Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dunia ini tidak ada satu negarapun yang didirikan tanpa tujuan. Dernikian pula

halnya negara Indonesia didirikan dengan tujuan yang jelas sebagaimana tercantum da1am

alinea ke empat Undang-undang Dasar 1945, yang berbunyi :

Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh turnpah darah Indonesia


dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Ini berarti bahwa setiap insan Indonesia harus dibangun agar dapat memberikan

darma baktinya terhadap bangsa dan negara sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya

masing-masing. Untuk meningkatkan kualitas Surnber Daya Manusia Indonesia di atas

diperlukan adanya peran serta Pegawai Negeri Sipil, sebagai unsur aparatur negara, abdi

negara dan abdi Inasyarakat yang penuh ketaatan dan kesetiaan pada Pancasila, UUD 1945,

negara, dan pemerintahan serta bersatu padu, berrnutu tinggi dan sadar akan tanggung

jawabnya untuk menyelenggarakan tugas pemerintahan dan pembangunan itu sendiri. Selain

peran serta Pegawai Negeri Sipil diperlukan juga partisipasi dari segenap lapisan masyarakat

dan kemampuan seorang pernimpin sebagai penggerak dan pelaksana pembangunan itu

sendiri.

Pegawai Negeri terdiri dari manusia-manusia yang mempunyai semangat kerja tinggi

dalam melaksanakan pekerjaannya Dalam rangka mewujudkan pegawai yang demikian maka
diperlukan adanya unsur pembinaan pegawai yang terus menerus termasuk pembinaan

rnotivasinya. Tinggi rendahnya sernangat kerja tergantung kepada sejauhmana pimpinan

mampu menciptakan atau menimbulkan motif bekerja sesuai dengan prow-am yang telah

digariskan.

Pada Gerakan Disiplin Nasional (GDN) yang dicanangkan oleh Presiden pada tangal

20 Mei 1995 terdapat Lima Citra Manusia Perhubungan, yaitu :

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Tanggap terhadap kebutuhan masyarakat akan pelayanan jasa yang tertib,

teratur, tepat waktu bersih dan nyaman

3. Tangguh menghadapi tantangan

4. Terampil dan berperilaku gesit, ramah, sopan serta lugas

5. Bertanggung jawab terhadap keselamatan dan keamanan jasa perhubungan.

Dalam rangka mewujudkan perilaku para karyawan yang sesuai dengan Lima Citra

Manusia Perhubungan, Departemen Perhubungan telah melaksanakan berbagai upaya dan

salah satunya adalah dengan pemberian motivasi kepada karyawan dalam bentuk :

1. Pernberian Penghargaan

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerja pegawai pada

Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan dipandang perlu untuk

memberikan penghargaan kepada pegawai yang telah melaksanakan tugasnya

dengan baik dan telah menunjukkan kesetiaan, kejujuran, pengabdian dan

kedisiplinan serta berjasa terhadap nusa, bangsa maka diberikan penghargaan

berupa :

a. Penghargaan Presiden seperti Bintang Jasa Utarna, Satya Lencana, Satya

Lencana Wira Karya, Satya Lencana Karya Satya


b. Untuk mendorong inisiatif dan kreatifitas pegawai telah diberikan pula

tanda penghargaan Menteri Perhubungan kepada pegawai di lingkungan

Departemen Perhubungan berupa penghargaan Pengabdian, Prestasi. Jasa

dan Pengabdian Pensiun.

2. Pemberian Gaji dan Tunjangan

Besarnya jumlah gaji yang diterima oleh pegawai haruslah dalarn jumlah

yang layak, kata layak dalarn hal ini adalah relatif sifatnya. Maka kata layak

disini diartikan sebagai jurnlah yang dapat dibayarkan kepada pegawai tanpa

menyebabkan kerugian kepada negara dimana tempat pegawai mengabdi. Dalam

pembayaran gaji Pegawai Negeri Sipil telah diatur dalam suatu ketetapan

pemerintah. Seperti pada departemen lainnya Departemen Perhubungan juga

memberikan tunjangan jabatan bagi para pejabat struktural, selain itu pihak Pusat

Kajian Strategis pelayanan Jasa Perhubungan juga memberikan insentif tarnbahan

khusus bagi golongan 1. 11, dan LII berupa uang penambah daya tahan tubuh

yang masing-masing dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

a. Jumlah Tunjangan jabatan bagi pejabat struktural

No Eselon Jumlah

1. Eselon II Rp 1.500.000

2. Eselon III Rp 700.000

3. Eselon IV Rp 250.000
Tabel 1.2

b. Jumlah uang penambah daya tahan tubuh

No Golongan Jumlah

1. Golongan I Rp 50.000

2. Golongan II Rp 50.000

3. Golongan III Rp 50.000

Agar dapat menikmati hari tuanya dengan tenang, maka setiap karyawan

diikutsertakan dalam suatu program asuransi dalam bentuk Tabungan Asuransi

Pensiun.

3. Menyediakan berbagai fasilitas

Sebagai pegawai negeri sipil, maka tiap pegawai mendapat jaminan sosial

kesehatan dalam bentuk Askes (kartu kuning) agar bisa mendapatkan perawatan

kesehatan di Rumah Sakit dengan sedikit kemuda.han. Dalam upaya menjamin

kenyamanan dalam bekerja kebersihan dan pengaturan suhu ruangan harus selalu

terkontrol. Penyediaan fasilitas kantor yang memasai juga merupakan salah satu

bentuk motivasi, misalnya menyediakan kamar kecil yang bersih, sarana olah

raga, tempat beribadah dan kantin

4. Penegakan Sanksi Disiplin Pegawai

Dalam meningkatkan disiplin pegawai sesuai dengan S Citra Manusia

Perhubunuan. telah diambil tindakan sanksi administratif sebagaimana diatur

dalam peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1984. Pelaksanaan penilaian DP.3

dilakukan oleh masing-masing atasan langsung. Unsur yang dinilai adalah


kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan

prakarsa.

Sedangkan indikasi penurunan semangat kerja yang dapat penulis kemukakan

diantaranya adalah :

1. Turunnya/rendahnya produktifitas

Salah satu indikasi turunnya semangat kerja adalah rendahnya

produktifitas. Produktititas yang turun ini dapat disebabkan oleh

beberapa hal misalnya karena kemalasan. Kecenderungan ini dapat

terlihat dari penundaan pekerjaan, tidak terselesaikannya pekerjaan

tepat pada waktunya, tingginya tingkat absensi dsb.

2. Tingkat kerusakan yang tinggi/naik

Gejala lain yang menunjukkan adanya penurunan semangat kerja

adalah tingginya pemborosan dan kerusakan peralatan kantor.

Naiknya angka kerusakan tersebut rnenunjukkan bahwa perhatian

dalam pekerjaan berkurang, terjadi kecerobohan dalam pekerjaan dan

lain-lain.

Hal-hal diatas adalah sebagian dari indikasi penurunan semangat kerja dan masih

banyak lagi faktor yang lain. Namun faktor diatas sudah cukup dapat mewakili

adanya indikasi tersebut.

Seajalan dengan uraian di atas, terlihat bahwa peranan motivasi dalam

meningkatkarb kinerja pegawai memegang peranan sangat penting karena secara

langsung dapat mengajak, serta mempengaruhi pola pikir perilaku pegawai untuk

melakukan tugas sebagaimana mestinya.


Maka berdsadarkan pengamatan selama melakukan pra penelitian. penulis

melihat adanya gejala-gejala yang menguambarkan bahwa proses motivasi dan

pemotivasian pegawai di lingkungan Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa

Perhubungan belum berperan sepenuhnya, hal ini seperti terlihat dari indikasi

berikut :

1. Adanya kecenderungan sikap menunda pekerjaan

2. Adanya sikap masa bodoh terhadap pekerjaaan yang diberikan kepada

pegawai yang bersangkutan

3. Adanya keluhan dan merasa tidak senang bekerja dan tidak senang

berada di kantor.

4. Masih adanya pegawai yanu datang dan pulang tidak tepat waktu

B. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Berdasarkan pengamatan penulis didapati adanya masalah-masalah yang

menghambat pelaksanaan motivasi pada Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa

Perhubungan Departemen Perhubungan terhadap pegawai agar semangat

kerjanya meningkat. Artinya motivasi merupakan hal penting untuk

meningkatkan semangat kerja pegawai.

Motivasi berasal dari kata Latin movere yang berarti dorongan atau

menggerakkan. Motivasi (motivasion) dalam manajemen hanya ditujukan pada

sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi ini

mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar

mau bekerjasama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan

yang telah ditentukan.


Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal yang rnenyebabkan,

menyalurkan, dan mendukung perilaku rnanusia, supaya mau bekerja giat dan

antusias untuk mencapai suatu hasil yang optimal seperti yang diharapkan

Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahan

untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.

Organisasi bukan saja mengharapkan pegawai mampu, cakap, dan

terampil, tetapi mereka juga mau bekerja giat dan berkeinginan untuk mencapai

hasil kerja yang maksimal. Kemampuan dan kecakapan pegawai tidak ada artinya

bagi organisasi jika mereka tidak mau bekerja giat. Memotivasi pegawai adalah

hal yang tidak mudah, karena pirnpinan harus mengetahui apa yang mendorong

seseorang bergairah bekerja dan alaticara motivasi apa yang harus diberikan agar

pegawai bersedia bekerja keras. Mengapa ada pegawai yang bekerja keras untuk

mencaPai prestasi kerja yang tinggi, sernentara orang vang lain walaupun dia

mampu, cakap, dan terampil, namun prestasi kerjanya tetap rendah.

Untuk memotivasi pegawai pimpinan harus mengetahui motif dan

motivasi yang diinginkan pegawai. Orang yang mau bekerja adalah untuk

memenuhi kebutuhan_ baik kebutuhan yang disadari (conscious needs) maupun

kebutuhan yang tidak disadari (unconsious needs), berbentuk ,materi atau non

materi, kebutuhan fisik maupun rohani.

Berdasarkan uraian diatas dalam penelitian ini, penulis hanya membatasi

permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini yaitu pada masalah pelaksanaan

motivasi yang mencakup pelaksanaan motivasi pada Pusat Kajian Strategis

Pelayanan Jasa Perhubungan Departemen Perhubungan dalam rangka

meningkatkan kinerja pegawal, Pembatasan ini dilakukan karena keterbatasan


waktu, tenaga, biaya dan kemampuan penulis ditengah-tengah kesibukan

pekerjaan kantor dan harus menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.

C. Identifikasi Masalah

Dalam tulisan ini penulis mengidentifikasi masaiah yang dapat menunjukkan

tentang bagaimana pengaruh motivasi terhadap semangat kerja, yang antara lain

adalah sebagai berikut :

1. Adanya kehihan dan merasa tidak senang bekerja dan tidak senang

berada di kantor

2. Adanya kecenclerungan sikap menuncla pekerjaan

3. Adanya hubungan keirjasama yang kurang harmonis antara pegawai

dengan pegawai ataupun antara pegawai dengan atasannya

4. Adanya sikap masa bodoh terhadap pekerjaan yang dibebankan kepada

pegawai yang bersangkutan

5. Tingginya tingkat absensi

6. Banyaknya pegawai yang pindah ke tempat lain dengan alasan

pengembanuan karier

7. Banyaknya kerusakan alat-alat operasional dimana hal ini menandai

kurangnya rasa tanggung jawab pegawai dalam menjaga berfungsi

secara optimalnya peralatan kantor demi mencapai tujuan.

Demikian faktor-faktor yang menunjukkan tentang pentingnya pelaksanaan

motivasi dalam rangka meninukatkan semangat kerja karyawan yang dapat

penuli• kemukakan disamping masih banyak faktor faktor lain yang tidak dapat

penulis kemukakan satu per satu


D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah di atas, penulis dapat membuat

rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan motivasi kerja pegawai pada Pusat Kajian

Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub?

2. Bagaimana pelaksanaan peningkatan kinerja pegawai pada Pusat Kajian

Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub?

3. Apakah ada pengaruh antara motivasi kerja dengan kinerja pegawai pada

Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub?

4. Seberapa besar kontribusi hubunuan motivasi kerja terhadap kinerja

pegawai pada Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan

Dephub?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Hasil analisis dalam penelitian ini diharapkan mempunyai kegunaan dan

manfaat, yaitu :

1. Praktis

Diharapkan hasil penelitian dapat digunakan sebauai dasar kebijakan

dan strategi pemotivasian yang lebih efektif dalam upaya

meningkatkan kinerja pegawai pada Pusat Kajian Strategis Pelayanan

Jasa Perhubungan Dephub

2. Teoritis

Dari penelitian ini, diharapkan dapat memperluas wawasan atau

pandangan ilmiah khususnya vang menyangkut denuan pengembangan


ilmu pengetahuan, umumnya Manajemen Sumber Daya Manusia,

Khususnya Teori Motivasi dan Teori Semangat Kerja.

Setiap kegiatan apapun bentuk dan jenisnya yang dilakukan dengan sadar

tentunya berhubungan dengantujuan. Begitu juga di dalam penelitian yang

dilakukan oleh penulis pada Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa

Perhubungan Departemen Perhubungan adalah mempunyai tujuan yang ingin

dicapai. Adapun tujuan dimaksud antara lain sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis pelaksanaan motivasi kerja pegawai pada Pusat

Kajian Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub.

2. Untuk menganalisis pelaksanaan peningkatan kinerja pegawai pada

Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub.

3. Untuk menganalisis apakah ada pengaruh antara motivasi kerja

dengan kinerja pegawai pada Pusat Kajian Strategis Pelayanan Jasa

Perhubunuan Dephub.

4. Untuk menganalisis seberapa besar kontribusi hubungan motivasi

kerja terhadap kinerja pegawai pada Pusat Kajian Strategis

Pelayanan Jasa Perhubungan Dephub.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas bagi pembaca, penulis memandang

perlu untuk memisahkan bab satu dengan bab lainnya, tetapi hanya untuk

kepentingan sistematikanya saja. Oleh karenanva hubungan antara bab satu

dengan bab lainnya tetap penulis perhatikan dengan harapan agar mudah

dimengerti dan dipahami oleh pembaca.


Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari bab antara lain sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam Bab Pertarna berisi tentang latar belakang masalah, ruang lingkup,

pembatasan masalak identifikasi dan rumusan masalah, kegunaan

penulisan serta sistematika penulisan skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Dilanjutkan dengan Bab Dua yang diawali dengan menguraikan teori-teori

yang berkaitan dengan pertnasalahan yang dibahas, serta kerangka

pemikiran yang nantinya digunakan untuk pemecahan masalah.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Pada Bab Tiga mengetengahkan metode penelitian, lokasi dan waktu

penelitian, penentuan responden, pengumpulan data serta analisis data,

BAB IV : PEMBAHASAN

Bagian pembahasan Penulis tempatkan pada Bab Empat yang dimulai

dengan membahas sehtruh uraian mengenai informasi dan data yang

dikumpulkan, yang sebelumnya diuraikan mengenai gambaran umum

obyek penditian, dan selanjutnya menganalisis data.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Kemudian ditutup dengan Bab Lima yang merupakan bab terakhir berisi

kesimpulan dari hasil pembahasan dan saran yang dapat disampaikan oleh

penulis.

Anda mungkin juga menyukai