Yang dimaksud petani dalam penelitian ini adalah petani yang memiliki
hasil untuk dikonsumsi sendiri ataupun untuk dijual pada pihak lain. Namun yang
menjadi objek penelitian ini yaitu petani yang tergabung dalam POKTAN
di Kampung Cingere namun banyak anggota/ petani yang berasal dari luar
Kampung Cingere.
1. Pekerjaan
tani, dan usaha sampingan yang dimiliki rata-rata buruh dan berdagang.
Maksud dan tujuan peneliti menggunakan data tersebut yaitu untuk
Gambar 4.1
4%
Karyawan Swasta
2
33%
Bertani
18
41%
Wirausaha
22
0 5 10 15 20 25
atau sebanyak 22 orang dari 54 orang yang memiliki jenis pekerjaan sebagai
Mekar tersebut tidak menjadikan hasil dari sektor pertanian sebagai faktor
2. Umur
dari anggota POKTAN Angsana Mekar yang masih aktif dan produktif dalam
Gambar 4.2
>80 Tahun 4% 2
41-50 Tahun 9% 5
30-40 Tahun 4% 2
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18
menunjukkan bahwa nilai terbesar ada pada kelompok umur 61-70 tahun
yaitu sebesar 31% dan 51-60 tahun sebesar 30%. Kedua kelompok umur
pekerjaan sebagai petani dan kelompok usia produktif menurut badan pusat
statistik tahun 2010 adalah angkatan kerja yang rentang usia antara 22-50
tahun.
3. Tingkat Pendidikan
yang bahkan tidak pernah sekolah. Hal ini menandakan bahwa tingkat
rendah.
Gambar 4.3
400%
10-12 Tahun (SMA)
2
4%
7-9 Tahun (SMP)
2
70%
1-6 Tahun (SD)
38
22%
0 (Tidak Sekolah)
12
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Angsana Mekar berasal dari latar belakang pendidikan yang belum dapat
dikatakan baik. Latar belakang pendidikan yang kurang baik tersebut terlihat
4. Pengalaman bertani
Gambar 4.4
200%
>15 Tahun
1
28%
11-15 Tahun
15
65%
6-10 Tahun
35
5%
1-5 Tahun
3
0 5 10 15 20 25 30 35 40
Mekar yang memiliki pengalaman paling lama dalam masa menjadi tani yaitu
pada kelompok 6-10 tahun atau sebesar 65 persen. Hal ini juga dapat
dikaitkan dengan usia rata-rata anggota POKTAN Angsana Mekar yang sudah
Lansia sehingga pengalaman dalam bertani pun sudah cukup baik dalam hal
bercocok tanam.
Angsana Mekar, dalam artian dalam rumah tangga terdapat kepala dan
Maksud dan tujuan penulis menggunakan data ini yaitu untuk melihat
seberapa banyak petani POKTAN Angsana Mekar yang lebih produktif dalam
Gambar 4.5
78%
1-5 Jiwa
42
4%
0
2
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
pada kelompok 1-5 jiwa atau sebesar 78 persen. Sehingga dengan jumlah
baik dalam artian petani tersebut akan lebih produktif dalam memenuhi
petani cukup banyak sehingga dapat dikatakan petani tersebut masih produktif.
ekonomi produktif (UEP) yang dilaksanakan pada tahun 2009 pada masa
jaringan dari pemerintah kepada para petani di seluruh Indonesia dapat terkoneksi
anggota / petani yang tergabung dalam kelompok tani Angsana Mekar. Penulis
memperoleh respon yang seragam dari semua anggota POKTAN Angsana Mekar
pertanian.
Tabel 4.1
Tidak Setuju 0 0
Kurang Setuju 0 0
Setuju 54 100
Sangat Setuju 0 0
TOTAL 54 100
sampel penelitian yaitu sebanyak 54 orang atau 100% memberikan jawaban yang
memberikan jawaban setuju atas semua pertanyaan yang diberikan oleh penulis.
4.3 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
bantuan Eviews Versi 10. Regresi ini digunakan untuk melihat bagaimana
pengaruh luas lahan (X1), pupuk (X2), benih (X3) dan tenaga kerja (X4) terhadap
Tasikmalaya.
Hasil perhitungan regresi dapat dilihat dari luas lahan (X1), pupuk (X2),
benih (X3) dan tenaga kerja (X4) terhadap hasil produksi sawah (Y). dari hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil estimasi pada tabel 4.2 maka dapat diketahui konstanta
dan koefisien regresi linier berganda setiap variabel, sehingga persamaan regresi
- 2.171737logX4_TK
Dimana :
yang diperoleh dari model dengan nilai t-tabel. Pengujian dilakukan dengan
H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 (Artinya secara parsial tidak ada pengaruh antara variabel
H1 : β1, β2, β3, β4 ≠ 0 (Artinya secara parsial ada pengaruh antara variabel
variabel dependent.
Jika tstatistik > ttabel Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa
dependent.
Tabel 4.3
adalah sebesar 1.067 dan nilai t-tabel sebesar 1.676 sehingga nilai t-statistik < t-
adalah sebesar -3.735 dan nilai t-tabel sebesar 1.676 sehingga nilai t-statistik < t-
adalah sebesar -10.024 dan nilai t-tabel sebesar 1.676 sehingga nilai t-statistik < t-
atau secara keseluruhan yang bertujuan untuk mengetahui apakah seluruh variabel
H0 : β1, β2, β3, β4 = 0 (Artinya secara simultan ada pengaruh antara variabel
Jika Fstatistik < Ftabel Maka H0 diterima dan H1 ditolak yang menyatakan bahwa
Jika Fstatistik > Ftabel Maka H0 ditolak dan H1 diterima yang menyatakan bahwa
variabel dependent.
(degree freedom) untuk N1 yang diperoleh dari k – 1 dan N2 diperoleh dari n-k,
dimana n adalah banyaknya observasi dan k adalah parameter yang ditaksir. Maka
diperoleh N1 = 4 dan N2 = 50, sehingga diperoleh F-tabel sebesar 2.56 dan hasil
Tabel 4.4
adalah sebesar 44.0827 lebih besar dari F-tabel 2.56 (44.0827 > 2.56), sehingga
dapat disimpulkan nilai probabilitas hasil dari uji-F lebih besar dari alfa 0.05
berikut :
hal tersebut disebabkan oleh nilai F-tabel yang lebih kecil dari F-Statistik atau
(44.0827 > 2.56) sehingga tampak pada gambar daerah yang diarsir merupakan
tersebut. Koefisien determinasi sebagai alat ukur dari persamaan regresi yaitu
memberi proporsi atau persentase variasi total dalam variabel terikat yang
(X1), pupuk (X2), benih (X3) dan tenaga kerja (X4), sedangkan sisanya sebesar
2005).
asumsi klasik yaitu untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh
mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Adapun uji asumsi klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data memiliki distribusi
infinitif (ragam tidak hingga atau ragam yang sangat besar). Hasil pendugaan
sebesar 11.07048 dengan demikian berdasarkan gambar 4.2 untuk model regresi
tersebut memiliki nilai Jarque-Bera < X2 (6.922 < 11.070 ) maka H0 diterima dan
2. Uji Multikolinearitas
semua pasti diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari moel
uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel kolom nilai koefisien korelasi. Istilah
H1 : terdapat multikolinearitas.
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi sangat tinggi,
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0.80)
H1 : terdapat multikolinearitas.
Tabel 4.5
X1 X2 DX3 X4
X1 1 0.303 0.723 0.665
X2 0.303 1 0.161 0.198
DX3 0.723 0.161 1 0.465
X4 0.665 0.198 0.465 1
Sumber : Hasil Pengolahan Data Eviews 10
variabel koefisien memiliki nilai < 0.80, sehingga dapat disimpulkan bahwa H 0
3. Heteroskedastisitas
cross-section, karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran
(kecil, sedang dan besar), dalam penelitian selanjutnya perlu dilakukan perbaikan
H1 : terdapat heteroskedastisitas.
Dengan pengambilan keputusan jika Prob. Chi-Square > (α = 0.05), H0 diterima
dan H1 ditolak, sebaliknya jika Prob. Chi-Square < (α = 0.05), H0 ditolak dan H1
diterima.
Tabel 4.6
regresi linear berganda memiliki Prob. Chi-Square lebih besar dari α = 0.05 (5%)
yang berarti H0 diterima atau tidak terdapat heteroskedastisitas dalam setiap model
Berdasarkan hasil tabel 4.6 estimasi regresi koefisien variabel luas lahan
(X1) mempunyai nilai yang positif dengan nilai koefisien sebesar 0.002066 dan
berpengaruh signifikan dengan probability sebesar 0.0000. artinya jika luas lahan
variabel luas lahan maka hasil produksi pertanian sawah akan semakin meningkat.
Begitu pula sebaliknya, apabila terjadi penurunan bahan baku maka akan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap hasil produksi pertanian sawah
Menurut para petani yang menjadi anggota kelompok tani Angsana Mekar
luas lahan yang menjadi lahan garapan mereka selama tiga tahun terakhir tidak
dikatakan bahwa luas lahan yang menjadi garapan para petani POKTAN Angsana
variabel pupuk memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap hasil produksi
0.2910 atau lebih besar dari (α=0.05). dalam penelitian ini variabel pupuk
memiliki koefisien yang positif terhadap hasil produksi pertanian sawah dengan
meningkat sebanyak 0.914% atau jika variabel pupuk ditambah maka hasil
produksi pertanian sawah akan meningkat. Begitu pula sebaliknya, jika variabel
pupuk dikurangi maka hasil produksi pertanian sawah akan semakin berkurang.
pertanian sawah, sesuai dengan hipotesis penelitian. Namun, variabel pupuk tidak
berpengaruh signifikan hal tersebut dikarenakan penggunaan pupuk yang tidak
sesuai aturan pemakain maka hasil tanaman yang diperoleh tidak akan sesuai yang
diharapkan dan karena pupuk yang digunakan untuk pertanian itu banyak
sampai tiga pupuk dalam satu kali masa tanam untuk tanaman padi sawah
diantaranya ada petani yang mencampur tiga pupuk sekaligus yaitu pupuk NPK,
urea dan organik atau ada juga petani yang mencampurnya dengan pupuk kandang
sehingga petani harus sudah faham dengan kandungan kimia yang ada dalam
pupuk tersebut sehingga ketika petani sudah faham dengan takaran pupuk yang
harus disesuaikan dengan luas lahan dan jumlah benih yang ditanam maka petani
variabel benih memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil produksi
0.0005 atau kurang dari (α=0.05). dalam penelitian ini variabel benih memiliki
koefisien yang negatif terhadap hasil produksi pertanian sawah dengan nilai
koefisien sebesar -0.203913 atau 0.204 kilogram artinya jika pemakaian benih
menurun sebanyak 0.204% atau jika variabel benih ditambah maka hasil produksi
pertanian sawah akan menurun. Begitu pula sebaliknya, jika variabel benih
pertanian sawah, hal tersebut dapat saja terjadi karena ketika benih yang ditanam
itu merupakan benih yang bermutu rendah maka hasilnya pun akan rendah
meskipun tersedia sarana produksi lain yang cukup seperti pupuk, air, iklim yang
dapat menentukan hasil tanaman. Petani akan memperoleh hasil yang akan tetap
sama atau bahkan meningkat meskipun dengan kuantitas yang sedikit yaitu karena
jumlah tanam benih tanpa memperhatikan unsur lain seperti jarak tanam dan
pemupukan yang tidak tepat meskipun jumlah benih unggul ditambah itu tidak
akan memperoleh hasil yang optimal bahkan dapat mengalami penurunan hasil
produksi.
hasil produksi pertanian sawah karena benih merupakan salah satu unsur yang
sangat penting dalam menentukan hasil tanaman. Menurut Ir. Sarjiyah, MS dosen
sifat-sifat unggul seperti potensi hasil tinggi, cepat berbuah, tahan terhadap hama
dan penyakit tertentu, tahan terhadap stress lingkungan dan sebagainya. Selama
ini petani yang sudah menggunakan benih bermutu jumlahnya terbatas, terutama
karena adanya bantuan pemerintah, sedangkan jika tidak ada bantuan lebih banyak
menggunakan hasil gabah panen. Hal ini sesuai dengan para petani POKTAN
Angsana Mekar memperoleh benih dari bantuan pemerintah sehingga benih yang
variabel tenaga kerja memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil
probabilitasnya 0.0000 atau kurang dari (α=0.05). dalam penelitian ini variabel
tenaga kerja memiliki koefisien yang negatif terhadap hasil produksi pertanian
sawah dengan nilai koefisien sebesar -2.171737 atau 0.217% artinya jika
pertanian sawah akan menurun sebanyak 0.217% atau jika variabel tenaga kerja
ditambah maka hasil produksi pertanian sawah akan menurun. Begitu pula
sebaliknya, jika variabel tenaga kerja dikurangi maka hasil produksi pertanian
produksi pertanian sawah karena tenaga kerja yang digunakan pada pertaniaan
sawah POKTAN Angsana Mekar sudah melalui batas maksimum sehingga perlu
pengurangan jumlah tenaga kerja agar hasil yang diperoleh dapat meningkat. Hal
ini sesuai dengan hukum the law of diminishing return yang dikemukankan oleh
David Richardo yang mana hukum tersebut menerangkan bahwa ketika variabel
tenaga kerja secara terus menerus ditambah setelah titik makimum maka hasil
tidak menggunakan tenaga kerja dari luar sehingga mereka menggarap sendiri
lahan yang mereka miliki dengan bantuan tenaga mesin dan menurut para petani
POKTAN Angsana Mekar hasil panen yang bagus dengan menggunakan dua
terhadap hasil produksi pertanian sawah, tentu saja demikin karena jika tidak ada
tenaga kerja atau tidak ada petani yang mengelola tanaman tersebut maka tidak
akan ada hasil tanaman yang berkualitas yang dapat dimanfaatkan. Sehingga
peran petani sangatlah penting bagi pertanian tanpa petani kita tidak akan dapat
4.3.5 Pengaruh Luas Lahan, Pupuk, Benih dan Tenaga Kerja Terhadap
menunjukkan hasil bahwa secara serentak variabel luas lahan, pupuk, benih dan
tenaga kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil produksi pertanian
sawah. Artinya variabel luas lahan, pupuk, benih dan tenaga kerja terhadap hasil
Gambar 4.7
Dari gambar 4.7 tersebut dapat dilihat bahwa perkembangan hasil produksi
pertanian sawah dari tahun 2016 sampai dengan 2018 tidak menunjukkan
kenaikan yang begitu signifikan atau hampir tidak ada perubahan dari tahun ke
tahun dapat dilihat pada sumbu vertikal merupakan hasil produksi dengan satuan
kwintal (kw) dan sumbu horizontal merupakan tahun yang diteliti. Sehingga trend
diatas menunjukkan garis meningkat dan berada pada nilai terendah 1340 kwintal,
sedang 1360 kwintal dan tertinggi sebesar 1368 kwintal untuk tahun berikutnya
tetap sama yaitu dibawah 2000 kwintal pertahun, dikarenakan setiap kali akan
5.1 Kesimpulan
1) Variabel luas lahan (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap hasil
Tasikmalaya.
berikut:
berkualitas
Cibahayu Kabupaten Tasikmalaya selama tiga tahun ini tetap. Karena pada
tanam itu selalu dilakukan penyuluhan terlebih dahulu dari PPL (Penyuluh
takaran yang selalu sama (konsisten) dalam penggunaan benih, pupuk dan
5.1 Saran
Berdasarkan hasil observasi ternyata memang banyak POKTAN yang
kurang aktif dan enggan mengikuti kegiatan yang diselenggarakan pihak terkait.
Sehingga hasil tanaman yang diperoleh tidak mengalami peningkatan dan saran
meningkatkan kesadaran dari diri sendiri untuk tetap mengikuti segala kegiatan
Agar subsidi yang diberikan pemerintah untuk petani itu dinikmati oleh
semua petani di Indonesia dan dapat tersalurkan dengan merata maka pemerintah
agar lebih memperkuat koneksi dengan lembaga yang dekat dengan para petani,
karena penulis juga mendapati keluhan-keluhan dari para petani diluar anggota
POKTAN bahwa masih ada petani yang tak menerima subsidi semisal pupuk,
benih dan sebagainya. Dan masih banyak petani yang tidak mengetahui adanya
POKTAN, Saran penulis bagi para petani diluar anggota POKTAN agar lebih