Infografis KJP Plus Eksum Revisi Final
Infografis KJP Plus Eksum Revisi Final
Sekolah
Quantitative Research 483 Margin of Error : + 4,46%
Multistage Random Sampling Respoden Tingkat Kepercayaan 95%
L
Aspek Yang Dievaluasi
A
Pengetahuan penerima terhadap program KJP Plus dan perubahannya
T Persepsi tentang kelebihan dan kekurangan implementasi program KJP Plus
A dibandingkan program sebelumnya
R Perilaku penggunaan dana KJP Plus serta program lain yang terkait
Kepuasan penerima terhadap implementasi program KJP Plus
Harapan dan saran penerima terhadap implementasi program KJP Plus
B Maksud
E Mendapatkan umpan balik dari penerima dalam rangka penyempurnaan
Program KJP Plus
L
Tujuan
A
Untuk mengetahui: Tingkat pengetahuan, kelebihan dan kekurangan, perilaku
K pengguna dan Indeks kepuasan penerima terhadap pelaksanaan program KJP
A Plus serta masukan untuk Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta dalam rangka
penyempurnaan program.
N
G
1
Profil Respoden
Kepulauan Gabungan
Seribu 10 Grand Total
2 8 0
Jakarta Gabungan Orangtua/
Usia Siswa Gabungan
Utara 89 Wali Siswa
43
24 < 21 tahun 0,0% 100,0% 51,3%
54 22 SD SMP SMA Gabungan 21 – 30 tahun 10,6% 0,0% 5,2%
40
26
10 Jakarta Gabungan 31 – 40 tahun 48,1% 0,0% 23,4%
23 235 137 111 483
Jakarta Gabungan 13 Pusat 49 41 – 50 tahun 34,1% 0,0% 17,0%
Barat 117
51 – 60 tahun 4,3% 0,0% 2,1%
> 60 tahun 2,1% 0,0% 1,0%
45
23 65
86,8%
Jakarta Gabungan 20
Umumnya profesi orang tua (ayah) adalah
34
Selatam 88 pekerja serabutan dan di sektor informal
31 (Ojek online, tukang cuci, PRT, Cleaning
64,2% Service, toko klontong) dengan penghasilan
Gabungan
57,3%
Jakarta yang tidak tetap.
Timur 130
42,7% Orang tua (ibu) sebagian besar IRT tapi ada
yang berprofesi sebagai buruh cuci, PRT,
SD SMP SMA
Cleaning Service, dll.
13,2%
Orangtua/
Pekerjaan Siswa Gabungan Range penghasilan : Rp. 1–3 juta/bulan
Wali Siswa
Orangtua/
Ibu Rumah Tangga 81,3% 0,0% 39,5% Wali Siswa Siswa
Gabungan Mayoritas tinggal di kontrakan dengan
Karyawan Swasta 2,1% 0,0% 1,0%
ukuran rumah 9–35 m2 dengan biaya
Pegawai Honorer 0,4% 0,0% 0,2% kontrakan Rp. 800.000 – 1.200.000
Laki-laki Perempuan
Pelajar 0,4% 100,0% 51,6% Rumah warisan orang tua, atau tinggal
Wiraswasta 1,3% 0,0% 0,6% di rumah orang tua, campur dengan
keluarga lainnya.
Pedagang Kaki Lima 6,4% 0,0% 3,1%
Sopir/Tukang Ojek 2,1% 0,0% 1,0% Range pendidikan orang tua: tidak
Pekerja Kasar 4,3% 0,0% 2,1% sekolah–D3
Pekerja Tidak Tetap 1,7% 0,0% 0,8% Mayoritas SMP
2
Pengetahuan Tentang KJP Plus Program bantuan DKI Jakarta yang
didapatkan selain KJP Plus.
19% KJP Plus saja
PKH, KJS/KIS Bantuan lainnya
BNI/BRI, dll 81%
Pengetahuan perbedaan program KJP
dan KJP Plus?
KJP Plus jumlahnya lebih besar
45.7% Kelebihan Program KJP Plus
Ya
19,0% KJP Plus bisa tarik tunai cepat dan mudah
Dananya lebih banyak
32.6% 30.3% 5.3%
KJP Plus program baru
Membantu memenuhi beli sembako murah
Tidak 8.7% kebutuhan sekolah 2.6%
81,0% KJP Plus bisa beli sembako murah 28.9%
5.4% Bisa tarik tunai Lainnya
23.7% 1.3%
KJP Plus bisa sampe kuliah
1.1% Bisa untuk uang jajan, transport, dan
Lainnya beli makanan bergizi untuk siswa
7.9%
6.5%
Kekurangan Program KJP Plus
Jumlah yang mendapatkan KJP Plus dalam keluarga.
Kadang lama cairnya Kadang tidak bisa
8% 1% 46.7% diambil/tarik tunai
1 orang 6.7%
40% 2 orang
51% Ada yang mampu tetapi Susah menemukan toko
3 orang
4 orang menerima KJP plus yang kerjasama dengan
13.3% Bank DKI
6.7%
Sumber Informasi KJP PLUS Tidak bisa ditarik
Lainnya
lebih dari Rp 100.000
13.3% 6.7%
SCHOOL
m
hta
Lainnya 1,8%
4
IKM RESPONDEN ORANG TUA/WALI SISWA DAN SISWA
Indeks Skor Indikator Skor Pertanyaan Skor Indeks Skor Indikator Skor Pertanyaan Skor
Kejelasan syarat peserta 3,34 Kejelasan syarat peserta 3,07
program KJP Plus program KJP Plus
Persyaratan 3,37 Persyaratan 3,08
Kemudahan memenuhi Kemudahan memenuhi
3,40 3,09
persyaratan persyaratan
Kejelasan prosedur Kejelasan prosedur
pengurusan menjadi 3,48 pengurusan menjadi 3,15
Prosedur 3,50 peserta KJP Plus Prosedur 3,10 peserta KJP Plus
Kemudahan mengikuti Kemudahan mengikuti
3,52 3,06
prosedur prosedur
Indeks Kepuasan Waktu Kecepatan waktu Indeks Kepuasan Waktu Kecepatan waktu
Masyarakat (IKM) Penyelesaian 3,43 penyelesaian sampai ke 3,43 Masyarakat (IKM) Penyelesaian 2,77 penyelesaian sampai ke 2,77
Responden 3.23 pencairan dana Responden pencairan dana
Pelayanan 2,95 Pelayanan
Orangtua/ Siswa
Kejelasan besaran dana Kejelasan besaran dana
Wali Siswa 3,33 3,07
KJP Plus yang diberikan KJP Plus yang diberikan
Besarnya dana KJP Plus Besarnya dana KJP Plus
Dana KJP Plus 3,29 3,14 Dana KJP Plus 2,99 2,91
yang diberikan yang diberikan
Indeks kepuasan dari kalangan orangtua siswa adalah Adapun indeks kepuasan responden dari kalangan siswa mencapai
3,23 (skala 4) atau 80,81 (skala 100) 2,95 (skala 4) atau 73,67 (skala 100)
5
IKM GABUNGAN
Dana KJP Plus 3,16 Besarnya dana KJP Plus yang diberikan 3,04
6
IKM PENERIMA PROGRAM KJP PLUS
Indeks Kepuasan
Kalangan orangtua siswa : 3,23 (skala 4) atau 80,81 (skala 100). Alasan Ketidakpuasan
Kalangan siswa : 2,95 (skala 4) atau 73,67 (skala 100). Pada indikator persyaratan.
Jika semua digabungkan, maka indeks kepuasan yang diperoleh Persyaratan yang
adalah 3,12 atau 77,94. 11,1% 18,5% 33,3% 22,2% susah dipenuhi
Persyaratan yang
Pada peraturan Menpan RB No. 14 Tahun 217 tentang Pedoman terlalu banyak
Penyusunan Survei Kepuasan Masyarakat Unit Penyelenggara Persyaratan yang
Pelayanan Publik, nilai Indeks sebesar 3,12 atau 77,94 termasuk kurang jelas
kategori mutu pelayanan B atau Baik. Tidak bisa Scan
dan ZIP dokumen
Kekecewaan Terhadap Pelayanan KJP Plus Pada indikator prosedur.
15,5% responden pernah mengalami kekecewaan dalam menerima Pengurusan berbelit-belit 46,2%
pelayanan program KJP Plus. Pengurusannya lama 15,4%
Hal ini terkait dengan; Pada indikator waktu penyelesaian pelayanan
Waktu pencairan dinilai lama 94,9%
22,9% 29,9%
16,7% Pada indikator dana KJP Plus
Besaran dana KJP Plus 79,5%
dinilai masih kurang
Kartu KJP Waktu pencairan dana Tidak menerima Pada indikator penanganan pengaduan.
hilang/rusak yang terlambat bantuan KJP lagi Penyelesaian pengaduan yang lama 61,9%
Petugas yang kurang profesional 9,5%
Responden yang pernah
mengalami kekecewaan
Pengaduan
tersebut, 84,0%
kepada Bank DKI
menyampaikan an pengaduan
atas kekecewaan yang Pengaduan
dialami. kepada sekolah
46% 38,1%
7
Keinginan Melanjutkan Pendidikan Motivasi Sekolah
Secara berurutan berdasarkan jenjang.
SD 87,4% SMP 75,2% SMA 93,6%
SD 92,3% SMP 86,1% SMA 53,2%
Untuk siswa jenjang SMA, ada 37,8% akan bekerja mencari uang. Adapun motivasi terbesar yang membuat penerima KJP Plus
untuk terus sekolah adalah untuk dapat meraih cita-cita (26,2%).
Selain tumbuhnya motivasi intrinsik berupa tumbuhnya
Manfaat KJP Plus kesadaran untuk terus sekolah (24%), juga tumbuh
sumber motivasi ekstrinsik berupa tekanan dari orangtua
untuk terus sekolah agar program KJP Plus tidak terputus.
12
9
Dampak/Manfaat KJP PLUS
Saran/Masukan/Kritik
Temuan
Kesulitan proses pendidikan siswa di tingkat SMP dan SMA terutama terkait minimnya karakter positif.
Cara berpikir orang tua siswa umumnya masih untuk memenuhi kewajiban atau menghindari kesalahan
(avoiding) belum untuk mencapai sesuatu (achieving) dan investasi masa depan.
Pendidikan di rumah menjadi faktor utama kesuksesan anak selain pendidikan di sekolah. Tingkat SD adalah
kunci pembentukan karakter siswa. Pentingnya pendidikan parenting kepada orang tua siswa tingkat SD.
Administrasi kependudukan masih belum rapih, karena ada kesulitan dalam menemukan alamat tempat
tinggal penerima program KJP Plus. Hanya tercantum nama jalan tanpa nomor rumah.
Sekitar 15-20% penerima KJP Plus yang tidak bisa ditemui karena sudah berpindah tempat tinggal.
Rata-rata lama tinggi penerima program KJP Plus pada satu alamat sekitar 3-5 tahun karena umumnya
tinggal di kontrakan.
10
KESIMPULAN
Berkenaan dengan pengetahuan tentang program KJP Plus, secara umum banyak responden yang tidak familiar atau tidak mengenai KJP Plus.
Dengan demikian, sebagian responden tidak mampu membedakan atau tidak tahu perbedaan antara program KJP dan KJP Plus. Otomatis
sebagian dari mereka juga tidak mengetahui keunggulan KJP Plus dibanding program KJP. Kondisi ini bisa disebabkan oleh kurangnya sosialisasi
tentang keunggulan atau perbedaan KJP Plus.
Berkaitan dengan perilaku dalam memanfaatkan program KJP Plus, walaupun banyak yang tidak mengetahui perbedaan KJP dan KJP Plus, sebagian
besar (65,8%) sudah memanfaatkan fasilitas tarik tunai. Mereka umumnya melakukan tarik tunai di ATM Bank DKI sebanyak Rp 100 ribu, sebulan sekali
dan umumnya digunakan untuk uang jajan dan biaya transportasi sekolah. Adapun responden yang belum memanfaatkan tarik tunai, sebagian besar
kerana tidak tahu bisa melakukan tarik tunai.
Dalam hal kepuasan terhadap pelayanan program KJP Plus, secara umum sudah dinilai baik (indeks 3,12). Secara umum, responden dari kalangan
orangtua siswa memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi (indeks 3,23) dibandingkan responden dari kalangan siswa (indeks 2,95).
Dalam hal kepuasan terhadap pelayanan program KJP Plus, secara umum sudah dinilai baik (indeks 3,12). Secara umum, responden dari kalangan
orangtua siswa memiliki tingkat kepuasan lebih tinggi (indeks 3,23) dibandingkan responden dari kalangan siswa (indeks 2,95).
Aspek yang perlu diperbaiki dalam pelayanan KJP Plus terutama dalam penanganan pengaduan, saran, dan masukan serta dalam meningkatkan
kecepatan pencairan dana. Bagi responden dari kalangan siswa, mereka juga berharap ada peningkatan besaran dana KJP Plus.
Berkenaan dengan dampak dan manfaat program KJP Plus, program ini dinilai telah meningkatkan kesempatan dan peluang bagi masyarakat
miskin di DKI Jakarta untuk melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Program ini juga telah meningkatkan motivasi para siswa untuk
terus bersekolah dan telah mendorong sebagian penerima program untuk meningkatkan prestasinya.
Bagi sekolah, program ini telah memberi manfaat dalam meningkatkan angka partisipasi sekolah dan jaminan
keberlanjutan sekolah bagi siswa dari masyarakat tidak mampu dan pada akhirnya meningkatkan pemasukan
bagi sekolah. Walau demikian, proses administrasi pendaftaran penerima program hingga visitasi kepada
calon penerima program masih merupakan beban bagi sekolah.
11
REKOMENDASI
Untuk lebih meningkatkan pemahaman tentang program KJP Plus dan manfaat yang diberikan oleh program KJP Plus, perlu terus meningkatkan
sosialisasi tentang program KJP Plus dan keunggulan dari program ini. Hal ini penting selain meningkatkancitra pemerintah daerah, juga agar
penerima program dapat memanfaatkan keunggulan dari program KJP Plus.
Untuk meningkatkan kepuasan terhadap layanan KJP Plus, perlu untuk meningkatkan kualitas penanganan pengaduan, saran dan masukan. Salah
satu yang dapat dilakukan adalah menyediakan hotline khusus untuk penerima program KJP Plus dan atau menyediakan desk khusus di Bank DKI
yang melayani para penerima program KJP Plus
Indikator lain yang perlu diperhatikan adalah kecepatan pencairan dana KJP Plus. Untuk itu, perlu ditetapkan SLA (Service Level Agreement) waktu
pencairan dana sejak persyaratan lengkap diterima.
Untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa penerima program, perlu dipertimbangkan dilakukan pendidikan
orangtua (parenting education) bagi orangtua penerima program KJP Plus. Hal ini dikarenakan peran strategis dari
orangtua dalam memotivasi dan mendorong prestasi siswa. Mata rantai kemiskinan sulit untuk diputus bila secara
mental orang tua siswa tidak memiliki attitude positif dalam memandang pendidikan anaknya.
Untuk mengurangi beban sekolah dalam proses administrasi dan penentuan penerima program, sebaiknya data dan
penentuan penerima KJP Plus berasal dari pihak berwenang, karena data kemiskinan bukan domain sekolah. Jadi
sekolah bukan pihak yang menentukan penerima program KJP Plus. Visitasi dan pembuktian layak tidaknya seseorang
menerima program KJP Plus seharusnya dilakukan oleh tim tersendiri di luar sekolah.
12