__________________________________________________________________________________| 1
Modul III
Pemodelan Dispersi Polutan Menggunakan CALPUFF
1. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat memodelkan dispersi polutan menggunakan CALPUFF dengan input data
angin dari hasil model WRF.
2. Pendahuluan
Pemodelan Pencemaran Udara
Pemodelan pencemaran udara merupakan perumusan matematika dari proses
fisika/kimia/biologi fenomena pencemaran udara dengan mengaitkan atau memperhitungkan
semua komponen/variabel pembentuknya.
CALPUFF
California Puff (CALPUFF) merupakan sebuah model multi-layer, multi-species, dengan
menggunakan pendekatan non-steady-state lagrangian puff yang dapat mensimulasikan
transportasi, transformasi, dan pengendapan polutan dalam bidang angin secara spasial dan
temporal tiga dimensi. CALPUFF dapat diterapkan pada skala lokal dan regional. CALPUFF
mampu memodelkan penumpukan polutan yang berjam-jam, resirkulasi dan efek kausalitas
yang tidak mampu dimodelkan oleh model steady-state (Barclay & Scire, 2011). CALPUFF
merupakan model referensi US-EPA untuk memodelkan pencemaran udara longrange (>50
km) untuk tujuan penilaian NAAQS.
Menurut Lakes Environment, sistem pemodelan CALPUFF terdiri dari 3 komponen utama,
yaitu:
1. CALMET, merupakan sebuah model meteorologi yang menghasilkan medan angin
diagnostik yang memperhitungkan analisis objektif dan parameterisasi dari aliran
kemiringan, efek kinematik topografi, efek hambatan topografi, meminimalisasi
divergensi dan merupakan model micrometeorology yang dapat digunakan hingga lapisan
batas.
2. CALPUFF, merupakan pemodelan untuk mengolah pemodelan dispersi dengan
menggunakan Lagrangian Gaussian.
3. CALPOST, merupakan program postprocessing yang mampu menghitung rata-rata
konsentrasi dan prediksi deposisi fluks dari hasil model CALPUFF. Hasil dari CALPOST
dapat divisualisasikan menggunakan CALVIEW.
CALPUFF memiliki keunggulan dalam memodelkan pencemaran udara. Hal tersebut
dikarenakan melakukan pemodelan pada CALPUFF dapat dilakukan berdasarkan
ketersediaan data. Berikut merupakan mode pemodelan dengan menggunakan CALPUFF:
Untuk mengolah data-data di atas, menggunakan berbagai aplikasi pre-processing yang sesuai
dengan dengan data. Kesesuaian aplikasi pre-processing yang tersedia dapat dilihat melalui
website www.src.com.
3. Langkah Praktikum
3.1. Instalasi CALWRF di Server Linux
3.1.1. Mengunduh CALWRF dengan langkah sebagai berikut:
a. Buka situs www.src.com
b. Pilih Download pada menu di bagian kiri halaman
c. Pada bagian License Agreement pilih I Agree
d. Pada bagian Registration pilih Skip Registration
e. Scroll ke bawah sampai bagian CALPUFF System: Version 6, lalu piih Download
Codes and Related Processors.
f. Pada bagian Gridded Numerical Weather Prediction (NWP) Model Processing
Programs pilih CALWRF (pada saat ini tersedia Version 2.0.1 untuk WRF V2 dan
V3)
3.1.2. Upload file calwrf (CALWRF_v2.0.1.zip) yang telah diunduh ke dalam akun di server
linux (tornado).
3.1.3. Extract file calwrf dengan perintah unzip CALWRF_v2.0.1.zip
b. Edit script pada file calwrf.f menjadi seperti pada gambar dibawah:
Script awal
menggunakan
syarat WRF
V2 atau V3 ->
a. Klik kiri 2 kali pada bagian CPU dan RAM untuk mengubah besar core processor
dan RAM yang akan digunakan pada virtual machine (opsional).
b. Klik kiri 2 kali pada bagian Base Folder dan klik icon panah bawah lalu pilih folder
untuk digunakan sebagai lokasi berjalannya virtual machine (sesuaikan dengan
komputer masing-masing).
3.3.7. Klik Import, lalu Agree, dan tunggu proses hingga selesai.
3.3.8. Jika proses sudah selesai, maka akan muncul virtual machine dengan nama Praktikum
Pencemud.
Instalasi CALPUFF
3.3.11. Letakkan file instalasi CALPUFF pada folder yang telah dikoneksikan.
3.3.12. Pada Oracle VM Virtual Box, pilih VM dengan nama Praktikum Pencemud, lalu klik
Start ( ).
3.3.13. Buka folder yang berisikan file instalasi CALPUFF, lalu buka
CALProPlus_Setup.msi dan tekan next hingga penginstalan berjalan. Tekan Yes,
apabila muncul pop up seperti pada gambar di bawah ini.
Pre-processing
Set-Up Grid
3.4.1. Pilih Coords untuk mengkonversi koordinat Geodetic (LL) menjadi Universal
Transverse Mercator (UTM).
3.4.2. Pada bagian Convert From, ikuti konfigurasi seperti pada gambar berikut.
Sesuaikan Hemisphere dan Nat. UTM Zone pada bagian UTM (km) dengan
koordinat masing-masing Truelat/lon. Lalu klik Convert.
Pembagian zona UTM dapat dilihat pada gambar di bawah.
Sumber: Asifah.com
Jangan lupa catat nilai yang ada pada UTM Easting dan UTM Northing.
3.4.4. Tutup bagian Coords, dan pilih Identify Shared Information. Lalu isi konfigurasi grid
sesuai dengan data WRF (untuk Number of vertical layers dapat disesuaikan dengan
kebutuhan). Contoh pengisian seperti pada gambar di bawah ini.
Lalu klik file dan save. Buat folder untuk menjadi Main Directory dan beri nama Main
Grid.cmn. Tutup bagian Identify Shared Information
Terrain (TERREL)
3.4.5. Buka bagian Set Up Geophysical and Meteorological Data Files. Pada bagian
Geophysical Data, klik Terrain (TERREL).
3.4.6. Pada bagian Current working directory, klik Browse dan pilih folder sudah dibuat
sebelumnya. Selanjutnya pilih menu Input dan pilih Sequential. Pilih Load
parameters from an existing grid dan pilih Main Grid.cmn yang sudah dibuat pada
langkah sebelumnya. Lengkapi konfigurasi pada bagian Datum-Region. Lalu Next.
3.4.7. Pada bagian Terrain data files, pilih (SRTM3) 3-sec SRTM (~90m) lalu Browse. Pada
bagian ini, inputkan semua data grid Topografi NASA SRTMGL3 (.hgt) lalu pilih Next
dan Done.
3.4.8. Pilih menu Run, lalu pilih Run TERREL dan Save. Tunggu proses hingga selesai
(Apabila muncul TERMINATION PHASE, maka proses telah berhasil dan selesai).
Tutup bagian Terrain.
3.4.11. Pilih menu Run, lalu pilih Run CTGPROC dan Save. Tunggu proses hingga selesai
(Apabila muncul TERMINATION PHASE, maka proses telah berhasil dan selesai).
Tutup bagian Land Use (CTGPROC).
CALMET
3.4.16. Masuk pada bagian CALMET, klik Input lalu pilih Sequential.
3.4.17. Pada bagian 1, pilih current working directory yang telah dibuat, lalu klik Next Step.
Pada bagian 2, pilih NEW Input File untuk membuat file baru, lalu klik Next Step.
Pada bagian 3, pilih Accept lalu Next.
3.4.18. Pada bagian Import Shared Grid Data pilih Browse dan inputkan Main Grid.cmn.
Lalu pilih Import dan Next.
3.4.19. Selanjutnya isi Title (opsional), Starting Time-Ending Time yang akan dilakukan
simulasi (harus berada di dalam rentang waktu data WRF). Selanjutnya ikuti
pengaturan seperti gambar berikut.
Lalu klik Overwater Fluxes: COARE with Charnock for Open Ocean dan pilih
Original delta-T Method (OCD) pada bagian Method for Computing Overtwater
Fluxes lalu pilih OK. (US-EPA Regulatory)
Lalu pilih Next.
3.4.20. Pada bagian selanjutnya, pilih Geophysical Data File, klik Browse, dan masukkan data
MAKEGEO yang telah dibuat (geo.dat). Lalu pilih Next.
3.4.21. Selanjutnya ubah bagian Convective Mixing Height Options seperti pada gambar
berikut. Dikarenakan akan mengikuti US-EPA Regulatory, maka ubah konfigurasi
seperti pada gambar berikut.
3.4.25. Pada bagian Wind Field – Step 1, masukkan Radius of Influence of Terrain Features
sebesar 10 km, lalu pilih Next.
3.4.26. Pada bagian Wind Field – Step 2, ubah semua angka 0 menjadi 1 sehingga menjadi
seperti pada gambar berikut.
Untuk itu kita perlu mengubah CONTROL file secara manual. Tutup saja bagian yang
sedang berjalan.
3.4.31. Buka directory yang telah dibuat, lalu buka CALMET.LST dan CALMET.INP
dengan Notepad++. Scroll ke bawah pada file CALMET.LST akan tertera apa yang
menyebabkan error pada running CALMET seperti pada gambar berikut.
Lalu simpan CALMET.INP. Selanjutnya buka directory, dan klik 2x pada file
CAL.BAT. Apabila berhasil akan muncul seperti gambar berikut.
CALPUFF
3.4.32. Masuk pada bagian CALPUFF, klik Input lalu pilih Sequential.
3.4.33. Ikuti langkah 3.4.17 dan 3.4.18.
3.4.34. Pada bagian Run Information, pilih Check selections against Guidance for Long
Range Transport (LRT) dan centang Run all periods in met file lalu masukkan tahun
2021 pada Starting Time. Lalu pilih Next.
3.4.35. Pada bagian Grid Settings, inputkan seluruh X dan Y Direction sesuai dengan Valid
Range, sehingga akan terlihat seperti gambar berikut.
Lalu pilih Next. Apabila muncul notifikasi, pilih OK atau Disable Error Checking.
3.4.37. Pada bagian Chemical Transformation Method, sesuaikan pilihan dengan kebutuhan.
Pada praktikum kali ini, akan dipilih Computed Internally (MESOPUFF II Scheme).
Lalu pilih Next.
3.4.38. Pada bagian Deposition, sesuaikan karakteristik species dengan masing-masing
species. Pada praktikum kali ini menggunakan karakteristik sebagai berikut.
3.4.43. Pada bagian Terrain Effects, samakan nilai Plume Path Coefficients dengan nilai
Stability Class di Wind Speed Profile pada bagian sebelumnya. Sehingga akan terlihat
seperti gambar berikut.
CALPOST
3.4.49. Masuk pada bagian CALPUFF, klik Input lalu pilih Sequential.
3.4.50. Ikuti langkah 3.4.17.
3.4.51. Pada bagian Process Options, tuliskan Title Data 2021, dan checklist pada Run all
periods in CALPUFF file, lalu isikan tahun pada Starting Time menjadi 2021.
Checklist pada bagian Gridded receptors. Lalu pilih Next.
3.4.52. Pada bagian Processed Data, klik bagian Data File Name, lalu pilih Browse dan
inputkan data CONC.DAT yang telah dibuat pada langkah sebelumnya. Lalu pilih
Next.
3.4.53. Pada bagian Species-Levels to Process, sesuaikan konfigurasi menjadi sebagai berikut.
Masuk pada bagian Days Selected dan pilih tanggal dari data model.
3.4.55. Lakukan Error Checking dan Running seperti pada bagian sebelumnya. Apabila
proses berhasil maka akan muncul seperti gambar berikut.
3.5.7. Selanjutnya pilih Run dan Run PRTMET. Klik Save apabila muncul pop up untuk
menyimpan prtmet.inp. Apabila muncul seperti gambar dibawah, maka running telah
berhasil.
3.5.12. Klik Open SURFER and Display MAP untuk mengedit hasil model lebih lanjut.
3.5.13. Untuk melihat nilai konsentrasi tertinggi dapat dilakukan dengan membuka working
directory, lalu buka file dengan nama awalan PEAKVAL (.DAT) menggunakan
notepad.
4. Tugas Praktikum
Lakukan Modeling CALPUFF menggunakan data WRF masing-masing kelompok dan
dengan settingan sumber pencemaran udara yang sama dengan praktikum. Lalu analisis
sebaran polutan pada wilayah yang dikaji pada hasil model CALPUFF, minimal mencakup
jarak, arah, luas, dan konsentrasi sebaran polutan. Sertakan juga visualisasi dari sebaran
polutan.