CEMBURU
CEMBURU
Di susun oleh:
Kelompok 6:
1.Vera Pariska
2. Ummu Khairunissyah
3.VioraYohanda
4.M.Alif Pasyah
Kelas : XI Mipa A
1.Hukum Boyle
Pengertian dari hukum Boyle adalah salah satu hukum yang ada dalam ilmu fisika dan saling
menghubungkan antara besarnya tekanan gas dengan volume gas.
Robert Boyle menemukan penelitian tentang adanya hubungan antara tekanan dan volume suatu gas
yang ada di dalam ruang tertutup jika dikalikan hasilnya akan tetap atau konstan.
Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penemu hukum boyle tersebut, maka bunyi dari
hukum adalah "Tekanan gas akan berbanding terbalik dengan volume gas jika ada di dalam ruang
tertutup, dan terjadi pada suhu tetap"
dari bunyi hukum tersebut sesuai dengan alat pompa yang dapat ditemukan di dalam kehidupan sehari
– hari, seperti alat suntik, pompa sepeda, dan lain sebagainya.
Rumus boyle:
Ada rumus kunci dalam hukum Boyle, yaitu:
P.V=C
Di mana C dapat diartikan sebagai bilangan konstan. Kemudian, jika tekanan diubah maka
jumlah gas akan ikut berubah. Sehingga rumusnya dapat ditulis sebagai:
P1 . V1 = P2 . V2
Keterangan:
P1 = Tekanan gas mula – mula (atm, cm, Hg, N/m2, dan Pa)
c = konstanta
Hasil percobaan menyatakan bahwa ketika sedang memompa atau alat pompa ditarik, maka
volume gas yang ada di dalam ruang pompa akan semakin besar.
Apabila pengisap atau alat pompa tersebut ditekan, maka volume udara di dalam ruang pompa
akan semakin kecil, dan udara dapat masuk ke sebuah ban karena tekanan yang diberikan
semakin besar.
2.Hukum Charles
Hukum Charles merupakan salah satu dari hukum mengenai gas ideal yang ada di dalam
termodinamika dan kimia fisik yang membahas hubungan antara tekanan gas yang berbanding
lurus dengan suhunya.
Bunyi Hukum Charles:
“Apabila tekanan gas yang berada di dalam suatu ruangan tertutup bersifat konstan, maka suhu
mutlaknya akan berbanding lurus dengan volume gas tersebut.”
Dari bunyi hukum Charles tadi, persamaan matematika yang sesuai dengan hukum Charles
adalah sebagai berikut:
Keterangan:
V1 = Volume gas awal (Hukum Charles: Bunyi, Rumus, Penerapan, dan Contoh Soal 51)
V2 = Volume gas akhir (Hukum Charles: Bunyi, Rumus, Penerapan, dan Contoh Soal 52)
1. Bejana
2. Air
3. Tabung kaca
4. Pipa Kapiler
Langkah Kerja:
Pada bejana berisi air yang dapat didinginkan atau dipanaskan (suhu T sebagai variabel bebas)
ditempatkan tabung kaca berisi gas dengan volume V. Pada ujung bagian atas permukaan gas
diisi cairan raksa agar pergerakan gas dapat diamati. Posisi pipa kapiler diatur sedemikian rupa
agar stabil berdiri di dalam bejana. Ujung mulut pipa kapiler dibiarkan terbuka agar memperoleh
tekanan P ruang yang nilainya dapat dipertahankan tetap.
3.Hukum Gay-Lussac
Hukum Gay Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara
tekanan dan suhu dari gas ideal pada keadaan volume yang konstan.
“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang
konstan (isokhorik).”
Keterangan:
P1 = Tekanan awal gas ideal (Pa, atm, Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan
Penerapan 133)
P2 = Tekanan akhir gas ideal (Pa, atm, Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan
Penerapan 133)
V = Volume gas ideal (Hukum Gay Lussac: Bunyi, Rumus, Contoh Soal, dan Penerapan 135)
Langkah Kerja:
Hukum Gay Lussac merupakan sebuah hukum yang membahas mengenai hubungan antara
tekanan dan suhu dari gas ideal pada keadaan volume yang konstan.
“Tekanan suatu gas akan berbanding lurus dengan suhu absolutnya pada keadaan volume yang
konstan (isokhorik).”
Alat dan Bahan:
a. Botol, yang akan dipakai sebagai penampung gas
b. b.Pipa U, yang salah satu sisi selangnya dipanjangkan, untuk mengamati
pemuaiangas dan mengukur h
c. Termometer, untuk mengukur suhu air yang akan dipanaskan
d. Panci, sebagai wadah penampung air yang akan dipanaskan
e. Pemanas air listrik, untuk memanaskan air dalam pancif . M e t e r a n , u n t u k
mengukur panjang