Disusun Oleh:
Lia Erfiana (210402234156)
T.A 2021-2022
-2-
KATA PENGANTAR
Terima kasih.
Penulis
-3-
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pembangunan
kesehatan berdasarkan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan,
kesetaraan gender, non diskriminatif dan kesesuaian dengan norma-
norma agama, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian pada
penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak dan usia lanjut, serta
keluarga miskin.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
peran dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB), serta menyiapkan generasi penerus masa depan
yang berkualitas dengan memberikan pelayanan kebidanan yang
bermutu, berkesinambungan dan paripurna, bagi ibu dan anak
diantaranya meliputi pelayanan kesehatan pada masa sebelum hamil,
masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta pelayanan
keluarga berencana yang berfokus pada aspek pencegahan melalui
pendidikan kesehatan dan konseling, promosi persalinan normal,
dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan, serta
melakukan deteksi dini, pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
dan rujukan yang aman.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk menstandarisasi pelayanan kebidanan di setiap tatanan fasilitas
pelayanan kesehatan, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
primer dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat sekunder dan
tersier
Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
2. Sebagai acuan bagi Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
3. Sebagai acuan bagi Penanggung jawab fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat primer dan fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan tingkat sekunder dan tersier dalam pembinaan pelayanan
kebidanan.
4. Sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam pembinaan pelayanan kebidanan.
5. Sebagai informasi bagi masyarakat dan acuan bagi organisasi
profesi terkait dalam pembinaan pelayanan kebidanan
-5-
BAB II
PEMBAHASAN
Pasien datang
Perumusan diagnosa
kebidanan
Perencanaan Perencanaan
Merujuk*:
Stabilisasi
Persiapan rujukan termasuk
komunikasi ke fasyankes rujukan
dan pendokumentasian
Melaksanakan rujukan
Keterangan:
* Merujuk dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
sumber daya manusia yang kompeten, memiliki kewenangan, dan
ketersediaan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
penatalaksanaan kasus
** Konsultasi atau kolaborasi hanya dapat dilakukan pada kondisi fasilitas
pelayanan kesehatan memiliki sumber daya manusia yang kompeten,
memiliki kewenangan, dan ketersediaan sarana prasarana yang
memadai.
-11-
Dokter/Bidan Lab
Kamar Rujuk
Instalasi/ Unit Tindakan
Pasien datang Gawat Darurat Prosedur tindakan
kasus rujukan
sesuai standar
yankes maternal & Rawat
neonatal Inap/Nifas
Lab
Kamar
Bersalin Bangsal
Perinatologi
Instalasi Prosedur persalinan
Farmasi normal kasus
rujukan sesuai
standar pelayanan
-12-
Neonatal Maternal
Rujukan/Non Rujukan
Pendaftaran
IGD
Ruang Bedah
B. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional yang didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan,mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan.
Langkah-langkah dalam asuhan kebidanan meliputi:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi Pasien secara holistik meliputi bio-psiko-sosio-spiritual
dan kultural. Bidan melakukan pengkajian secara efektif dan
efisien untuk mendapatkan data fokus mulai saat pertama kontak
-13-
3. Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis
dan masalah/kebutuhan yang dirumuksan. Perencanaan yang
dibuat dengan kriteria sebagai berikut:
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah
dan kondisi Pasien: tindakan segera, tindakan antisipasi, dan
asuhan secara komprehensif melibatkan Pasien dan/atau
keluarga.
b. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya
Pasien/keluarga.
c. Memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat dan
aman untuk Pasien (patient safety).
d. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
-16-
4. Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan yang sudah ditetapkan
secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman (patient safety).
Pelaksanaan asuhan dapat berupa upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan sesuai kewenangan. Implementasi
rencana asuhan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Memperhatikan keunikan Pasien sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual-kultural (asuhan kebidanan holistik).
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pasien dan/atau keluarganya (informed consent), kecuali pada
keadaan gawat darurat.
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan SPO.
d. Melibatkan Pasien dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Menjaga privasi Pasien.
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
g. Mengikuti perkembangan kondisi Pasien secara
berkesinambungan.
h. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada
dan sesuai standar.
i. Melakukan tindakan sesuai standar.
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.
5. Evaluasi
Evaluasi asuhan dilakukan oleh bidan secara sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
Pasien. Evaluasi dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan standar dan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan.
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada
Pasien dan/atau keluarga serta ditindaklanjuti.
tepat. Bila gawat janin terjadi pada kala II dan kepala sudah
di dasar panggul, melakukan episiotomi untuk mempercepat
persalinan.
f. Asuhan pada retensio plasenta
Bidan mengenali tanda dan gejala retensio plasenta dan
membuat tindakan yang cepat dan tepat ketika plasenta
belum lahir sebagian atau seluruhnya.
g. Asuhan pada perdarahan post partum primer
Bidan mengenali tanda dan gejala perdarahan post partum
dan mengambil tindakan pertolongan yang cepat dan tepat
pada ibu yang mengalami perdarahan post partum primer
terutama atonia uteri dan melaksanakan penanganan awal
kegawatdaruratan yang tepat dan segera.
h. Asuhan pada perdarahan post partum sekunder
Bidan mampu mengenali tanda dan gejala perdarahan post
partum sekunder secara dini dan tepat, dan melakukan
pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan/atau
merujuknya.
i. Asuhan pada sepsis puerperalis
Bidan mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis secara
tepat dan memberikan asuhan dengan segera serta
merujuknya.
j. Asuhan pada asfiksia neonatorum
Bidan mengenali tanda dan gejala bayi baru lahir dengan
asfiksia, serta melakukan tindakan secepatnya, memulai
resusitasi bayi baru lahir, mengusahakan bantuan medis
yang diperlukan, merujuk bayi baru lahir dengan cepat dan
tepat, serta memberikan asuhan kebidanan lanjutan yang
tepat.
C. Kinerja Bidan
Kinerja bidan berkaitan dengan pelayanan dan asuhan kebidanan
kepada pasien yang menggambarkan kemampuan perilaku bidan
dalam menjalankan peran profesionalnya.
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus
memperlihatkan kinerja profesional sesuai dengan yang dipersyaratkan
meliputi:
-20-
.
-21-
BAB V
PENUTUP