Anda di halaman 1dari 74

Pengolahan Limbah Industri

TK184701

Waste Water Treatment


KARAKTERISTIK AIR LIMBAH DAN
PROSES PENGOLAHAN

Dr.Eng. R. Darmawan
1
Limbah Cair

Waste Water Treatment


Limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses
yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa
industri, rumah tangga, peternakan, pertanian, dan
sebagainya.

Komponen utama limbah cair adalah air (90% lebih),


sedangkan komponen lainnya bisa berupa bahan padat
terlarut atau tidak, bahan organik, bahan nitrogen,
pospor dll, yang bergantung asal buangan tersebut.

2
Pentingnya & Keberadaan Air

Waste Water Treatment


• Bagian fluida yang sangat penting bagi kehidupan
• Bagian dari fungsi ekosistem yang tak tergantikan
• Dibutuhkan untuk domestik, pertanian dan industri
• Berfungsi sebagai pembersih alami, mempunyai daya pelarut
yang baik sehingga keberadaanannya “tidak murni”
• Air tidak pernah murni (sebagai H2O), dan selalu mengandung
impurities (kotoran) yang masuk ke lingkungan air saat air
berada di udara (uap air) maupun saat berada di muka bumi (air
permukaan) dan dalam bumi (air tanah)

3
Pentingnya & Keberadaan Air

Waste Water Treatment


• Air hujan, dapat melarutkan gas dan mengabsorbsi bahan
yang mudah terlarut maupun yang tidak terlarut yang ada
di atmosfer.
• Air hujan misalnya, akan:
- Jenuh dengan oksigen (dissolved oxygen) .
- Mengandung carbon dioksida (CO2).
- Kemungkinan terkontaminasi gas buang industri,
kendaraan bermotor, seperti sulfur (S), nitrogen oksida
(NOx) sehingga bisa bersifat asam
4
KETERSEDIAAN AIR

Waste Water Treatment


KONSUMSI AIR

Waste Water Treatment


Waste Water Treatment
KRITERIA KUALITAS AIR

(Sundstrom and Klei, 1979)


Waste Water Treatment
8

(Sundstrom and Klei, 1979)


Waste Water Treatment
9

(Sundstrom and Klei, 1979)


Waste Water Treatment
10

(Sundstrom and Klei, 1979)


Karakteristik Limbah

Waste Water Treatment


Merupakan istilah yang digunakan untuk proses penentuan
karakter secara fisika, kimia, dan biologi serta aliran massa,
konsentrasi dari aliran limbah. Dasar dari karakterisasi limbah
adalah pengambilan sample dan analisis.

Karakteristik air limbah dibagi


1. Fisika
2. Kimia (Anorganik dan organik)
3. Biologi

11
Karakteristik & Sumber Limbah

Waste Water Treatment


12
Karakteristik Fisika

Karakteristik Limbah

Waste Water Treatment


13
Karakteristik Fisika
Kekeruhan

Waste Water Treatment


Dengan mengetahui penyebab kekeruhan akan sangat
membantu dalam memilih teknik pengendapan yang akan
diterapkan

Partikel  10 mm dapat dihilangkan dengan penyaringan dan


pengendapan

Partikel  1 mm memerlukan sistem pemisahan yang lebih


tinggi, seperti dengan membran, saringan mikro dan lainnya.

14
Karakteristik Fisika
Warna

Waste Water Treatment


- Alamiah, seperti : tannin atau warna coklat pada tetes
- Sintetis, seperti : bahan warna tekstil yang umumnya
menggunakan logam berat sebagai bahan dasar, contoh chrome
yellow

Tidak semua jenis bahan warna dapat diolah dengan koagulan


& flokulan secara konvensional (seperti: tawas)

Warna coklat pada limbah industri kimia, dapat direduksi dengan


khlorin dan kurang efektif bila menggunakan FeSO4, FeCl3
apalagi tawas. 15
Karakteristik Anorganik

Karakteristik Limbah

Waste Water Treatment


16
Karakteristik Kimia
Anorganik

Waste Water Treatment


Macam limbah kimia yang terpenting:
• Keasaman : keasaman limbah cair dipengaruhi oleh adanya bahan
buangan yang bersifat asam atau basa. Agar limbah tidak berbahaya,
diupayakan untuk memiliki pH netral.
• Logam berat beracun : Cadmium dari industri tekstil, merkuri dari
pabrik cat, raksa dari industri perhiasan dan jenis logam berat yang
lainnya.
• Nitrogen : umumnya terdapat sebagai bahan organik dan diubah
menjadi ammonia oleh bakteri sehingga menghasilkan bau busuk
dan bisa menyebabkan permukaan air menjadi pekat sehingga tidak
bisa ditembus cahaya matahari.
17
Karakteristik Kimia
Anorganik

18
Karakteristik Kimia
Anorganik

19
Karakteristik Kimia
Anorganik

20
Karakteristik Kimia
Anorganik

21
Karakteristik Kimia
Anorganik

22
Karakteristik Kimia
Anorganik

23
Karakteristik Kimia
Anorganik

24
Karakteristik Kimia
Anorganik

25
Karakteristik Organik

Karakteristik Limbah

Waste Water Treatment


26
Karakteristik Kimia
Organik
Sifat Kimia Air Limbah

Waste Water Treatment


• Fenol : salah satu bahan organik yang berasal dari industri tekstil,
kertas, minyak dan batubara.
• Bahan organik terlarut, dapat menurunkan tingkat oksigen dalam
limbah dan memberikan rasa dan bau pada sumber air. Biasanya
dinyatakan dengan:

BOD : kebutuhan oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan


senyawa organik yang ada di dalam air

27
Karakteristik Biologi

Karakteristik Limbah

Waste Water Treatment


28
Waste Water Treatment
29
Waste Water Treatment
Metode Analisa Air Limbah
1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
3. TOD (Total Oxygen Demand)
4. TOC (Total Organic Carbon)
5. Level indikator mikroorganisme

30
1. BOD (Biochemical Oxygen Demand)

Waste Water Treatment


Jumlah oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
mengurai bahan organik (bersifat biodegradable).

Cara pengukuran BOD: Sampel air limbah


dimasukkan bakteri dan nutrien kemudian di
inkubasi pada suhu 200C selama 5 hari. Setelah
inkubasi perubahan oksigen terlarut dalam sample
diukur dalam mg O2/ liter air limbah.
.

Perairan yang baik memiliki BOD 1 – 2 ppm.


31

https://www.coleparmer.com/i/bod-testing-kit-meter-probe-capsules-
bottles-rack-and-cal-solution/2500045
BOD
Prosedur tes BOD Keuntungan tes BOD

Waste Water Treatment


1. Menentukan kebutuhan
oksigen yang akurat yang
diperlukan untuk pengolahan
biologis
2. Menentukan ukuran unit IPAL
3. Menentukan efisiensi
beberapa proses pengolahan
4. Menentukan batas baku mutu
air pengolahan limbah
Kelemahan tes BOD
1. Waktu yang diperlukan untuk
tes ini cukup panjang (5 hari, 20
hari)
2. Membutuhkan pretreatment
apabila limbahnya mengandung
senyawa racun
3. Hanya mengukur senyawa
organik yang biodegradable 32
4. Uji ini tidak memiliki validitas
stokiometrik
(Henze dkk, 1995)
BOD

Waste Water Treatment


Kurva BOD Dalam Air Limbah

33
BOD

Waste Water Treatment


• Selama 5 hari periode tes BOD, 60-70% jumlah akhir karbon yang
dibutuhkan, BODL, dicatat.
• Nitrogen pada bahan organik sebagian besar berasal dari urea dan
protein, dan berubah menjadi NH3 selama dekomposisi bahan karbon.
• Selama sekitar 12 hari, nitrifying bacteria mulai mengoksidasi
ammonia dan menggunakan BOD seperti reaksi lanjut seperti sbb;

Nitrosomonas
NH3 + O2  H2O + HNO2
Nitrobacter
HNO2 + O2  HNO3
• Tahap kedua oksigen yang dibutuhkan memiliki hasil akhir BODLN
setelah sekitar 50 hari.

34
BOD

Waste Water Treatment


Limbah domestik mengandung 40-60% protein, 25-50%
karbohidrat,dan 10% lemak.

Berupa: protein, karbohidrat, lemak merupakan bahan organik


biodegradable

Bahan organik + O2  CO2 + produk limbah + NH3 + energi +


bakteri baru

Bila bahan organik terdapat dalam air limbah , mikroorganisme pada


air limbah akan mengoksidasi bahan organik menggunakan molekul
oksigen sbg agen pengoksidasi.

35
2. COD (Chemical Oxygen Demand)

Waste Water Treatment


merupakan cara pengukuran tak langsung terhadap banyaknya
oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi material organik
limbah dengan menggunakan senyawa kalium dikromat
(K2Cr2O7) atau kalium permanganat (KMnO4) dalam pelarut
asam.

- COD tidak dapat mengoksidasi senyawa ammonia.


- Analisis COD dapat dilakukan dengan cepat selama 2 jam.
- Nilai COD selalu lebih tinggi dari BOD karena banyak bahan
organik yang dapat dioksidasi secara kimiawi tetapi tidak secara
biologis.

36
COD

Waste Water Treatment


Pada uji ini dianalisa secara kimia untuk mengukur kebutuhan
sejumlah oksigen guna menguraikan bahan organik
biodegradable dan nonbiodegradable.

Cara menentukan COD


Dengan mencampurkan air limbah secara perlahan dengan
potasium selama 2-3 jam dan diukur perubahan konsentrasi
dikromat
Reaksi :
Bahan Organik + Cr2O7-2  CO2 + H2O + Cr2 O4-2

37

https://www.coleparmer.com/i/hach-21259-25-cod-test-kit-high-range-0-to-1500-ppm/9957426
Reaksi yang terjadi pada botol BOD

BOD t/BOD ultimate =


1-10-(t.k10)

COD = BODultimate
0.92

for readily degradable waste


water

38

Ultimate BOD mengacu pada kuantitas oksigen yang akan digunakan mikroorganisme dalam mengkonversi semua
material organik pada volume limbah yang telah ditentukan ke karbon dioksida dan air dalam waktu 5 hari.
3. TOD (Total Oxygen Demand)

Waste Water Treatment


Jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk pembakaran semua
bahan (karbon, nitrogen dan mineral lain). Pembakaran pada
suhu 9000 C menggunakan katalis bed (Platinum).

- Proses mengoksidasi semua bahan organik dan bahan


anorganik yang tidak teroksidasi sempurna.
- Analisis TOD dilakukan dengan menggunakan katalis
tertentu (platinum) dan dioksidasi dengan temperatur
tinggi (900oC)
- Hasil dari TOD lebih tinggi dibandingkan COD dan BOD.
Jumlah oksigen yang dikonsumsi tersebut diukur dan
dinyatakan sebagai nilai tes TOD dalam mg O2/ liter air 39
limbah.
4. TOC (Total Organic Carbon)

Waste Water Treatment


Jumlah karbondioksida yang terikat dalam suatu senyawa
organik dan sering digunakan sebagai indikator tidak spesifik dari
kualitas air atau kebersihan pabrik farmasi.

Analisis TOC dilakukan dengan mengoksidasi senyawa organik


menjadi CO2 dengan pemanasan. Teknik ini sangat cepat dan
hasilnya akurat.
TOC berbeda baik dengan BOD, COD, maupun TOD karena
analisis TOC menentukan banyaknya atom karbon dan tidak
memberikan kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk oksidasi.
Analisis TOC membutuhkan peralatan yang mahal dan teknisi
khusus. Selain itu data perbandingan untuk TOC sangat terbatas.
40

Jumlah karbondioksida dihitung sebagai mg C/ Liter air limbah


Waste Water Treatment
5. Level indikator organisms
1. Statisctical Test
Test yang dilakukan untuk mengestimasi jumlah
organisme (bakteri), dimana biasanya menggunakan 5
sample. Cultured volume yang digunakan adalah 10 mL,
1 mL dan 0,1 mL. Pada test ini, jumlah test positif saja
yang dilaporkan.

41
• MPN (Most Probable Number) merupakan uji yang mendeteksi
sifat fermentatif Coliform dalam sampel.
• Metode MPN berfungsi untuk memperkirakan (estimasi)
populasi dari bakteria pada suatu sampel .
• Dapat digunakan uji coliform yang terdapat pada makanan,
sedimen, dan tanah.

42
Media Kultur
MPN
Pembuatan media MPN
a. Pembuatan media Lactosa Broth Strength Komposisi :
1) Beef extract 3.0 gram
2) Lactosa 5,0 gram
3) Pepton 5,0 gram
Cara Pembuatan : Ditimbang 13 gram serbuk Lactosa Broth dan dilarutkan
dalam 1 L aquades, kemudian di masukkan sebanyak 10 ml kedalam tabung
pembiakan yang berisi tabung durham dalam posisi terbalik, ditutup kapas,
disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121°C selama 15 menit.
b. Pembuatan media Brilian Green Lactosa Broth (BGLB) Komposisi :
1) Peptone form meat 10 gram
2) Oxbile drief 20 gram
3) Lactose 10 gram
4) Brilian b Green 0,0133 gram
Cara pembuatan : Ditimbang 40 gram serbuk Brilian Green Lactose Broth
(BGLB) dan dilarutkan dalam 1 L aquadest kemudian dimasukkan sebanyak 10
ml kedalam tabung pembiakan yang berisi tabung durham dalam posisi
terbalik, ditutup kapas, disterilisasi dalam autoclave pada suhu 121C selama 15
menit.
Tahap Uji MPN

1st Presumtive Test


untuk memperoleh kombinasi tabung positif awal

2nd Confirmed Test


untuk memastikan

3rd Completed Test


untuk menyelesaikan uji
Presumtive Test
Pemeriksaan tes pendahuluan dengan
menginokulasi pada media kemudian dilihat ada
atau tidaknya pembentukan gas dalam tabung
durham setelah diinkubasi selama 24-48 jam
dalam suhu 35°C-37°C (Sunarti, 2016).

46
Confirmed Test
Pemeriksaan lanjutan pada media yang berbeda
kemudian dilihat terbentuknya gas setelah
diinkubasi selama 48 jam. Bila terbentuk gas tes
dinyatakan positive (Sunarti, 2016).

47
Completed Test
Uji lengkap dilakukan untuk melihat apakah isolat
yang di ambil benar merupakan bakteri Coliform.

48
CONTOH UJI MPN

Air yang Mengandung Polusi (Polluted


Water
Langkah – Langkah

Buka tutup botol yang berisi Kocok botol sampel agar dispersi
sampel bakteri homogen.

Dengan menggunakan pipet steril,


inokulasikan 10ml sampel pada
kelima tabung yang sudah berisi
presumptive broth.
Tabung diinkubasi pada suhu 35°C Setelah 24 jam , dilihat keberadaan Tabung yang negatif diinkubasi
atau 37°C selama 24 jam gas yang terlihat pada abung kembali selama 24 jam.
durham. Apabila terdapat gas
menandakan sampel tersebut
positif.

Uji konfimasi dilakukan dengan


menambahkan 1-2 tetes pada tiap
tabung positif uji presumtif
kedalam tabung yang berisi
medium spesifik dan tryptone.
Warna larutan akan menjadi merah Positif indole dan
Untuk mengkonfirmasi keberadaan
apabila terdapat indol, yang produksi gas
termotoleran coliform, kultur
menandakan adanya bakteri menunjukkan bahwa
diinkubasi selama 24 jam. Setelah itu
coliform terdapat bakteri E. coli
diamati gas yang terbentuk.
dan apabila tidak terdapat
indole maka menadakan
bahwa terdapat
termotoleran coliform.
Apabila hasil positif sebanyak :
• 5 tabung pada F1 (Volume sampel inokulasi 10ml)
Hasil • 3 tabung pada F2 (Volume sampel inokulasi 1ml)
• 1 tabung pada F3 (Volume sampel 0.1ml)
Maka, mengindikasikan bahwa jumlah estimasi coliform
pada sampel adalah 110 coliform setiap 100 ml.
Contoh lain
Indeks MPN
Waste Water Treatment
5. Level indikator organisms

2. Membrane Filter Method


Sample air (limbah) difilter dengan membran dan bakteri akan terjebak di
dalam surface membran, kemudian ditumbuhkan langsung di surface
membran dengan diinkubasi. Koloni yang tumbuh kemudian dihitung.
Metode yang dilakukan merupakan metode perhitungan koloni secara aktual.

56
Waste Water Treatment
5. Level indikator organisms
• Di dalam air limbah terdapat berbagai jenis mikroorganisme
seperti virus, bakteri, jamur, protozoa, nematoda, dll.

• Tujuan dari pengujian mikrobial adalah untuk mendeteksi


bakteri-bakteri patogen yang dapat mengganggu kesehatan
manusia. Namun, bakteri pembuat penyakit ini tidak
mudah diidentifikasi.

• Tes yang digunakan untuk menentukan kontaminasi


umumnya menggunakan mikroorganisme coliform.
57
Padatan
Komponen Padatan Limbah dan Analisis

Waste Water Treatment


Air limbah mengandung berbagai jenis padatan.
Padatan terdiri dari bahan padat organik maupun anorganik
yang larut, mengendap maupun suspensi.

Berdasarkan ukuran partikel, padatan diklasifikasikan:


- Padatan tersuspensi (suspended solid)
padatan yang tersaring di dalam filter, dimana ukuran pori
filter antara 0,45 µm – 2,0 µm
- Padatan terlarut (dissolved solid)
padatan yang lolos dari filter yang digunakan
58
Padatan
Komponen Padatan Limbah dan Analisis

Waste Water Treatment


59
Waste Water Treatment
60
Padatan
Komponen Padatan Limbah dan Analisis

Waste Water Treatment


61
Waste Water Treatment
Klasifikasi dan level padatan yang ditemukan di limbah

62
settleable refers to material of any size that will not remain suspended or dissolved
in a holding tank not subject to motion, and excludes both TDS and TSS.
Keberadaan Padatan dalam Cairan

Waste Water Treatment


[settleable, in solution or in suspension]

• Padatan yg bisa diendapkan dalam kondisi tenang dalam jangka waktu


antara 0,5 - 1 jam, diukur dengan ImHoff Cone dalam fraksi volume
Settleable padatan yang mengendap dalam volume cairan total
Solid

• Filtrate dari cairan yang lewat


kertas saring, terdiri dari:
Total small ions, macro molecules
Dissolved
Solid dan very small colloids

• Bahan padatan yang didapatkan dg menyaring cairan limbah


menggunakan kertas saring 0,45 mm dan mengukur dry weight dari
material yang terkumpul dalam mg padatan/liter cairan.
Suspended
Solid • Disebut MLSS bila sample berasal dr activated sludge bioreactor, sbg
konsentrasi biomassa & inert di bioreaktor
63
Komponen Padatan Limbah dan Analisis

Waste Water Treatment


Settleable Solid (Padatan Terendap)

• Merupakan padatan yang tidak terlarut yang masih berada pada


bagian bawah wadah yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
• Alat standart untuk pengukuran padatan ini adalah Imhoff Cone
• Test standart untuk padatan ini termasuk pengocokan sample,
kemudian mengisi 1 liter corong Imhoff hingga batas dan menunggu
selama 0,5 - 1 jam dalam keadaan diam

64
Padatan
Komponen Padatan Limbah dan Analisis

Waste Water Treatment


Padatan terendapkan dapat
diukur dan diamai dengan
alat imhoff cone

SVI  Sludge Volume Index

Indeks untuk menentukan kemampuan


atau kecepatan pengendapan dari
sludge (biomassa yang terbentuk)

65
https://www.aquaculturealliance.org/advocate/evaluating-biofloc-
technology-for-intensive-culture-of-fathead-minnows/
Test Prosedure Imhoff

66
Waste Water Treatment
Pada secondary treatment,
semua mikroorganisme
secara kolektif disebut
biological sludge atau MLSS
(mixed liquor suspended
solids).

Pada reaktor activated sludge, innert material dan kultur


biologis  MLSS.

MLVSS (mixed liquor volatile suspended solids)


menunjukkan jumlah material biologis yang terdapat di
dalam activated sludge sebesar sekitar 80 % dari TSS (Total 67
Suspended Solid).
MLSS dan MLVSS

Waste Water Treatment


• MLSS
Sample limbah diaduk hingga homogen kemudian disaring dengan
kertas saring kemudian dipanaskan di suhu 105° C hingga beratnya
konstan.
Selisih berat merupakan berat dari bahan yang biodegradable dan
non biodegradable

• MLVSS
Dari tahapan di atas, kemudian sample dipanaskan hingga 550 –
600° C hingga beratnya konstan dimana kondisi ini akan
menguapkan bahan – bahan yang volatile.
68
Selisih berat merupakan berat bahan yang biodegradable.
Mikroorganisme dominan yang mengkonsumsi limbah organik

Waste Water Treatment


69
Waste Water Treatment
70
Waste Water Treatment
Protozoa
• Ditemukan di semua jenis permukaan air dan tanah.
• Ukuran bervariasi.
• Memetabolisme colloidal waste, bakteri, sesama
protozoa atau organisme yang lebih kecil.
• Dalam memproses activated sludge, Protozoa yang
digunakan adalah kelas Ciliata dan Suctoria.

38
Rotifiers

Waste Water Treatment


• Multiseluler, hidup pada kondisi aerobik.
• Memakan bakteri
• Membutuhkan kondisi lingkungan dengan oksigen
terlarut yang tinggi dan level bahan organik yang
rendah.
• Keberadaannya menjadi indikator air yang telah
bersih (dipurifikasi tingkat tinggi).

72
Waste Water Treatment
Temperatur dan pH air limbah sangat penting karena
mempengaruhi kehidupan akuatik dan biologi pada badan air.

• Mikroba tumbuh baik pada pH netral dan 4,6 – 7,0


• Setiap mikroba mempunyai kisaran suhu dan suhu optimum
tertentu untuk pertumbuhannya.
a.Psikrofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu
pertumbuhan pada suhu 0-20oC.
b.Mesofil, yaitu mikroba yang mempunyai kisaran suhu
pertumbuhan 20- 45oC.
c. Termofil, yaitu mikroba yang suhu pertumbuhannya diatas
45oC.

73
TERIMA KASIH

Waste Water Treatment


74

Anda mungkin juga menyukai