Dashboard
Panduan Operasional
Pendampingan Tata
Kelola Klinik
Instrumen Penilaian
Sistem Kinerja di
Rumah Sakit/
Puskesmas
Instrumen
Penilaian
Keterampilan
Klinik
Panduan
Operasional
Dashboard
Panduan Operasional
Audit Nearmiss/
Kematian Maternal dan
Neonatal
Pedoman Teknis
Penyelenggaraan Simulasi
Emergensi Obstetri dan
Neonatus
Panduan Operasional
Magang di Rumah
Sakit bagi staff
Puskesmas
Panduan
Operasional
Dashboard
DAFTAR ISI
Bab I . PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Definisi/Pengertian
C. Tujuan
D.
Dasar Hukum
Bab II. PENYUSUNAN DASHBOARD KLINIK
A.
B.
1.
2.
3.
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan
karateristik tersendiri dan dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan
kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan social ekonomi masyarakat.
Dengan perkembangan yang ada saat ini rumah sakit harus tetap mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu yang juga terjangkau oleh masyarakat
agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Untuk mencapai pelayanan berkualitas maka dibutuhkan suatu sistem yang
mengarahkan dan mengendalikan organisasi dengan tujuan agar mencapai
keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan oleh organisasi,
untuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan pertanggungjawaban kepada
pemangku kepentingan. Hal yang sama berlaku pula untuk pelayanan klinik
dalam bentuk Clinical Governance.
Sebagai sebuah institusi yang sangat kompleks maka proses pemantauan dan
evaluasi di rumah sakit dapat menjadi sangat kompleks juga. Kompleksitas
tersebut bukan berarti harus menjadikan kegiatan pemantauan dan evaluasi sulit
dikerjakan. Hal ini penting oleh karena tanpa melakukan pemantauan dan
evaluasi tidak mungkin sebuah organisasi dapat mempertahankan dan
meningkatkan mutu pelayanannya dari waktu ke waktu. Dashboard klinik
(dashboard klinik) adalah sebuah bentuk sederhana dari kegiatan pemantauan
dan evaluasi yang dapat dengan mudah diimplementasikan.
Pedoman ini disusun untuk memberikan petunjuk-petunjuk praktis tentang
penggunaan Dashboard klinik, yaitu sebuah alat bantu untuk merencanakan
dan meningkatkan kualitas pelayanan di klinik. Merupakan sebuah panel yang
berisi evaluasi kinerja klinik dan balance scored card untuk memantau
implementasi prinsip-prinsip dari Clinical Governance di lapangan.
B. Definisi/Pengertian
1. Clinical Governance : adalah sebuah kerangka tata kelola, yang menyatukan
manajerial, organisasi dan pendekatan klinis, untuk mecapai pelayanan klinis
C. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Tujuan Pedoman Operasional untuk memberikan panduan teknis bagi fasilitas
kesehatan untuk mempermudah fasilitas kesehatan melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap kinerja pelayanan kliniknya.
Tujuan umum pemantauan dan evaluasi menggunakan dashboard klinik adalah
untuk memberikan informasi kepada fasilitas kesehatan yang berkaitan dengan
segala upaya bagi mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan,
terutama pelayanan emergensi maternal dan neonatal, sebagai implementasi dari
tata keola klinik yang baik.
2. Tujuan Khusus :
1. Menerapkan sebuah instrumen pemantauan kinerja yang sederhana dan
mudah dilaksanakan sebagai bentuk implementasi dari tata kelola klinik yang
baik.
2. Melakukan pemantauan langsung pelaksanaan pelayanan kesehatan di
lapangan, meliputi pencatatan aktivitas klinik, kecukupan ketenagaan,
pencapaian indikator-indikator klinik dan hal-hal berkaitan dengan keluhan/
komplain dari pasien/keluarga pasien.
3. Menyiapkan sebuah instrumen sederhana yang dapat dengan segera
memberikan informasi bagi faskes untuk dapat segera ditindak lanjuti apabila
ditemukan penyimpangan dari standar yang akan dicapai.
D. Dasar Hukum
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bab II
Penyusunan
Dashboard Klinik
Menentukan Parameter
Workforce/tenaga kerja :
Termasuk dalam parameter ini antara lain :
tingkat absen staf,
tingkat penggunaan tenaga ekstra/lembur
perputaran tenaga akibat pelatihan
rasio jumlah bidan dg jumlah persalinan
rasio bidan senior dg seluruh jumlah bidan
rasio CT dengan mahasiswa praktik
jumlah jam konsultan berada di kamar bersalin
dll.
Outcome klinik/indikator :
Indikator spesifik yang akan dapat memberikan gambaran kondisi pengelolaan
kualitas pelayanan sehingga dapat segera dikenali kebutuhan-kebutuhan tentang
sumber daya, ketrampilan dan peninjauan kembali pedoman-pedoman; seperti
kejadian eklampsia, kejadian HPP (perdarahan lebih dari 2500), transfusi darah >2
unit, rujukan ke ICU, kejadian Erbs palsy, gagal Vakum, ruptur tingkat 3 dan 4, dan
lain-lain. Bagi neonatal dapat berupa jumlah kejadian bayi lahir mati
(BB>=2000gram), Asfiksia berat, Sindrom Aspirasi Mekoneum, kejadian
Hipoksik-Iskemik Ensefalopati dan kejadian rujukan ke unit intensif yang tidak
diduga yang sangat mungkin dapat dihindarkan dengan pelayanan intra partum
yang lebih baik.
Insiden Risiko :
Umpan balik/feed back dari pasien di beberapa wilayah pelayanan maternal
neonatal (poliklinik ANC, Kamar bersalin, ruang perawatan dan keluarga pasien)
dapat dimonitor sehingga sungguh-sungguh menjadi pelayanan yang
patient-centered care. Informasi ini dapat dikumpulkan dari manajemen risiko.
Selanjutnya parameter-parameter tersebut harus didefinisikan dengan jelas.
Hal ini diperlukan untuk menghindari interpretasi yang berbeda sehingga akan
mengganggu dalam melakukan analisis. Definisi operasional tersebut selanjutnya
didokumentasikan dengan baik.
3. Menetapkan nilai batas/standar dari masing- masing parameter.
a. Menentukan nilai batas masing-masing parameter
Ada beberapa cara untuk menentukan nilai batas/ambang parameter, seperti
misalnya mengikuti standar nasional untuk suatu angka kejadian komplikasi,
laporan tahunan rumah sakit dll. Batas yang ingin dicapai/standar yang
disepakati akan ditandai dengan warna hijau dalam dashboard. Sementara warna
merah mewakili suatu kondisi yang menyimpang dari standar atau suatu
kondisi yang tidak boleh terjadi. Di antara kedua nilai tersebut adalah suatu
kondisi yang sebaiknya tidak terjadi dan harus segera dicegah agar nilai tidak
bergeser menjadi merah.
Bagi parameter aktifitas, maka standar yang dipakai adalah berapa kemampuan
ruangan/unit untuk menjalankan aktifitas tersebut. Misalnya aktifitas Jumlah
Persalinan di sebuah kamar bersalin. Dapat dilakukan perhitungan sebagaimana
dalam tabel 1.
Tabel 1. Perhitungan kebutuhan TT di perkirakan dari jumlah persalinan
Kebutuhan TT
8-10
4-5
Tindakan
Ekstraksi Vakum
Ekstraksi Forsep
Seksio sesarea
insiden Negara
4.5%
USA
7.0%
Australia
Selatan
2-6%
18 negara
(PAHO/
WHO)
0.8%
USA
4.0%
Australia
Selatan
6.8%
Indonesia
25%
24%
48%
48%
Indonesia
UK
USA
China
Referensi
http://www.uptodate.com/contents/operative-vaginal-delivery
http://www.health.sa.gov.au/PPG/Default.aspx?PageContentMode=1&tabid=209
http://apps.who.int/rhl/pregnancy_childbirth/childbirth/2nd_
stage/cd000224_althabe_com/en
http://www.uptodate.com/contents/operative-vaginal-delivery
http://www.health.sa.gov.au/PPG/Default.aspx?PageContentMode=1&tabid=209
http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/FR218/FR218%5BApril09-2009%5D.pdf
POGI
http://en.wikipedia.org/wiki/Caesarean_section#Incidence
Untuk mudahnya apabila fasilitas kesehatan memiliki nilai BOR dan BTO dalam
batas normal, jumlah persalinan dapat dihitung berdasarkan jumlah persalinan
tahun sebelumnya. Angka tersebut dapat diproyeksikan kepada jumlah
persalinan bulanan pada tahun berjalan.
Menetapkan nilai standar untuk tingkat persalinan menggunakan alat dapat
diperkirakan dengan menggunakan angka insiden persalinan menggunakan alat.
Insidens persalinan menggunakan alat di Indonesia tidak ada data yang
menunjang, dan dari beberapa referensi yang ada angkanya sangat bervariasi.
Akan tetapi WHO mengatakan bahwa makin rendah angka persalinan
menggunakan alat maka angka seksio sesaria akan makin tinggi. Tim akan
membuat kesepakatan untuk ini. Demikian pula halnya dengan tingkat persalinan
dengan seksio sesaria. Beberapa angka insiden sebagai referensi dapat dilihat di
tabel 2.
Indonesia melalui Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
menyatakan bahwa tingkat seksio sesarea yang dapat diterima adalah 25-30%.
Sementara itu data dari Badan Pusat StatistikBPS dan Macro International 2008
serta Indonesia Demographic and Health Survey 20071 tingkat seksio sesarea di
Indonesia pada 2007 adalah 6,8%.
Berdasar referensi pada tabel di bawah kita dapat melihat standar yang diterima
untuk beberapa tindakan obstetri. Jika angkanya melebihi insiden yang lazim
maka harus dilakukan audit untuk mengevaluasi apakah peningkatan tingkat
insiden ini memang harus terjadi karena sesuai dengan indikasi yang diakui atau
oleh sebab lain yang dapat merugikan pasien khususnya dan kebijakan pelayanan
kesehatan pada umumnya.
Menentukan standard workforce untuk ruang kebidanan perlu
mempertimbangkan beberapa hal. Sebagai bahan pertimbangan harus diketahui
terlebih dahulu apakah beban kerja di kamar bersalin berhubungan dengan
jumlah kunjungan ante natal di poliklinik. Banyak Rumah Sakit di Indonesia yang
lebih banyak menerima kasus rujukan daripada kasus pasien booked. Hal lain
yang menjadi bahan pertimbangan adalah deskripsi pekerjaan petugas
kesehatan di kamar bersalin, misalnya apakah bidan juga harus melakukan
observasi untuk pasien yang tidak bersalin. Tentu saja hal yang lebih menentukan
adalah jumlah tempat tidur di fasilitas.
1. http://www.measuredhs.com/pubs/pdf/FR218/FR218%5BApril-09-2009%5D.pdf
Panduan Operasional Dashboard
KATEGORI
1
KRITERIA
Kondisi ibu yang melahirkan normal, dengan kehamilan aterm, proses
melahirkan 8 jam atau kurang dengan perineum utuh, bayi sehat dan
bugar dengan berat lahir lebih dari 2500gr
BOBOT
6
Kondisi normal dengan robekan perineum (+2) atau lama persalinan lebih
dari 8 jam (+2) atau mendapat infus (+2)
Kondisi dengan risiko sedang seperti dengan induksi persalinan menggunaka oksitosin, persalinan dengan alat atau memerlukan pengawasan
janin kontinyu
Kondisi yang lebih kompleks seperti persalinan dengan seksio sesarea
elektif, persalinan prematur, apgar skor rendah dan BBLR
Kondisi yang membutuhkan perawatan lebih intensif seperti seksio sesarea cito, penyakit penyerta seperti diabetes, kehamilan ganda, kematian
janin atau perlunya perawatan instensif.
7-9
4
5
10-13
14-18
19
Sumber: http://www.birthrateplus.co.uk/index.php?option=com_content&task=view&id=14&Itemid=1
Gambar 1.
Standar Ketenagaan Bidan untuk Fasilitas Kesehatan
Dalam menentukan standar capaian bagi tiap-tiap indikator klinik maka perlu
diketahui terlebih dahulu evidence base untuk tiap-tiap kejadian. Sebagai contoh
untuk menentukan target untuk kejadian perdarahan post partum (HPP =
Hemoragi Post Partum) yang masih dapat diterima. Banyak evidence
Persalinan /tahun
1.000
2.000
4.000
200
400
16
33
4
8
Contoh lain adalah target yang diperbolehkan untuk kejadian eklampsia. Ada
referensi yang menyebutkan kejadian eklampsia hingga 6-157 kasus per 10,000
persalinan 4 , sementara referensi lain menyebutkan kejadiannya 5-8% dari
pasien-pasien dengan pre eklampsia.5 Berdasar data tersebut maka fasilitas dapat
menyepakati angka yang masih dianggap wajar bagi terjadinya eklampsia di suatu
faslitas kesehatan. Indikator lainnya dapat pula disebutkan seperti kejadian HELLP
syndrome yang dalam rekomendasinya WHO menyebutkan insidennya 10-20%
dari pasien-pasien dengan pre eklampsia berat.
Bentuk indikator klinik lain yang dapat dicantumkan adalah waktu tanggap untuk
melakuka seksio sesarea. Referensi menyebutkan bahwa waktu tanggap untuk
melakukan seksiosesarea adalah 30 menit 6 dan referensi juga menyebutkan
bahwa waktu ini tidak berbeda bermakna untuk daerah rural maupun urban.
Kejadian lain yang dapat menjadi indikator klinik adalah sindroma aspirasi
mekoneum. Evidence menyebutkan variasi insiden yang cukup besar untuk
kejadian sindroma aspirasi mekoneum, terutama berkaitan dengan usia gestasi,
dimana kejadian sindroma aspirasi mekoneum meningkat secara bermakna untuk
usia gestasi lebih dari 37 minggu. Meskipun demikian insiden sindroma aspirasi
mekoneum dapat dikatakan 8-25% pada 34 minggu atau lebih, dan rata-rata 10%
dari bayi yang dilahirkan dengan mekoneum dalam air ketuban akan mengalami
sindroma aspirasi mekoneum. 7 Referensi lain menyebutkan insiden sindroma
aspirasi mekoneum 7,93% di populasi dengan 0,067% dalam keadaan berat.8
Selain dari pada beberapa indikator klinik di atas,
kualitas pelayanan dapat dikalkulasi dengan
menghitung case fatality rate. Indikator ini
dihitung sebagai berikut:
x 100
10
Bab III
Dashboard Klinik
Sebagai
Instrumen
Manajemen
11
melakukan analisis harus pula diperhatikan apakah parameter partus macet juga
mengalami perubahan ke arah warna kuning atau bahkan merah. Apabila
ternyata terdapat perubahan warna yang sinkron, maka harus dilakukan
investigasi lebih jauh seperti misalnya apakah peningkatan kasus-kasus partus
macet adalah merupakan kasus pasien-pasien booked ataukah pasien-pasien
rujukan. Investigasi dapat dikembangkan sesuai dengan temuan yang ada di
masing-masing fasilitas kesehatan.
12
Bab IV
Penutup
13
14
Lampiran 1.
Maternity Dashboard : Clinical Performance and Governance Score Card
Merupakan contoh yang digunakan oleh London teaching hospital.
11
10
No
Jumlah SC cito
rasio bidan:pasien
Penjelasan
URAIAN
Lampiran 2.
Contoh Dashboard Maternal RSUD XXX
Aktivitas
Workforce
Klinis Indikator
15
dicatat jumlahnya. Dapat dihitung %
insiden pada akhir bulan.
standar 100%
dicatat SC yang bukan terencana, standar dihitung sekitar 10-15% dari seluruh
persalinan di fasilitas setelah dikurangi
angka SC berencana
Acuan Standar
mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguanbulanan
harian-mingguan-bulanan
harianmingguanbulanan
harianmingguanbulanan
harianmingguanbulanan
mingguanbulanan
mingguanbulanan
harian-mingguan-bulanan
Pengumpulan
data
register
persalinan,
register near
miss
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan
absensi
catatan
ronde, buku
bantu lain
catatan
ronde, buku
bantu lain
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan
Sumber Data
JANUARI
Catatan/
RTL&Progres bulan
ini
16
Eklampsia
kematian ibu
Penggunaan partograf
audit kematian
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
standar 100%
standar 100%
standar 80-100%
standar 90%
standar 90%
bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
catatan
audit di
SMF/Komite
Medik
partograf
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan
register
persalinan,
register
kematian
register
persalinan
register
persalinan,
register near
miss
10
No
standar dapat dikalkulasi dengan melihat data tahun lalu, dihitung proyeksi
untuk tahun berikut. Jika insiden
neonatus sakit dari persalinan yg terjadi
di RS adalah 10%, maka seharusnya
% neontaus rujukan dapat mencapai
sekitar 80%
standar dihitung dari rerata neonatus
dirawat di NICU perbulan dari tahun
lalu, dihitung proyeksi untuk tahun
berikut
Acuan Standar
Jumlah Neonatus di NICU (digu- adalah jumlah neonatus yang dirawat di NICU
nakan jika RS memiliki NICU)
Penjelasan
URAIAN
Lampiran 3.
Contoh Dashboard Perinatal RSUD XXX
Aktivitas
Workforce
Klinis Indikator
17
harian/mingguan/bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
Pengumpulan
data
register
perinatal
absensi
harian
catatan
ronde/ buku
bantu lain
catatan
ronde/ buku
bantu lain
absensi
harian
absensi
harian
register NICU
register
perinatal
register
perinatal
Sumber Data
JANUARI
Catatan/
RTL&Progres bulan
ini
18
BBLR dg PMK
audit kematian
12
13
14
15
16
17
11
100%
standar 100%
standar 80%
standar 100%.
bulanan
harian-mingguan-bulanan
bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
catatan
audit di SMF
- Komite
Medik
register
perinatal register PMK
register
perinatal
register
perinatal
register
perinatal
register perinatal/register
kematian
perinatal-neonatus
No
adalah persentase ibu dengan ancaman/persalinan prematur yang mendapatkan setidaknya 1 dosis kortikosteroid dibanding semua ibu
dengan ancaman/persalinan prematur
Rasio bidan:persalinan
Penjelasan
Jumlah Persalinan
URAIAN
Lampiran 4.
Contoh Dashboard MTERNAL PERINATAL Puskesmas XXX
Aktivitas
Workforce
Klinis Indikator
19
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
harian - mingguan
harian - mingguan
harian/mingguan-bulanan
harian/mingguan-bulanan
harian/mingguan-bulanan
Pengumpulan
data
standar 100%
standar: risiko komplikasi pada persalinan normal terjadi pada 15% kasus,
maka standarnya 85% dari neonatus yg
dilahirkan dilakukan rawat gabung
standar dihitung dari rerata persalinan perbulan dari tahun lalu, dihitung
proyeksi untuk tahun berikut
Acuan Standar
register
puskesmas
register
puskesmas
register
puskesmas
register
puskesmas
buku bantu
absen dokter
atau catatan
pengamatan
lain
absensi
harian dan
jumlah pasien harian
register Puskesmas
register Puskesmas
Sumber Data
JANUARI
Catatan/
RTL&Progres bulan
ini
20
16
15
19
14
13
18
12
audit kematian
11
17
10
standar 100%
standar 100%
standar 100%
standar 100%
standar 5%
standar 100%
standar 100%
standar100%
bulanan
bulanan
bulanan
harian-mingguan-bulanan
harian-mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
mingguan-bulanan
catatan
SIJARIEMAS
catatan audit/lokmin
catatan audit/lokmin
register
puskesmas/
buku bantu
lain
register
puskesmas/
buku bantu
lain
register
puskesmas/
buku bantu
lain
register
puskesmas
register
puskesmas
register
puskesmas
register
puskesmas