Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama Lengkap : Salma Nurismi Suherman


NIM : 382142005
Mata Kuliah : Pengantar Perpajakan
Program Studi : Manajemen S1
Dosen : Dani Sopian, S.E., M.Akt.
November 2022

1. Mr. Stephen adalah warga negara Indonesia yang mulai bekerja di PT Bunga pada 1 Agustus 2022.
Sesuai kontrak kerja dengan PT Bunga.

a. Menurut anda, apakah Mr. Stephen merupakan subjek pajak dalam negeri atau luar negeri?
Berikan penjelasan dan dasar hukumnya!
Jawaban :
Subjek pajak dalam negeri adalah:
a. orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia
lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, atau
orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia dan mempunyai niat untuk
bertempat tinggal di Indonesia;” pasal 2 ayat 3a UU PPH Berdasarkan dasar hukum tersebut,
karena Mr. Stephen memiliki niat untuk menetap di Indonesia, maka Mr. Stephen adalah
Subjek Pajak Dalam Negeri.

b. Dengan asumsi tidak ada penghasilan lain yang diterima oleh Mr. Stephen (K/2) selain gaji
sebesar Rp35 juta/bulan, berapa PPh Pasal 21 tahun 2022 yang terhutang oleh Mr. Stephen?
Jawaban :
PPh pasal 21 yang terutang olehMr.Stephen :
Gaji/Bulan 35.000.000
Gaji bruto 35.000.000
Pengurangan
Biaya jabatan
5% x 35.000.000 = 1.750.000
Pengasilan netto sebulan 33.250.000
Penghasilan netto setahun
12 x 33.250.000 = 399.000.000
PTKP (K2) = 67.500.000

Penghasilan kena pajak 331.500.000

PPh terutang
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 281.500.000 = 42.225.000
45.225.000
PPh pasal 21/bulan
45.225.000 : 12 = 3.768.750

Jadi, Mr. Stephen harus membayar PPh 21 sebesar Rp 3.768.750 per bulan atau
Rp 45.225.000 setahun.
2. Saat ini, hampir semua Orang Pribadi (OP) telah memiliki NPWP. Salah satu kewajiban dari
kepemilikan NPWP tersebut adalah kewajiban untuk melaporkan SPT Tahunan OP. Menurut anda,
apakah SPT Tahunan OP akan selalu menunjukkan posisi kurang bayar? Berikan penjelasannya!
Jawaban :
Tidak, SPT Tahunan OP memiliki 3 kemungkinan posisi yaitu, lebih bayar, nihil dan kurang bayar.
Posisi nihil biasanya terjadi bila OP hanya memperoleh pendapatan dari 1 sumber dan pajak atas
pendapatan tersebut telah dipotong oleh pemberi kerja. Sehingga di SPT Tahunan , Pajak terutang
sama dengan kredit pajak. Akibatnya SPT berada pada posisi nihil. Posisi lebih bayar dapat terjadi
karena angsuran pajak (yang menjadi kredit pajak), lebih besar dari pada pajak terutang, karena
pendapatan wajib pajak tahun ini idak sebesar tahun-tahun sebelumnya co/ karena bisnis sedang
terpuruk.

3. Terkait dengan perhitungan PPh Pasal 21, terdapat istilah ”PPh Pasal 21 yang ditanggung
perusahaan” dan “Tunjangan PPh Pasal 21”. Berikan penjelasan apa efek perpajakan terkait kedua
istilah tersebut bagi suatu perusahaan!
Jawaban :
PPh Pasal 21 yang ditanggung perusahaan termasuk dalam pengertian imbalan/penghasilan
berupa kenikmatan yang tidak dipotong PPH Pasal 21 sehingga dalam perhitungan PPH pasal 21
atas gaji pegawai yang bersangkutan, jumlah pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja tersebut
tidak ditambahkan pada penghasilan pegawai yang bersangkutan Tunjangan PPh pasal 21
merupakan penghasilan bagi pegawai yang bersangkutan, sehingga dalam perhitungan PPH pasal
21 atas gaji pegawai yang bersangkutan, tunjuangan pajak tersebut ditambahkan pada
penghasilan yang diterimanya.

4. Bapak Dewantoro dan Jayadi adalah karyawan tetap di PT Pelangi. Bapak Dewantoro bekerja
sebagai manajer sejak bulan Juli 2020 sedangkan Jayadi baru bekerja di PT Pelangi pada bulan April
2020. Berikut adalah data gaji dan tunjangan per bulan yang diperoleh Bapak Dewantoro dan Jayadi
selama tahun 2020:
Dewantoro Jayadi

Gaji 40.000.000 15.000.000

Tunjangan mobil 5.000.000

Tunjangan transport 500.000

Untuk pembayaran Jaminan kecelakaan kerja dan kematian, iuran THT dan iuran pensiun adalah sebagai
berikut :
Ditanggung Pegawai Ditanggung Perusahaan

Iuran THT 2% 3,7%

Iuran Pensiun 4% 2%

JKK 0,24%

JK 0,3%

Diminta :
1. Berapakah PPh pasal 21 yang terhutang atas penghasilan Bapak Dewantoro dan Jayadi selama
tahun 2022?
2. Berapakah PPh pasal 21 yang dipotong per bulan atas penghasilan Bapak Dewantoro dan Jayadi
pada tahun 2022?
Jawaban :
No. 1
• PPh pasal 21 Bapak Dewantoro :
Gaji setahun 480.000.000
Tunjangan mobil/tahun 60.000.000
JKK setahun 1.152.000
JK setahun 1.440.000
Gaji Bruto setahun 417.408.000

Pengurangan :
Tunjangan jabatan/tahun 6.000.000
Iuran THT/tahun 9.600.000
Iuran Pensiun/tahun 19.200.000
Jumlah gaji netto/tahun 382.608.000

PTKP (K0) 54.000.000


Penghasilan kena pajak 328.608.000

Pajak terutang :
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 200.000.000 = 30.000.000
25% x 68.608.000 = 17.152.000
50.152.000
Jadi PPh pasal 21 Bapak dewantoro selama tahun 2022 adalah 50.152.000

• PPh pasal 21 Jayadi :


Gaji setahun 180.000.000
Tunjangan transport/tahun 6.000.000
JKK setahun 432.000
JK setahun 540.000
Gaji bruto setahun 173.028.000
Pengurangan :
Tunjangan jabatan/tahun 6.000.000
Iuran THT/tahun 3.600.000
Iuran Pensiun/tahun 7.200.000
Jumlah gaji netto/tahun 156.228.000
PTKP (K0) 54.000.000
Penghasilan kena pajak 102.228.000

Pajak terutang :
5% x 60.000.000 = 3.000.000
15% x 42.228.000 = 6.334.200
9.334.200
Jadi PPh pasal 21 Jayadi selama tahun 2022 adalah 9.334.200

No.2
➢ Potongan PPh pasal 21 perbulan Bapak Dewantoro selama tahun 2022 :
50.152.000 : 12 = 4.179.333

➢ Potongan PPh pasal 21 perbulan Jayadi selama tahun 2022 :


9.334.200 : 12 = 777.850

Anda mungkin juga menyukai