Uni Eropa Boikot Impor Produk dari Negara yang melakukan Deforestasi
Disusun Oleh
2006618076
Classification: Public
I. PENDAHULUAN
1
https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_menurut_PDB_(nominal)
2
https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/qanda_21_5919
Classification: Public
ini yang paling memperburuk deforestasi. Menurut World Wide Fund (WWF), blok
tersebut adalah pengimpor deforestasi terbesar kedua di dunia, hanya di belakang
China dan di atas India dan Amerika Serikat3
Keputusan Uni Eropa ini mengikuti janji internasional yang dibuat pada
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 UN Climate Change Conference di
Glasgow, Scotlandia pada 31 Oktober – 12 November 2021. COP26 memiliki
empat agenda yang merupakan penyempurnaan dari COP edisi sebelumnya demi
mencapai tujuan utama konfrensi tersebut, yaitu menekan laju pemanasan global,
dimana salah satunya mengakhiri deforestasi pada tahun 2030. Perubahan iklim
sangat berdampak kepada seluruh masyarakat di dunia sehingga perlu dilakukan
transisi menuju ekonomi rendah karbon.
II. ISI
Uni Eropa sebagai penginisiasi memberikan dorongan lebih lanjut untuk
menjadi gerakan global dengan memastikan produk yang dijual ke konsumen di
negara anggota UE benar-benar bebas deforestasi. Dalam rancangannya tersebut
UE menyiapkan kebijakan yaitu Bisnis dari semua ukuran, dari multinasional
hingga UKM yang memperdagangkan produk/komoditas dari pertanian mencakup
enam produk: kedelai, daging sapi, minyak sawit, kakao, kopi, dan kayu serta dan
turunannya seperti cokelat, bubuk kakao, kulit, kayu lapis, palet kotak, tong, dan
bingkai kayu untuk lukisan, cermin, dan foto dipaksa untuk mengikuti aturan impor
dan perdagangan dengan sistem keterlacakan.
Perusahaan akan diminta untuk mengumpulkan informasi rinci, termasuk
koordinat geografis, tentang pertanian atau perkebunan tempat barang mereka
diproduksi untuk membuktikan bahwa mereka mematuhi persyaratan peraturan.
Informasi ini akan disampaikan secara digital ke regulator nasional. Jika satu
perusahaan gagal menunjukkan produknya legal dan bebas deforestasi, perusahaan
itu akan dilarang menempatkannya di mana pun di dalam pasar Eropa, yang
mencakup 27 negara anggota.
Jika perusahaan mengabaikan aturan dan melanjutkan produk yang tidak
sesuai, regulator nasional dapat menjatuhkan hukuman atas dasar kerusakan
3
https://www.euronews.com/2021/11/17/explained-how-the-eu-plans-to-ban-products-linked-to-deforestation
Classification: Public
lingkungan, menyita barang dagangan yang melanggar hukum dan bahkan menyita
pendapatan yang diperoleh dari penjualannya. Regulator juga berhak melakukan
inspeksi di tempat jika mereka mencurigai adanya kesalahan. Komisi Eropa akan
menetapkan peringkat negara-negara yang dibagi menurut risiko deforestasi
mereka: rendah, standar, dan tinggi. Produk yang dibuat di negara berisiko tinggi
akan tunduk pada pengawasan yang lebih ketat dan aturan yang lebih ketat. Daftar
tersebut akan dipublikasikan dengan tujuan mengarahkan konsumen dan investor
menuju pasar yang berkelanjutan.
Tujuan dari aturan baru ini adalah untuk mencegah deforestasi dan
degradasi hutan. Ini juga berarti melakukan pengurangan setidaknya 31,9 juta
metrik ton emisi karbon ke atmosfer setiap tahun karena konsumsi UE dan produksi
komoditas yang relevan, yang dapat diterjemahkan ke dalam penghematan ekonomi
setidaknya € 3,2 miliar per tahun.4
Negara Anggota UE akan bertanggung jawab atas penegakan yang efektif,
dengan memastikan bahwa perusahaan menerapkan Peraturan dengan benar.
Pertukaran informasi wajib antara bea cukai dan otoritas lainnya, dan kewajiban
untuk menegakkan otoritas untuk bereaksi terhadap kekhawatiran yang diajukan
oleh masyarakat sipil.
III. KESIMPULAN
Rancangan kebijakan yang disusun oleh komis Uni Eropa memiliki
dasar yang sangat baik dan didukung kuat oleh sebagian besar masyarakat Eropa.
Sebuah konsultasi publik mencatat telah menerima lebih dari 1,2 Juta tanggapan.
Organisasi lingkungan international seperti Greenpeace juga sangat mendukung
keseriusan Uni Eropa dalah mengatasi perubahan iklim.
Inisiatif ini merupakan inovatif yang diambil oleh Uni Eropa, hal ini
menunjukkan bahwa Uni Eropa ingin memimpin dengan memberi contoh, yaitu
mengambil langkah maju untuk mengatasi deforestasi yang didorong oleh ekspansi
pertanian dalam menghasilkan komoditas yang memperparah deforestasi. Hal
meresahkan dengan alasannya yang bermacam-macam, Pertama, bukti yang ada
menegaskan bahwa bagian dari deforestasi adalah konversi penggunaan lahan yang
4
What would be the main benefits from this regulation?
https://ec.europa.eu/commission/presscorner/detail/en/qanda_21_5919
Classification: Public
sah menurut hukum negara produksi. Kedua, fokus hanya pada legalitas akan
membuat Peraturan bergantung pada ketatnya aturan negara ketiga, berpotensi
mendorong perlombaan di negara-negara yang sangat bergantung pada ekspor
pertanian yang mungkin tergoda untuk menurunkan perlindungan lingkungan
mereka dengan maksud untuk memfasilitasi akses produk mereka ke pasar UE.
Dengan adanya kebijakan progresif ini maka harapannya semakin
banyak produk yang dimasukan ke dalam daftar larangan impor serta negara-negara
lainnya mengikuti, sehingga tujuan melindungi Bumi dari keserakahan manusia
dapat dihentikan dan terkontrol agar Bumi selalu menjadi tempat yang layak huni
dan berkelanjutan untuk generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
https://ec.europa.eu/commission
Liboreiro, Jorge, ‘How the EU plans to ban products linked to deforestation’ (17
November 2021).
https://www.euronews.com/2021/11/17/explained-how-the-eu-
plans-to-ban-products-linked-to-deforestation.
https://www.worldwildlife.org/threats/deforestation-and-forest-
degradation
Saputra, Yudha Eka, ‘Apa Saja Poin Kesepakatan yang Dihasilkan dalam KTT
COP26?’
https://dunia.tempo.co/read/1528642/apa-saja-poin-kesepakatan-
yang-dihasilkan-dalam-ktt-cop26
Classification: Public