Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

INSTRUMEN PENDIDIKAN DALAM AL QUR’AN

Di Susun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ayat Ayat Tarbawi


yang Diampu Oleh Bapak Fathorrozy, M.Pd.I

Di Susun Oleh:
Majid Al Muntaqa (21381011085)
Holilurrohman (21381011077)
Sofiatun (21381012045)

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA NEGERI MADURA
2022

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Solawat beserta salam selalu tercurah limpahkan
pada junjungan nabi besar kita nabi Muhammad SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya kami
sebagai kelompok 13 mampu menyelesaikan tugas makalah ini, untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Ayat Ayat Tarbawi” .
Al-Quran adalah firman Allah, petunjuk bagi kehidupan manusia dalam meniti
kehidupannya. Dalam Al-quran terdapat banyak pedoman yang bisa mengantarkan manusia
menuju jalan kebahagiaan yang haqiqi. Untuk itu perlunya pemahaman akan kandungan ayat-
ayat dalam Al-quran, agar kita terhindar dari ketidak tahuan yang menyesatkan.
Makalah yang akan kami bahas berjudul “INSTRUMEN PENDIDIKAN DALAM AL-
QURAN’, ini merupakan karya yang di hasilkan oleh rasa keingintahuan kami tentang
kandungan ayat- ayat Al-quran yang ingin kita bahas.

Pamekasan, 22 September 2022

KELOMPOK 13

ii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah ................................................................................................................. 1
BAB II ......................................................................................................................................... 2
A. Penafsiran QS. Al An’am : 74-83 ....................................................................................... 2
B. Penafsiran QS. Ar-Ra’ad : 2 ............................................................................................... 4
C. Penafsiran QS. At-Taubah : 38-40 ...................................................................................... 4
D. Penafsiran QS : Yusuf Ayat 87 ........................................................................................... 6
E. Penafsiran QS. Al-Bayyinnah 6-8 ....................................................................................... 7
BAB III ....................................................................................................................................... 9
PENUTUP ................................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 9
B. Kritik dan Saran ................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Al-Qur`an merupakan petunjuk bagi seluruh umat manusia. Setidaknya itulah yang
diindikasikan oleh surat al Baqarah ayat 185. Di samping itu, dalam ayat dan surat yang
sama, diinformasikan juga bahwa al Qur`an sekaligus menjadi penjelasan (bayyinaat) dari
petunjuk tersebut, sehingga kemudian mampu menjadi pembeda (furqaan) antara yang
baik dan yang buruk. Di sinilahmanusia mendapatkan petunjuk dari Al-Qur`an. Manusia
akan mengerjakan yang baik dan akanmeninggalkan yang buruk atas dasar
pertimbangannya terhadap petunjuk al Qur`an tersebut.
Al-Qur`an adalah kalaamullaah yang diturunkan kepada nabi Muhammad saw.
dengan mediamalaikat Jibril as. Dalam fungsinya sebagai petunjuk, Al-Qur`an dijaga
keasliannya oleh Allahswt. Salah satu hikmah dari penjagaan keaslian dan kesucian al
Qur`an tersebut adalah agar manusia mampu menjalani kehidupan di dunia ini dengan
benar-menurut Sang Pencipta Allahµazza wa jalla sehingga kemudian selamat, baik di
sini, di dunia ini dan di sana, di akhirat sana .Bagaimana mungkin manusia
dapat menjelajahi sebuah hutan belantara dengan selamat dantanpa tersesat apabila peta
yang diberikan tidak digunakan, didustakan, ataupun menggunakan peta yang jelas-jelas
salah atau berasal dari pihak yang tidak dapat dipercaya? Oleh karena itu, keaslian dan
kebenaran al Qur`an terdeterminasi dengan pertimbangan di atas agar manusia
tidak tersesat dalam mengarungi kehidupannya ini dan selamat dunia-akhirat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penafiran Al Quran surah al an’am ayat 74-83?
2. Bagaimana penafsiran al quran surah ar ra’ad ayat 2?
3. Bagaimana penafsiran al quran surah at taubah ayat 38-40?
4. Bagaimana penafsiranal quran surah yusuf ayat 87?
5. Bagaimana penafsiran al quran surah al bayyinah ayat 6-8?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui penafsiran surah al an’am ayat 74-83
2. Untuk mengetahui penafsiran surah ar ra’ad ayat 2
3. Untuk mengetahui penafsiran surah at taubah ayat 38-40
4. Untuk mengetahui penafsiran surah yusuf ayat 87?
5. Untuk mengetahui penafsiran surah al bayyinah ayat 6-8

1
BAB II
PEMBAHASAN

Secara garis besar, kita mungkin sedikit mengetahui yang dimaksud dengan instrumen,
dan sekarang kami akan menjelaskannya secara global namun lebih mengkerucut disertai
dengan dalil-dalil Al-Qur’an yang berhubungan dengan apa itu Instrumen
Pendidikan. Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data
mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk mengukur
prestasi belajar siswa, factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh
terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar
guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu. Ada beberapa Ayat Al-Qur’an yang
menjelaskan mengenai instrumen pendidikan. Yakni sebagai berikut :

A. Penafsiran QS. Al An’am : 74-83


‫) َو َكذَ ِل َك نُ ِري‬٤٧( ‫ين‬ ٍ ِ‫الل ُمب‬ ٍ ‫ض‬ َ ‫اك َوقَ ْو َم َك فِي‬ َ ‫صنَا ًما آ ِل َهةً إِ ِنِّي أ َ َر‬
ْ َ ‫َوإِذْ قَا َل إِب َْراهِي ُم ألبِي ِه آزَ َر أَتَت َّ ِخذُ أ‬
‫علَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرأَى ك َْو َكبًا قَا َل‬ َ ‫) فَلَ َّما َج َّن‬٤٧( َ‫ض َو ِليَ ُكونَ ِم َن ْال ُموقِنِين‬ ِ ‫األر‬ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬ َّ ‫وت ال‬َ ‫ِيم َملَ ُك‬ َ ‫ِإب َْراه‬
‫غا قَا َل هَذَا َربِِّي فَلَ َّما أَفَ َل قَا َل لَئِ ْن لَ ْم‬ ً ‫از‬ ِ َ‫) فَلَ َّما َرأَى ْالقَ َم َر ب‬٤٧( َ‫َهذَا َربِِّي فَلَ َّما أَفَ َل قَا َل ال أ ُ ِحبُّ اآلفِلِين‬
ْ َ‫ازغَةً قَا َل َهذَا َربِِّي َهذَا أ َ ْكبَ ُر فَلَ َّما أَفَل‬
‫ت‬ ِ َ‫س ب‬ َ ‫ش ْم‬ َّ ‫) فَلَ َّما َرأَى ال‬٤٤( َ‫يَ ْه ِدنِي َربِِّي أل ُكونَ َّن ِمنَ ْالقَ ْو ِم الضَّا ِلِّين‬
‫ض َحنِيفًا‬ َ ‫األر‬ ْ ‫ت َو‬ ِ ‫اوا‬ َ ‫س َم‬
َّ ‫ط َر ال‬ َ َ‫ي ِللَّذِي ف‬ َ ‫) ِإنِِّي َو َّج ْهتُ َوجْ ِه‬٤٧( َ‫قَا َل يَا قَ ْو ِم ِإنِِّي بَ ِري ٌء ِم َّما ت ُ ْش ِر ُكون‬
‫َاف َما ت ُ ْش ِركُونَ بِ ِه‬ ُ ‫)و َحا َّجهُ قَ ْو ُمهُ قَا َل أَت ُ َحا ُّجونِِّي فِي اللَّ ِه َوقَدْ َهدَانِي َوال أَخ‬ َ ٤٧( َ‫َو َما أَنَا ِم َن ْال ُم ْش ِركِين‬
‫َاف َما أ َ ْش َر ْكت ُ ْم َوال‬ ُ ‫ْف أَخ‬ َ ‫) َو َكي‬٧٨( َ‫ش ْيئًا َو ِس َع َر ِبِّي ُك َّل ش َْيءٍ ِع ْل ًما أَفَال تَتَذَ َّك ُرون‬ َ ‫ِإال أ َ ْن يَشَا َء َر ِبِّي‬
َ‫ي ْالفَ ِريقَي ِْن أ َ َح ُّق ِباأل ْم ِن ِإ ْن ُك ْنت ُ ْم ت َ ْعلَ ُمون‬ َ ‫س ْل‬
ُّ َ ‫طانًا فَأ‬ َ ‫تَخَافُونَ أَنَّ ُك ْم أ َ ْش َر ْكت ُ ْم ِباللَّ ِه َما لَ ْم يُن ِ َِّز ْل ِب ِه‬
ُ ‫علَ ْي ُك ْم‬
٧٨(( ‫) َوتِ ْل َك ُح َّجتُنَا آت َ ْينَاهَا‬٧٨( َ‫األم ُن َو ُه ْم ُم ْهتَدُون‬ ْ ‫ظ ْل ٍم أُولَئِ َك لَ ُه ُم‬ ُ ِ‫سوا إِي َمانَ ُه ْم ب‬ ُ ِ‫الَّذِينَ آ َمنُوا َولَ ْم يَ ْلب‬
)٧٨( ‫ع ِلي ٌم‬ َ ‫ت َم ْن نَشَا ُء ِإ َّن َرب ََّك َح ِكي ٌم‬ ٍ ‫علَى قَ ْو ِم ِه ن َْرفَ ُع دَ َر َجا‬ َ ‫ِيم‬ َ ‫ِإب َْراه‬
1

Artinya : “Dan di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya Azhar, “Pantaskah kamu
menjadikan patung-patung sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kammu dan
kaummu dalam kesesatan yang nyata”.(74).Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada
Ibrahim kerajaan langit dan bumi dan agar dia termasuk orang-orang yang
yakin.(75).Ketika menjadi gelap malam hari atasnya, dia melihat sebuah bintang, lalu dia
berkata,”inilah tuhanku” Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, “saya tidak suka
kepada yang tenggelam.”(76).Kemudian dia tatkala melihat bulan terbit, dia berkata”inilah
tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam dia berkata, “Sesungguhnya jika tuhanku tidak
memberi petunjuk kepadaku pastilah aku termasuk orang-orang yang
sesat.(77)Kemumdian tatkala dia melihat matahari terbit dia berkata, “Inikah tuhanku
yang lebih besar.” Maka tatkala matahari itu tenggelam dia berkata, “ Hai kaumku!
Sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”.(78)“Sesungguhnya
aku menghadapkan diriku kepada tuhan yang telah menciptakan langit dan bumi dengan
cenderung dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan.”.(79). Dan

1 Muhammad Nasib Ar-Rifa’I Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta : Gema Isnani Pres, 1993, 232

2
dia di bantah oleh kaumnya dia berkata,”Apakah kaummu hendak membantahku tentang
Allah padahal sesungguhnya Allah telah memberi petunjuk kepadaku.” Dan aku tidak
dengan Allah kecuali di kala Tuhanku menghendaki sesuatu dari malapetaka itu.
Pengetahuan Tuhanku meliputi segala sesuatu. Maka apakahkamu tidak dapat mengambil
pelajaran.?(80).Bagaimana aku takut kepada apa yang kamu persekutukan (dengan Allah),
padahal kamu tidak takut (kepada Allah) karena menyekutukan Allah dengan sesuatu yang
Dia sendiri tidak menurunkan keterangan kepadamu. Manakah dari kedua golongan itu
yang lebih berhak mendapat keamanan (dari malapetaka), jika kamu
mengetahui?"(81). Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan keimanan
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat rasa aman dan mereka
mendapat petunjuk.(82).Dan itulah keterangan Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim
untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki.
Sesungguhnya Tuhanmu Mahabijaksana lagi Maha tahu”
1. Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul ayat 82 : Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari ‘Ubaidillah bin
Zuhar dari Bakr bin Sawadah, ia berkata, “Seorang musuh menyerang orang-orang
Islam dan ia berhasil menewaskan satu orang, kemudian ia menyerang lagi dan berhasil
membunuh satu orang lagi. Selanjutnya ia pun bertanya, “Setelah apa yang kulakukan
ini, apakah aku masih bisa masuk Islam? Rasulullah menjawab ‘ya’, maka orang itu
lalu menyembelih kudanya. Kemudian masuk di dalam barisan kaum muslimin. Setelah
itu dia menyerang bekas kawan-kawannya, hingga ia berhasil membunuh satu orang,
lalu membunuh satu lagi, kemudian dia terbunuh. Maka para sahabat memandang
bahwa ayat ini turun mengenai orang tersebut. “Orang-orang yang beriman tidak
mencampuradukkan imn mereka dengan kedzaliman (syirik)...”2
2. Korelasi
Kolerasi penjelasan ayat diatas mengenai nabi Ibrahim yang mendapat petunjuk
dari Allah, dimana tatkala saat itu ayah nabi Ibrahim yang bernama Azar selalu
menyembah berhala. Ayat ini berkorelasi dengan ayat 84, yang mana Allah memberi
petunjuk kepada nabi Ishak dan Ya’kub dan sebelumnya Allah memberi petunjuk pula
kepada nabi Nuh dan kepada sebagian dari keturunannya yaitu nabi Daud, Sulaiman,
Ayyub, Yusuf, Musa, harun.
3. Kesimpulan Ayat
Adapun beberrapa kesimpulan yang dapat dipetik dari penafsiran beberapa ayat
diatas adalah :
a. Media atau alat yang diberikan Allah untuk digunakan sebagai petunjuk yang ada
dalam dunia pendidikan (jika kita lihat, ketika ayah Nabi Ibrahim menjadikan
berhala sebagai sesembahannya. Maka sesungguhnya Allah telah memberikan
beberapa petunjuk yang ada di alam sekitar supaya manusia itu lebih memikirkan)
dimana pendidik dan peserta didik saling berkolaborasi, agar materi yang
dijelaskan bisa sampai dengan jelas kepada peserta didik dan mudah dianalisa, jika
adanya instrumen yang mendukung dalam pemberian penjelasan ketika belajar.
b. Di dunia dan akhirat, seperti kepada Nabi Ibrahim 'alaihis salam. Hal itu, karena

2 Jalaluddin As Suyuthi Sebab Turunnya Al Qur’an. Jakarta : Gramedia Perindo, 2000, 273

3
dengan ilmu Allah meninggikan hamba-hamba-Nya, khususnya orang yang
berilmu, beramal dan mengajarkan ilmunya, maka Allah menjadikannya sebagai
imam bagi manusia sesuai keadaannya, di mana perbuatannya akan diperhatikan,
jejaknya diikuti, diambil cahayanya untuk menyinari, dan dengan ilmunya
seseorang berjalan di kegelapan.
c. Oleh karenanya Dia tidak meletakkan ilmu dan hikmah kecuali pada tempat yang
layak, dan Dia mengetahui siapakah yang berhak menerima dan memperolehnya.
B. Penafsiran QS. Ar-Ra’ad : 2

‫س ًّمىيُدَ ِبِّ ُر ْاأل َ ْم َر‬ ِ ‫س َو ْالقَ َم َر ُكلٌّيَج ِْر‬


َ ‫يِل َ َج ٍل ُم‬ َّ ‫س َّخ َرال‬
َ ‫ش ْم‬ ْ َ‫ع َم ٍدت ََر ْونَ َهاث ُ َّما ْست ََوىعَل‬
َ ‫ىال َع ْر ِش َو‬ َ ‫اوا ِت ِبغَي ِْر‬َ ‫س َم‬ َّ ‫ِيرفَعَال‬ َ ‫اللَّ ُهالَّذ‬
ِ َ‫ص ُال ْآليَا ِتلَعَلَّ ُك ْم ِب ِلق‬
َ‫اء َر ِبِّ ُك ْمتُوقِنُون‬ ِّ ِ َ‫يُف‬
Artinya : “Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat,
kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-
masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya),
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu)
dengan Tuhanmu.”
1. Kolerasi (Munasabah)
Pada ayat ke dua surat Ar-Ra’ad dijelaskan bahwa Allah swt bersemayam di
atas singgasananya dengan menundukkan segala yang diciptakan. Dia menjelaskan
pula mengenai tanda tanda kebesarannya, yang mana hal ini berkolerasi dengan ayat
sebelumnya yang telah disebutkan mengenai ‘ayat’ dan dijelaskan secara spesifik
pada ayat ini (Ar-Ra’ad:2).
2. Kesimpulan Ayat
a. Tiang-tiang tak terlihat yang digunakan Allah swt untuk mendirikan bumi dan
hamparan langit yang tinggi, adalah sebuah media nontekstual atau can’t look
with eyes, dimana hanya orang-orang yang berfikirlah yang mampu menganalisa
apa yang telah Allah berikan petunjuk.
b. Instrumen dalam pendidikan tidak hanya berupa suatu yang berbentuk atau yang
bissa dilihat, melainkan sesuatu yang melekat dan bisa menyentuh hati juga
fikiran yang diberikan oleh pendidik, yaitu nasehat.
C. Penafsiran QS. At-Taubah : 38-40

َ‫ضيت ُ ْم بِ ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا ِمن‬ ِ ‫ض ۚأ َ َر‬ ِ ‫يل اللَّ ِه اثَّاقَ ْلت ُ ْم ِإلَى ْاأل َ ْر‬ِ ِ‫سب‬َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا َما لَ ُك ْم ِإذَا قِي َل لَ ُك ُم ا ْن ِف ُروا فِي‬
َ ‫)إِ َّال ت َ ْن ِف ُروا يُعَ ِذِّ ْب ُك ْم‬83 (ٌ‫ْاآل ِخ َرةِ ۚفَ َما َمت َاعُ ْال َحيَاةِ الدُّ ْنيَا فِي ْاآل ِخ َرةِ إِ َّال قَ ِليل‬
‫عذَابًا أ َ ِلي ًما َويَ ْست َ ْبد ِْل قَ ْو ًما‬
َ‫ص َرهُ اللَّهُ ِإذْ أ َ ْخ َر َجهُ الَّذِين‬ َ َ‫ص ُروهُ فَقَدْ ن‬ ُ ‫) ِإ َّال ت َ ْن‬83(‫ِير‬ ٌ ‫ش ْيءٍ قَد‬ َ ُ‫ش ْيئًا َۗواللَّه‬
َ ‫علَ ٰى ُك ِِّل‬ َ ُ‫ض ُّروه‬ُ َ ‫غي َْر ُك ْم َو َال ت‬َ
ُ‫علَ ْي ِه َوأَيَّدَه‬
َ ُ‫س ِكينَتَه‬ َ ُ‫احبِ ِه َال ت َحْزَ ْن إِ َّن اللَّهَ َمعَنَا ۖفَأ َ ْنزَ َل اللَّه‬ ِ ‫ص‬َ ‫ي اثْنَي ِْن إِذْ ُه َما فِي ْالغ َِار إِذْ يَقُو ُل ِل‬ َ ِ‫َكفَ ُروا ثَان‬
)04(‫يز َح ِكي ٌم‬ ٌ ‫ع ِز‬ َ ُ‫ِي ْالعُ ْليَا َۗواللَّه‬ َ ‫س ْفلَ ٰى َۗو َك ِل َمةُ اللَّ ِه ه‬
ُّ ‫ِب ُجنُو ٍد لَ ْم ت ََر ْوهَا َو َجعَ َل َك ِل َمةَ الَّذِينَ َكفَ ُروا ال‬

Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada
kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin
tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti
kehidupan di akhirat? padahal keni`matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan

4
kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit (38). Jika kamu tidak berangkat untuk berperang,
niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan
kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya
sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu (39). Jikalau kamu tidak menolongnya
(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang
kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua
orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya:
"Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan
ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak
melihatnya, dan Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan
kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (40).”
1. Asbabun Nuzul
Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid bahwa ia berkata tentang ayat ini, “Ini
ketika mereka diperintahkan untuk pergi dalam Perang Tabuk setelah penaklukkan
Mekah. Mereka diperintahkan untuk berangkat pada waktu musim panas yang terik,
padahal buah-buahan sedang waktunya masak dan mereka ingin berteduh serta
mereka merasa berat untuk pergi. Maka Allah menurunkan firman-Nya,”Hai orang-
orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu : “Berangkatlah
(untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di
tempatmu?... Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Najdah bin Nufai’, ia berkata, “Aku
pernah bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai ayat ini, dan beliau menerangkan
bahwa Rasulullah memerintahkan salah satu suku untuk berangkat perang, tapi
mereka merasa berat melaksanakan perintah beliau, maka Allah menurunkan firman-
Nya, ‘Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu
dengan siksa yang pedih…”Dan Dia mencegah hujan turun kepada mereka, dan itulah
azab bagi mereka.”3
2. Kolerasi (Munasabah)
Surat At- taubah ayat 38 berkorelasi dengan ayat sesudahnya yaitu ayat 41 yang
disana tertuliskan dimana perintah untuk “berangkat” ‫ ا ْن ِف ُروا ِفي َس ِبي ِل اللَّ ِه‬kepada kaum
nabi Muhammad dalam ayat 38 karena mereka ingin menetap ditempat mereka berada
dan tidak ingin meninggalkan tempat tersebut, dan pada ayat 41 dijelaskan bahwa
sesungguhnya lebih baik apabila kamu berangkat untuk berjihad dijalan Allah meski
dengan rasa ringan ataupun berat (terpaksa). Karena yang demikian itu lebih baik, jika
kamu mengetahui.4
3. Kesimpulan Ayat
a. Balasan dan siksa akibat meninggalkan jihad adalah kehinaan dan kerugian di
dunia, namun kelak di akhirat akan mendapatkan siksa yang pedih. Karena itu
janganlah kalian menyangka bahwa dengan meninggalkan jihad kalian akan
memperoleh ketenangan, keamanan ataupun kesejahtaraan dalam urusan dunia
kalian.
b. Menjunjung tinggi atau menentang perintah Allah tidak mendatangkan manfaat

3 Muhammad Nasib Ar- Rifa’I Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir Jilid II. Jakarta : Gema Isnani Pres, 1999, 605-607
4
Agus Purwanto Al Alim Al Qur’an. Bandung : PT Mizan Pustaka, 2009, 194-195

5
dan kerugian bagi Allah. Karena itu, hal ini bukan kita memberikan kemuliaan
bagi Tuhan, dan tidak pula menunjukkan Dia memerlukan pada hal tersebut.
c. Kelestarian dan keabadian Islam tidak tergantung pada dukungan dan penjagaan
kita, akan tetapi Allah sendirilah yang menjaga agama suci-Nya. Karena itu kita
tidak boleh berbangga diri dalam menjaga dan membela agama Allah ini.
d. Ketenangan dan ketentraman manusia adalah salah satu anugerah Allah. Karena
itu ia tidak memerlukan terwujudnya sarana materi.
e. Kehendak Allah di atas segala keinginan dan konspirasi orang-orang Kafir yang
pada gilirannya perbuatan makar dan konspirasi mereka akan gagal dan hancur.
D. Penafsiran QS : Yusuf Ayat 87

‫ح اللَّ ِه ِإ َّال ْالقَ ْو ُم‬ ُ َ ‫ح اللَّ ِه ۖ ِإنَّهُ َال يَ ْيأ‬


ِ ‫س ِم ْن َر ْو‬ ُ َ ‫ف َوأ َ ِخي ِه َو َال ت َ ْيأ‬
ِ ‫سوا ِم ْن َر ْو‬ ُ ‫سوا ِم ْن يُو‬
َ ‫س‬ َّ ‫ي اذْ َهبُوا فَت َ َح‬
ُ ‫س‬ َّ ‫يَا بَ ِن‬
)38( َ‫ْالكَافِ ُرون‬
Artinya : “Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus
asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
1. Asbabun Nuzul
Dijelaskan bahwa Nabi Yakub pada saat itu yakin bahwa sebenarnya Nabi Yusuf
masih hidup, namun dia tidak tahu keberadaannya. Nabi Yakub memerintahkan anak-
anaknya untuk mencari Nabi Yusuf di Mesir. Lalu, anak-anaknya mulai
mempersiapkan diri untuk pergi ke Mesir. Tujuannya tak hanya untuk mencari Nabi
Yusuf, tapi juga mengumpulkan makanan karena sumber daya mereka sudah menipis.
Ketika sampai di Mesir, mereka mendatangi tempat Nabi Yusuf dan berkata,
“Wahai Al Aziz yang mulia! Kami dan keluarga kami di kanaan telah ditimpa
kesengsaraan karena paceklik berkepanjangan dan kami datang membawa barang-
barang tidak berharga untuk ditukar dengan bahan makanan. Hanya itu yang kami
miliki, maka kami bermohon wahai, Al Aziz yang mulia, penuhilah jatah gandum untuk
kami, dan bersedekahlah kepada kami. Sesungguhnya Allah memberi balasan yang
berlipat ganda kepada orang yang bersedekah."

2. Kolerasi (Munasabah)
Pada ayat 87 nabi ya’qub mengutus para putranya untuk mencari atau
menyelidiki berita tentang yusuf serta saudaranya bunyamin. Dan nabi ya’qub berpesan
dan mengharapkan supaya mereka tidak berputus asa kepada Allah swt. Dan ayat ini
sebelumnya telah ditegaskan pada ayat 80 dimana, salah satu saudara dari mereka
merasa berputus asa dalam pencarian bunyamin, maka tidak seharusnya mereka
berputus asa dari rahmat serta pengharapan Allah swt, karena sesungguhnya sikap
berputus asa adalah milik orang-orang kafir (tidak baik).
3. Kesimpulan Ayat
a. Untuk memperoleh pertolongan dan rahmat Allah, orang harus bergerak dan
berusaha bukan dengan duduk berdiam diri di dalam rumah danmenunggu turunnya
rahmat ilahi. Begitu pula dalam dunia pendidikan, jika kita ingin meraih apa yang
kita mau dalam bidang pendidikan, hendaklah kita berusaha dengan keras dan tidak

6
bermalas malasan Nabi Ya'qub berkata kepada putra-putranya, "Untuk menemukan
Yusuf kalian harus bergerak dan jangan sekali-kali berputus asa dari rahmat dan
pertolongan Allah.
b. Auliya Allah selalu mendorong manusia untuk tetap berharap kepada rahmat dan
pertolongan Allah. Akan tetapi mereka yang membuat orang lain.

E. Penafsiran QS. Al-Bayyinnah 6-8

‫) ِإ َّن‬6 ( ‫ب َو ْال ُم ْش ِركِينَ فِي ن َِار َج َهنَّ َم خَا ِلدِينَ فِي َهاأُولَئِك ََ ُه ْم ش َُّر ْالبَ ِريَّ ِة‬ِ ‫وام ْن أ َ ْه ِل ْال ِكت َا‬
ِ ‫ِإ َّن الَّذِين ََ َكفَ ُر‬
)8(‫ت أُولَئِك ََ ُه ْم َخي ُْر ْالبَ ِريَّ ِة‬ ِ ‫صا ِل َحا‬ َّ ‫ع ِملُواال‬ َ ُ‫الَّذِين ََآ َ َمن‬
َ ‫واو‬
ُ‫ع ْنه‬
َ ‫ضوا‬ ُ ‫ع ْن ُهم َْ َو َر‬ َ ُ‫ي اللَّه‬ َ ‫ض‬ َ ‫ارخَا ِلدِين ََفِي َهاأَبَد‬
ِ ‫ًار‬ ُ ‫َجزَ اؤُ ُه ْم ِع ْندَ َر ِبِّ ِه ْم َجنَّاتُ عَدْن ٍَتَج ِْري ِم ْن تَحْ تِ َهااْالَ ْن َه‬
)3(ُ‫ذَ ِل َك ِل َم ْن َخشِي ََ َربَّه‬
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik
(akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya, mereka itu adalah seburuk-
buruk makhluk. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. [Al-Bayyinah:6-7]Balasan mereka di sisi Tuhan
mereka adalah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal
selama-lamanya. Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada tuhan-Nya. [al-Bayyinah/98:8]
1. Asbabun Nuzul
Ada beberapa sahabat mengungkapkan, cerita ini merupakan sebab turunnya
surat Al-bayyinah ayat 1-8 namun ada pula beberapa yang berihtilaf mengenai hal ini.
Berikut kisahnya, Ubay ibn Ka'b adalah penduduk Yatsrib yang sangat cerdas. Saat
kedatangan Mush'ab ibn Umar yang diutus Rosulullah untuk mengajarkan agama
Islam kepada penduduk Yatsrib, ia langsung bergabung dan menyatakan
keislamannya, ikut dibai'at di Aqobah dan ikut menyambut Rosulullah ketika beliau
hijrah ke Yatsrib.Karena perannya itu , 5suatu hari Rasulullah bersabda : "Wahai
Ubay, Jibril menyuruhku untuk membacakan ayat Al Qur'an kepadamu".Dengan
takjub Ubay menjawab : "Allah menyebutkan namaku kepadamu..?". "Ya... Dia
menisbahkanmu kepada malaikat tertinggi".Lalu Rasulullah menyampaikan ayat Al
Qur'an kepada Ubay untuk dicatatnya : (yaitu surat Al-Bayyinah ayat 1-8) Ubay
menangis terharu dan bahagia saat mendengarkan wahyu yang disampaikan
Rasulullah kepadanya untuk dicatat. Dia merasa bangga atas keutamaan yang
diberikan Allah melebihi sahabat lainnya.6
2. Kolerasi
Pada ayat 6 surat Al-Bayyinah menjelaskan mengenai orang-orang kafir dari
golongan ahli kitab. Hal ini telah dijelaskan sebelumnya, bahwa golongan ahli kitab
tidak akan terpecah belah setelah datang epada mereka bukti yang nyata dari Allah
swt (Al-Bayyinah : 4)

5 Fathi Fauzi ABD Al Mu’thi Kitab Asbabun Nuzul. Bekasi : Graha Computindo, 2015, 86
6
Ibid, 87

7
3. Kesimpulan Ayat
a. Seorang yang ahli dalam pendidikan akan selalu disegani oleh banyak orang,
dimana orang tersebut benar-benar menguasai dunia pendidikan tersebut, serta bisa
memberikan pengaruh positif terhadap orang lain, akan tetapi ahli kitab yang
murtad disini berarti belum bisa yakin betul akan posisinya untuk apa dan
bagaimana seharusnya.
b. Orang-orang ahli kitab diperintahkan untuk mentauhidkan Allah Azza wa Jalla dan
menjauhi kesyirikan. Serta diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka dan
memeluk agama Islam ketika Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang,
sebagaimana yang telah disebutkan di dalam kitab-kitab mereka.
c. Agama yang lurus dan diridhai oleh Allah Azza wa Jalla adalah agama yang berdiri
di atas tauhid serta mengajarkan shalat, zakat serta meninggalkan agama-agama
selain Islam.
d. Keutamaan Khasy-yah (takut kepada Allah Azza wa Jalla ) membawa seseorang
untuk ta’at kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan baik berupa
keyakinan, perkataan maupun perbuatan.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga
dapat dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variable. Dalam bidang pendidikan instrument digunakan untuk
mengukur prestasi belajar siswa, factor-faktor yang diduga mempunyai hubungan atau
berpengaruh terhadap hasil belajar, perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan
proses belajar mengajar guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
Beberapa contohnya ada dalam ayat Al-Qur’an tertentu, diantaranya:
1. QS. Al An’am : 74-83
2. QS. Ar-Ra’ad : 2
3. QS. At-Taubah : 38-40
4. QS : Yusuf Ayat 87
5. QS. Al-Bayyinah 6-8
Semua telah diuraikan didalam beberapa ayat ini, hanya tinggal bagaimana
seharusnya kita mengaplikasikannya dalam dunia pendidikan.

B. Kritik dan Saran


Demikian kami selaku penulis mengakui bahwa dalam penulisan makalah ini
tidaklah sempurna, dan masih banyak kekurangan yang harus kami perbaiki. Untuk itu
kami mengharap masukkan dan saran yang bersifat membangun dari para senior/dosen
pengampu yang membimbing kami dalam pembuatan makalah. Yang terakhir, semoga
makalah ini bisa memberikan manfaat yang besar terutama bagi penulis dan para
pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ar-Rifa’I, Muhammad Nasib. “Tafsir Ibnu Katsir”. Jakarta : Gema Isnani Pres. 1993. 232.
As Suyuthi, Jalaluddin “Sebab Turunnya Al Qur’an”. Jakarta : Gramedia Perindo. 2000.
273.
Fauzi ABD Al Mu’thi Fathi “Kitab Asbabun Nuzul”. Bekasi : Graha Computindo. 2015.
86-87
Purwanto, Agus “Al Alim Al Qur’an”. Bandung : PT Mizan Pustaka. 2009. 194-195

10

Anda mungkin juga menyukai