Anda di halaman 1dari 4

Program kerja

Ekstrakurikuler yosakoi

Yayasan mambaul ulum


A. LATAR BELAKANG
Bahwa pengembangan potensi peserta didik sebagaimana dimaksud dalam tujuan Pendidikan Nasional yang
tercantum dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dapat
diwujudkan melalui kegiatan ekstrakurikuler yang merupakan salah satu kegiatan dalam program kurikuler.

Di samping itu Standar Penilaian Pendidikan sebagaimana yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudyaan RI Nomor 66 Tahun 2013 (Lampiran Bab II huruf E.1.g) menyebutkan bahwa penilaian
kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama satu semester, hasilnya
diakumulasikan dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh Wali Kelas/Guru Kelas. Penilaian
kompetensi sikap itu antara lain dapat diambil dari hasil kegiatan ekstrakuruikuler.

Dalam pasal 7 ayat (1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakrikuler pada Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa Satuan Pendidikan
memberikan penilaian terhadap kinerja peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler secara kualitatif dan
dideskripsikan pada rapot peserta didik.

Memasuki era globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi, pengaruh budaya luar semakin merebak di
kalangan masyarakat Indonesia. Saat ini seni dan kebudayaan Jepang mulai disukai oleh banyak orang,
khususnya di kalangan pelajar dan mahasiswa. Tak ubahnya seperti Indonesia, Jepang mempunyai beragam
seni dan kebudayaan yang unik dan menarik. Hal ini membuat banyak orang ingin lebih mengenal dan
mempelajari lebih dalam mengenai seni dan kebudayaan Jepang, contohnya budaya menari Yosakoi.

Bedasarkan hal tersebut di atas, maka kegiatan ekstrakurikuler Yosakoi perlu diadakan di Yayasan
Mambaul Ulum dan dikelola secara lebih terorganisir agar berjalan lancar dan dapat melibatkan sebanyak-
banyaknya siswa.

B. TUJUAN KEGITAN EKSTRAKURIKULER YOSAKOI


Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar
dibawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat,
minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama dan kemandirian peserta didik mengenai tari Yosakoi secara
optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

C. BENTUK KEGIATAN EKSTRAKURIKULER YOSAKOI


1. Tari Yosakoi

Yosakoi adalah tari dengan ciri khas gerakan tangan dan kaki yang dinamis. Tari ini berkembang sebagai
bentuk modern tari musim panas Awa Odori. Sambil menari, di kedua belah tangan, penari pria dan wanita
segala umur membunyikan perkusi dari kayu yang disebut naruko. Mulanya, naruko dipakai untuk mengusir
burung-burung di sawah, tetapi sekarang menjadi pelengkap tari.
Penari dalam satu kelompok mengenakan kostum berupa happi atau yukata. Kostum dan musik dipilih
sesuai selera masing-masing kelompok yang berusaha tampil seunik mungkin. Musik pengiring tari dapat
merupakan campuran musik daerah (minyō) dicampur dengan musik rock, samba, disko, enka, atau genre
musik lain yang sesuai dengan selera, tetapi harus memasukkan melodi "Yosakoi Naruko Odori".

Kelompok penari Yosakoi menari di jalan utama kota Kochi (Otesuji), alun-alun kota, dan pusat
perbelanjaan Obiyamachi. Di dalam kota setidaknya disediakan 9 lokasi kompetisi tari dan 6 lokasi pentas.
Festival ini dimeriahkan sekitar 19.000 peserta yang terbagi dalam 170 kelompok penari. [1] Sejumlah
peraturan yang mengatur para peserta, misalnya pembatasan jumlah penari dalam satu kelompok (di bawah
150 orang), ukuran panggung di truk bak terbuka (jigatasha), dan keharusan membawa naruko sewaktu
menari.[2]

Asal usul kata Yosakoi adalah Yosakoi ( 夜 さ 来 い ) yang berarti datanglah kau malam ini. Menurut kisah
lain, kata Yosakoi berasal dari seruan para pekerja bangunan ketika membangun Istana Kōchi pada masa
pemerintahan Yamauchi Katsutoyo (1596-1615). Mereka menyerukan "Yoisho koi, yoisho koi" agar
bersemangat ketika mengangkati bahan bangunan.[3]

Kisah cinta zaman Edo (1771-1776) antara aktor kabuki Ikushima Shingorō dan wanita Ōoku bernama


Nakaejima diangkat sebagai lagu minyō berjudul "Ejimabushi". Lagu tersebut terkenal di seluruh negeri, dan
dijadikan lagu pengiring Bon Odori di Provinsi Tosa (sekarang Prefektur Kochi).[4] Istilah Yosakoi (夜さ来
い ) pastinya bukanlah dialek Tosa. Orang Kōchi menyebut malam sebagai ban ( 晩 ),
sementara kiya atau kiiya (来や) untuk datanglah.[3]

Kemungkinan lain, kata yosari koi (夜さり来い , datanglah malam ini) asal bahasa Jepang kuno abad ke-
9 berubah menjadi yosakoi,[3] dan dimasukkan ke dalam lirik minyō berjudul Yosakoi Bushi.[4]

D. MEKANISME PARTISIPASI PESERTA DIDIK


1. Siswa wajib mengikuti ekstrakurikuler Yosakoi. Nilai Yosakoi masuk dalam rapot peserta didik.
2. Keikutsertaan pada ekskul lainnya dapat dipilih oleh peserta didik sesuai dengan minat dan bakat
masing-masing.

E. PENGORGANISASIAN
1. Kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan oleh guru
2. Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan menjadi koordinator seluruh kegiatan yang bertugas
mengarahkan dan menyusun garis-garis program kerja.
3. Pendidik dan Tenaga Kependidikan ditunjuk menjadi pembina bidang/cabang ekskul sekolah
Untuk event-event berskala besar dapat dibentuk kepanitiaan tersendiri yang bersifat ad-hoc (berbatas
waktu).

F. NARA SUMBER
Untuk pembina teknis ekstrakurikuler yosakoi yang diselenggarakan di Yayasan Mambaul Ulum dapat
mendatangkan pelatih, nara sumber, ekspert dari luar misalnya pelatih tari, Native Speaker Bahasa Jepang,
guru yosakoi dari luar, dan lain sebagainya.

G. PENDANAAN
Dana kegiatan ekstrakurikuler bersumber dari Anggaran Sekolah dan atau swadaya dari peserta didik/peserta
kegiatan yang jumlah dan ketentuan sysrat-syaratnya disesuaikan.

H. EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi kegiatan ekstrakurikuler dan pengukuran tingkat kemajuan program dilakukan melalui event
pentas seni yang diselenggarakan oleh sekolah, tampil di kegiatan sekolah seperti acara wisuda,
classmeeting, dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai