Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suatu lembaga akan dapat berfungsi dengan baik apabila dia mampu

mengelola administrasi didalamnya dengan benar. Seperti halnya dalam dunia

pendidikan yang dimana banyak sekali garapan administrasi didalamnya yang

menjadi tugas dari pihak sekolah untuk mengelolanya bersama secara benar dalam

hal ini, hal itu disebut sebagai administrasi pendidikan.

Dalam administrasi pendidikan hal yang sangat penting dan tidak luput

untuk dibahas ialah mengenai pembiayaan pendidikan.Yang dimana dia perlu

mendapatkan kajian tersendiri mengingat hal tersebut merupakan komponen yang

sangat penting dalam pendidikan. Dalam hal ini pembiayaan pasti berkaitan erat

dengan uang. Uang disini ibarat darah dalam tubuh yang dimana mati atau

hidupnya ditentukan oleh sirkulasi darah dalam tubuh. Begitu juga pendidikan,

dia tidak akan berjalan tanpa adanya biaya atau uang.

Dalam pembiayaan seluruh kegiatan-kegiatan atau semua kebutuhan

dalam proses kegiatan belajar-mengajar dibiayai oleh pemerintah pusat dan juga

pemerintah daerah. Sumber-sumber keuangan yang ada disekolah berasal dari

APBN melalui dana BOS dan dari APBD melalui dana BOP.

1
Dana-dana tersebut harus dipertanggungjawabkan setiap 3 bulan sekali.

Dana BOS dipertanggungjawabkan kepada manager BOS, sedangkan dana BOP

dilaporkan kesuku dinas tingkat kota administrasi. Dalam pengelolaan keuangan

sekolah diperlukan manajemen keuangan yang baik dan juga harus transparan dan

akuntabilitas agar tidak ada dugaan penyimapangan dana BOS atau BOP. Oleh

karena itu biaya perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu

pencapaian tujuan pendidikan.

Administrasi pembiayaan dalam lembaga pendidikan berbeda dengan

administrasi pembiayaan perusahaan yang beriorentasi profit atau laba.

Administrasi pendidikan memiliki karakteristik tersendiri sesuai dengan tujuan

yang akan dicapai. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai organisasi

publik yang nirlaba (non profit). Dalam hal ini pengelolaan administrasi

pembiayaan harus dilakukan dengan benar dan tepat agar bisa mencapai tujuan

pendidikan.

Maka dari itu kami selaku mahasiswa ingin melakukan observasi pada

Sekolah SDN 017 Tarakan untuk mengetahui bagaimana sistem pengelolaan

administrasi pembiayaan yang ada didalamnya.

2
1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dari observasi ini ialah untuk menambah pengetahuan serta

informasi tentang Administasi Pembiayaan yang ada di SDN 017 Tarakan dan

juga mengetahui dana BOS dan BOP yang ada disekolah tersebut.

1.3 Manfaat

Manfaatnya ialah bagi para pembaca pada umumnya dapat mengetahui

gambaran tentang Administrasi pembiayaan yang ada disekolah tersebut. Dan

dapat mengetahui bagaimana cara perencanaan, pengolahan serta proses

pertanggungjawaban keuangan disekolah tersebut.

3
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Administrasi Pembiayaan Pendidikan


2.1.1 Pengertian Administrasi

Administrasi berasal dari bahasa Latin “Ad: intensifdanministrare:

melayani, membantu, dan memenuhi. Administrasi merujuk pada kegiatan atau

usaha untuk membantu, melayani, mengarahkan atau mengatur semua kegiatan

didalam mencapi suatu tujuan. Para ahli memberikan pendapat mengenai definisi

administrasi antara lain:

1. Administrasi adalah suatu proses yang umum dalam semua usaha-usaha suatu

kelompok baik dalam usaha umum atau pribadi. (Leonard D. White : 1958).

2. Administrasi adalah pembimbingan, kepemimpinan dan pengawasan usaha-

usaha suatu kelompok individu kearah pencapaian tujuan bersama. (William

H. Newman : 1963)

Adapun pengertian administrasi dalam bahasa indonesia ada 2 :

1. Administrasi dalam arti sempit, berasal dari bahasa Belanda, “Administratic”,

yaitu sebagai kegiatan tata usaha kantor (catat mencatat, mnegtik,

menggandakan, dan sebagainya). Kegiatan ini dalam bahasa inggris disebut

Clerical works (FX.Soedjadi, 1988).

2. Administrasi dalam arti luas, berasal dari bahasa inggris, “Administration”,

yaitu proses kerja sama anara dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas

tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya

(Sondang.P.Siagian,1989).
Berdasarkan hal diatas, adminisrasi merupakan suatu proses pelaksanaan

kegiatan yang dilakukan dua orang atau lebih yang mempunyai tingkat

rasionalitas yang tinggi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Administrasi baik dalam pengertian luas maupun sempit didalam

penyelenggaraannya diwujudkan melalui fungsi-fungsi manajemen, yang terdiri

dari perencanaan, pengoganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.

2.1.2 Pengertian Pembiayaan

Menurut para ahli definisi biaya sebagai berikut:

1. Biaya dibagi atas dua yaitu biaya dalam arti sempit dan biaya dalam arti luas.

Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur

dalam satuan uang yang telah terjadi dan kemungkinan akan terjadi untuk

tujuan tertentu. Sedangkan pengertian biaya dalam arti sempit adalah sebagai

pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva ( Mulyadi 2014).

2. Keseluruhan dana dan upaya yang diserahkan oleh masyarakat untuk

mendapatkan pendidikan dan dalam kenyataan bahwa kegiatan pendidikan

merupakan bentuk dari pelayanan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa biaya

pendidikan adalah beban masyarakat dalam perluasan dan fungsi dari sistem

pendidikan (Tilaar 1989:7).

Dari devinisi diatas, kita simpulkan bahwa biaya adalah pengeluaran-

pengeluaran untuk pembelian semua sumber-sumber daya yang diperlukan

manusia dan karena kita didalam dunia pendidikan maka biaya yang

dikeluarkan itu adalah untuk semua kegiatan dari peserta didik.

2.1.3 Pengertian Pendidikan


Definisi pendidikan sebagai berikut :

1. Pada dasarnya pengertian pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003)

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya dan masyarakat.

2. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pendidikan berasal dari kata

‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, maka kata ini

mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa

definisi pendidikan adalah proses dalam pengubahan sikap dan tata laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan(Depdikbud 1995).

3. (Dedi supriadi) menyatakan biaya pendidikan merupakan salah satu

komponen masukan instrument yang sangat penting dalam penyelenggaraan

pendidikan disekolah. Hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat dapat

mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya

proses pendidikan disekolah tidak akan berjalan.

Dari pengertian-pengertian diatas pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses untuk mengubah sikap dan tata laku seseorang dengan mewujudkan

suasana belajar mengajar yang efektif.

2.1.4 Pengertian Administrasi Pembiayaan


Menurut( Badrudin, Dkk 2004: 62) administrasi pembiayaan adalah

pengelolaan biaya yang berhubungan dengan pendidikan mulai dari tingkat

perencanaan, sampai pada pengukuran biaya yang efiseinsi dalam proses

pendidikan.

Sedangkan menurut (Masyhud 2005: 187) Administrasi pembiayaan

memiliki dua pengertian yaitu secara sempit dan luas.Pengertian secara sempt

adalah sebagai tata pembukuan yang befungsi untuk segala pencatatan masuk dan

keluarnya keuangan untuk membiayai sesuatu kegiatan oganisasi kerja yang

berupa tata usaha. Pengertian secara luas adalah kebijakan dalam pengadaan

keuangan untuk mewujudkan kegiatan kerja yang berupa perencanaan,

pengurusan dan pertanggungjawaban sutu embaga terhadap penyandang dana

baik individual maupun lembaga. Administarsi pendidikan berkaitan erat dengan

pengelolaan pendidikan, oleh karena itu ada sebagian orang yang berpendapat

kalau pengelolaan atau manajemen itu sama dengan administrasi.

Dapat kita simpulkan bahwa Administrasi pembiayaan adalah kegiatan

yang dilakukan oleh seorang pemimpin dalam mengerakkan pejabat yang

bertugas dalam bidang keuangan untuk menggunakan fungsi manajemen

keuangan, meliputi perencanaan atau penganggaran, pencatatan, pengeluaran

serta pertanggungjawaban.

2.1.5 Pengertian Pembiayaan Pendidikan


Kata biaya dalam pendidikan jika di implementasikan merupakan sebuah

proses sehingga disebut dengan pembiayaan (Depdikbud 1995).

Menurut para ahli definisi pembiayaan pendidikan sebagai berikut:

1. Thomas H. Jones menyatakan Pembiayaan pendidikan pada dasarnya adalah

menitiksertakan upaya pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang

harus ditanggung masyarakat. Pembiayaan pendidikan berhubungan dengan

distribusi beban pajak dalam berbagai jenis pajak. Hal yang paling penting

dalam pembiayaan pendidikan adalah berapa besar uang yang harus

dibelanjakan, dari mana sumbe uang diperoleh, dan kepada siapa uang harus

dibelanjakan (Mulyono 2010:77-78).

2. Nanang fatah mengatakan pembiayaan pendidikan merupakan jumlah uang

yang dihasilkan dan dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan

pendidikan yang mencakup gaji guru, peningkatan profesional guu,

pengadaan sarana ruang belajar, pengadaan alat-alat dan buku pelajaran, alat

tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan

pendidikan, dan supevisi pendidikan (Fattah 2000:23).

Dari pengertian diatas pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai

sebuah proses untuk membiayai segala hal yang dibutuhkan untuk memenuhi

seluruh kegiatan dalam pendidikan baik yang bersifat langsung ataupun tidak

langsung.

2.1.6 Pengertian Administrasi Pembiayaan Pendidikan


Jadi dari pengertian-pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa

Administrasi Pembiayaan Pendidikan adalah segenap kegiatan yang berkenaan

dengan penataan sumber, penggunaan, dan pertanggungjawaban dana pendidikan

disekolah atau lembaga pendidikan. Kegiatan yang ada dalam administrasi

pembiayaan meliputi tiga hal yaitu penyusunan anggaran yang dapat disebut

dengan perencanaan pembiayaan pendidikan, pembukuan yang termasuk dalam

pelaksanaan pembiayaan pendidikan dan pengawasan pelaksanaan pembiayaan

pendidikan.

2.2 Konsep Dasar Pembiayaan Pendidikan

Menurut Nanang fatah mengacu pada teori human capital, sumber daya

manusia merupakan modal terpenting dalam melaksakan pembangunan disetiap

Negara. Sumber day manusia tidak semata-mata dianggap sebagai faktor produksi

melainkan penggerak sistem poduksi secara menyeluruh (Nanang Fatah 2000:17).

DiIndonesia anggaran pendidikan dan sarana pendidikan tidak tersedia dalam

jumlah dan kulitas yang memadai. Anggaran pendidikan diIndonesia saat ini bau

sebesar 13%GNP. Anggaran tesebut berpengaruh pada peningkatan kualitas

pendidikan apabila anggaran tesebut digunakan secar efektif dan efesien. Dengan

anggaran pendidikan dan sarana yang dapat menunjang pendidikan tersebut dihrapkan

mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia diIndonesia, sehingga

meningkatkan kemajuan pembangunan diIndonesia.

2.3 Sumber-Sumber Pembiayaan


Pada Undang-undang Republik Indonesia No. 2 Tahun 1989 dan ditetapkan

tangal 27 maret 1989 pada bab VIII pasa 33-36 dijelaskan mengenai sumber daya

pendidikan . kategori pembiayaan pendidikan terdiri dari beberapa bagian yaitu :

2.3.1 APBN dan APBD

Merupakan biaya langsung yang terkait dengan penggajian guru,

administrator, staf sekolah, pembelian peralatan, materi pelajaran dan gedung

sekolah. Dana pendidikan selain gaji dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan

minimal 20% dari APBD. Dana APBD berasal dari APBD provinsi dan APBD

kabupaten. Dana tersebut tergantung pada kemampuan keuangan pemerintah

setempat dan daerah lain. Dana pendidikan yang berasal dari APBD

diperuntukkan sama dengan dana yang berasal dari APBN, yakni bisa untuk

pendanaan pembangunan, tergantung pada kebutuhan sekolah. Untuk pembiayaan

rutin contohnya membayar gaji guru bantu/tenaga honorer. Dana APBN pun dapat

digunakan untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang setiap daerah

mendapatkan jatah yang sama dan dana APBD digunakan untuk Bantuan

Operasional Pembangunan (BOP). Sedangkan dana rutin yaitu dana yang dipakai

untuk membiayai keriatan rutin seperti tambahan gaji guru, pendidikan,

penelitian, pengabdian masyarakat, biaya pemelihaaan, dan sebagainya.

2.3.2 Dana penunjang pendidikan


Dana ini berupa beasiswa yang diterima oleh peserta didik untuk

menunang biaya pendidikannya.

2.3.3 Dana dari Masyarakat

Dana yang berupa bantuan atau sumbangan BP3 ( sekaran menjadi SPP)

yaitu dana untuk peserta didik seperti untuk pembayaran seragam, buku, ATK,

transport. Selain sumbangan SPP ada juga dana pembangunan, ialah dana yang

dipakai membiayai pembangunan dalam berbagai bidang seperti sarana,

prasarana,alat belajar, media dan seterusnya.

2.3.4 Sumbangan dari pemerintah

Sumbangan yang diterima oelh sekolah dari pemerintah daerah setempat

dimana sekolah tersebut berada.

2.3.5 Bantuan lain-lain

Bantuan yang diterima oleh sekolah dai berbagai pihak selain APBN dan

APBD, Dana penunjang pendidikan, Dana dari Masyarakat, Sumbangan dari

Pemerintah. Bantuan tersebut berasal dari kerjasama sekolah dengan instansi lain

atau yang sejenis. Diantaranya ialah bantuan yang berasal dari luar negeri.

Menurut (Martin, 2004) pendidikan merupakan tanggung jawab orang tua

siswa, masyarakat, dan pemerintah. Ketiga unsur ini saling berkaitan dan bekerja

sama untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Anggaran belanja pendidikan selain

berasal dari pemerintah juga dari orang tua siswa dan masyarakat.

2.4 Klasifikasi Pembiayaan Pendidikan

2.4.1 Biaya langsung (direct cost) dan Biaya tidak Langsung (indirect cost)
Biaya langsung terdiri dari biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan

pelaksanaan pengajaran dan kegiatan belajar siswa berupa pembelian alat

pembelajaran, sarana belajar, biaya transportasi, gaji guu baik yang dikeluarkan

pemerintah, orang tua maupun siswa sendiri. Sedangkan biaya tak langsung

berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang hilang yang

dikorbankan oleh siswa selam belajar (Anwar 2003:140).

2.4.2 Private cost dan Social cost

Pivate cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai sekolah

anaknya termasuk didalamnya forgone opportunities. Sedangkan Social cost dapat

dikatakn sebagai baiaya publik yaitu sejumlah biaya sekolah yang dibayar

masyarakat (Anwar 2003:159-160).

2.4.3 Cost

Cost adalah nilai pengorbanan yang tidak diwujudkan dengan pengeluaran

uang seperti biaya yang dipehitungkan dimana seseorang siswa tidak mengambil

kesempatan waktu senggangnya untuk besenang-senang tetapi digunakan untuk

membaca buku (Anwar 2003:160).

2.4.4 Pendanaan pendidikan No 48 tahun 2008 :

a) Biaya satuan pendidikan, adalah biaya penyelenggaran pendidikan pada

tingkat satuan pendidikan yang meliputi biaya investasi, operasional, bantuan

biaya pendidikan dan beasiswa.

b) Biaya penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan, adalah biaya

penyelenggaraan oleh pemerintah, pemprov, pemko/pemkab, atau

penyelenggaraan satuan pendidikan yang didirikan masyarakat.


c) Biaya pribadi peserta didik, adalah biaya operaional yang meliputi biaya

pendidikan yang harus dikeluarkan oleh peserta didiknya untuk bisa

mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.

2.4.5 Biaya Rutin dan Biaya Investasi

Dalam sistem anggaran diIndonesia, alokasi biaya rutin pada lembaga-

lembaga pendidikan dituangkan dalam daftar isian kegiatan. Penyaluran subsidi

pemerintah kesatuan-satuan pendidikan dapat berupa uang yang jelas

peruntukannya, dan tambahan berbentuk hibah, atau berupa tenaga dan barang

seperti guru atau tenaga kependidikan, buku-buku pelajaran dan perlengkapan

sekolah (Supriyadi 2003:4-5).

2.5 Karakterisitik Pembiayaan Pendidikan

Beberapa hal yang menjadi karakteristik atau ciru-ciri pembiayan pendidikan

adalah (Suharsimi 2008:320-321) :

a. Biaya pendidikan selalu naik, perhitungan pembiayaan pendidikan dinyatakan

dalam saatuan uniti Cost, yang meliputi :

1) Unit Cost lengkap, yaitu perhitungan unit cost berdasarkan semua fasilitas

yang dikelurkan untuk penyelenggaraan pendidikan termasuk gedung,

halaman sekolah, lapangan, gaji guru, dsb.

2) Unit Cost setengah lengkap, yaitu hanya memperhitungkan biaya kebutuhan

yang bekenaann dengan bahan dan alat yang berangsur habis walaupun

jangka waktunya berbeda.

3) Unit Cost sempit, yaitu unit cost yang diperoleh hanya dengan

memperlakukan memperhitungkan biaya yang langsung berhubungan dengan


kegiatan belajar mengajar menyankut buku, alat pelajaran dan alat peraga.

Dengan memperhitungkan unit cost ini maka diketahui manakah yang

diantara bidang-bidang pelajaan yang diberikan suatu sekolah yang paling

mahal unit costnya.

b. Biaya terbesar dalam pelaksanaan pendidikan adalah biaya pada faktor manusia.

Pendidikan dapat dikatakan sebagai human investment, yang artinya biaya

terbesar diserap oleh tenaga manusia.

c. Unit cost pendidikan akan naik sepadan dengan tingkat sekolah.

d. Unit cost pendidikan dipengaruhi oleh jenis lembaga pendidikan. Biaya sekolah

kejuruan lebih besar dari pada biaya untuk sekolah umum.

e. Komponen yang dibiayai dalam sistem pendidikan hampir sama dari tahun ke

tahun.

Perencanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN)

Proses yang dilalui dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) hampir

tidak berubah. Perhitungan besarnya biaya didasarkan atas kebutuhan real yang

diajukan oleh unit-unit utama seperti (sekolah, jurusan, kantor). Kemudian diteruskan

ke pusat melaului atasan setempat.

Agar pengajuan biaya dapat tepat pada waktunya maka diadakan penjadwalan.

Menyusun jalannya pengusulan anggaran :

a. Setiap bulan Juli sekolah-sekolah dan jurusan harus menyusun kebutuhan untuk

tahun anggaran yang akan datang.


b. Pada bulan berikutnya yaitu agustus maka usulan sekolah dan jurusan diterima di

Kabid dan fakultas. Dalam hal ini kantor bidang dan fakultas menghimpun usulan

yang diterima ditambah dengan kebutuhan untuk kantor itu sendiri.

c. Pada bulan Oktober, kantor bidang dan Fakultas mengirimkan Rencaan Anggaran

Belanja kepada Kantor Perwakilan dan Universitas/Institut menghimpun usulan

yang diterima ditambah dengan kebutuhan kantornya sendiri.

d. Selanjutnya RAB tersebut sudah diterima oleh Direktorat Jenderal Pendidikna

Dasar dan Menengah dan Dirjen Dikti. Setelah diolah dan ditambah dengan

kebutuhan Direktorat Jenderal itu sendiri, maka disusunlah RAB Direktorat

Jenderal untuk diajukan kepada Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

e. Pada bulan November Departement menyerahkan pendidikan dan Kebudayaan

membahas semua usulan RAB untuk kemudian disusun menjadi RAB

Departemen Pendidikan dan kebudayaan.

f. Pada bulan Desember, semua Departemen menyerahkan RAB yang tersusun

kepada Departemen Keuangan untuk selanjutnya oleh Departemen Keuangan

tersebut disusun menjadi Keuangan Negara.

g. Pada bulan januari disampaikan kepada Kabinet untuk dibahas oleh semua Mentri

sebelum diajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk disahkan. Pada bulan

Januari RAB harus selesai dibahas dan disahkan. Waktu yang masih tersedia yaitu

3 bulan sampai pada permualan tahun anggaran yaitu 1 april, maka digunakan

untuk menyelesaikan segala sesuatu lainnya.Untuk disampaikan kepada setiap

unit kerja dapat menerima dan menggunakan anggaran yang telah disetujui maka
diperlukan sebuah perencanaan, tetapi masih harus dibuat lagi rencana

penggunaan secara konkrit, baru dapat dimintakan uang.

2.6 Perencanaan Pembiayaan Pendidikan

Manajemen keuangan meliputi perencanaan finansial. (Jones 1985)

mengemukakan financial planning is called budgeting merupakan kegiatan

mengkoordinasikan semua sumber dana yang tersedia untik mencapai sasaran yang

diinginkan secara sistematis tanpa terjaid efek samping yang merugikan banyak pihak.

Dalam manajemen keuangan perencanaan merupakan kegiatan untuk

merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan serta tercapainya

tujuan pendidikan. Dalam hal ini (Gordon) mengemukakan perencanaan penyusunan

anggaran pendidikan dalam dua pendekatan yang umum digunakan, yaitu pendekatan

tradisional dan planning Programming Budgeting System (PPBS).

DiIndonesia sendiri menggunakan sistem yang dikenal dengan SIPPA yang

merupakan kepanjangan dari sistem Perencanaan, Penyusunan Program dan

Anggaran. Untuk dapat melakukan SIPPA ini perlu diperhatikan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Merumuskan kebijakan program berdasakan pada rencana umum yang ada

2. Menyusun alternativ tujuan-tujuan pogram yang dijabarkan dai kebijakan pogram

yang sudah dirumuskan

3. Memilih program dengan mempertimbangkan tujuan program, alternatif-

alternatif, dan cara pembiayaannya


4. Pogram yang terpilih selanjutnya dirumuskan dengan mengacu kepada alternatif

tujuan dan biaya yang dikaitkan dengan dimensi waktu.

Dalam kaitannya dengan saruan pendidikan ( sekolah) maka peencanaan

anggaran pendidikannya mengikuti alur berikut : perencanaan tingkat sekolah,

perencanaan tingkat kabupaten/kota, dan perencanaan tingkat provinsi. Berbicara pada

tatanan tingkat mikro yaitu sekolah yang merupakan unit kerja yang bertugas

mengelola keuangan serta memiliki kewenangan untuk menggunakannya maka

sekolah harus mempunyai Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah

(RAPBS).

Dalam penyusunan RAPBS, semua aspek keuangan beserta mekanisme

penerimaan dan pengeluaran serta harga setiap komponen kegiatan harus

diperhitungkan. Kepala sekolah harus memasukkan anggaran yang diperoleh dari

pemerintah dalam usulannya diahun yang akan datang, sehingga kebutuhan besarnya

biaya yang dibutuhkan akan tepenuhi dan tidak kekurangan.

2.7 Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

Mengelola pelaksanaan anggaran ialah mempersiapka pembukuan,

melaksanakan pembelanjaan dan membuat transaksi, membuat perhitungan,

mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja yang belaku, serta membuat

laporan dan pertanggungjawaban keuangan.


Dalam buku pedoman rencana, program dan penganggaran dikemukan bahwa

sumber dana pendidikan antaa lain meliputi: anggaran rutin (DIK), naran pembanguan

(DIP), dana BP3, donatur dan lainnya yang dianggap sah oleh semua pihak terkait.

Pendanaan pendidikan pada dasarnya besumber dari pemerintah, orang tua, seta

masyarakat (Pasal 33 No.2 tahun 1989).

Dana yang berasad dari SPP dan DPP pada umumnya digunakn untuk proses

beajar mengajar, pengadaan sarana dan prasrana, pemeliharaan srana dan prasarana,

kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar, penyelenggaraan ujian, pengiiman atau

penuisan SKHU/Ijazah, perjalanan dinas supervisi, pengelolaan pelaksanaan

pendidikan, serta pendataan.

Demi kemajuan sekolahnya, seorang kepala sekolah berwenang penuh untuk

mengatur masalah pendanaan pendidikan yang ada disekolah dengan tetap

memperhatikan seperangkat aturan yang sesuai dengan rincian pengeluaran.

2.8 Pengawasan Pembiayaan Pendidikan

Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing yaitu

kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan

pertanggung jawaban penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan

uang yang dilakukan Bendahara.

Menurut (Nanang Fatah) pengawasan pembayaran pendidikan bertujuan untuk

mengukur, membandingkan, menilai alokasi biaya dan tingkat penggunaannya. Secara

sederhana proses pengawasan terdiri dari :

1. Memantau (monitoring)

2. Menilai
3. Melampirkan hasil temuan, baik pada kinerja maupun hasilnya

Menurut (Nanang Fatah), langkah atau tahapan yang harus dilakukan dalam

proses pengawasan adalah sebagai berikut :

1. Penetapan standa atau patokan, baik berupa ukuran kuantitas, kualitas,

biaya maupun waktu.

2. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan yang sebenarnya dengan

standar yang telah ditetapkan.

3. Menentukan tindak perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi materi

rekomendasi.

Pada pola pemerintah, setiap unit yang ada dalam departemen

mempertanggungjawabkan pengurusan uang ini kepada BPK (Badan Pengawasan

Keuangan). Sasaran auditing antara lain yaitu kas, yang dimasukkan untuk menguji

kebenaran jumlah uang yang ada dengan membandingkan jumlah uang yang

seharusnya ada melalui catatannya.

Anda mungkin juga menyukai