Cara Kerja
Sebenarnya cara kerja spirometer cukup mudah yaitu sesorang disuruh bernafas (menarik nafas
dan menghembuskan nafas) di mana hidung orang itu ditutup. Tabung yang berisi udara akan
bergerak naik turun, sementara itu drum pencatat bergerak putar (sesuai jarum jam) sehingga
pencatat akan mencatat sesuai dengan gerak tabung yang berisi udara.
Cek Kalibrasi Dari sudut pandang praktis maka perlu melakukan pemeriksaan kalibrasi pada spirometer
jarum suntik kalibrasi biasanya dibutuhkan. Frekuensi melakukan pemeriksaan akan berbeda dengan
setting klinis dan jenis instrumen yang digunakan, dan kebutuhan untuk menyesuaikan kalibrasi akan
tergantung pada apakah itu adalah di luar batas kontrol. Spirometer yang dikenali sebagai Flow
spirometer umumnya memerlukan pemeriksaan kalibrasi sehari-hari. Faktor penting adalah stabilitas
kalibrasi dari waktu ke waktu dan ini hanya dapat dibentuk dengan tabir, setelah dilakukan pemeriksaan
kalibrasi banyak pada instrumen. Semua spirometer harus dikalibrasi ulang setelah pembersihan atau
disinfeksi, atau jika hasil yang tidak biasa atau tidak diharapkan menunjukkan masalah. Biasanya,
spirometer harus akurat (volume ke dalam ± 0,05 L atau ± 3%, mana yang lebih besar; mengalir ke dalam
± 0,2 L/detik atau ± 5%, mana yang lebih besar) dan dikalibrasi secara berkala dengan jarum suntik
(bersertifikat) yang akurat 3L. Ketika sebuah spirometer akan dipindahkan ke lingkungan yang lebih
dingin atau lebih panas, penting untuk memberikan waktu untuk itu untuk mencapai baru suhu dan
mengukurnya. Demikian pula, kalibrasi jarum suntik harus pada suhu yang sama seperti spirometer dan
untuk alasan ini biasanya disimpan di dekat spirometer. Untuk mendeteksi perubahan kinerja
spirometer keseluruhan, fungsi ventilasi dari satu atau lebih subyek dengan fungsi pernafasan yang
stabil harus diukur dan dicatat secara teratur sebagai bagian dari kualitas yang sedang berlangsung
mengendalikan program. Rekaman pemeriksaan kalibrasi, kontrol kualitas dan sejarah pelayanan harus
disimpan dengan peralatan. Dalam operasi, menguji diri sendiri (jika Anda memiliki fungsi stabil) pada
spirometer Anda setiap minggu atau dua adalah cara yang praktis memastikan kontrol kualitas. Sebuah
variasi dari> 5% pada VEP1 atau KVP harus mengingatkan Anda untuk masalah dan kebutuhan untuk
memiliki instrumen Anda dengan benar diperiksa dan diservis Perangkat pengukuran aliran
(pneumotachographs misalnya, turbinometers) harus diperiksa secara teratur untuk linearitas selama
rentang fisiologis arus (0-14 L per detik). Sebuah tes yang baik dari linearitas adalah untuk memberikan
volume tertentu (misalnya dengan jarum suntik 3L) di berbagai arus, memastikan bahwa volume dicatat
oleh instrumen dekat dengan 3,00 L selama rentang seluruh arus. Ketika 3L dilewatkan ke dalam
Universitas Sumatera Utara 30 spirometer harus merekam volume ke dalam ± 3,5%; yaitu, spirometer
adalah akurat jika volume tercatat adalah antara 2,895 L dan 3.105 L. Peak flow meter umumnya dapat
diharapkan aus setelah sekitar 12 sampai 24 bulan penggunaan berat, meskipun ada ini sedikit
dipublikasikan data untuk mendukung ini, sedangkan spirometer volume perpindahan akan biasanya
tahun terakhir jika benar service dan pemeliharaan.
Kalibrasi alat Spirometer dilakukan dengan menggunakan alat Syringe Calibration. Yaitu sebuah
syringe yang dirancang untuk menguji perangkat pengukur aliran. Syringe untuk kalibrasi
Spirometer dijalankan secara manual menghisap masuk dan keluar dari silinder Syringe.
Kemudian Syringe akan diuji dengan perangkat adapter yang kemudian hasilnya dibandingkan
dengan sistem sensor aliran dalam alat spirometer.
Dari blok diagram diatas dapat dijelaskan fungsi masing-masing dari bloknya yaitu :
1. Mouthpiece yang diletakkan di mulut pasien yang berguna untuk menutup udara yang
dihembuskan agar tidak menyebar dan selanjutnya dapat mengukur kapasitas dan volume udara yang
ada pada paru-paru lalu diteruskan ke rangkaian sensor lalu di proses pada Mikrokontroler.
2. Flowsensor membaca aliran udara yang dihembuskan oleh pasien atau relawan dan selanjutnya
akan diproses oleh sensor tekanan gas MPXV7002DP.
3. Baterai yang digunakan sebagai catu daya untuk menghidupkan alat, memberikan tegangan
untuk sensor dan LCD, sehingga alat dapat dihidupkan tanpa supply dari arus PLN.
4. Pada sensor MPXV7002DP yang mendapatkan tegangan, terjadi pengolahan tekanan udara yang
digunakan untuk mendapatkan nilai kapasitas vital paru-paru dalam bentuk nilai angka satuan dari Kpa
diubah menjadi satuan mL.
5. Mengkonversi data analog ke digital dengan memanfaatkan fasilitas ADC internal Arduino
ATMega32.
Pengiriman data setelah di ADC yaitu pengukuran nilai kapasitas yang diujikan salah satunya yaitu
kapasital vital paksa (FVC), kemudian dilanjutkan ke LCD untuk menampilkan hasil angka berupa nilai
kapasitas vital paru-paru dengan satuan miliLiter (mL).
6. Liquid Crystal Display (LCD) digunakan sebagai tampilan hasil keluaran nilai kapasitas paru-paru
dengan bentuk angka satuan miliLiter (mL).
Ketika tombol ON/OFF ditekan maka Baterai yang digunakan sebagai catu daya untuk menghidupkan
alat, memberikan tegangan untuk sensor,Arduino dan LCD, sehingga alat dapat dihidupkan tanpa supply
dari arus PLN. Saat melakukan pengukuran kapasitas volume paru, proses dimulai dari saat saat pasien
menghembuskan nafas melewati tabung mouthpiece, Kemudian flowsensor membaca aliran udara yang
dihembuskan. Selanjutnya pada Sensor mpxv7002dp laju aliran hembusan nafas di konversi menjadi
tegangan, kemudian di program oleh pemrograman Arduino untuk mengolah tekanan udara yang
digunakan untuk mendapatkan nilai kapasitas vital paru-paru dalam bentuk nilai angka satuan dari Kpa
diubah menjadi satuan mL yang kemudian akan ditampilkan pada Display.