Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ALUR DALAM PELAYANAN KEBIDANAN


Dosen Pengampu: Muninggar, M.Kes

Disusun Oleh:
Lia Erfiana (210402234156)

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

PROGRAM SARJANA KEBIDANAN ALIH JENJANG

T.A 2021-2022
-2-

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa


atas berkat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini untuk memenuhi tugas kuliah Manajemen
Kepemimpinan dalam Pelayanan kebidanan yang diberikan oleh
dosen.

Dalam penulisan makalah ini penulis merasa masih sangat


banyak kekurangan-kekurangan baik pada penulisan maupun
materi, mengingat akan kemampuan yang penulis dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran semua pihak sangat penulis harapkan
demi penyempurnaan makalah ini.

Terima kasih.

Jawa Barat , Februari 2022

Penulis
-3-

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap penduduk agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud. Penyelenggaraan pembangunan
kesehatan berdasarkan perikemanusiaan, keseimbangan, manfaat,
perlindungan, penghormatan terhadap hak dan kewajiban, keadilan,
kesetaraan gender, non diskriminatif dan kesesuaian dengan norma-
norma agama, serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian pada
penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak dan usia lanjut, serta
keluarga miskin.
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan yang memiliki
peran dalam penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB), serta menyiapkan generasi penerus masa depan
yang berkualitas dengan memberikan pelayanan kebidanan yang
bermutu, berkesinambungan dan paripurna, bagi ibu dan anak
diantaranya meliputi pelayanan kesehatan pada masa sebelum hamil,
masa hamil, masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa
antara dua kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta pelayanan
keluarga berencana yang berfokus pada aspek pencegahan melalui
pendidikan kesehatan dan konseling, promosi persalinan normal,
dengan berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan, serta
melakukan deteksi dini, pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
dan rujukan yang aman.

Pelayanan kebidanan yang bermutu merupakan kegiatan


dan/atau serangkaian kegiatan berupa asuhan kebidanan yang
merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh bidan secara mandiri, kolaborasi (interprofesional health
provider collaboration), dan/atau rujukan dilaksanakan oleh tenaga
-4-

bidan yang kompeten, memegang teguh falsafah kebidanan, dilandasi


oleh etika dan kode etik, standar profesi, standar pelayanan, dan
standar prosedur operasional serta didukung sarana dan prasarana
yang terstandar.
Untuk memenuhi ketentuan Pasal 24 ayat (3) Undang-Undang
Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Pasal 66 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan,
serta guna memenuhi tuntutan pelayanan kebidanan di fasilitas
pelayanan kesehatan diperlukan standar pelayanan kebidanan,
sehingga pelayanan kebidanan di setiap jenjang fasilitas pelayanan
kesehatan memiliki keseragaman, bermutu, dan dapat
dipertanggungjawabkan.

B. Tujuan
Tujuan Umum
Untuk menstandarisasi pelayanan kebidanan di setiap tatanan fasilitas
pelayanan kesehatan, mulai dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
primer dan fasilitas pelayanan kesehatan rujukan tingkat sekunder dan
tersier

Tujuan Khusus
1. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan
2. Sebagai acuan bagi Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan
di setiap fasilitas pelayanan kesehatan
3. Sebagai acuan bagi Penanggung jawab fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat primer dan fasilitas pelayanan kesehatan
rujukan tingkat sekunder dan tersier dalam pembinaan pelayanan
kebidanan.
4. Sebagai acuan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dalam pembinaan pelayanan kebidanan.
5. Sebagai informasi bagi masyarakat dan acuan bagi organisasi
profesi terkait dalam pembinaan pelayanan kebidanan
-5-

BAB II
PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Pelayanan Kebidanan


Pelayanan kebidanan berfokus pada upaya pencegahan,
promosi kesehatan, pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah,
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta pelayanan keluarga
berencana yang berfokus pada aspek pencegahan melalui pendidikan
kesehatan dan konseling, promosi persalinan normal, dengan
berlandaskan kemitraan dan pemberdayaan perempuan, serta
melakukan deteksi dini, pertolongan pertama pada kegawatdaruratan
dan rujukan yang aman.
Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya kepada perempuan, tetapi juga kepada
keluarga dan masyarakat. Kegiatan ini mencakup persiapan menjadi
orang tua, dan pendidikan pada masa antenatal, kesehatan
perempuan, kesehatan reproduksi serta asuhan anak.
Bidan dapat melakukan pelayanan keprofesiannya di berbagai
fasilitas pelayanan kesehatan, berdasarkan kompetensi dan
kewenangannya sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan, diantaranya pada pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
dan jaringannya, klinik, rumah sakit, tempat praktik mandiri
bidan,dan unit kesehatan lainnya.
1. Pelayanan Kebidanan di Puskesmas dan jaringannya
a. Pelayanan kebidanan di Polindes/Poskesdes, merupakan
pelayanan kebidanan pada masa sebelum hamil, masa hamil,
masa persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara
dua kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta
pelayanan keluarga berencana, meliputi :
1) Asuhan kebidanan essensial dan komprehensif
2) Upaya promotif dan preventif,
-6-

3) Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi


4) Pertolongan pertama pada kegawat-daruratan obstetri
neonatal (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan
dilanjutkan dengan tindakan rujukan.
5) Pembinaan Posyandu dan menghimpun berbagai UKBM yang
ada di desa.
6) Pengelolaan pelayanan KIA termasuk PWS KIA di wilayah
kerjanya.
7) Melaksanakan tugas pelimpahan dalam menjalankan
program Pemerintah.
8) Selain melakukan tugas pokoknya, juga berupaya
meningkatkan peran aktif masyarakat melalui penggerakan
peran serta masyarakat, pemberdayaaan masyarakat,
memberikan pelayanan kesehatan dasar, melaksanakan
kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan masyarakat (survailens sederhana), kesiap-siagaan
kesehatan dan bencana.
b. Pelayanan Kebidanan merupakan pelayanan kebidanan pada
masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan, bayi baru lahir,
bayi, anak balita, dan anak pra sekolah, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan, serta pelayanan keluarga berencana,
meliputi :
1) Asuhan kebidanan essensial dan komprehensif
2) Upaya promotif dan preventif,
3) Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi
4) Pertolongan pertama pada kegawat-daruratan obstetri
neonatal (PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan
dilanjutkan dengan tindakan rujukan
5) Pembinaan Posyandu dan menghimpun berbagai UKBM yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Pembantu.
6) Pengelolaan pelayanan KIA termasuk PWS KIA di wilayah
kerja Puskesmas Pembantu.
7) Melaksanakan tugas pelimpahan dalam menjalankan
program Pemerintah
8) Selain melakukan tugas pokoknya, juga berupaya
meningkatkan peran aktif masyarakat melalui penggerakan
-7-

peran serta masyarakat, pemberdayaaan masyarakat,


memberikan pelayanan kesehatan dasar, melaksanakan
kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan masyarakat (survailens sederhana), kesiap-siagaan
kesehatan dan bencana.

c. Pelayanan Kebidanan di Puskesmas dengan Pelayanan Obstetri


Neonatal Emergensi Dasar (PONED), merupakan pelayanan
kebidanan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa
persalinan, masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua
kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra
sekolah, pelayanan kesehatan reproduksi perempuan, serta
pelayanan keluarga berencana, meliputi :
1) Asuhan kebidanan esensial dan komprehensif
2) Upaya promotif dan preventif,
3) Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi
4) Kolaborasi (Interprofessional health provider collaboration)
pada kasus-kasus non fisiologis maternal neonatal, dan
kasus-kasus fisiologis dengan penyakit penyerta.
5) Pelayanan kebidanan kolaborasi dengan tim kesehatan lain
(interprofesional health provider collaboration) dalam
Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk
tindakan pra rujukan dilanjutkan dengan tindakan rujukan.
6) Pembinaan Posyandu dan berbagai UKBM yang ada di
wilayah kerja Puskesmas.
7) Pengelolaan pelayanan KIA termasuk PWS KIA di wilayah
kerja Puskesmas dan jaringannya.
8) Melaksanakan tugas pelimpahan dalam menjalankan
program Pemerintah.
9) Selain melakukan tugas pokoknya, juga berupaya
meningkatkan peran aktif masyarakat melalui penggerakan
peran serta masyarakat, pemberdayaaan masyarakat,
memberikan pelayanan kesehatan dasar, melaksanakan
kewaspadaan dini terhadap berbagai risiko dan masalah
kesehatan masyarakat (survailens sederhana), kesiap-siagaan
kesehatan dan bencana.
-8-

2. Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama


(Kelas D, C dan B non pendidikan), merupakan pelayanan
kebidanan pada masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan,
masa nifas, masa menyusui dan masa antara dua kehamilan, bayi
baru lahir, bayi, anak balita, dan anak pra sekolah, pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan, serta pelayanan keluarga
berencana, meliputi:
a. Penapisan (skrining) awal kasus non fisiologis dan komplikasi
serta kegawatdaruratan maternal neonatal dan Stabilisasi
b. Kolaborasi (Interprofessional health provider collaboration) pada
kasus-kasus non fisiologis maternal neonatal, dan kasus-kasus
fisiologis dengan penyakit penyerta dan Penanganan Obstetri
Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) termasuk dalam tim
pelayanan bedah obstetri ginekologi
c. Melaksanakan tugas pelimpahan dalam pelayanan kebidanan
d. Asuhan lanjut pasca tindakan medik pada kasus non fisiologis
dan komplikasi maternal neonatal (Interprofessional health
provider collaboration)

3. Pelayanan Kebidanan di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Lanjut (Kelas


B Pendidikan dan Kelas A), merupakan pelayanan kebidanan pada
masa sebelum hamil, masa hamil, masa persalinan, masa nifas,
masa menyusui dan masa antara dua kehamilan, bayi baru lahir,
bayi, anak balita, dan anak pra sekolah, pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan, serta pelayanan keluarga berencana,
meliputi :
a. Bersama Tim melakukan Penapisan (skrining) awal kasus non
fisiologis dan komplikasi serta kegawatdaruratan maternal
neonatal dan Stabilisasi
b. Kolaborasi (Interprofessional health provider collaboration) pada
kasus-kasus non fisiologis maternal neonatal, dan kasus-kasus
fisiologis dengan penyakit penyerta dengan kompleksitas yang
tinggi serta Penanganan Obstetri Neonatal Emergensi
Komprehensif (PONEK) termasuk dalam tim pelayanan bedah
obstetri ginekologi
c. Melaksanakan tugas pelimpahan dari Dokter Penanggung Jawab
Pelayanan dalam pelayanan kebidanan.
-9-

d. Asuhan lanjut pasca tindakan medik pada kasus kasus non


fisiologis dan komplikasi maternal neonatal (Interprofessional
health provider collaboration).
4. Pelayanan Kebidanan pada Praktik Mandiri Bidan, merupakan
pelayanan kebidanan pada masa pra hamil, hamil, bersalin, nifas,
menyusui, masa antara dua kehamilan, bayi baru lahir, bayi, anak
balita dan anak pra sekolah serta pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana, meliputi :
a. Asuhan kebidanan essensial dan komprehensif
b. Upaya promotif dan preventif
c. Deteksi dini faktor risiko dan komplikasi
d. Melaksanakan tugas pelimpahan dalam menjalankan program
Pemerintah
e. Pertolongan Pertama pada Kegawat-daruratan Obstetri Neonatal
(PPGDON) untuk tindakan pra rujukan dan dilanjutkan dengan
tindakan rujukan

Alur Pelayanan Kebidanan


Alur pelayanan kebidanan berfokus pada Pasien melalui alur
yang dapat diakses secara langsung ataupun melalui rujukan. Alur
pelayanan kebidanan tersebut harus tertuang dalam Standar Prosedur
Operasional (SPO) sesuai dengan tatanan pelayanan kebidanan baik di
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama dan fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan tingkat lanjutan (Gambar alur pelayanan
kebidanan). Rujukan kebidanan dapat dilakukan baik melalui rujukan
vertikal maupun horizontal sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mekanisme sistem rujukan.
Rujukan vertikal dilakukan karena adanya keterbatasan sarana dan
prasarana fasilitas pelayanan kesehatan, ke fasilitas pelayanan
kesehatan lain yang lebih lengkap. Sedangkan rujukan horizontal
dilakukan dalam rangka kebutuhan Pasien akan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi dan kewenangan yang
sesuai. Rujukan tersebut harus disertai dengan surat keterangan
rujukan dari fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk.
-10-

GAMBAR ALUR PELAYANAN KEBIDANAN

Pasien datang

Perumusan diagnosa
kebidanan

Perencanaan Perencanaan

Merujuk*:
 Stabilisasi
 Persiapan rujukan termasuk
komunikasi ke fasyankes rujukan
dan pendokumentasian
 Melaksanakan rujukan

Keterangan:
* Merujuk dilakukan ke fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki
sumber daya manusia yang kompeten, memiliki kewenangan, dan
ketersediaan sarana prasarana yang sesuai dengan kebutuhan
penatalaksanaan kasus
** Konsultasi atau kolaborasi hanya dapat dilakukan pada kondisi fasilitas
pelayanan kesehatan memiliki sumber daya manusia yang kompeten,
memiliki kewenangan, dan ketersediaan sarana prasarana yang
memadai.
-11-

Alur Pelayanan Kebidanan Pada PUSKESMAS


(Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar)

Dokter/Bidan Lab

Kamar Rujuk
Instalasi/ Unit Tindakan
Pasien datang Gawat Darurat Prosedur tindakan
kasus rujukan
sesuai standar
yankes maternal & Rawat
neonatal Inap/Nifas
Lab
Kamar
Bersalin Bangsal
Perinatologi
Instalasi Prosedur persalinan
Farmasi normal kasus
rujukan sesuai
standar pelayanan
-12-

Alur Pelayanan Kebidanan Pada Rumah Sakit


(PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI KOMPREHENSIF)

Neonatal Maternal

Rujukan/Non Rujukan

Pendaftaran

IGD

Ruang Neonatal Ruang Bersalin

Ruang Bedah

ICU Ruang Rawat


Ruang Anak/Bayi
Kebidanan

Rujuk Ke RS Pulang Pulang


Pulang Paksa
Lain Sembuh Meninggal

B. Asuhan Kebidanan
Asuhan Kebidanan merupakan suatu bentuk pelayanan
profesional yang didasarkan pada proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan,mulai
dari pengkajian, perumusan diagnosa dan/atau masalah kebidanan,
perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan.
Langkah-langkah dalam asuhan kebidanan meliputi:
1. Pengkajian
Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang akurat,
relevan dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan
kondisi Pasien secara holistik meliputi bio-psiko-sosio-spiritual
dan kultural. Bidan melakukan pengkajian secara efektif dan
efisien untuk mendapatkan data fokus mulai saat pertama kontak
-13-

dengan Pasien, dilanjutkan selama proses asuhan berlangsung


sesuai kebutuhan.
Pengkajian yang dilakukan oleh bidan memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a. Data tepat, akurat, relevan dan lengkap.
b. Terdiri dari data subjektif (hasil anamnesa, biodata, keluhan
utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan latar belakang
sosial budaya) dan data objektif (hasil pemeriksaan fisik,
psikologis dan pemeriksaan penunjang).
c. Data yang dikaji harus fokus sesuai dengan kondisi/
permasalahan Pasien, ada korelasi/hubungan dan menjadi
dasar/justifikasi dari diagnosa dan/atau masalah kebidanan
yang ditegakkan.
2. Perumusan Diagnosis dan Masalah/Kebutuhan
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian serta
menginterpretasikan secara akurat dan logis untuk menegakkan
diagnosis dan masalah/kebutuhan yang tepat. Diagnosis dan
masalah/kebutuhan ditegakkan berdasarkan hasil pengkajian
dengan kriteria sebagai berikut:
a. Diagnosis dirumuskan berdasarkan hasil pengkajian;
b. Masalah/kebutuhan dirumuskan sesuai dengan kondisi
Pasien; dan
c. Dapat diselesaikan dengan asuhan kebidanan, baik secara
mandiri, kolaborasi, dan rujukan.

Diagnosis pada lingkup asuhan kebidanan meliputi:


1) Diagnosis ibu:
a) Pada masa kehamilan: meliputi hamil/Gravida ke
berapa, pernah melahirkan atau Para berapa kali, dan
pernah keguguran/Abortus berapa kali, usia
kehamilan saat itu lalu diikuti kondisi klinis Pasien.
Dapat dituliskan: Contoh G2 P1 A0, 40 minggu, janin
tunggal, hidup. (sesuai dengan diagnosis klinis).
b) Pada masa persalinan kala I sampai kala II: meliputi
hamil/Gravida ke berapa, pernah melahirkan atau
Para berapa kali, dan pernah keguguran/Abortus
berapa kali, usia kehamilan saat itu, kala berapa, lalu
-14-

diikuti kondisi klinis Pasien. Dapat dituliskan: Contoh


G2 P1 A0, 40 minggu inpartu kala I, janin tunggal,
hidup. (sesuai dengan diagnosis klinis).
c) Pada masa persalinan kala III sampai kala IV:
diagnosis meliputi pernah melahirkan atau Para
berapa kali, dan pernah keguguran/Abortus berapa
kali, kala berapa lalu diikuti kondisi klinis Pasien.
Dapat dituliskan: Contoh P2 A0 partus kala III (sesuai
dengan diagnosis klinis).
d) Pada 24 jam post partum: diagnosis meliputi Para ke
berapa, dan keguguran/Abortus berapa kali, post
partum berapa jam diikuti kondisi klinis Pasien. Dapat
dituliskan: Contoh P2 A0 post partum 6 jam (sesuai
dengan diagnosis klinis).
e) Setelah 24 jam post partum dan masa nifas: diagnosis
meliputi Para ke berapa, dan keguguran/Abortus
berapa kali nifas hari ke berapa diikuti kondisi klinis
Pasien. Dapat dituliskan: Contoh P2 A0 Nifas hari ke 2
(sesuai dengan diagnosis klinis).
f) Pada kesehatan reproduksi: diagnosis meliputi Para ke
berapa, Abortus berapa kali, diikuti dengan kondisi
Pasien. Dapat dituliskan: Contoh P2 A0 akseptor IUD
(sesuai dengan diagnosis klinis).
2) Diagnosis janin: meliputi jumlah janin (tunggal/gemelli),
hidup/mati dan presentasi janin yang ditentukan setelah
kehamilan memasuki trimester 3 diikuti dengan kondisi
klinis janin misalnya gawat janin dan lain-lain. Dapat
dituliskan: Contoh janin tunggal, hidup (diagnosis janin
ditulis setelah diagnosis ibu dituliskan seluruhnya).
3) Diagnosis bayi baru lahir sampai umur 28 hari: meliputi
neonatal dengan kriteria sesuai usia kehamilan, usia bayi
(jam atau hari) dan diikuti kondisi bayi. Dapat dituliskan:
NCB/NKB/NLB usia ... jam atau hari ke ... dengan ...
(sesuai dengan diagnosis klinis).
4) Diagnosis bayi/balita: meliputi bayi/balita usia berapa,
diikuti dengan kondisi bayi/balita. Dapat dituliskan:
-15-

Bayi/Balita umur….. dengan…..(sesuai dengan diagnosis


klinis).
5) Diagnosis pada pelayanan Keluarga Berencana (KB):
meliputi Para ke berapa, Abortus berapa kali, akseptor
atau calon akseptor jenis kontrasepsi, diikuti dengan
kondisi klinis Pasien. Dapat dituliskan: Contoh P2 A0
calon akseptor suntik/pil/IUD/AKBK dengan .. (sesuai
dengan diagnosis klinis).

Masalah/kebutuhan pada lingkup asuhan kebidanan


meliputi:
a. Pada masa kehamilan, contoh: nyeri pinggang, kehamilan tidak
diinginkan, belum siap menjadi orang tua, dll
b. Pada masa persalinan, contoh: nyeri, kelelahan, dll
c. Pada masa nifas, contoh: kesulitan menyusui, dll
d. Bayi baru lahir,contoh: lingkungan kurang kondusif, dll
e. Bayi/balita, contoh: tidak mau makan, dll
f. Pada pelayanan Keluarga Berencana (KB), contoh: mens tidak
teratur, keputihan, dll

3. Perencanaan
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosis
dan masalah/kebutuhan yang dirumuksan. Perencanaan yang
dibuat dengan kriteria sebagai berikut:
a. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah
dan kondisi Pasien: tindakan segera, tindakan antisipasi, dan
asuhan secara komprehensif melibatkan Pasien dan/atau
keluarga.
b. Mempertimbangkan kondisi psikologi dan sosial budaya
Pasien/keluarga.
c. Memastikan bahwa asuhan yang diberikan bermanfaat dan
aman untuk Pasien (patient safety).
d. Mempertimbangkan kebijakan dan peraturan yang berlaku,
sumber daya serta fasilitas yang ada.
-16-

4. Implementasi
Bidan melaksanakan rencana asuhan yang sudah ditetapkan
secara komprehensif, efektif, efisien, dan aman (patient safety).
Pelaksanaan asuhan dapat berupa upaya promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi ataupun rujukan sesuai kewenangan. Implementasi
rencana asuhan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Memperhatikan keunikan Pasien sebagai makhluk bio-psiko-
sosial-spiritual-kultural (asuhan kebidanan holistik).
b. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan dari
Pasien dan/atau keluarganya (informed consent), kecuali pada
keadaan gawat darurat.
c. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan SPO.
d. Melibatkan Pasien dalam setiap pengambilan keputusan.
e. Menjaga privasi Pasien.
f. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi.
g. Mengikuti perkembangan kondisi Pasien secara
berkesinambungan.
h. Menggunakan sumber daya, sarana, dan fasilitas yang ada
dan sesuai standar.
i. Melakukan tindakan sesuai standar.
j. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan.

5. Evaluasi
Evaluasi asuhan dilakukan oleh bidan secara sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keefektifan dari asuhan yang
telah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan kondisi
Pasien. Evaluasi dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
a. Dilakukan sesuai dengan standar dan segera setelah selesai
melaksanakan asuhan.
b. Hasil evaluasi segera dicatat dan dikomunikasikan pada
Pasien dan/atau keluarga serta ditindaklanjuti.

6. Pencatatan Asuhan Kebidanan


Bidan melakukan pencatatan asuhan secara lengkap, akurat,
singkat, jelas, dan dapat dipertanggungjawabkan. Pencatatan
dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:
-17-

a. Dilakukan segera setelah melaksanakan asuhan pada


formulir yang tersedia (rekam medis/status Pasien/buku
KIA).
b. Ditulis dalam bentuk catatan perkembangan SOAP.
c. S adalah data Subyektif, mencatat hasil anamnesa.
d. O adalah data Obyektif, mencatat hasil pemeriksaan.
e. A adalah hasil Asesmen, mencatat diagnosis dan masalah
kebidanan.
f. P adalah Penatalaksanaan, mencatat seluruh kegiatan yang
telah direncanakan dan dilaksanakan seperti tindakan
antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif,
penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan
rujukan. Sedangkan langkah-langkah dalam melaksanakan
kegiatan tertuang di dalam Standar Prosedur Operasional
(SPO).
g. Pendokumentasian asuhan kebidanan dilakukan terintegrasi
dengan tenaga kesehatan lain, dicatat pada Rekam
Medis/Kartu Ibu/Kartu Bayi, dan Buku KIA secara manual
maupun elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dengan memperhatikan prinsip
pencatatan dibawah ini :
1) Menulis nama Pasien pada setiap halaman.
2) Selalu dimulai dengan menulis tanggal dan waktu.
3) Dokumen singkat, padat, jelas, dan akuntabel (ringkas,
mudah dibaca, sebaiknya menggunakan tinta warna biru
atau hitam).
4) Isi dokumen memiliki nilai administratif, hukum,
ekonomi, pengendalian mutu (quality control), edukasi
dan penelitian.
5) Gunakan singkatan atau simbol yang telah disepakati
dan disahkan oleh pimpinan untuk mempercepat proses
pencatatan.
6) Jangan biarkan halaman kosong, beri tanda garis
penutup.
7) Hindari penulisan kata-kata yang mengakibatkan multi
interpretasi, misalnya: tampaknya, rupanya dan yang
bersifat umum.
-18-

8) Jika terjadi kesalahan pada saat pencatatan, coret


kata/kalimat yang salah, bubuhkan paraf disampingnya
kemudian tulis kata/kalimat yang benar dan jangan
dihapus karena validitas pencatatan akan rusak tidak
diperkenankan menggunakan tipe ex.
9) Tulis nama jelas dan tanda tangan pemberi asuhan
setiap selesai mencatat tindakan yang dilakukan.
10) Jika pencatatan bersambung pada halaman baru, tanda
tangani dan tulis kembali waktu.

1. Pelayanan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal


a. Asuhan Pada Perdarahan dalam Kehamilan Muda
(< 22 minggu)
Bidan mengenali tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan < 22 minggu secara dini dan tepat, mengambil
tindakan yang tepat, memberikan asuhan kebidanan, dan
merujuk ibu atau melaksanakan penanganan awal
kegawatdaruratan dengan tepat dan segera.
b. Asuhan pada perdarahan dalam kehamilan ( > 22 minggu)
Bidan mengenali tanda dan gejala perdarahan pada
kehamilan > 22 minggu secara dini dan tepat, mengambil
tindakan yang tepat, memberikan asuhan kebidanan, dan
merujuk ibu atau melaksanakan penanganan awal
kegawatdaruratan dengan tepat dan segera.
c. Asuhan pada preeklamsia dan eklamsia
Bidan mengenali secara dini tanda dan gejala preeklamsia
ringan, preeklamsia berat dan eklamsia. Bidan mengambil
tindakan yang tepat, memulai asuhan kebidanan, dan
merujuk ibu atau melaksanakan penanganan awal
kegawatdaruratan yang tepat dan segera.
d. Asuhan pada partus lama/macet
Bidan mengenali tanda dan gejala partus lama/macet dan
mengelola dengan cepat, tepat, dan segera merujuk.
e. Asuhan pada gawat janin
Bidan mengenali tanda dan gejala gawat janin pada
kehamilan dan persalinan kala I, merujuk dengan cepat dan
-19-

tepat. Bila gawat janin terjadi pada kala II dan kepala sudah
di dasar panggul, melakukan episiotomi untuk mempercepat
persalinan.
f. Asuhan pada retensio plasenta
Bidan mengenali tanda dan gejala retensio plasenta dan
membuat tindakan yang cepat dan tepat ketika plasenta
belum lahir sebagian atau seluruhnya.
g. Asuhan pada perdarahan post partum primer
Bidan mengenali tanda dan gejala perdarahan post partum
dan mengambil tindakan pertolongan yang cepat dan tepat
pada ibu yang mengalami perdarahan post partum primer
terutama atonia uteri dan melaksanakan penanganan awal
kegawatdaruratan yang tepat dan segera.
h. Asuhan pada perdarahan post partum sekunder
Bidan mampu mengenali tanda dan gejala perdarahan post
partum sekunder secara dini dan tepat, dan melakukan
pertolongan pertama untuk penyelamatan jiwa ibu, dan/atau
merujuknya.
i. Asuhan pada sepsis puerperalis
Bidan mengenali tanda dan gejala sepsis puerperalis secara
tepat dan memberikan asuhan dengan segera serta
merujuknya.
j. Asuhan pada asfiksia neonatorum
Bidan mengenali tanda dan gejala bayi baru lahir dengan
asfiksia, serta melakukan tindakan secepatnya, memulai
resusitasi bayi baru lahir, mengusahakan bantuan medis
yang diperlukan, merujuk bayi baru lahir dengan cepat dan
tepat, serta memberikan asuhan kebidanan lanjutan yang
tepat.

C. Kinerja Bidan
Kinerja bidan berkaitan dengan pelayanan dan asuhan kebidanan
kepada pasien yang menggambarkan kemampuan perilaku bidan
dalam menjalankan peran profesionalnya.
Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan, bidan harus
memperlihatkan kinerja profesional sesuai dengan yang dipersyaratkan
meliputi:
-20-

1. Kualitas Pelayanan Kebidanan


Dalam memberikan pelayanan, bidan harus berorientasi pada
kualitas melalui penerapan standar pelayanan kebidanan,
berlandaskan etika dan kode etik profesi serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku
2. Pendidikan dan Pelatihan
Dalam mempertahankan dan meningkatkan kompetensi, bidan
harus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui
pendidikan berkelanjutan
3. Kerjasama
Dalam melaksanakan pelayanan, bidan harus membangun
kerjasama dengan semua pihak untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kebidanan
4. Kolaborasi
Dalam memberikan pelayanan, bidan melakukan kolaborasi
dengan profesi lain sesuai kebutuhan.
5. Pemanfaatan Sumber Daya
Penanggung jawab pelayanan dapat menetapkan kebutuhan dan
memanfaatkan sumber daya secara efektif dan efisien dalam
mendukung pelayanan kebidanan berkualitas.

.
-21-

BAB V
PENUTUP

Standar pelayanan kebidanan ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan


pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan kesehatan. Untuk
keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan kebidanan ini diperlukan
komitmen dan kerjasama semua pemangku kepentingan terkait. Hal
tersebut akan menjadikan standar pelayanan kebidanan semakin optimal
dan dapat dirasakan manfaatnya oleh Pasien dan masyarakat yang pada
akhirnya dapat meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan dan kepuasan
Pasien atau masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai