Likuiditas merupakan istilah dimana kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban finansialnya
yang akan jatuh tempo. Jika bank memiliki sejumlah alat pembayaran pada saat tertentu, ini disebut
sebagai kekuatan membayar. Namun, memiliki kekuatan membayar tidak selalu berarti memiliki
kemampuan likuiditas.
Bank yang memiliki kemampuan likuiditas lebih mudah untuk memelihara kepercayaan masyarakat.
Karena itu, bank berusaha mempertahankan rasio likuiditas dengan memperkecil dana yang
menganggur serta meningkatkan pendapatan dengan risiko sekecil mungkin untuk memenuhi
kebutuhan cash flow.
Untuk mengenal lebih jauh tentang manajemen likuiditas, ada beberapa teori yang perlu dipahami.
Berikut ulasan singkatnya.
Ini adalah teori manajemen likuiditas yang paling kuno. Teori ini juga disebut Real Bills Doctrine.
Dalam teori yang dimunculkan oleh Adam Smith dalam bukunya berjudul The Wealth of Nation
(1776) ini, bank hanya boleh memberikan pinjaman dengan surat dagang jangka pendek yang dapat
dicairkan dengan sendirinya (self liquiditing).
Shiftability Theory
Shiftability Theory adalah teori tentang aktiva yang dapat dipindahkan. Menurut teori ini, likuiditas
bank tergantung pada kemampuan memindahkan aktivanya kepada orang lain dengan harga yang
dapat diprediksi.
Sebagai contoh, bank berinvestasi pada pasar terbuka jangka pendek. Jika suatu saat sejumlah
pemilik deposito memutuskan untuk menarik uang mereka kembali, bank hanya perlu menjual
investasi tersebut. Bank mengambil yang dapat diperoleh dan membayar kembali kepada pemilik
deposito.
Teori ini disebut juga teori pendapatan yang diharapkan. Menurut teori ini, dana yang dialokasikan
atau setiap upaya untuk mengalokasikan dana harus ditunjukkan pada sektor yang feasible dan
menguntungkan bagi bank.
Menurut teori ini, bank harus dapat mengelola pasivanya sehingga dapat menjadi sumber likuiditas.
Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank. Hal ini perlu dilakukan kecuali tingkat
bunga cenderung menurun.
Melakukan diversifikasi sumber dana bank
Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban
Memperbaiki posisi likuiditas. Caranya adalah mengalihkan aset yang kurang marketable
menjadi lebih marketable.
Manajemen pembiayaan
A. Pengertian Manajemen
Manajemen menurut KBBI adalah Penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.
Penggunaan sumber daya secara efektif ini dirincikan dari berdasarkan tesaurus kelas kata verba dari
pencarian kata ‘manajemen’, yaitu: melaksanakan, menadbirkan, mengadministrasikan,
mengarahkan, mengatur, mengelola, mengorganisir, mengoordinasi, mengurus, menjalankan,
menyelenggarakan; memegang kendali, memimpin, mengendalikan, mengepalai, mengetuai,
mengomando.
Menurut Terry dan Franklin, manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari aktivitas perencanaan,
pengaturan, penggerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan memenuhi sasaran
hasil yang diwujudkan dengan penggunaan manusia dan sumber daya lainnya.6 Dari definisi ini,
dapat dipahami bahwa terdapat beberapa hal yang mewujudkan arti dari manajemen tersebut.
Komponen-komponen ini mencakup: perencanaan; pengaturan; penggerakan; pengedalian; sasaran
atau hasil; manusia; dan sumber daya lain.
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas, maka didapat beberapa poin penting. Pertama, adanya
manusia atau kelompok. Yang kedua terdapat suatu aktivitas atau usaha, dan yang ketiga terdapat
sebuah tujuan atau hasil. Dari ketiga poin penting ini dapat
B. Pembiayaan Pendidikan
1. Pengertian Pembiayaan
Menurut Blocher dkk, bahwa biaya sering kali didefinisikan Sebagai penggunaan sumber daya yang
mempunyai konsekuensi keuangan. Dikarenakan konsep biaya secara keseluruhan berkaitan dengan
fungsi manajemen, yaitu:
a. Manajemen strategis
Sedangkan definisi pembiayaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan biaya.10 Menurut Machali, pembiayaan adalah bagaimana mencari dana
atau sumber dana dan bagaimana menggunakannya.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS BAB I Pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam SISDIKNAS BAB III Pasal 2 tentang Prinsip
Penyelenggaraan Pendidikan ditegaskan bahwa pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan
yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari: Standar Isi;
Standar Proses; Standar Kompetensi
a. Transparasi
b. Akuntabilitas
Yaitu kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Di dalam
manajemen keuangan, akuntabilitas berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai perencanaan yang telah ditetapkan.