Anda di halaman 1dari 30

ALAT PERANGKAP

HIDUP BABI HUTAN


OTOMATIS

Yuli Munandar Kolewora


UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha


Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan
puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan Buku alat perangkap hidup
babi hutan otomatis.
Buku ajar ini telah kami susun dengan
maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan buku penuntun
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan buku ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki buku
ini.
ii
Akhir kata kami berharap semoga Buku ini
dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Kendari, November 2022

Penyusun

iii
DAFTAR ISI
Sampul........................................................................i
Kata Pengantar ..........................................................ii
Daftar Isi ....................................................................iv
BAB I..........................................................................1
Pendahuluan ..............................................................1
BAB II ........................................................................5
Tinjauan Pustaka .......................................................5
BAB III.......................................................................9
Metode Yang Digunakan............................................9
BAB IV .......................................................................17
Hasil Pelaksanaan Penelitian .....................................17
BAB V ........................................................................25
Kesimpulan ................................................................25
Daftar Pustaka ..........................................................26

iv
BAB I
PENDAHULUAN
Babi hutan merupakan binatang pengganggu yang biasa
merusak tanaman petani. Akibat dari gangguan babi hutan
tersebut sehingga dapat menurunkan hasil panen petani yang
berakibat turunnya pendapatan para petani. Untuk menangani
hal tersebut, para petani sudah melakukan beberapa metode
untuk mengusir babi hutan dari kebun mereka. Metode yang
digunakan yaitu dengan meracik larutan yang berbau harum
untuk mengganggu penciuman babi hutan dan memasang
kabel di sekeliling kebun serta melakukan penyetroman listrik.
Kedua metode tersebut masih kurang efektif dan cukup
berbahaya ketika diterapkan, yaitu dengan melakukan
penyetroman listrik. Penyetroman listrik sangat berbahaya
bagi petani atau orang lain yang mendekati kebun dan bisa
berakibat fatal ketika terkena sengatan listrik. Oleh karena itu,
beberapa petani masih melakukan penjagaan kebun di saat
malam hari, dimana pada malam hari merupakan waktu yang
biasanya babi hutan sangat aktif untuk mengganggu serta
merusak kebun petani. Dari permasalahan tersebut peneliti
sudah mencoba membuat alat pengusir babi hutan otomatis
dengan menggunakan sensor ultrasonik serta suara. Prinsip
kerja dari alat pengusir babi hutan ini yaitu ketika babi hutan
mendekati kebun dan terdeteksi oleh sensor ultrasonik maka
suara dari speaker akan keluar dengan keras dan mengagetkan
babi hutan sehingga babi hutan tersebut menjauh dari kebun.
Akan tetapi, hal tersebut tidak mengurungkan tekad babi hutan
untuk kembali mengganggu kebun petani yaitu dengan
mencari lokasi yang berbeda dari lokasi awal ketika babi hutan
itu masuk ke kebun. Sehingga perlu dilakukan pemasangan
alat pengusir babi hutan hampir di semua titik pada kebun
petani dan hal tersebut membutuhkan perangkat yang lebih
banyak dan biaya pemasangan yang cukup mahal, apalagi jika
ukuran kebun petani yang cukup luas. Dari permasalahan

1
tersebut sehingga peneliti mencoba untuk mencari metode
yang tepat agar dapat menyelesaikan masalah dengan efisien
yaitu dengan melakukan perancangan alat perangkap hidup
babi hutan otomatis dengan menggunakan sensor ultrasonik
dan modul GSM.
Tujuan dari perancangan alat ini yaitu agar menangkap hidup-
hidup babi hutan yang biasa mengganggu kebun petani
sehingga dapat mengurangi gangguan babi hutan karena babi
hutan yang sudah tertangkap sudah tidak dapat mengganggu
kebun petani lagi. Perancangan perangkap hidup babi hutan
terdiri dari tiga sistem yaitu sistem pendeteksi, sistem
perangkap dan sistem seluler. Tahapan metode yang akan
dilakukan yaitu pertama-tama membuat sistem pelacakan babi
hutan dengan menggunakan sensor ultrasonik. Ketika sensor
ultrasonik mendeteksi keberadaan babi hutan maka akan
mengirimkan informasi ke sistem perangkap untuk menangkap
hidup-hidup babi hutan. Perangkap babi hutan ini terbuat dari
besi sehingga cukup kuat untuk menahan amukan babi hutan
yang tertangkap. Setelah babi hutan tertangkap oleh perangkap
yang telah dibuat, maka sistem perangkap akan mengirimkan
informasi ke sistem seluler, dimana pada sistem seluler ini
terdapat modul GSM yang akan mengirimkan pesan singkat ke
seluler petani yang menginformasikan bahwa terdapat babi
hutan yang tertangkap. Luaran yang ditargetkan dari penelitian
ini yaitu berupa jurnal nasional dan Hak Kekayaan Intelektual
(HKI). Untuk TKT pada penelitian ini yaitu pada sistem
pendeteksi sudah dirampungkan dan tahapan selanjutnya akan
membuat sistem perangkap dan sistem seluler.
Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari
dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi
diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan
manusia, salah satunya adalah alat perangkap hidup babi
hutan. Perangkap hidup merupakan perangkap yang digunakan

2
untuk menangkap babi hutan dalam keadaan hidup, sehingga
babi hutan tersebut dapat dimanfaatkan, misalkan untuk
ditempatkan di kebun binatang, dikonsumsi atau untuk
keperluan penelitian. Babi hutan adalah binatang pengganggu
yang biasa merusak tanaman para petani yaitu tanaman
palawija seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, kacang-kacangan
dan tanaman sayur mayur serta buah-buahan seperti tanaman
sawi, lobak, terung, tomat, timun, semangka, melon, dan
sebagainya. Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan babi
hutan sangat merugikan petani, sehingga perlu upaya
pengendalian untuk menekan populasi babi hutan.
Para petani di desa wataliku kecamatan Kabangka Kabupaten
Muna Sulawesi Tenggara sering mengalami gangguan babi
hutan, dimana tanaman di kebun mereka sering dirusak oleh
babi hutan. Oleh sebab itu, para petani sudah melakukan dua
metode untuk mengusir babi hutan yang akan mendekati kebun
mereka. Metode yang pertama yaitu dengan meracik larutan
yang berbau harum untuk mengganggu penciuman babi hutan.
Dengan adanya bau harum dapat mengusir babi hutan dari
kebun para petani. Larutan yang biasa digunakan yaitu larutan
molto pembilas pakaian. Larutan tersebut akan disiram ke
sekeliling pagar kebun petani. Namun, metode ini dianggap
kurang efektif karena bau harum yang diciptakan cepat hilang
sehingga tidak efektif untuk mengusir babi hutan dalam waktu
yang lama. Metode yang kedua yaitu dengan memasang kabel
di sekeliling kebun serta melakukan penyetroman listrik.
Metode yang kedua ini cukup berbahaya ketika diterapkan,
karena dengan melakukan penyetroman listrik dapat
membahayakan para petani atau orang lain yang mendekati
kebun dan bisa berakibat fatal ketika terkena sengatan listrik
tersebut.
Dari permasalahan di atas maka peneliti sudah merancang alat
pengusir babi hutan otomatis dengan menggunakan sensor
ultrasonik serta menghasilkan suara yang keras. Akan tetapi,
3
hal tersebut tidak mengurungkan tekad babi hutan untuk
kembali mengganggu kebun petani yaitu dengan mencari
lokasi yang berbeda dari lokasi awal ketika babi hutan itu
masuk ke kebun. Sehingga perlu dilakukan pemasangan alat
pengusir babi hutan hampir di semua titik pada kebun petani
dan hal tersebut membutuhkan perangkat yang lebih banyak
dan biaya pemasangan yang cukup mahal, apalagi jika ukuran
kebun petani yang cukup luas. Oleh karena itu, peneliti akan
merancang alat perangkap hidup babi hutan otomatis dengan
menggunakan sensor ultrasonik dan modul GSM. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengurangi gangguan babi hutan
ke kebun petani dengan cara membuat perangkap hidup yaitu
menangkap hidup-hidup babi hutan sehingga dapat
mengurangi gangguan babi hutan dan juga mengurangi
populasi babi hutan yang cukup tinggi di Kabupaten Muna.
Kualifikasi tim yang bergabung dalam penelitian ini dengan
latar belakang pendidikan pascasarjana dan sarjana yang
memiliki pengalaman serta kompetensi profesional untuk
melakukan penelitian, InsyaAllah perancangan perangkap
hidup babi hutan otomatis akan berjalan dengan baik.

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari permasalahan yang telah dipaparkan di latar belakang
yaitu bagaimana cara mengatasi hama babi hutan yang
merusak kebun petani dan bagaimana membuat alat pengusir
atau perangkap hidup babi hutan. Dari permasalahan yang
sama, terdapat beberapa peneliti yang sudah mencoba untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut dengan metode yang
berda-beda, yaitu:
Aris Muda 2015, merancang alat "sirine otomatis pengusir
babi hutan dari kebun petani". Tujuan dari pembuatan alat ini
yaitu untuk mengurangi kerusakan kebun petani yang
disebabkan oleh hama babi hutan. Alat yang dirancang terdiri
dari beberapa komponen yaitu menggunakan sensor gerak
infra merah yang berfungsi untuk mendeteksi keberadaan babi
hutan, IC NE 555 yang berfungsi untuk pembangkit signal
dengan frekuensi 5 KHz pada rangkaian, sirine (gukguk,s
voice) digunakan untuk menghasilkan suara gonggongan
anjing. prinsip kerja dari alat ini yaitu ketika sensor infra merah
mendeteksi pergerakan babi hutan, maka sirine akan
mengeluarkan suara gonggongan anjing sehingga dapat
mengusir babi hutan yang akan mendekati kebun petani. Hasil
pengujian dari alat ini sangat baik, tetapi sensor infra merah
yang digunakan mempunyai sensitifitas yang cukup tinggi
sehingga dengan adanya pergerakan daun bisa memicu
aktifnya sirine (muda, aris 2015).
Swastiko Priyambodo 2016, pada penelitiannya yang berjudul
"pengendalian mekanis hama babi hutan (sus scrofa vittatus)
di pulau gebe, Maluku Utara, peneliti mengamati kerusakan
tanaman budidaya akibat serangan babi hutan dan mengamati

5
tindakan para petani untuk mengatasinya. Menurut
priyambodo, beberapa metode pengendalian hama babi hutan
adalah sanitasi, kultur teknis, mekanis, hayati, dan kimia.
Pengendalian secara mekanis dapat dilaksanakan dengan
usaha untuk menghalangi babi hutan memasuki areal
pertanaman dengan membuat barier fisik melalui 2 cara: (1)
membuat pagar yang kuat di sekeliling pertanaman, akan lebih
baik kalau pagar tersebut berupa pagar hidup dari tumbuhan
yang relatif lebih kuat karena akarnya menghunjam ke dalam
tanah dan (2) membuat parit yang cukup lebar dan dalam di
sekeliling pertanaman. Kesimpulan dari penelitiannya yaitu
Pengendalian mekanis terhadap babi hutan kurang efektif
karena masyarakat masih menggunakan cara tradisional yaitu
dengan menggunakan pagar pelindung, jerat perangkap,
repelen, berburu, pemberian makan, dan metafisik
(Priyambodo 2016).
Muh. Darwing 2018, melakukan penelitian yang berjudul
"rancang bangun sistem pengaman tanaman palawija dari
hama babi hutan berbasis mikrokontroler". Masalah Pada
penelitiannya adalah petani palawija sering kali mengalami
gagal panen akibat hama babi hutan yang sering merusak
tanaman perkebunan, dari permasalahan itu maka dibuat alat
pengaman tanaman berbasis mikrokontroler dengan
menggunakan metode membuat wangi-wangian dan
melakukan penyetroman. Digunakan beberapa komponen
seperti motor servo untuk melakukan penyiraman larutan
wewangian dari botol penyimpanan, mikrokontroler sebagai
pusat pengontrolan, terdapat dua buah sensor ultrasonik untuk
mendeteksi adanya pergerakan babi hutan, Liquid crystal
display (LCD) yang berfungsi untuk menampilkan data hasil
pengamatan dan relay untuk menghantarkan listrik ke kawat
yang terpasang di sekeliling kebun. Prinsip kerja dari alat ini

6
yaitu ketika sensor ultrasonik satu mendeteksi adanya
pergerakan babi hutan maka motor servo bekerja untuk
menumpahkan larutan wewangian dan ketika sensor dua
mendeteksi adanya pergerakan babi hutan maka relay aktif
untuk menghantarkan aliran listrik ke kawat, setelah itu LCD
akan menampilkan data nilai maupun kondisi pada alat secara
keseluruhan. Hasil penelitiannya cukup baik dimana gangguan
babi hutan sedikit berkurang tetapi cukup berbahaya karena
menggunakan kawat listrik yang bertegangan (Darwing 2018).
Ardiansyah 2019, melakukan penelitian yang berjudul
"perancangan alat pendeteksi hewan pengganggu tanaman
kebun dengan menggunakan sensor gerak PIR (passive infra
red) berbasis mikrokontroler. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengusir babi hutan yang mengganggu kebun kacang
tanah petani. Peneliti menggunakan beberapa komponen
utama seperti sensor PIR untuk mendeteksi pergerakan babi
hutan, mikrokontroler sebagai pusat kontrol rangkaian, modul
Mp3 digunakan sebagai penyimpan data suara gonggongan
anjing dalam bentuk file Mp3 dan speaker digunakan untuk
mengeluarkan suara gonggongan anjing yang bertujuan untuk
mengusir babi hutan yang mendekati kebun petani. Prinsip
kerja dari alat yang dirancang yaitu ketika babi hutan terdeteksi
oleh sensor PIR maka speaker akan mengeluarkan gonggongan
anjing. Pengujian alat berjalan dengan baik, tetapi terdapat
kekurangan yaitu pendeteksian sensor terhadap objek babi
hutan yang kurang maksimal (ardiansyah 2019).
Dari permasalahan dan beberapa tinjauan pustaka di atas maka
peneliti akan melakukan penelitian dengan judul perancangan
perangkap hidup babi hutan otomatis berbasis mikrokontroler
yang dilengkapi dengan sensor ultrasonik dan modul GSM.
Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian
sebelumnya yaitu penelitian ini membuat perangkap hidup

7
babi hutan dan menggunakan modul GSM sebagai sarana
informasi ke handphone petani jika terdapat babi hutan yang
tertangkap

8
BAB III
METODE YANG DIGUNAKAN
Pada perancangan sistem perangkap hidup babi hutan otomatis
ini terdiri dari beberapa tahapan sistem yaitu sistem pelacakan,
sistem perangkap dan sistem seluler. Adapun sistem pelacakan
sudah selesai dibuat oleh ketua tim peneliti dan rencana
kedepan yang akan dibuat ialah sistem perangkap dan sistem
seluler. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian


Sistem pelacakan merupakan sistem yang bertugas untuk
mendeteksi adanya pergerakan babi hutan. Pada sistem ini
terdapat tiga buah sensor ultrasonik yang bertugas untuk
memantau serta mendeteksi adanya pergerakan babi hutan.
Prinsip kerja dari sistem pelacakan yaitu memantau pergerakan
babi hutan dan apabila sensor ultrasonik mendeteksi
pergerakan babi hutan dari jarak 10 cm sampai 400 cm maka
akan mengirimkan informasi ke mikrokontroler untuk
selanjutnya menginstruksikan sistem perangkap untuk bekerja.
mikrokontroler berfungsi sebagai otak dari sistem yang akan
menginstruksikan kepada sebuah perangkat lain untuk bekerja.
Adapun pada sistem pelacakan ini telah dibuat oleh ketua tim
peneliti.
Sistem perangkap adalah sistem yang bertugas untuk
menangkap babi hutan hidup-hidup. Sistem perangkap terdiri
dari perangkap babi hutan dan motor listrik 24V DC sebanyak
empat buah. Perangkap babi hutan merupakan ruang persegi
empat yang terdiri dari dua buah pintu, dari masing-masing

9
pintu terdapat dua buah motor listrik 24V DC yang sudah
terhubung dengan tali ke pintu perangkap. Perangkap ini
terbuat dari batangan-batangan besi siku yang dipadukan
dengan besi jaring-jaring yang sangat kuat untuk menahan
amukan babi hutan ketika tertangkap. Prinsip kerja dari sistem
ini adalah ketika sensor ultrasonik sudah mendeteksi
pergerakan babi hutan maka motor listrik 24V DC akan
bekerja untuk menarik tali yang sudah terpasang di pintu-pintu
perangkap untuk menutup perangkap sehingga babi hutan
tertangkap hidup-hidup. Setelah itu, sistem akan
menginformasikan ke mikrokontroler untuk menginstruksikan
sistem seluler untuk bekerja. Pada pemasangan motor listrik
24V DC ke Pintu-pintu perangkap akan dikerjakan oleh
anggota peneliti 1 dan untuk pembuatan perangkap akan dibuat
oleh mitra yaitu PT. Akilikiwo Teknik Nusantara.
Sistem seluler ialah sebuah sistem yang bertugas untuk
menginformasikan tentang telah tertangkapnya babi hutan
dengan melalui pesan singkat ke handphone petani. Sistem
seluler ini terdiri dari modul GSM yang sudah terpasang
sebuah sim card (telkomsel) dan sudah menyimpan beberapa
nomor petani melalui program yang telah tertanam di modul
GSM tersebut. Prinsip kerja dari sistem seluler yaitu ketika
pintu perangkap sudah menutup maka mikrokontroler
menginstruksikan modul GSM untuk mengirimkan pesan
singkat berupa "babi telah tertangkap" ke handphone petani.
Pada sistem ini akan dikerjakan oleh ketua tim peneliti.
Dalam proses perancangan alat perangkap hidup babi hutan
otomatis terdapat beberapa komponen atau bahan yang
digunakan. Adapun bahan beserta spesifikasinya dapat dilihat
pada Tabel 1.

10
Tabel 1. Bahan yang digunakan
Bahan Spesifikasi
Sensor Ultrasonik HC SR04 @ 3 Buah
Modul GSM SIM 800L
Aki 12 V, 7A @ 4 Buah
Regulator tegangan dan 5V, 12V DC Step-up ke
konverter 24V DC
Mikrokontroler ATMega328
Selenoida 12 V
Perangkap Besi siku

Untuk dapat mengetahui sistem keseluruhan alat perangkap


babi hutan otomatis beserta komponen atau perangkat yang
digunakan, maka telah dibuat Blok diagram sistem pada
penelitian ini yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada blok
diagram terdapat beberapa perangkat yang terhubung menjadi
suatu sistem yang terpadu. Terdapat beberapa komponen
penyusun sistem, berikut defenisi beserta fungsinya.
Aki adalah alat elektro kimia yang dibuat untuk mensuplai
listrik ke sistem. Alat ini menyimpan listrik dalam bentuk
energi kimia, yang dikeluarkannya bila diperlukan dan
mensuplai ke masing-masing sistem kelistrikan atau alat yang
memerlukannya. Di dalam aki terdapat elektrolit asam sulfat,
elektroda positif dan negatif dalam bentuk plat. Plat-plat ini
dibuat dari timah atau berasal dari timah.
Karena itu tipe aki ini sering disebut aki timah. Ruangan
dalamnya dibagi menjadi beberapa sel dan di dalam masing-
masing sel terdapat beberapa elemen yang terendam dalam
elektrolit. Aki pada penelitian ini berfungsi untuk
menyediakan sumber energi listrik yang dibutuhkan oleh
semua perangkat listrik pada sistem perangkap babi hutan

11
otomatis dengan energi yang disediakan ialah sebesar 12V DC,
7A.
Regulator tegangan adalah bagian dari power supply yang
berfungsi untuk memberikan stabilitas output pada suatu
power supply. Output tegangan DC dari penyearah ketika tidak
menggunakan regulator dapat mengakibatkan perubahan pada
nilai tegangan ketika dioperasikan. Adanya perubahan pada
masukan dan variasi beban merupakan penyebab utama
terjadinya ketidakstabilan pada power supply. Pada sebagian
perangkat elektronika, terjadinya perubahan catu daya akan
berakibat cukup serius. Untuk mendapatkan pencatu daya yang
stabil diperlukan regulator tegangan. regulator tegangan pada
penelitian ini berfungsi untuk menyediakan tegangan stabil
sebesar 5V DC yang dibutuhkan oleh mikrokontroler, sensor
ultrasonik dan modul GSM. Dan terdapat konverter tegangan
yang akan menaikan tegangan dari 12V DC ke 24V DC untuk
menyuplai energi listrik ke motor listrik 24V DC.
Mikrokontroler adalah suatu chip berupa IC (integrated circuit)
yang dapat menerima sinyal input, mengolahnya dan
memberikan sinyal output sesuai dengan program yang
diisikan ke dalamnya. Sinyal input mikrokontroler berasal dari
sensor yang merupakan informasi dari lingkungan sedangkan
sinyal output ditujukan kepada aktuator (motor listrik) yang
dapat memberikan efek ke lingkungan. Jadi secara sederhana
mikrokontroler dapat diibaratkan sebagai otak dari suatu
perangkat atau produk yang mampu berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Mikrokontroler pada penelitian ini
berfungsi sebagai otak dari sistem atau pusat pengontrolan
yang berfungsi untuk menginstruksikan perangkat lain untuk
bekerja.
Motor listrik DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai
tegangan dan arus searah pada kumparan medan untuk diubah
menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor
DC disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan

12
jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Motor listrik arus
searah merupakan piranti elektronika yang mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik berupa gerak rotasi. Pada
penelitian ini digunakan motor listrik 24V DC yang
merupakan motor penggerak yang berfungsi untuk menarik tali
yang telah terpasang ditiap pintu perangkap. Terdapat empat
buah motor listrik 24V DC, dua motor listrik terdapat di pintu
depan dan dua motor lainnya berada di pintu belakang
perangkap.
Perangkap adalah sebuah alat yang digunakan untuk
menangkap hewan tertentu seperti babi hutan, dan biasanya
dipasang dengan diberi umpan atau jebakan yang bertujuan
untuk memperdaya agar dapat menangkap hewan tersebut.
Perangkap ini berbentuk seperti kandang atau sangkar yang
dapat menutup sendiri apabila binatang sudah masuk.
Perangkap yang akan digunakan berbentuk segi empat yang
terbuat dari besi siku dan besi jaring-jaring. Perangkap pada
penelitian ini berfungsi untuk memenjarakan babi hutan secara
hidup-hidup.
Babi hutan adalah hewan yang relatif pandai, waspada, dan
mudah terkejut. Babi hutan secara umum dikenal sebagai babi
celeng yang merupakan nenek moyang babi liar yang
menurunkan babi ternak (Sus scrofa domesticus). Daerah
persebarannya berada di wilayah hutan-hutan eropa tengah,
mediterania dan sebagian besar asia hingga wilayah paling
selatan di indonesia. Babi hutan ini memiliki ukuran yang
besar dengan berat dapat mencapai 200 kg (400 pound) untuk
jantan dewasa, serta panjang hingga 1,8 m (6 kaki). Babi
celeng di indonesia panjang tubuhnya hingga 1.500 mm,
panjang telinga 200–300 mm, dan tinggi bahunya 600–
750 mm. Jika terkejut atau tersudut, hewan ini dapat menjadi
agresif, terutama betina dewasa yang sedang melindungi anak-
anaknya dan jika diserang akan mempertahankan diri dengan

13
taringnya. Pada penelitian ini babi hutan ialah objek hewan liar
yang akan ditangkap.
Sensor ultrasonik adalah sebuah sensor yang berfungsi untuk
mengubah besaran fisis berupa bunyi menjadi besaran listrik
dan sebaliknya. Sensor ini bekerja berdasarkan prinsip dari
pantulan suatu gelombang suara, dimana sensor ini
menghasilkan gelombang suara yang kemudian menangkap
kembali dengan perbedaan waktu sebagai dasar pengindra.
Perbedaan waktu yang dipancarkan dan diterima kembali
adalah berbanding lurus dengan jarak objek yang
memantulkannya. Sensor ultrasonik ini umumnya digunakan
untuk mendeteksi keberadaan suatu objek dalam jarak tertentu
di depannya. Sensor ultrasonik mempunyai kemampuan
mendeteksi objek lebih jauh terutama untuk benda-benda yang
keras. Pada benda-benda yang keras yaitu yang mempunyai
permukaan kasar gelombang ini akan dipantulkan lebih kuat
daripada benda yang permukaannya lunak. Sensor ultrasonik
ini terdiri dari rangkaian pemancar ultrasonik yang disebut
transmitter dan rangkaian penerima ultrasonik disebut
receiver. Pada penelitian ini sensor ultrasonik berfungsi untuk
melacak pergerakan atau keberadaan babi hutan.
Modul GSM adalah sebuah perangkat elektronik yang
berfungsi sebagai alat pengirim dan penerima pesan SMS.
Ukuran modul GSM cukup kecil, ukurannya sama dengan
pesawat telepon seluler GSM. Sebuah modul GSM terdiri dari
beberapa bagian, di antaranya adalah lampu indikator, terminal
daya, terminal kabel ke komputer, antena dan untuk
meletakkan kartu SIM. Pada penelitian ini modul GSM
berfungsi untuk mengirimkan pesan singkat ke handphone
petani.
Handphone merupakan alat telekomunikasi elektronik bersifat
dua arah yang mempunyai kemampuan untuk mengirim pesan
singkat baik berupa suara, gambar dan teks. Pada penelitian ini

14
handphone difungsikan sebagai media penerima informasi
bagi petani.

Gambar 2. Blok Diagram Sistem


Diagram alir sistem menggambarkan tahapan proses kerja
sistem secara keseluruhan. Pertama-tama ialah "mulai" yaitu
kondisi alat perangkap pertama kali di hidupkan, setelah itu
proses "inisialisasi" yaitu memastikan setiap perangkat untuk
siap dioperasikan. Selanjutnya "proses data sensor ultrasonik",
pada kondisi ini sensor ultrasonik akan berada dalam kondisi
siaga atau stand by untuk mendeteksi keberadaan babi hutan
jika tidak terdapat babi hutan, sistem akan terus dalam kondisi
siaga dan apabila sensor ultrasonik mendeteksi pergerakan
babi hutan, maka proses selanjutnya ialah "motor listrik on".
Kondisi motor listrik on ialah kondisi motor listrik bekerja dan
menarik tali yang terhubung pada pintu-pintu perangkap yang
membuat "perangkap menutup" dan akan membentuk seperti
kandang babi hutan yang besar sehingga babi hutan
terperangkap di dalamnya. Proses selanjutnya ialah proses
"Modul GSM mengirimkan pesan ke HandPhone seluler".
Proses ini akan mengirimkan pesan singkat ke handphone
petani yang menginformasikan bahwa terdapat babi hutan
yang terperangkap dan setelah itu sistem "End" atau berakhir.
Adapun gambar diagram alir sistem dapat dilihat pada Gambar
3.

15
Gambar 3. Diagram Alir
Setelah semua sistem sudah terpasang dan sudah siap untuk
dioperasikan, maka langkah selanjutnya ialah melakukan
pengujian alat, setelah itu memonitoring hasil pengujian alat
yang akan dilakukan oleh Ketua Tim Peneliti serta Anggota
peneliti 1 dan evaluasi hasil pengujian alat dilakukan oleh
ketua tim penguji dan anggota peneliti 2. Apabila terdapat
ketidaksesuaian data atau terjadi kerusakan pada alat, maka
ketua tim penguji akan melakukan perbaikan pada alat. Untuk
luaran hasil penelitian ini rencana akan dipublikasikan di
jurnal nasional teknik elektro dan teknologi informasi
(JNTETI) universitas Gadjah Mada. Jurnal ini memiliki sinta
score yaitu sinta 2, impact yaitu 1,35 dan H-index yaitu 19.
Untuk penyusunan jurnal akan dikerjakan oleh anggota
peneliti 2. Untuk luaran tambahan pada penelitian ini yaitu
dengan membuat buku yang akan di HKI-kan dan untuk
pembuatan buku ini akan dikerjakan oleh anggota peneliti 1.

16
BAB IV

HASIL PELAKSANAAN PENELITIAN

Bismillahi Rahmani Rahim, dengan mengucapkan syukur


Alhamdulilah penelitian dosen pemula yang telah dibuat dengan
judul Perancangan Alat Perangkap Hidup Babi Hutan Otomatis Yang
Dilengkapi Dengan Sensor Ultrasonik dan Modul GSM dapat
dilaksanakan dengan Ba ik. Pada perancangan alat perangkap babi
hutan ini dibutukan beberapa komponen seperti mikrokontroler,
sensor ultrasonik, modul GSM, Baterai, regulator Tegangan,
selenoida dan perangkap.

Baterai akan menyuplai tegangan ke semua komponen pada sistem.


Terdapat tiga buah baterai yang di hubung seri untuk memperoleh
tegangan kurang lebih 12 v. tegangan 12 v ini dibutuhkan untuk
menggerakan selenoid yang akan menutup pintu kandang. Kemudian
di butuhkan regulator tegangan yaitu ic regulator 7805 untuk
memperoleh tegangan konstan 5 v, dimana tegangan tersebut
digunakan untuk menyupali energi ke mikrokontroler, sensor
ultrasonik dan modul GSM. Setelah semua komponen disuplai oleh
energi, maka alat perangkap pun bisa digunakan. Sebelum
menggunakan alat, terlebih dahulu menekan tombol “set” untuk
menandakan bahwa “perangkap siap” untuk digunakan. Perangkap
babi hutan ini bekerja secara otomatis, dimana sensor ultrasonik akan
bekerja secara stand by, untuk melacak pergerakan babi hutan yang
masuk ke kandang. Ketika sensor ultrasonik mendeteksi adanya
pergerakan babi hutan maka data dari sensor akan diproses oleh
mikrokontroler dan akan menginstruksikan selenoida untuk bekerja
sehingga pintu perangkap jatuh untuk memerangkap babi hutan yang
masuk ke kandang. Bersamaan dengan hal tersebut mikrokontroler
juga akan mengirimkan data singkat ke modul GSM untuk dapat
mengirimkan ke handphone petani/pengguna berupa “buruan
terdeteksi” yang menandakan bahwa terdapat babi hutan yang

17
terperangkap. Adapun contoh pesan yang terkirim di handphone
adalah seperti yang ditunjukan pada gambar 5.

Gambar 5. Pesan singkat ke handphone

Pada tahap perancangan, peneliti menyolder rangkaian pada papan


PCB untuk menyatukan beberapa komponen yang digunakan.
Setelah itu peneliti mendesain tata letak komponen agar terlihat rapi
dan efisien tempat. Semua komponen elektronika yang digunakan
diletakkan di dalam semua kotak hitam yang didesain sedemikian
rupa sehingga semua komponen dapat masuk ke dalamnya. Sehingga
terciptalah sebuah kotak sistem perangkap babi hutan yang
kompactible dan efisien.

18
Gambar 6. Sistem perangkap babi hutan

Pada tampilan depan dan atas boks alat terdapat antena modul GSM
(1) dan Sensor Ultrasonik (2). Antena modul GSM berfungsi untuk
sebagai penguat sinyal, agar modul GSM dapat mengirimkan sinyal
ke handphone pengguna dengan mudah. Sensor ultrasonik berfungsi
untuk mengeluarkan dan menerima kembali gelombang ultrasonik.

19
Gambar 7. Tampak Atas dan Depan Boks Alat

Pada tampak samping kiri, Terdapat lampu indikator (1) yang


berfungsi sebagai penanda jika alat dihidupkan, juga terdapat saklar
(2) sebagai pemutus dan penyambung energi listrik ke rangkaian dan
juga terdapat konektor adaptor 12 v (3) untuk melakukan pengecasan
pada baterai. Seperti yang terlihat pada gambar 8.

Gambar 8. Tampak samping kiri boks alat

Pada tampak samping kanan, terdapat tombol set (1) yang digunakan
untuk memulai pemasangan atau memulai pengoperasian alat dan

20
juga terdapat sambungan ke selenoida (2) yang berfungsi sebagai
konduktor yang akan tersambung ke komponen selenoida yang akan
menutup kandang secara otomatis ketika terdapat babi hutan. Seperti
yang ditunjukan pada gambar 9.

Gambar 9. Tampak samping kanan boks alat

Pada tampak sebelah dalam boks, terdapat modul GSM (1) yang
berfungsi sebagai modul pengirim pesan singkat ke handphone
petani/pengguna. Mikrokontroler yaitu arduino pro mini (2) yang
berfungsi sebagai pengelola data dan pengambil keputusan. Relay (3)
sebagai penyambung dan pemutus energi listrik ke komponen
selenoida. IC regulator 7805 (4) yang digunakan untuk menurunkan
tegangan 12 vdc ke tegangan 5 vdc yang dibutuhkan oleh
mikrokontroler dan sensor ultrasonik. Modul BMS (5) yaitu modul
yang digunakan untuk melakukan pengecasan ke baterai. Baterai (6)
adalah perangkat sumber energi yang digunakan untuk menyuplai
tegangan ke semua komponen. Adapun kondisi dalam boks dapat
dilihat pada gambar 10.

21
Gambar 10. Tampak dalam boks alat

Untuk luaran dari penelitian ini merupakan jurnal nasional yang


rencana akan di submid di salah satu jurnal nasional yaitu JNTETI.
Untuk sementara ini peneliti sedang dalam proses pengambilan data
serta penyusunan dokumen jurnal. Untuk luaran tambahan yaitu
berupa buku hasil penelitian, dimana buku tersebut masih dalam
proses penyusunan.

Status Luaran
Untuk luaran dari penelitian ini yaitu jurnal dan buku, peneliti masih
dalam proses pembuatan dokumen jurnal dan belum rampung 100%
karena peneliti lagi dalam proses pengambilan data hasil alat
perangkap babi hutan. Di waktu sebelumnya peneliti sudah
memfokuskan untuk pengerjaan sistem perangkap babi hutannya.
Dan semoga saja tidak ada kendala yang berarti sehingga peneliti
bisa memfokuskan waktu untuk menyusun luaran penelitian

22
Kendala Penelitian
Kendala Pelaksanaan Penelitian yang dialami oleh peneliti yaitu dana
yang terbatas. Oleh karena itu, peneliti mulai berpikir keras untuk
mengefesiensikan beberapa kebutuhan seperti bahan dan material
yang dibutuhkan untuk dikurangi. Dari proses tersebut peneliti malah
mendapatkan ide-ide baru dalam pemilihan dan penentuan
komponen dan sistem yang akan digunakan. Hasil dari pemikiran
tersebut malah menghasilkan sebuah alat perangkap babi hutan yang
lebih efisien dan kampactible serta penggunaan alat perangkap babi
yang disederhanakan sehingga mudah untuk digunakan.

Rencana Penelitian Selanjutnya

Rencana Tahapan Penelitian Selanjutnya Yaitu peneliti akan


mengembangkan Alat perangkap hidup Babi Hutan ini, dimana
peneliti akan menambahkan beberapa sistem dan menambahkan
beberapa kompenen tambahan agar alat perangkap babi hutan ini
lebih canggih, lebih akurat, dan lebih mudah dalam penggunaannya.
Adapun beberapa sistem atau komponen yang akan ditambahkan
dalam penelitian selanjutnya yaitu peneliti akan menambahkan
kamera pengintai di dalam kandang atau perangkap. Kamera ini
berfungsi untuk melihat atau memastikan bahwa hewan yang masuk
ke dalam perangkap ini ialah babi hutan. Dimana ketika sensor
ultrasonik mendeteksi adanya pergerakan di dalam kandang maka
pintu kandang akan tertutup secara otomatis. Permasalahnya adalah
hewan yang akan masuk ke dalam perangkap belum tentu babi hutan,
bisa saja jenis hewan lain seperti burung, monyet, tupai dan lain -lain.
Jadi, karena alat ini hanya diperuntukan untuk menangkap babi
hutan, maka harus ada perangkat yang bisa memastikan bahwa yang
telah masuk ke dalam kandang ialah babi hutan. Oleh karena itu,
dengan penambahan kamera bisa menjadi solusi untuk bisa
memastikan bahwa hewan yang masuk ke dalam perangkap ialah
babi hutan. Ketika hewan sudah masuk ke kandang dan sensor
mendeteksi lalu perangkap menutup dan setelah itu alat akan
mengirimkan notifikasi ke handphone seluler petani atau pengguna.

23
Setelah itu pengguna dapat mengecek kandang via internet of things
(IoT) yaitu dengan membuka sebuah aplikasi untuk bisa
mengkoneksikan antara kamera yang ada di kandang ba bi dengan
handphone pengguna. Jadi, untuk memastikan apakah yang
tertangkap di kandang itu adalah babi hutan atau bukan, pengguna
cukup bisa melihatnya di handphone dengan menggunakan aplikasi.
Ketika pengguna sudah mengecek kamera dengan menggunakan
aplikasi dan hewan yang tertangkap adalah babi hutan maka “mission
complete” atau alat ini bekerja sesuai dengan harapan pembuatannya.
Maka pengguna akan pergi ke lokasi perangkap yang ada di kebun
selanjutnya babi hutan akan diamankan. Akan tetapi jika hewan yang
tertangkap atau yang masuk ke kandang adalah bukan babi hutan
maka alat perangkap akan membunyikan buzzer dan pintu kandang
akan secara otomatis terbuka sehingga hewan yang masuk ke
kandang tadi keluar kandang. Jadi, In Syaa Allah terdapat beberapa
komponen yang akan ditambahkan pada perangkapnya seperti buzzer
yang berfungsi untuk mengeluarkan bunyi sehingga hewan akan
keluar kandang dan motor listrik yang akan menarik pintu kandang
sehingga pintu kandang terbuka. Selain itu, pada kandang akan
ditambahkan sistem Internet of Things, sistem ini akan
memungkinkan untuk mengkomunikasikan beberapa perangkat dari
jarak jauh.

24
BAB V

KESIMPULAN

Alat perangkap hidup babi hutan otomatis telah dirancang


semaksimal mungkin dan dapat bekerja dengan baik dalam
menangkap babi hutan yang masuk ke kebun petani. Alat ini
dilengkapi dengan sensor ultrasonic sebagai alat pendeteksi
pergerakan babi hutan Ketika babi hutan terdeteksi maka pintu
kandang akan menutup sehingga babi hutan terpenjara atau
tertangkap di dalam kandang. Bersamaan dengan itu, modul GSM
akan mengirimkan pesan singkat berupa “buruan terdeteksi” ke
handphone petani, sehingga petani dapat pergi ke kebun untuk
mengamankan babi hutan yang tertangkap. Dengan tertangkapnya
babi hutan sehingga dapat mengurangi gangguan babi hutan yang
biasa terjadi di kebun petani.

25
DAFTAR PUSTAKA
1. Muda, Aris dkk. 2015. "Sirine otomatis pengusir babi
hutan dari kebun petani" Program kreativitas mahasiswa.
Sumedang : Universitas Padjadjaran.
2. Priyambodo, Swastiko. 2016. "Pengendalian mekanis
hama babi hutan (sus scrofa vittatus) di pulau gebe,
Maluku Utara" prosiding seminar nasional perkebunan
(hlm. 213-222). Bandung : Departemen Proteksi Tanaman,
Fakultas Pertanian, IPB.
3. Darwing, Muhammad. 2018. "Rancang bangun sistem
pengaman tanaman palawija dari hama babi hutan berbasis
mikrokontroler" Skripsi. Makassar : Universitas Islam
Negeri Alaudin Makassar.
4. Ardiansyah. 2019. "Perancangan alat pendeteksi hewan
pengganggu tanaman kebun dengan menggunakan sensor
gerak PIR (passive infra red) berbasis mikrokontroler"
Skripsi. Makassar : Universitas Islam Negeri Alaudin
Makassar.

26

Anda mungkin juga menyukai