Anda di halaman 1dari 4

1.

Profil Daerah Kabupaten Nganjuk


Kabupaten Nganjuk merupakan salahsatu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di
bagian barat Provinsi Jawa Timur. Secara Astronomis Kabupaten Nganjuk terletak pada
koordinat 111°5’ sampai dengan 111°13’ Bujur Timur dan 7°20’ sampai dengan 7°50’
Lintang Selatan. Secarageografis Kabupaten Nganjuk memiliki batas-batas: sebelah utara
berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro, sebelah selatan Kabupaten Kediri dan
Trenggalek. Pada wilayah bagian timur dan barat berbatasan dengan Kabupaten Jombangdan
Kediri, serta Kabupaten Ponorogodan Madiun. Dengan wilayah yang luasnya 122.433,1 Ha,
Kabupaten Nganjuk terbagi menjadi 20 kecamatandan 284 desa/kelurahan. Sebagian besar
kecamatan berada pada dataran rendah dengan ketinggian antara 46 sampai dengan 95 meter
di atas permukaan laut. Sedangkan 4 (empat) kecamatan yang berada pada daerah
pegunungan terletak pada ketinggian 150 sampai dengan 750 meter di atas permukaan laut.
Daerah tertinggi yaitu desa Ngliman di Kecamatan Sawahan.

2. Plt. Bupati Nganjuk


Dr.Drs.H.Marhaen Djumadi, S.E, S.H, M.M., M.BA

Tempat, Tanggal Lahir:

Nganjuk, 15 Desember 1968

Alamat:

Sekerdangan Indah A/17 Sidoarjo

Istri:
S. Wahyuni

Anak:

- M. Wiranto Aris M.
- M. Riski Fajar A.
- M. Lutfi Hakim

Pendidikan:

- SDN Putren 1 Nganjuk


- SMPN 1 Nganjuk
- SPGN Nganjuk
- DIII IKIP Surabaya
- S1 IKIP Surabaya
- S1 Manajemen STIE TOTAL WIN Semarang
- S1 Hukum Universitas Yos Sudarso Surabaya
- Magister Manajemen STIE ABI Surabaya
- MBA Global Institute of Management provided by West Cost Institute Management and
Technology, Perth, Australia
- Doktor Ekonomi Universitas Negeri Malang

3. Komandan Kodim (Dandim) 0810 Letkol Inf Tri Joko Purnomo SIP

4. Kapolres Nganjuk AKBP Boy Jackson Situmorang

5. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nganjuk Tatit Heru Tjahjono
S.Sos

6. Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Nganjuk Nophy Tennophero Suoth


SH MH

7. PMD ( DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA)

8. Kepala Dinas PMD Nganjuk Puguh Harnoto SSTP, MM

9. Sejarah

Istilah pembangunan desa, pada mulanya bergerak dibidang pembangunan masyarakat atau
community development yang sebelum tahun 1955 dibeberapa Negara telah dilaksanakan
dengan sebutan yang hampir sama. Seiring dengan perkembangan
IPOLEKSOSBUDHANKAM (Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya dan Pertahanan
Keamanan) dalam pemerintahan Republik Indonesia, organisasi yang menangani
pemberdayaan desa beberapa kali mengalami perubahan dan perkembangan yang
menyangkut nama dan tugas pokok serta fungsinya.

Pada masa orde baru, berdasarkan Undang-unang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, Pemberdayaan dan pembangunan desa menjadi tugas dan tanggung
jawab Departemen Dalam Negeri karena masih menganut salah satu prinsip yaitu tugas
pembantuan. Sementara di daerah-daerah termasuk di Nganjuk dibentuklah suatu organisasi
yang diberi tugas untuk melakukan pembangunan masyarakat desa yang disebut PMD.
Dalam perjalanannya, PMD tersebut berubah nama menjadi Pembangunan Desa
(BANGDES).

Pada masa era reformasi yang menjadi salah satu alasan kuat diterbitkannya Undang-undang
Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 25 Tahun
1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah atau yang lebih
kita kenal dengan istilah Undang-undang Otonomi Daerah, maka pelimpahan kewenangan
kepada daerah lebih luas lagi dalam mengurus daerahnya masing-masing. Di Kabupaten
Nganjuk, dengan diberlakukannya Undang-undang Otonomi Daerah tersebut maka
dibentuklah beberapa Peraturan Daerah Kabupaten Nganjuk yang mengatur tentang
Pembentukan Organisasi dan Lembaga Teknis Daerah.

Berdasarkan Peraturan Daerah, maka terbentuklah salah satu organisasi yang mengurus
pembangunan Desa yaitu Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) sebagai ganti dari
BANGDES. Pertanggung jawaban dari organisasi tersebut tidak lagi ke Pemerintah Pusat tapi
langsung ke Bupati. Disamping itu dengan diberlakukannya Peraturan Daerah tersebut di
atas, di Sekretariat Daerah juga di bentuk satu bagian yaitu Bagian Pemerintahan Desa yang
bertugas melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan di
Desa.

Pada tahun 2004, undang-undang otonomi daerah tersebut diubah dengan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Undang-undang tersebut telah mendasari terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun
2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota, dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah yang kemudian mengharuskan semua daerah untuk
menyesuaikan kembali organisasi perangkat daerahnya masing-masing.

Untuk Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) yang terbentuk pada tahun 2000
harus mengalami perubahan nama dan tugas pokok menjadi Badan Pemberdayaan
Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD). BPMPD merupakan gabungan dari Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) dengan Bagian Pemerintahan Desa yang ada di
Sekretariat Daerah. Tugas utama dari BPMPD tersebut adalah melaksanakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintahan Desa.

Sepuluh tahun berselang, UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah kembali
diganti dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 yang sudah diubah dengan Undang-
undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Akibat dari pergantian tersebut, maka Pemerintah
Pusat kembali menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Perangkat Daerah. Berdasarkan peraturan tersebut, kembali seluruh daerah
diharuskan untuk melakukan perubahan terhadap organisasi perangkat daerah masing-
masing, termasuk Kabupaten Nganjuk. Akibat dari ditetapkannya PP 18 Tahun 2016 tersebut.
Beberapa SKPD di Nganjuk mengalami perubahan sekaligus ditentukannya tipe dari masing-
masing perangkat daerah tersebut. Tidak terkecuali BPMPD Kabupaten Nganjuk kembali
harus mengalami perubahan nomenklatur menjadi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa (DPMD) dengan tipe A. Akibat perubahan nomenklatur tersebut dari sebelumnya
berbentuk Badan menjadi Dinas, terdapat beberapa bidang dan tupoksi yang berubah.

9.

Anda mungkin juga menyukai