempunyai hubungan yang negatif

dengan tingkat suku bunga. Keynes menyatakan bahwa

masyarakat mempunyai keyakinan bahwa adanya suatu

tingkat bunga normal. Jika surat berharga dipegang pada

waktu tingkat bunga naik, maka akan terjadi kerugian. Hal

ini dapat dhindari dengan cara mengurangi surat berharga


20

dan menambah uang kas. Makin tinggi tingkat bunga,

makin tinggi pula ongkos memegang uang kas sehingga

keinginan memegang uang kas turun. Sebaliknya, apabila

tingkat bunga turun berarti ongkos memegang uang kas

juga semakin rendah sehingga keinginan memegang uang

kas naik.

2.2.3 Fungsi Tingkat Suku Bunga Dalam Perekonomian

Tingkat suku bunga mempunyai beberapa fungsi atau

peranan penting dalam perekonomian, yaitu:

a. Membantu mengalirnya tabungan berjalan ke arah investasi guna

mendukung pertumbuhan ekonomi.

b. Mendistribusikan jumlah kredit yang tersedia, pada umumnya

memberikan dana kredit pada proyek investasi yang menjanjikan

hasil tertinggi.

c. Menyeimbangkan jumlah uang beredar dengan pemintaan akan

uang dari suatu Negara.

d. Merupakan alat penting yang menyangkut kebijakan pemerintah

melalui pengaruhnya terhadap jumlah tabungan dan investasi.

2.3 Suku Bunga Tabungan

Menurut Kasmir (dalam Jan Vilben Harapan 2009:26) Bunga

simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa

bagi nasabah yang menyimpan uangnya di lembaga keuangan (bank) atau

lembaga keuangan lainnya. Bunga simpanan merupakan harga yang harus


21

dibayar lembaga keuangan atau lembaga keuangan lainnya kepada

nasabahnya. Sebagai contoh bunga tabungan, jasa giro, dan bunga

deposito.

2.4 Pengertian Koperasi

Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian Indonesia, Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan

orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang

beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967, Koperasi

Indonesia adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial dan

beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum koperasi yang merupakan

tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan. Di Indonesia ada beberapa jenis koperasi, yaitu:

2.4.1 Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah usaha bersama di bidang

ekonomi. Tujuannya membantu, mendidik, dan melayani para

anggotanya dengan jalan menyediakan barang-barang konsumsi

bagi anggotanya. Koperasi konsumsi bertujuan agar para

anggotanya dapat membeli barang-barang konsumsi dengan

kualitas yang baik dengan harga yang layak dan terjangkau.


22

2.4.2 Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah koperasi yang terdiri atas orang-

orang yang mampu menghasilkan barang dengan maksud untuk

memperlancar atau meningkatkan hasil produksi mereka.

2.4.3 Koperasi Kredit atau Simpan Pinjam

Koperasi kredit atau simpan pinjam adalah koperasi yang

didirikan guna menolong anggotanya dengan meminjamkan uang

atau kredit dengan bunga ringan. Uang itu dimaksudkan untuk

tujuan produktif dan kesejahteraan anggotanya.

2.4.4 Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang didirikan untuk

memberikan pelayanan atau jasa kepada para anggotanya, contoh

koperasi angkutan, koperasi perlistrikan dan sebagainya.

2.4.5 Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang melakukan

berbagai usaha di berbagai segi ekonomi, seperti bidang produksi,

komsumsi, perkreditan, dan jasa.

2.5 Pengertian Swamitra

Swamitra adalah nama dari suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara

Bank Bukopin dengan Koperasi untuk mengembangkan serta

memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan

teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki


23

kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas, dengan tetap

memperhatikan peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

Kerjasama/kemitraan yang dibangun didasarkan pada pertimbangan

kepentingan yang sama untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah

pihak, baik bagi Koperasi ataupun Bank Bukopin.

Swamitra berasal dari bahasa Kawi yang artinya kerja sama atas

keinginan sendiri (tanpa paksaan) dengan prinsip kebersamaan dan saling

menguntungkan. Swamitra sebagai suatu usaha yang dibentuk melalui

kerjasama dengan Koperasi, tunduk pada Undang-undang No. 25 Tahun

1992 tentang Perkoperasian dan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995

tentang Usaha Simpan Pinjam, yang dalam pelaksanaan kegiatan usahanya

melakukan penghimpunan dan penyaluran dana melalui kegiatan simpan

pinjam dari dan untuk anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota

koperasi yang bersangkutan, serta koperasi lain dan atau anggotanya (untuk

selanjutnya cukup/dapat disebut Anggota Swamitra).

Anda mungkin juga menyukai