Dosen Pengampu:
apt. Julia Totong, S.Si., M.Farm
Disusun Oleh:
Kelompok 6
1. Salsabila Anura Zahrani (16210000015)
2. Auril Febby Salsabillah (17220100007)
3. Isna Aenun Al Izzs (172201000008)
i
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Tujuan..............................................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................4
A. Pengertian
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO dibawah program farmakovigilans telah merekomendasikan setiap n
egara untuk melakukan pelaporan efek samping obat (ESO), baik secara aktif mau
pun spontan (pasif) dalam upaya mengidentifikasi obat-obat yang bisa menyebabk
an efek samping obat (WHO, 2014). Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tent
ang pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau mas
alah lainnya terkait dengan penggunaan obat (WHO, 2014)
Farmakovigilans memainkan peran yang sangat penting dalam menurunka
n kejadian efek samping obat, karena itu, evolusi dan perkembangan ilmu ini, san
gat penting untuk praktik klinis yang aman dan efektif (WHO, 2014). Monitoring
efek samping obat (MESO) merupakan salah satu bentuk program farmakovigilan
s. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan keam
anan penggunaan obat pada kondisi kehidupan nyata atau praktik klinik yang sebe
narnya.
Saat ini jika dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN, profil pelapo
ran efek samping obat Indonesia masih rendah (BPOM, 2012). Hal ini dikarenaka
n kesadaran apoteker untuk melaporkan ESO masih sangat rendah (Kudri dan Barl
iana, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2013) mengung
kapkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktik, yang baik, akan menciptakan strate
gi yang baik dalam mendorong terlaksananya pelaporan ESO yang lebih optimal.
Di Indonesia, penelitian tentang pengetahuan apoteker terkait monitoring efek sa
mping yang menunjukkan bahwa dari 100 Apoteker, 24% apoteker memiliki pen
getahuan baik, tentang pelaporan MESO (Ulfa et al, 2017). Namun belum ditemu
kan studi pengetahuan, sikap dan praktik apoteker tentang monitoring efek sampin
g obat (MESO) yang dilakukan kepada apoteker di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat menganalisa MESO
2. Mahasiswa mampu mencatat MESO yang dialami pada pasien
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
3
BAB III
STUDI KASUS
Menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal sebagai form
kuning.Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat beredar dan digunakan
dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Aktivitas monitoring ESO dan juga
pelaporannya oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai health careprovider merupakan
suatu tool yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO
yang seriusdanjarangterjadi (rare).
Informasi KTD atau ESO yang hendak dilaporkan diisikan kedalam formulir
pelaporan ESO/ formulir kuning yang tersedia. Dalam penyiapan pelaporan KTD
atau ESO, sejawat tenaga kesehatan dapat menggali informasi dari pasien atau
keluarga pasien. Untuk melengkapi informasi lain yang dibutuhkan dalam pelaporan
dapat diperoleh dari catatan medis pasien. Informasi yang diperlukan dalam
pelaporan suatu KTD atau ESO dengan menggunakan formulir kuning.
A. Kasus
Tn. Aldi dengan usia 45 tahun dengan riwayat social perokok berat sedang
mengidap TBC. Tn. Aldi memulai pengobatan TBC baru satu bulan yang
lalu dengan terapi R/H/Z/E dan sekarang mengeluhkan kencing berwarna
merah, pusing, mata kabur dan sering kesemutan pada bagian jari tangan
maupun kaki.
4
A. Analisis MESO padakasustersebut
DAFTAR PUSTAKA
D Jenivia (2020). “Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang “ : Jurnal Administrasi Publik
(JAP)