PENDAHULUAN
harus mampu berinovasi agar dapat terus bersaing dan menjalankan kegiatan
teknik pemesinan tidak luput dari usaha sekolah itu sendiri. Mata pelajaran
termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Mata pelajaran
1
yang sesuai dengan kajian teknik pemesinan akan sangat mendukung lahirnya
otomasi, salah satunya adalah mata pelajaran teknik pemesinan NC/CNC Dan
Bidang pengendali elekronik pada saat ini terdapat hampir di setiap aplikasi
yang mengajarkan mata pelajaran teknik pemesinan NC/CNC Dan CAM pada
pemesinan NC/CNC Dan CAM sangat penting dikuasai bagi siswa yang ingin
sistem otomasi.
2
adalah keefektifan pembelajaran. Pembelajaran yang efektif akan selalu
dicapai dengan banyak cara, salah satunya adalah melalui penerapan metode
pelajaran produktif yang menuntut peserta didiknya untuk terampil dalam hal
pembelajaran yang dilakukan selama ini masih bersifat teori, hal ini dapat
dengan pola seperti ini jika dibiarkan terus menerus maka akan berdampak
pada mata pelajaran teknik pemesinan NC/CNC Dan CAM melalui penerapan
3
metode pembelajaran yang tepat dan didukung dengan media pembelajaran
yang sesuai.
B. Identifikasi Masalah
kompetensi siswa pada mata pelajaran teknik pemesinan NC/CNC Dan CAM
kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah memahami
4
2. Tim Ahli (Jigsaw)
4. Group Investigation
5
c. siswa memulai kegiatan belajar menggunakan berbagai sumber belajar
baik dari dalam ataupun dari luar sekolah,
d. siswa menyimpulkan, menganalisis materi yang telah dipelajari dan
mempresentasikan hasil belajarnya di depan kelas.
C. Batasan Masalah
dibatasi pada:
6
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini mengacu pada rumusan masalah yang telah
7
2. Mengetahui seberapa besar peningkatan kompetensi siswa pada mata
F. Manfaat Penelitian
pihak, terutama:
1. Bagi peneliti
2. Bagi Siswa
8
3. Bagi Guru
pembelajaran.
4. Bagi Sekolah
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pembelajaran
positif, dan pada tahap akhir akan didapat keterampilan, kecakapan, dan
10
orang melalui berbagai upaya (effort) dari berbagai strategi, metode, dan
(2012: 3), “learning involves change, learning endures over tie, learning
pengetahuan menurut Stoll, Fink, & Earl (2003: 16) adalah sebagai
berikut:
a. Learning to know
b. Learning to do
11
c. Learning to live together
d. Learning to be
psikologi peserta didik. Oleh karena itu, model pembelajaran yang tepat
12
sangat penting guna memfasilitasi perkembangan kemampuan peserta
masalah dan hubungan atau ikatan dengan peserta didik. Hal tersebut
2. Pembelajaran Kooperatif
a. Pembelajaran Kooperatif
13
didik bekerja sama dalam kelompok kecil sehingga semua anggota
Hal ini diperkuat oleh Daryanto & Mulyo Rahardjo (2012: 229) yang
proses pembelajaran yang aktif, sebab peserta didik akan lebih banyak
14
Selain model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai proses
15
“Groupwork, cooperative learning, and discussions can increase
mix
16
budaya, dan jenis kelamin; sistem penghargaannya berorientasi
kooperatif.
(STAD)
17
learning strategy that provides multi-ability teams with practice in
prestasi peserta didik . Hal ini diperkuat oleh pendapat Isjoni (2013: 51)
yang menekankan pada adanya aktivitas dan interaksi siswa untuk saling
groups and groups that compete each other”. Maksud dari pernyataan di
sebagai berikut:
a. Presentasi Kelas
b. Tim
18
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh
bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan
anggota tim benar- benar belajar, dan lebih khususnya lagi adalah
c. Kuis
memberikan kepada tiap siswa tujuan kinerja yang akan dapat dicapai
apabila mereka lebih giat dan memberikan kinerja ynag lebih baik
e. Rekognisi Tim
19
pembelajaran dengan pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari
4-5 peserta didik untuk saling memotivasi dan bekerja sama dalam
20
program keahlian teknik instalasi tenaga listrik SMK Ma’arif 1 Wates Kulon
Interaksi siswa dengan guru meningkat dari 50% menjadi 89,28%. Antusias
92,85%. Prestasi belajar siswa meningkat dari nilai rata-rata 57,47 menjadi
aspek kognitif meningkat dari 63,94 menjadi 79,38. Kompetensi siswa aspek
21
Penelitian yang dilakukan oleh Lucky Kelana Putra (2013), Skripsi
aspek kognitif siswa adalah sebesar 62,39%, nilai pre-test pada awal siklus 1
kompetensi siswa pada aspek afektif siswa adalah sebesar 86,82%, persentase
Dan CAM pada Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK 1
Sedayu dirasa masih belum efektif, hal ini dikarenakan kurangnya variasi
22
tercapai, dengan demikian perlu adanya upaya perbaikan proses pembelajaran
Peningkatan kompetensi tersebut ditinjau dari tiga aspek, yaitu aspek kognitif,
C. Kerangka pikir
peserta didik, serta dapat diterapkan pada semua tingkatan kelas. STAD
sama dalam kelompok kecil yang masing-masing anggotanya terdiri dari 4-5
23
rekognisi tim / pemberian penghargaan. Think- Pair-Share (TPS) merupakan
model cooperative learning tipe STAD maupun TPS ditinjau dari motivasi
dan prestasi belajar. Jika dilihat dari proses pembentukan kelompok dan
saintifik melalui model kooperatif tipe STAD dirasa lebih unggul untuk
D. Hipotesis Penelitian
24
STAD dengan bantuan media pembelajaran teknik pemesinan NC/CNC
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tindakan kelas karena merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Pada
26
mengajarnya selama kegiatan belajar mengajar berlangsung. Penelitian
sendiri.
2019/2020.
serta pembuat laporan dalam PTK yang dilaksanakan. Adapun peran dan
1. Pelaksana Tindakan
27
STAD. Peneliti berperan sekaligus sebagai instrumen penelitian, yaitu
2. Kolaborator
yang dilibatkan adalah Lili Sumarli, S.T dan Salman Khan, S.T adalah
kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya. Selain itu juga
Jawa Barat 41257. Penelitian ini dimulai pada tanggal 3 Juli 2019 sampai 28
28
Oktober 2019. Masing-masing siklus terdiri atas dua kali pertemuan dan
E. Setting Penelitian
F. Desain Penelitian
psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti
seperti Stephen Kemmis, Robin Mc Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan
dikenal dengan istilah siklus (daur), sehingga setiap tahap akan selalu
(reflecting). Hasil refleksi dari siklus sebelumnya yang telah dilakukan akan
29
jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil memperbaiki proses
G. Rancangan Penelitian
tahapan tersebut selalu didahului oleh suatu tahapan pra PTK yaitu
hipotesis tindakan.
30
BAB IV
A. Prosedur Penelitian
kebenaran observasi.
2. Tahap Persiapan
31
a. Menentukan Kelompok Diskusi
pada silabus dan RPP yang dibuat oleh guru pengampu mata
pelajaran,
32
33
3. Tahap Perencanaan
STAD seperti RPP, job sheet, lembar observasi, reward, dan media
pembelajaran.
5. Tahap Observasi
34
a. pengamatan tentang aspek afektif siswa, yang berisikan indikator
6. Tahap Refleksi
adalah:
a. Aspek Kognitif
35
b. Aspek Afektif
c. Aspek Psikomotorik
1. Siklus 1
a. Rencana Tindakan
kepada siswa,
sheet 2,
36
6) mengadakan post-test untuk mengetahui perkembangan
b. Pelaksanaan Tindakan
pertemuan ke depan,
disusun,
37
6) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa sesuai dengan
siswa,
salam penutup.
siswa,
38
untuk mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi yang
telah disampaikan,
siswa,
siswa,
39
2) peneliti dan rekan peneliti mendampingi siswa selama kegiatan
praktik job sheet 1 dan job sheet 2 untuk kelompok siswa yang
Dan CAM
dilakukan,
c. Observasi
pertemuan yaitu pada tanggal 15, 22, dan 26 Juli 2019. Pengambilan
40
Peneliti dan para pengamat melakukan pengamatan sesuai dengan
cukup efektif, hal ini ditandai dengan lebih banyak siswa yang
41
dalam kelompoknya. Hal ini mengakibatkan siswa yang lain
diskusi.
42
kelompok; dan mengerjakan tugas. Hasil yang didapat adalah
43
Hasil prestasi belajar digunakan untuk mengetahui
siswa pada akhir siklus. Soal pre-test dan post-test yang disiapkan
0%. Nilai rata-rata prestasi belajar siswa pada saat post-test adalah
d. Refleksi
lain:
44
1) Kegiatan praktikum masih didominasi oleh siswa yang aktif,
masing.
5) Kemampuan kognitif siswa masih kurang, hal ini terlihat dari hasil
45
dicarikan solusinya, adapun upaya perbaikan yang akan dilakukan
antara lain:
yang diberikan.
2. Siklus 2
a. Rencana Tindakan
46
4) menyampaikan materi pembelajaran pada Teknik Pemesinan
sheet 4,
b. Pelaksanaan Tindakan
siswa,
47
4) peneliti mengatur ulang tempat duduk siswa sesuai dengan
siswa,
praktikum,
10) peneliti membagikan job sheet 3 dan job sheet 4 kepada masing-
masing kelompok,
48
empat jam pelajaran (180 menit) dengan rincian pelaksanaan tindakan
sebagai berikut:
siswa,
telah disampaikan,
sebagai berikut:
49
1) peneliti membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucap salam
siswa,
praktikum job sheet 3 dan job sheet 4 untuk kelompok siswa yang
Dan CAM
dilakukan,
c. Observasi
50
Observasi pada siklus 2 dilaksanakan selama tiga kali pertemuan
praktikum.
51
pembelajaran juga mengalami peningkatan. Siswa menjadi lebih
siswa tidak lagi didominasi oleh beberapa siswa saja, semua siswa
52
akhir siklus 2 sebesar 23,64%. Hal ini menunjukkan kondisi siswa
peneliti.
53
Kegiatan praktikum pada siklus 2 berlangsung dua kali untuk
panduan job sheet 3 dan job sheet 4. Job sheet 3 untuk rangkaian
dari nilai rata-rata job sheet 3 sebesar 74,85 menjadi 82,65 pada
job sheet 4. Kegiatan praktikum pada siklus ini berjalan lebih baik
pada siklus 2.
54
Kemampuan psikomorik siswa pada akhir sikus ini dirasa baik
siswa pada akhir siklus. Soal pre-test dan post-test yang disiapkan
d. Refleksi
55
penelitian. Berdasarkan data penelitian yang telah diperoleh, tahap
siklus ini berjalan lebih baik dari pada siklus sebelumnya, dengan
disampaikan peneliti.
C. Pembahasan
56
Permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang pada bab pertama
itu mata pelajaran teknik pemesinan NC/CNC Dan CAM merupakan mata
didukung dengan media praktik teknik pemesinan NC/CNC Dan CAM yang
Dan CAM pada aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik yang dilakukan
1. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari keseluruhan siswa telah
afektif mencapai 75% dengan skor minimal tiap indikator sebesar 75%.
57
3. Penelitian ini dinyatakan berhasil jika 75% dari keseluruhan siswa telah
Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yang dimulai pada tanggal
test.
1. Pengamatan Afektif
tersebut dapat dilihat bahwa perilaku siswa dari awal hingga akhir
samping itu pada penelitian ini juga terjadi penurunan rata- rata
58
pada pertemuan pertama setiap siklus beberapa indikator aspek afektif
59
a. Perhatian Siswa Terhadap Penjelasan Guru
Hasil ini dirasa baik dan perlu dipertahankan pada siklus kedua.
hand out.
60
kembali meningkat menjadi 83,33% pada pertemuan ketiga. Hal
mendorong siswa untuk bertanya tentang hal yang baru mereka kenal,
kepada guru, dan siswa yang menjawab pertanyaan guru. Pada siklus
ketiga menjadi 80%. Hasil ini dirasa tidak jauh berbeda dari pada
61
Data pengamatan siklus 2 untuk indikator kepedulian sesama
d. Diskusi Kelompok
62
pertemuan kedua menjadi 75,75%, dan kembali meningkat pada
e. Mengerjakan Tugas
63
kelompok dapat melaksanakan kegiatan praktikum dikarenakan
keterbatasan waktu.
2. Pengamatan Psikomotorik
3. Pengamatan Kognitif
prestasi belajar siswa pada setiap siklus. Hasil prestasi belajar siswa
64
Tindakan yang diupayakan peneliti untuk meningkatkan
Hasil ini dirasa masih jauh dari yang ditargetkan peneliti yang
kepada setiap siswa, dengan harapan siswa lebih mudah paham atas materi
sesama anggota kelompok, dengan demikian siswa yang lebih paham akan
65
membantu teman satu kelompoknya yang masih kebingungan dalam
66
BAB V
A. Simpulan
pemesinan NC/CNC Dan CAM yang diajarkan kepada siswa dalam dua
aspek afektif adalah sebesar 48,21%, dengan persentase aspek afektif siswa
pertemuan keenam.
psikomotorik siswa pada job sheet 1 sebesar 67,66, meningkat menjadi 82,65
67
Peningkatan kompetensi siswa pada mata pelajaran teknik pemesinan
aspek kognitif.
B. Saran
mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan
harus lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan metode yang sesuai
2. Bagi siswa, agar supaya selalu fokus dalam mengikuti pelajaran supaya
68