Anda di halaman 1dari 8

MAKALAHCAPACITY BUILDING

“MONITORING EFEK SAMPING OBAT (MESO)”

Dosen Pengampu:
apt. Julia Totong, S.Si., M.Farm

Disusun Oleh:

Kelompok 6
1. Salsabila Anura Zahrani (16210000015)
2. Auril Febby Salsabillah (17220100007)
3. Isna Aenun Al Izzs (172201000008)

PROGRAM STUDI FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS INDONESIA MAJU
JAKARTA
2022

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukurKepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena yang


tidakhentinyamelimpahkanRahmatnya dan Karunia-Nya kepadakitasemua. Atas
izinNyakegiatanmembuatmakalahdenganjudul “Monitoring Efek Samping Obat (MESO)”
dapatdiselesaikandenganbaik.
Tujuan makalahiniuntukmemenuhitugas yang diberikan oleh Dosen Pengajar Capacity
Building, makalahinidibuatberdasarkaninformasi yang kami dapatkandariberbagai website
internet. Terlepasdarisemuaitu, kami
menyadarisepenuhnyabahwamasihadakekuranganbaikdarisegisusunankalimatmaupun tata
bahasanya. Oleh karenaitudengantanganterbuka kami menerimasegala saran dan
kritikdaripembaca agar kami dapatmemperbaikimakalahini. Akhir kata kami
berharapsemogamakalahinidapatmemberikanmanfaatmaupuninpirasiterhadappembaca.

Jakarta, Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN................................................................................................................................2
A. Latar Belakang...........................................................................................................................2
B. Tujuan..............................................................................................................................................3
C. Rumusan Masalah...........................................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................4
A. Pengertian
BAB III.................................................................................................................................................7
PENUTUP............................................................................................................................................7
A. Kesimpulan................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................8

1
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
WHO dibawah program farmakovigilans telah merekomendasikan setiap n
egara untuk melakukan pelaporan efek samping obat (ESO), baik secara aktif mau
pun spontan (pasif) dalam upaya mengidentifikasi obat-obat yang bisa menyebabk
an efek samping obat (WHO, 2014). Farmakovigilans adalah seluruh kegiatan tent
ang pendeteksian, penilaian, pemahaman, dan pencegahan efek samping atau mas
alah lainnya terkait dengan penggunaan obat (WHO, 2014)
Farmakovigilans memainkan peran yang sangat penting dalam menurunka
n kejadian efek samping obat, karena itu, evolusi dan perkembangan ilmu ini, san
gat penting untuk praktik klinis yang aman dan efektif (WHO, 2014). Monitoring
efek samping obat (MESO) merupakan salah satu bentuk program farmakovigilan
s. Tujuan dilakukannya program ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan keam
anan penggunaan obat pada kondisi kehidupan nyata atau praktik klinik yang sebe
narnya.
Saat ini jika dibandingkan dengan negara lainnya di ASEAN, profil pelapo
ran efek samping obat Indonesia masih rendah (BPOM, 2012). Hal ini dikarenaka
n kesadaran apoteker untuk melaporkan ESO masih sangat rendah (Kudri dan Barl
iana, 2018). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad (2013) mengung
kapkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktik, yang baik, akan menciptakan strate
gi yang baik dalam mendorong terlaksananya pelaporan ESO yang lebih optimal.
Di Indonesia, penelitian tentang pengetahuan apoteker terkait monitoring efek sa
mping yang menunjukkan bahwa dari 100 Apoteker, 24% apoteker memiliki pen
getahuan baik, tentang pelaporan MESO (Ulfa et al, 2017). Namun belum ditemu
kan studi pengetahuan, sikap dan praktik apoteker tentang monitoring efek sampin
g obat (MESO) yang dilakukan kepada apoteker di rumah sakit.

B. Tujuan
1. Mahasiswa mampu membuat menganalisa MESO
2. Mahasiswa mampu mencatat MESO yang dialami pada pasien

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Monitoring Efek Samping (MESO) oleh tenaga kesehatan di Indonesia


masih bersifat sukarela Efek samping obat adalah (ESO) adalah setiap efek berb
ahaya yang tidak diinginkan dan terjadi secara tidak sengaja dari suatu obat yang
timbul pada pemberian obat dengan dosis normal pada manusia untuk tujuan pen
cegahan, diagnosis atau terapi, serta modifikasi fungsi fisiologis (WHO, 2014).
Banyak bukti menunjukkan bahwa sebenarnya efek samping obat (ESO) dapat di
cegah, dengan cara menambah pengetahuan, yang diperoleh dari kegiatan peman
tauan aspek keamanan obat pasca pemasaran atau yang sekarang lebih dikenal de
ngan istilah Farmakovigilans (BPOM, 2012).
Menurut PerMenKes nomor 72 dan nomor 73 tahun 2016, monitoring efek s
amping obat (MESO) merupakan salah satu tugas klinis apoteker baik di rumah s
akit maupun di apotek. Apoteker dapat turut berperan dalam program monitoring
efek samping obat dengan melakukan pelaporan secara spontan terkait efek sam
ping obat (BPOM, 2012). Pelaporan ESO secara spontan menjadi sistem banyak
digunakan dan merupakan landasan pemantauan keamanan obat secara 2 klinis.
Pelaporan ESO secara spontan dapat mendeteksi reaksi merugikan yang sebelum
nya tidak dikenal dan mengidentifikasi faktor risiko yang menyebabkan toksisita
s obat serta menyelidiki kausalitasnya. Selain itu, metoda ini dapat membantu un
tuk memfasilitasi penilaian perbandingan antata resiko dan manfaat dalam kateg
ori terapeutik

3
BAB III
STUDI KASUS

Menggunakan formulir pelaporan ESO berwarna kuning, yang dikenal sebagai form
kuning.Monitoring tersebut dilakukan terhadap seluruh obat beredar dan digunakan
dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Aktivitas monitoring ESO dan juga
pelaporannya oleh sejawat tenaga kesehatan sebagai health careprovider merupakan
suatu tool yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan terjadinya ESO
yang seriusdanjarangterjadi (rare).

Informasi KTD atau ESO yang hendak dilaporkan diisikan kedalam formulir
pelaporan ESO/ formulir kuning yang tersedia. Dalam penyiapan pelaporan KTD
atau ESO, sejawat tenaga kesehatan dapat menggali informasi dari pasien atau
keluarga pasien. Untuk melengkapi informasi lain yang dibutuhkan dalam pelaporan
dapat diperoleh dari catatan medis pasien. Informasi yang diperlukan dalam
pelaporan suatu KTD atau ESO dengan menggunakan formulir kuning.

A. Kasus
Tn. Aldi dengan usia 45 tahun dengan riwayat social perokok berat sedang
mengidap TBC. Tn. Aldi memulai pengobatan TBC baru satu bulan yang
lalu dengan terapi R/H/Z/E dan sekarang mengeluhkan kencing berwarna
merah, pusing, mata kabur dan sering kesemutan pada bagian jari tangan
maupun kaki.

4
A. Analisis MESO padakasustersebut

B. Catatlahsemua ESO padapasien

DAFTAR PUSTAKA
D Jenivia (2020). “Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Jombang “ : Jurnal Administrasi Publik
(JAP)

Anda mungkin juga menyukai