Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Cleaner Production Pada Pabrik Tempe

Produksi tempe merupakan kegiatan pengolahan kacang kedelai menjadi tempe


melalui proses fermentasi oleh kapang yang berupa padatan dengan berbau khas
dan berwarna putih keabu-abuan. Meskipun usaha tempe layak dilakukan secara
ekonomi, namun masih ditemukan permasalahan seperti perusahaan yang belum
melakukan pengukuran dan evaluasi pada proses produksi, belum memperhatikan
efisiensi penggunaan air, sehingga berdampak pada tingginya biaya energi.
Masalah lain yang timbul adalah jumlah limbah cair yang banyak sehingga
menimbulkan bau yang menyengat dan polusi pada air. Sehingga pendekatan
untuk mengatasi permasalahan limbah pada industri tempe sekaligus
meningkatkan produktivitasnya adalah dengan melakukan penerapan produksi
bersih atau Cleaner Production.

Produksi bersih atau Cleaner Production adalah suatu strategi dalam pengelolaan
lingkungan yang sifatnya preventif dan terpadu. Sehingga penerapan cleaner
production harus dilakukan secara berkelanjutan pada proses produksi dan daur
hidup produk dengan tujuan pengurangan resiko terhadap lingkungan dan
manusia. Secara garis besar proses dari pengelolaan kedelai menjadi tempe
memiliki rangkaian proses seperti: pemilihan kedelai, proses pencucian,
perendaman yang dilakukan sebanyak 2 kali, proses perebusan, proses
penggilingan, dan yang terakhir proses penggilingan. Setelah itu kedelai akan
melewati proses pemisahan kulit ari, pemberian ragi, dan proses fermentasi akhir
menjadi tempe.

Berdasarkan proses-proses yang dilewati dalam produksi tempe, kemudian dapat


dilakukan sebuah metode penilaian kelayakan teknis untuk menentukan alternatif
solusi produksi bersih atau cleaner production yang diawali dengan penentuan
alternatif berdasarkan permasalahan yang tedapat pada setiap tahapan proses,
serta manfaat dari alternatif tersebut secara ekonomi dan lingkungan. Untuk
menentukan alternatif dapat dilakukan penentuan skala prioritas secara teknis,
ekonomi, dan lingkungan. Opsi dengan total nilai terbesar akan memiliki nilai skala
prioritas terkecil. Tabel berikut ini merupakan penyajian dari penentuan skala
prioritas alternatif penerapan cleaner production pada industri tempe.
Alternatif Solusi Produksi
Proses Masalah Manfaat Ekonomi Manfaat Lingkungan
Bersih
Air bekas Meningkatkan
Pencucian dan perendaman dan Penyaringan kembali sisa air rendemen
Menghemat air tanah
perendaman perebusan kedelai rendaman Meningkatkan
langsung dibuang pendapatan
Masih ada kedelai
yang tercecer Pembuatan tambahan corong
Meningkatkan
Penggilingan pada waktu atau penampung kedelai pada Mengurangi limbah
rendemen
kedelai dimasukan mesin
kedalam mesin

Mendesain tungku yang


Efisiensi waktu dan
hemat energi yang Mengurangi polusi udara
Pembakaran kayu biaya bahan bahan
mempunyai cerobong asap ke akibat asap
menyebabkan bakar -Sisa arang
atas agar yang dihasilkan
jelaga pada langit bisa dijual sehingga
tidak mengotori ruang
Pemasakan dan genteng menambah Mengurangi
produksi dan rumah
pendapatan pencemaran akibat
disekitarnya
limbah padat
Memanfaatkan batok dan
Asap dari bahan
sabut kelapa untuk pengganti - -
bakar
kayu bakar.

Pemakaian kembali untuk Kulit ari yang


Sisa air cucian pencucian awal kedelai terkelupas bisa Mengurangi
Pencucian dan
kedelai dan dijual sehingga pencemaran limbah
Pemisahan kulit
Material Kulit ari Memanfaatkan kulit ari untuk menambah padat
makanan ternak pendapatan
Alternatif Solusi Produksi
Proses Masalah Manfaat Ekonomi Manfaat Lingkungan
Bersih
Dikumpulkan dalam satu
Sisa pengemasan wadah untuk kedelai sisa Dijual sehingga
pengemasan Mengurangi limbah
Pengemasan dan kedelai yang menambah
padat
tercecer Mengumpul sisa kedelai yang pendapatan
tercecer untuk pakan ternak.
Sanitasi dan
pembersihan Sisa air sanitasi Dibuat sistem biogas dari Nilai tambah
Mengurangi limbah cair
sisa seluruh dan proses air limbah kedelai produksi
proses
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat apabila opsi pemanfaat limbah padat pada
kulit ari untuk dijadikan pakan ternak menjadi prioritas pertama, pertimbangan ini
diambil dengan dasar aspek ekonomis dan teknis, sehingga secara ekonomis
pemanfaatan limbah padat dapat berguna untuk kepentingan lain dan dapat
memberikan penghasilan tambahan bagi industri meskipun pemanfaatan limbah
ini tidak dilakukan secara langsung oleh industri yang bersangkutan, melainkan
dengan menjualnya kepada pihak lain. Secara teknis pemanfaatan limbah padat
memang bermanfaat bagi industri tempe, tetapi hal ini sulit dilakukan. Oleh karena
itu perusahaan dapat menjual limbah ini kepada pihak atau industri lain agar dapat
memanfaatkan limbah padat pengolahan tempe.

TAMBAHAN

Selain dengan menetukan kondisi optimum pembuatan tempe, perlu dilakukan


pengoptimalan efisiensi produksi tempe dengan pertimbangan emisi gas rumah
kaca dengan pendekatan Resource Efficiency and Cleaner Production (RECP)
menggunakan aplikasi yang berkelanjutan. Secara umum pendekatan Resource
Efficiency mengenai pengolahan bahan baku, energi, dan air beserta nilai yang
dimiliki untuk memperkecil nilai limbah dan dampak merugikan bagi ekosistem
melalui seluruh daur hidup produksi tempe.

Pendekatan RECP yang kami adaptasi adalah dengan penggantian bahan Bakar
dengan bahan bakar Coal Bed Methane (CBM) yang memiliki emisi gas rumah
kaca lebih rendah, melakukan pemidahan kedelai dari satu proses ke proses
lainnya dengan teliti dan Memastikan karung untuk kulit kedelai terbuka penerapan
Memastikan karung untuk kulit kedelai terbuka, RECP terhadap bahan baku, air,
dan limbah. Melakukan pemeliharaan IPAL, serta Memanfaatkan biomassa,
limbah, dan Coal Bed Methane (CBM), dan yang terakhir memasang jaring
alumunium pada drum pemindahan kedelai.
Potensi perbaikan lingkungan industri dapat dilihat dengan melakukan analisis
terhadap dampak yang diberikan oleh intervensi pada sistem. RECP pada
produksi tempe dapat dicapai dengan intervensi sistem dan perubahan
perecanaan tata kelola yang baik sebagai berikut:

Sistem Pendekatan RECP

Melakukan pemindahan kedelai dari satu proses ke proses lainnya


Bahan Baku
dengan teliti
Optimalisasi kegiatan pemindahan kedelai dari satu proses ke
Air proses lainnya akan mengurangi penggunaan air di luar proses
produksi

Masalah Pendekatan RECP

Memastikan karung untuk kulit kedelai terbuka, sehingga kulit


kedelai tidak tercecer di lantai dan secara tidak langsung
mengurangi penggunaan air untuk membersihkan lantai ruang
kerja. Air limbah akan mengalir ke IPAL biogas, sehingga perlu
Limbah dilakukan pemeliharaan pada IPAL seperti menghilangkan
sedimen pada digester, pengecekan kebocoran pada pemipaan
biogas dan pada digester, pembersihan saluran menuju IPAL dan
penggantian filter batuan.

Memanfaatkan biomassa, limbah, dan Coal Bed Methane


(CBM). Sumber energi ini dinilai lebih ramah
lingkungan karena dinilai mudah untuk terurai
Energi
di udara sehingga tidak merusak ozon, serta
mampu meminimalisir efek dari gas rumah
kaca hingga kurang lebih 20%.
Penyimpanan kedelai sudah cukup baik. Selain itu sebaiknya
Penyimpanan dan
dilakukan pemasangan jaring aluminium pada drum pemindahan
Penanganan Bahan Baku
kedelai.
Teknik Keterangan Contoh
Melakukan pemindahan kedelai dari satu proses ke
Good Housekeeping Bahan Baku
proses lainnya dengan teliti
Optimalisasi kegiatan pemindahan kedelai dari satu
Better Process Control Air proses ke proses lainnya akan mengurangi penggunaan
air di luar proses produksi
Memastikan karung untuk kulit kedelai terbuka, sehingga
kulit kedelai tidak tercecer di lantai dan secara tidak
langsung mengurangi penggunaan air untuk
membersihkan lantai ruang kerja. Air limbah akan
Good Housekeeping Limbah mengalir ke IPAL biogas, sehingga perlu dilakukan
pemeliharaan pada IPAL seperti menghilangkan
sedimen pada digester, pengecekan kebocoran pada
pemipaan biogas dan pada digester, pembersihan
saluran menuju IPAL dan penggantian filter batuan.

Memanfaatkan biomassa, limbah, dan Coal Bed


Methane
(CBM). Sumber energi ini dinilai lebih ramah
Input Change Energi lingkungan karena dinilai mudah untuk terurai
di udara sehingga tidak merusak ozon, serta
mampu meminimalisir efek dari gas rumah
kaca hingga kurang lebih 20%.
Penyimpanan kedelai sudah cukup baik. Selain itu
Penyimpanan dan
Equipement Modification sebaiknya dilakukan pemasangan jaring aluminium pada
Penanganan Bahan Baku
drum pemindahan kedelai.

Anda mungkin juga menyukai