Anda di halaman 1dari 5

TERAPI INDIVIDU PADA PASIEN DENGAN HALUSINASI

PENDENGARAN (SP 3: BERCAKAP-CAKAP)

DISUSUN OLEH :

INRITOEFAJARIALAM T

(2204030)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

2022
STRATEGI PELAKSANAAN 1 (MENGHARDIK)
KLIEN DENGAN HALUSINASI PENGLIHATAN

1. Masalah Keperawatan : Halusinasi Pendengaran


2. Pertemuan ke : 3 (bercakap-cakap)
3. Hari tanggal : Kamis, 1 Desember 2022
4. Waktu : 10 - 10.15 WIB
5. Proses Keperawatan :
a. Kondisi klien
1) Data subyektif :
a) Klien mengatakan tadi malam masih mendengar suara buruk
saat dirinnya beribadah (Sholat)
2) Data obyektif :
a) Kontak mata singkat.
b) Klien kooperatif menjawab
c) Pandangan mata terlihat kosong
b. Diagnosis Keperawatan : Halusinasi Penglihatan
c. Rencana Tindakan :
1) Monitor isi halusinasi
2) Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi.
3) Evaluasi cara menghardik dan meminum obat
4) Ajarkan bicara pada orang lain untuk memberi dukungan dan
umpan balik korektif terhadap halusinasi
5) Bimbing untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian
6. Strategi Komunikasi dan Pelaksanaan
a. Fase orientasi
1) Memberi salam terapeutik
“Selamat pagi mbak N”
2) Evaluasi / validasi
“Bagaimana perasaan mbak N hari ini, apakah masih mendengar
suara gedoran tembok dan pintu lagi mbak N?”
3) Kontrak
a) Topik
“Baiklah mbak N, sesuai dengan kontrak waktu kita kemarin
sekarang kita akan mempelajari cara mengusir halusinasi
dengan cara yang ketiga yaitu bercakap-cakap ya?”
b) Waktu
“Berapa lama mbak mau berbincang-bincang? Bagaimana
kalau 10 menit saja ya?”
c) Tempat
“Mbak N mau berbincang-bincang dimana? Bagaimana kalau
di ruang makan ini saja ya?”

b. Fase kerja
1) Monitor isi halusinasi
“Mbak N mendengar suara gedoran tembok itu waktu
kapan”? ”Frekuensi munculnya berapa kali?”

2) Diskusikan perasaan dan respons terhadap halusinasi.


”Perasaan mbak N bagaimana ketika mendengar suara
itu?”

3) Evaluasi cara menghardik dan meminum obat


”Nah kemarin kita sudah belajar 2 cara untuk mengusir halusinasi
apakah mbak N masih ingat apa saja?”
”Coba kalau masih ingat praktikkan”

4) Ajarkan bicara pada orang lain untuk memberi dukungan dan


umpan balik korektif terhadap halusinasi
”Baik bagus sekali mbak N masih mengingatnya”
”Sekarang kita masuk ke cara yang ketiga ya yaitu bercakap-cakap.
Tujuan dari bercakap-cakap ini untuk mengalihkan dari halusinasi
yang mbak N dengar. Saya ajarkan caranya ya. Jadi ketika mbak N
mendengar suara halusinasi mbak N bisa meminta tolong ke
temannya atau perawat dengan seperti ini”
”Mbak mbak saya mendengar suara gedoran lagi tolong bantu saya
ajak saya bercakap-cakap”
”Nah seperti itu mbak, apakah mbak N mengerti, mari sekarang
kita praktikkan bersama-sama”
”Yaa bagus sekarang coba mbak N praktikkan sendiri”
”Ya bagus sekali mbak N sudah bisa mempraktikkan secara
mandiri, mari tepuk tangan”

6) Bimbing untuk memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian


“Baik mbak, latihan bercakap-cakapnya sudah selesai sekarang
masukkan di jadwal kegiatan harian mbak ya.”

c. Tahap terminasi
1) Evaluasi subyektif & objektif
a) Evaluasi Subyektif
“Bagaimana perasaan mbak N setelah kita latihan bercakap-
cakap tadi?”
“Nah sekarang coba mbak sebutkan apa tujuan dari bercakap-
cakap?”
“Yak mbak betul bagus sekali”

b) Objektif
“Baik, sekarang coba mbak praktikkan cara bercakap-cakap”
“Baik mbak sudah sangat bagus, mari kita tepuk tangan”

2) Rencana tindak lanjut & pujian


“Jadi, mbak N apa yang harus dilakukan ketika mendengar suara
gedoran pintu lagi?”
“Ya betul mbak N jika sedang sendirian dikamar lalu ada suara
yang menganggu mbak N bisa mempraktikkan cara yang sudah
kita pelajari bersama ya”

3) Kontrak yang akan datang


a) Topik
“Baik karena latihan bercakap-cakapnya sudah selesai, untuk
selanjutnya bagaimana kalau besok akan saya latih cara
mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan harian.
Apakah mbak bersedia?”
b) Tempat
“mbak N mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 13.00?”
c) Waktu
“mbak N nanti siang mau dimana latihannya? Bagaimana kalau
diruang makan??”
“Baiklah mbak saya nanti akan kesini jam 11.30 WIB untuk tensi
ya, saya permisi dahulu. Selamat pagi”

Anda mungkin juga menyukai