1
DAFTAR ISI
A. Pedoman Pengisian Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik......................................................................................... 3
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik dan Bagaimana Menggunakannya .................................................................. 6
Bagaimana cara mengisi alat pantau ini .............................................................................................................. 9
Bagaimana menilai dan merangkum hasil penilaian ......................................................................................... 11
Mengembangkan Rencana Aksi dan Tim Organisasi ......................................................................................... 12
B. Daftar Singkatan ................................................................................................................................................. 14
C. Alat Pantau 1: ..................................................................................................................................................... 15
Respon Emergensi Obstetri-Neonatal di Puskesmas/Klinik Swasta ................................................................... 16
Daftar Troli Emergensi Ibu ................................................................................................................................ 19
Daftar Troli Emergensi Neonatal ....................................................................................................................... 22
D. Alat Pantau 2: ..................................................................................................................................................... 24
Tatalaksana Kegawatdaruratan pada Kehamilan, Persalinan dan Nifas di Puskesmas/Klinik Swasta ............... 25
E. Alat Pantau 3: ..................................................................................................................................................... 32
2
H. Alat Pantau 6: .................................................................................................................................................... 49
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di FKTP ........................................................................................ 50
I. Alat Pantau 7: ...................................................................................................................................................... 53
Pemberdayaan Pasien, Keluarga dan Masyarakat .............................................................................................. 54
J. Alat Pantau 8: ...................................................................................................................................................... 57
Pencegahan Infeksi di Puskesmas/Klinik Swasta ............................................................................................... 58
K. Alat Pantau 9: ..................................................................................................................................................... 72
Kewaspadaan terhadap Transmisi .................................................................................................................... 73
3
A. Pedoman Pengisian Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik
Proses Peningkatan Kualitas bertujuan untuk merubah sebuah pelayanan dari “praktik‐praktik
aktual” menjadi “praktik‐ praktik yang diinginkan” sesuai dengan standar yang diakui. Untuk itu
terdapat beberapa kunci yang dapat menjadikan proses peningkatan kualitas ini berlangsung:
• Keterlibatan dan rasa memiliki dari petugas/staf: staf dari semua level harus terlibat dalam
proses ini.
• Berorientasi pada pasien: kebutuhan dan harapan pasien harus dapat dipenuhi
• Berfokus pada sistem dan proses: harus selalu diingat bahwa kualitas pelayanan yang buruk
seringkali merupakan hasil dari sistem dan proses yang lemah, atau kesulitan dalam
mengimplementasikan suatu standar daripada kesalahan atau kekurangan individu.
• Sadar biaya dan efisien.
• Pembelajaran yang terus menerus, pembangunan dan pengembangan kapasitas.
• Peningkatan kualitas yang terus menerus.
4
Memenuhi kunci‐kunci tersebut maka proses peningkatan kualitas dapat dijalankan mengikuti siklus sebagaimana terlihat pada
gambar 1.
Siklus ini dimulai dengan pengumpulan data dan analisis. Tujuan dari pengumpulan dan analisis data adalah mengidentifikasi
kesenjangan antara kondisi yang ada dengan kondisi/standar yang diinginkan dalam pelayanan emergensi maternal dan
neonatal.
5
Kegiatan dilakukan bersama‐sama dengan tim dan aktor di fasilitas kesehatan yang terdiri dari kepala
puskesmas, dokter dan bidan koordinator yang ada di fasilitas kesehatan dalam bentuk participatory
assessment di awal, sehingga petugas di semua level terlibat sejak awal dengan upaya‐upaya yang
berhubungan dengan peningkatan kualitas dalam kerangka implementasi tata kelola klinik yang baik.
Meskipun demikian mengingat salah satu tujuan alat pantau sistem kinerja adalah sebagai alat manajemen,
maka didorong suatu asesmen yang mandiri.
lain‐lain.
Pengelola dianjurkan untuk menekankan pada aksi dan memulai dengan intervensi yang sederhana agar
tercapai hasil awal yang nyata sehingga menciptakan momentum perubahan dan memperoleh keterampilan
manajemen perubahan secara bertahap untuk mengatasi kesenjangan yang lebih kompleks.
Ada beberapa cara untuk mendapatkan data yaitu dengan: pengamatan terstruktur langsung, mengkaji
dokumen, wawancara dan melakukan simulasi klinik. Data‐data tersebut pada mulanya didapatkan secara
bersama‐sama antara tim pendamping dengan tim dan aktor di fasilitas kesehatan. Hal ini diperlukan,
selain sebagai suatu bentuk implementasi dari kegiatan pendampingan juga sekaligus menjadikan
penilaian ini lebih valid karena adanya unsur eksternal (yaitu tim pendamping).
Selanjutnya, sebagai bagian dari siklus peningkatan kualitas maka tim dan aktor di fasilitas kesehatan dapat
melakukan evaluasi secara mandiri.
Tim pendamping adalah merupakan suatu tim yang terdiri dari para klinisi yang bertugas membina dan
juga memverikasi hasil asesmen: spesialis Kebidanan, spesialis Anak, Dokter Umum, Bidan dan Perawat baik
dari institusi kesehatan (Dinkes, RSUD) atau pusat pelatihan klinik kesehatan reproduksi seperti P2KS atau
P2KP dan organisasi profesi (POGI, IDAI, IDI dan IBI).
• Pengamatan langsung.
• Mengkaji dokumen administrasi dan rekam medis.
• Wawancara terarah.
Tabel perhitungan
Pada akhir setiap instrumen ada tabel perhitungan:
% Pencapaian %
Untuk mengisi tabel diatas, semua standar diperiksa kembali dan di hitung berapa standar yang berhasil
dicapai untuk diisi pada baris pertama. Kemudian dihitung persentasinya.
Bagaimana menilai dan merangkum hasil penilaian:
Pemberian angka menggunakan alat pantau:
Tugas utama dari kelompok orang-orang yang berkomitmen tersebut adalah mengatur/mengkoordinasikan
tim untuk mengimplementasikan proses peningkatan. Sebagaian besar proses akan tergantung pada kerja
tim, sehingga perlu dikembangkan sekelompok orang yang berkomitmen pada kualitas melebihi apapun.
Tim-tim sebaiknya terdapat di tiap-tiap area intervensi, di mana mereka melakukan analisis dari semua data
yang dikumpulkan, membuat rencana strategis, mengimplementasikannya serta memonitor pencapaiannya.
Sangat disarankan untuk bekerja dalam suatu jejaring dalam mengimplementasi rencana-rencana. Bekerja
dalam jejaring akan mendorong pertukaran pengalaman dan saling mendukung, sehingga mendorong
percepatan pencapaian perubahan yang positif.
Proses ini juga menunjukkan sebuah aksi yang berangkat dari dasar (petugas lini depan), klien/pasien dan
keluarga serta keterlibatan masyarakat. Tujuan utama dari keseluruhan proses ini adalah menyediakan
dukungan bagi petugas kesehatan, manajer dan komunitas berupa sebuah instrumen sederhana yang
mendayagunakan dan meningkatkan kemampuan mereka untuk menguatkan proses penyediaan
pelayanan kesehatan.
Dalam mengidentifikasi “kesenjangan‟, tim harus selalu mengingat bahwa ada kesenjangan yang:
• Tidak membutuhkan analisis yang kompleks karena solusinya
sederhana dan sangat jelas (misal; menunjuk penanggung jawab untuk
sebuah tugas, mengganti peralatan yang rusak, mengorganisasi
peralatan agar lebih efisien dan efektif).
• Berada dalam kendali fasilitas dan dapat diatasi dengan memobilisasi
sumber-sumber lokal yang ada (misal; memodifikasi beberapa
prosedur, melakukan redistribusi tenaga/staf).
• Berada dalam kendali yang ada di luar fasilitas dan biasanya
membutuhkan mobilisasi dari sumber-sumber diluar fasilitas (misal; perubahan kebijakan, penambahan
gaji, penambahan staf, persetujuan untuk dana baru).
Sebagaimana disebutkan sebelumnya, mulai dengan kesenjangan yang paling mudah untuk diselesaikan
lalu secara bertahap melanjutkan ke kesenjangan- kesenjangan yang lebih kompleks.
B. Daftar Singkatan
RS : Rumah Sakit
SOP : Standard Operational Procedure (Standar Prosedur
Operasional) UGD : Unit Gawat Darurat
C. Alat Pantau 1:
• Respon Emergensi Obstetri-Neonatal di
Puskesmas/Klinik Swasta
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom YA atau kolom TIDAK di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan Tuliskan
pada kolom tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
2. Peralatan dan perlengkapan Periksalah apakah peralatan dan perlengkapan berikut terdapat pada troli emergensi obstetri-Neonatal
untuk penatalaksanaan atau wadah yang sama fungsinya:
emergensi obstetri - neonatal
• Troli emergensi obstetric
tersedia dan selalu dalam
kondisi siap pakai. • Troli emergensi neonatus
Lihat Lampiran daftar standar kelengkapan troli
emergensi obstetri- neonatal
3. Pemeriksaan rutin dan teratur
terhadap kelengkapan dan Periksalah apakah terdapat daftar tilik troli emergensi obstetri- neonatal yang berisi:
kesiapan troli emergensi obstetri- • Daftar tilik set peralatan lengkap pada troli atau wadah
neonatal. tersebut
• Jadwal pengecekan pada setiap pergantian dinas
petugas
4. Algoritma/Job-aid tentang Algoritma/job aid mudah untuk dilihat kembali oleh staf
penatalaksanaan emergensi • Perdarahan Postpartum
obstetri dan neonatal yang
terpasang dengan jelas pada • Pre Eklampsia Berat/ Eklampsia
setiap unit
• Syok pada Maternal
• Persalinan Macet
• Resusitasi neonatus
• STABLE
• ACCEPT
5. Puskesmas/klinik menjadwalkan Catatan/Log di setiap unit/ruangan yang berisi jadwal latihan/demo klinis dan penilaian untuk kondisi
dan melakukan latihan /demo sebagai berikut:
tim emergensi obstetri neonatal
secara rutin • Pre Eklampsia Berat
17
• Daftar hadir peserta latihan/demo klinis tentang:
syok pada Maternal, perdarahan postpartum
Eklampsia, resusitasi pada neonates
• BBLR, PMK harus disebutkan
% Pencapaian
DAFTAR KELENGKAPAN TROLI EMERGENSI IBU
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia apabila di dapatkan kelengkapan yang sesuai saat pengamatan di lakukan. Gunakan kolom Catatan
untuk menjelaskan, menuliskan masalah yang dihadapi dan catatan lainnya.
1. PERALATAN
• Tensimeter
• Stetoskop
• Tourniquet
• Palu refleks
Obat-obat umum:
• Adrenalin
• Atropine sulfate
• Dextrose 40%
• Lidocain
19
• Dexamethason
Obat obstetri:
• Kalsium glukonas
1
• Oxytosin inj (disimpan di kulkas)
• Mesoprostol
3. PERSEDIAAN LAINNYA
• Plester
• Kassa steril
• Set infuse
% Pencapaian
21
• • Katup
Kateter
PEEPumbilikal
yang berfungsi
3,5 untuk mempertahankan PEEP
•• Slang oksigen
Sarung tanganuntuk
sterilresusitasi
2. T-PIECE
• RESUCITATOR
Scalpel
• • T-Piece
Larutan Yodium dengan oksigen tanpa atau dengan udara tekan
resuscitator
3. • Three way
PERLENGKAPAN stopcock
PENGHISAP
•• Balon
Spuitpenghisap
1, 3, 5, 10, 20, 50 ml
6. PERALATAN LAINNYA
• Penghisap mekanik dan tabung
•• Kateter
gunting
penghisap, 5F, 6F, 8F,10F, 12F, dan 14F
•• Pipa
plester
lambung no 8F dan spuit 20 ml
4. • kapas
PERALATAN alkohol LAINNYA
RESUSITASI
• Sarung tangan
• Laringeal Mask Airway (LMA)
• Stetoskop
• Laringoskop dengan tiga ukuran blade lurus
• Plester ½ atau ¾ inchi 1
• Cadangan baterai dan bola lampu laringoskop
• Plastik bening 5kg
• Pulse oxymetry
1
• Kateter penghisap lendir
5. OBAT-OBATAN
• Timbangan digital dan Midline
• Epinefrin 1: 10.000 (0,1 mg/ml)
Buku resusitasi neonatus panduan pelatihan bagi bidan dan perawat PERINASIA hal 1-26
% Pencapaian
23
D. Alat Pantau 2:
Tata Laksana Kegawatdaruratan pada Kehamilan, Persalinan dan
24 Alat Pantau 2
Penilai: _Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom YA atau TIDAK di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom
tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
25
2. Puskesmas/ Klinik Swasta Periksa ketersediaan dokumen SPO untuk penatalaksanaan kasus-kasus berikut di Puskesmas/ Klinik Swasta
memiliki dokumen Standar
Prosedur Operasional (SPO) Tata Laksana kegawatdaruratan dasar pada kehamilan,
penatalaksanaan kasus persalinan, dan nifas:
kegawatdaruratan pada
• Henti jantung dan henti napas.
kehamilan, persalinan dan
nifas • Syok.
• Kejang.
• Sesak napas.
• Penurunan kesadaran/comma
5. Catatan rekam medis Melihat dokumentasi pada catatan rekam medis ibu hamil ibu hamil, bersalin dan nifas yang mengalami
mendokumentasikan tenaga kegawatdaruratan obstetrik:
medis melakukan penilaian dan
penatalaksanaan awal • Catatan tanggal dan waktu
kedaruratan medik pada ibu
hamil, bersalin dan nifas • Identitas PPA
8. Terdapat sistem dalam upaya • Terdapat sistem komunikasi efeketif SBAR/ DST
meningkatkan kualitas dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi pra
rujukan pada kasus rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal
kegawatdaruratan pada di tempat rujukan terkait kasus kegawatdaruratan
kehamilan, persalinan dan pada kehamilan, persalinan dan nifas
nifas
Puskesmas/Klinik Swasta
Penilai: _Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom YA atau TIDAK di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom
tersebut apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
1. Puskesmas/ Klinik Swasta Periksa ketersediaan dokumen SPO untuk penatalaksanaan kasus-kasus berikut di Puskesmas/ Klinik Swasta
memiliki dokumen Standar
Prosedur Operasional (SPO)
• Resusitasi Bayi Baru Lahir
penatalaksanaan kasus
kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir • Berat lahir <2000 gr
33
Alat Pantau Sistem Kinerja Klinik di FKTP – 07 Desember 2021
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK CATATAN
2. Puskesmas/Klinik Swasta
memiliki dokumen Clinical Periksa ketersediaan dokumen CP untuk penatalaksanaan kasus-kasus berikut di Puskesmas/ Klinik Swasta
Pathway (CP) penatalaksanaan • Resusitasi Bayi Baru Lahir
kasus kegawatdaruratan pada
• Berat lahir <2000 gr
bayi baru lahir.
• Kejang pada Neonatus
• Sepsis neonatus
3. Puskesmas/ Klinik Swasta Periksa dokumen SPO di Puskesmas/ Klinik Swasta mencantumkan hal-hal berikut ini:
memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) stabilisasi dan
transportasi rujukan kasus • Stabilisasi pada Bayi Baru Lahir Pasca Resusitasi
kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir * Berdasarkan 6 prinsip dalam melakukan stabilisasi pada bayi baru lahir pasca resusitasi yang dikenal
dengan STABLE
- Sugar, yaitu melakukan deteksi dan tatalaksana segera kondisi hipoglikemi
- Airway, yaitu menjaga jalan nafas dan pertahankan bantuan pernafasan bila bayi sesak
- Blood Pressure, yaitu melakukan deteksi dini dan melakukan tatalaksana gangguan sirkulasi
- Laboratory Examination, yaitu pemeriksaan laboratorium salah satunya adalah deteksi risiko
infeksi
- Emotional Support, yaitu komunikasikan masalah bayi baru lahir dan beri dukungan emosional
kepada keluarga
- Control, yaitu pengawasan terhadap tim yang akan melakukan rujukan serta kelengkapan
perlengkapan rujukan.
- Communication, yaitu melakukan komunikasi dengan fasilitas tujuan rujukan dan komunikasi
kepada keluarga terkait kondisi dan rencana rujukan.
- Evaluation, yaitu mencermati ulang kondisi bayi baru lahir yang akan dilakukan rujukan
- Prepration and packaging, yaitu tim melakukan penyiapan terakhir mulai dari daftar dokumen
rujukan, alat transport dan lain sebagainya yang diperlukan dalam proses rujukan.
- Transportation, yaitu tim berangkat ke tempat rujukan dan memberikan informasi medis kepada
tenaga kesehatan tingkat rujukan.
4. Catatan rekam medis Melihat dokumentasi pada catatan rekam medis bayi baru lahir dengan kasus gawatdarurat yang dirujuk :
mendokumentasikan tenaga
medis melakukan stabilisasi • Catatan tanggal dan Jam
pra rujukan kasus
kegawatdaruratan pada bayi • Identitas PPA
baru lahir
• Stabilisasi Pernapasan (Airway)
7. Terdapat sistem dalam upaya • Terdapat sistem komunikasi efeketif SBAR/ DST
meningkatkan kualitas rujukan dengan tim RS Rujukan agar terjadi stabilisasi pra
kasus kegawatdaruratan pada rujukan yang optimal serta penatalaksanaan optimal
pada di tempat rujukan terkait kasus kegawatdaruratan
bayi baru lahir pada pada pada bayi baru lahir
% Pencapaian
Penilai: _Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut
apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
2. Ambulan atau kendaraan roda Amati dan memeriksa ambulan untuk peralatan dan perlengkapan yang berikut:
empat mempunyai peralatan dan
• Resusitasi Neonatus Set
perlengkapan untuk
penatalaksanaan emergensi • Partus Set, terdiri dari: Jumlah
obstetri dan neonatus
Klem Kelly atau Kocher 2
Gunting Episiotomi 1
Penghisap lender 1
Kain bersih 4
Handuk bersih 1
• Obat uterotonika
4. Puskesmas/Klinik Swasta Kaji dokumen SPO atau dokumen yang diperlukan untuk merujuk semua neonatus dengan:
memiliki Standar Prosedur
Operasional (SPO) atau • Berat lahir <2000 g
pedoman untuk rujukan
• Dehidrasi berat
neonatus sakit ke RS yang
didalamnya mencantumkan: • Kesulitan bernafas
• Riwayat penyakit • Tanda infeksi/sepsis
• Pemeriksaan Fisik
• Kejang
• Terapi yang diberikan
sebelum rujuk
5. Puskesmas/klinik Swasta memiliki
Kaji dokumen SPO atau pedoman yang diperlukan untuk merujuk semua ibu hamil/bersalin/postpartum
Standar Prosedur Operasional
dengan komplikasi sesuai dengan:
(SPO) atau pedoman untuk ibu
hamil/bersalin/ postpartum • Stabilisasi sebelum merujuk
dengan komplikasi ke RS yang
didalamnya mencantumkan: • Pemberian Magnesium Sulfate pada preeklampsia
berat/eklampsia sebelum merujuk
• Riwayat penyakit
• Pemeriksaan Fisik
• Pemberian steroid atenatal pada ibu dengan
• Terapi yang diberikan
persalinan prematur
sebelum rujuk
6. Fasilitas kesehatan melakukan Mengkaji catatan di fasilitas yang mendokumentasikan pengkajian kasus untuk kondisi berikut:
pengkajian kasus pada semua
• Rujukan emergensi di neonatus ke Rumah Sakit
% Pencapaian
G.Alat Pantau 5:
• Perlengkapan dan
Peralatan
Penanganan Emergensi Obstetri dan
Neonatus Dasar di Puskesmas/Klinik
Swasta
• Daftar Tilik Persiapan Kegawatdaruratan
Penilai: _Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut
apabila diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
% Pencapaian
Berilah tanda √ yang sesuai dengan situasi saat pengamatan di lakukan. Gunakan kolom Catatan untuk menjelaskan, menuliskan masalah
yang di hadapi, dan catatan lainnya.
I. MEDIKAMENTOSA √ CATATAN
• Adrenalin injeksi
• Antibiotika:
• Larutan infus:
1. NaCl 0,9%
2. Ringer laktat
• Dexamethason
• Lidokain
1. Instrumen
A. SET PARTUS
• Gunting episiotomi
• Kasa steril
• Mangkok kecil
• Semprit disposable 10 ml
B. PERLENGKAPAN JAHIT:
• Pinset anatomis
• Gunting benang
• Kasa steril
C. EKSTRAKTOR VAKUM
• Selang karet
• Penarik mangkok
D. INSTRUMEN LAINNYA
• Lampu sorot
• Stetoskop laenec/Doppler
47
• Inkubator
2. Obat-obatan*)
Alat Pantau 6
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di FKTP
Nama Fasilitas: ___
Penilai: _Tanggal:
53
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila
diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
2 Puskesmas/ Klinik swasta Mengkaji dokumen dan observasi ketersediaan hal-hal berikut:
menetapkan indikator mutu
yang dipergunakan untuk
mengukur mutu klinis • Dokumen indikator dan standar mutu klinis yang
pelayanan maternal dan ditetapkan untuk monitoring dan penilaian mutu
neonatal klinis pelayanan maternal dan neonatal
54
• Catatan kegiatan pengumpulan data, analisis, dan
pelaporan mutu klinis pelayanan maternal dan
neonatal dilakukan secara berkala.
55
mekanisme komunikasi efektif • Kebijakan dan prosedur distribusi informasi dan
terkait peningkatan mutu komunikasi hasil-hasil peningkatan mutu layanan
layanan klinis dan keselamatan klinis keselamatan pasien terkait pelayanan maternal
pasien terkait pelayanan dan neonatal
maternal dan neonatal
% Pencapaian
I. Alat Pantau 7:
Penilai
_Tanggal: ____________________
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila
diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
58
• Catatan/dokumentasi/laporan evaluasi kegiatan
komunikasi dengan masyarakat untuk
menyampaikan Informasi pelayanan (jenis
pelayanan, waktu pelayanan, proses mendapatkan
pelayanan)
2. Puskesmas/ Klinik swasta Mengkaji dokumen dan terdapat sarana berikut di fasilitas:
menyediakan sarana bagi
masyarakat, pasien dan Media kotak saran ditempat‐tempat yang strategis atau
keluarga untuk menyampaikan sarana penyampaian umpan balik lain
umpan balik dan keluhan
59
4. Puskesmas/ Klinik swasta Memeriksa ketersediaan dokumen di fasilitas kesehatan terhadap hal‐hal berikut:
memiliki mekanisme yang
% Pencapaian
60
J. Alat Pantau 8:
Alat Pantau 8
61
Pencegahan Infeksi di Puskesmas
Tanggal:
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila
diperlukan tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
• Ruang Periksa
• Ruang Bersalin
• Ruang Nifas/Pasca-Persalinan
• Ruang Laboratorium
**Tidak ada debu, darah, sampah, jarum dan alat suntik bekas pakai serta sarang laba-laba
2. Terdapat Standar Prosedural Puskesmas memiliki Dokumen* Standar Prosedural Operasional Pencegahan Infeksi tentang:
Operasional Pencegahan
• Kebersihan dan Kesehatan Tangan
62
Infeksi di Puskesmas • Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
• Penanganan Benda Tajam
• Pemrosesan Alat Pakai Ulang
• Penatalaksanaan Limbah
• Pengendalian Kebersihan dan Ventilasi Ruangan dan
Lingkungan
• Celemek plastik
• Masker bedah
63
• Sepatu/sandal tertutup bagian depan
6. Penyiapan larutan klorin 0,5% Petugas menyiapkan larutan klorin seperti berikut:
di Puskesmas untuk pemrosesan
alat pakai ulang sesuai standar • Wadah plastik digunakan untuk larutan klorin
• Celemek plastik
65
untuk puskesmas • Barang kotor dan bersih diletakkan terpisah
10. Melakukan pencucian alat Petugas melakukan cara pencucian alat pakai ulang sebagai berikut
pakai ulang dengan cara
• Tersedia deterjen cair atau bubuk, tanpa asam atau
sesuai standar
amonia
• Melepas bagian-bagian alat yang terdiri dari
beberapa bagian dan membersihkan bagian
gerigi dan sambungan mengunakan sikat
• Membersihkan alat dan bahan lain di dalam air
sampai semua darah dan kotoran lain tidak
terlihat lagi pada peralatan yang dicuci
• Membilas peralatan dan bahan lain sampai bersih
dengan air bersih
• Keringkan alat dan bahan lain dengan dianginkan
atau menggunakan kain bersih
• Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir
selama 10-15 detik lalu keringkan atau menggosok
tangan dengan larutan berbahan dasar alkohol
sebanyak 3-5 ml sampai kering
11. Melakukan Disinfeksi Tingkat MEREBUS AIR UNTUK DTT PERALATAN LOGAM secara:
Tinggi (DTT) pada peralatan
dan bahan sesuai standar • Rebus selama 20 menit dalam wadah bertutup
66
• Jangan masukkan apapun ketika perhitungan waktu
telah dimulai
67
• Penghitungan dimulai setelah tercapai suhu yang
dikehendaki: 170°C(340°F) untuk 60 menit,
160°C(320°F) untuk 120 menit, 150°C(300°F) untuk
150 menit, 140°C(285°F) untuk 180 menit,
121°C(250°F) untuk 12 jam (semalaman)
• Membiarkan semua peralatan kering sebelum
diambil dari sterilisator
*Set tekanan (kPa atau lbs/in2) mungkin berbeda tergantung pada jenis sterilisator yang digunakan.
Ikutilah petunjuk pabrik.
13. Menyimpan peralatan DTT dan Peralatan DTT dan Steril disimpan sebagai berikut:
Steril sesuai standar
• Area bersebelahan atau terhubung dengan tempat
pemrosesan DTT/Sterilisasi yang bersih dari debu,
kotoran, hewan dan serangga dengan suhu 24°C
dan kelembaban <70%.
• Letak peralatan dengan jarak 20-25 cm dari lantai,
45-50 cm dari langit-langit dan 15-20 cm dari
dinding. (TIDAK disimpan dalam kardus)
• Tertulis tanggal proses DTT atau Sterilisasi sesuai
paket
• Distribusi peralatan DTT atau Steril dari area ini
68
*Apabila dikirim ketempat lain, tunjukkan standar prosedural operasionalnya dan catat siapa dan
bagaimana membawanya serta kemana limbah sampah tersebut dikirim
69
• Lokasi penimbunan minimal berjarak 50meter dari
sumber/mata air dan terletak di daerah bebas
banjir
• Lubang penimbunan sekitar 1meter persegi dan
kedalaman 2 meter
• Sampah yang dibuang ditimbun dengan tanah setebal
10-15 cm setiap hari
16. Pengendalian kebersihan Pemeliharaan kebersihan dan ventilasi ruangan dan lingkungan seperti berikut:
dan ventilasi ruangan dan
lingkungan sesuai standar • Pertukaran udara di ruangan tanpa AC* lebih dari
12 ACH**. Jika menggunakan AC terdapat
catatan pembersihan AC setiap bulan
• Bongkar bersih ruangan bersalin setiap bulan
*Air Condition
**Air Change Per Hour
17. Bahan antiseptik, dan Periksa gudang/tempat penyimpanan dengan membandingkan pemakaian berdasarkan Daftar
disinfektan tersedia untuk Persediaan pada bulan sebelumnya bahan-bahan berikut tersedia dalam jumlah yang cukup:
pemakaian selama satu bulan
Antiseptik:
• Etil atau isoprofil alkohol (60-90%)
70
• Klorheksidin glukonat (2-4%)
• Betadine
Disinfektan:
• Klorin
71
NO NILAI STANDAR KINERJA KRITERIA VERIFIKASI YA TIDAK N/A CATATAN
Catatan: Apabila pengelolaan sampah dilakukan oleh pihak ketiga seperti Dinkes atau kontraktor, pastikan petugas PKM mengetahui jelas proses pengelolaan sampah yang
dilakukan oleh pihak ketiga tersebut
72
•
% Pencapaian
73
K. Alat Pantau 9:
74
Alat Pantau 9
Kewaspadaan Berdasarkan Transmisi
Kewaspadaan transmisi merupakan tindakan pencegahan atau pengendalian infeksi yang dilakukan baik yang belum atau yang sudah terdiagnosa penyakit
infeksinya. Kewaspadaan ini diterapkan untuk mencegah dan memutus rantai penularan penyakit lewat kontak, droplet, dan udara.
Petunjuk pengisian:
Beri Tanda √ pada kolom di setiap kriteria verifikasi sesuai dengan temuan saat pengamatan dilakukan. Tuliskan pada kolom tersebut apabila diperlukan
tambahan informasi atau masalah lainnya (gunakan halaman belakang jika diperlukan).
75
• Petugas selalu mengenakan celemek plastik
sekali pakai saat memberikan perawatan
• Petugas selalu mengenakan sarung tangan
sekali pakai saat memberikan perawatan
langsung kepada pasien.
• Selalu menggunakan alat yang telah diproses
dekontaminasi pada setiap pasien.
• Pada kondisi wabah, Petugas wajib mematuhi
protokol kesehatan di faskes.
2. Puskesmas/Klinik Swasta
melakukan tindakan Kewaspadaan Transmisi Droplet
kewaspadaan transmisi • Puskesmas/Klinik Swasta mempunyai poster “Etika
droplet. Batuk”
• Puskesmas/Klinik Swasta mempunyai aturan di
Triage yang memisahkan pasien dengan gejala
batuk sebelum masuk ke gedung Puskesmas/Klinik
Swasta.
• Petugas selalu menggunakan masker bedah
dengan benar.
• Mempunyai SOP untuk pasien rawat inap dengan
infeksi:
✓ ditempatkan dalam ruangan tersendiri
✓ kohorting dengan jarak 1-meter satu
dengan yang lainnya.
✓ Jarak tempat tidur dengan dinding adalah 1
meter.
76
• Pasien, pengunjung, dan keluarga selalu
diberikan edukasi tentang kebersihan tangan
dan etika batuk.
• Ruang di Puskesmas/Klinik Swasta mempunyai
ventilasi minimal 12 ACH*. (ditambahkan
penjelasan)
• Posisi ruang periksa:
✓ Dengan AC:
• Ada exaust fan keluar lebih rendah dari
posisi AC
• Pengaturan AC dalam “mode-flow”
• Ada daftar servis AC berkala. ✓ Tanpa
AC:
• Terdapat dua jendela keluar masuk
udara.
• Pastikan terdapat udara bersih yang
masuk.
• Puskesmas/Klinik Swasta menyediakan wadah
tempat batuk terpisah.
3. Puskesmas/Klinik Swasta Kewaspadaan Transmisi Udara (Airborne)
melakukan tindakan
kewaspadaan transmisi udara
(airborne).
77