MODUL PERKULIAHAN
F032100032
PRAKTIK KERJA
INDUSTRI
Abstrak Sub-CPMK 2
Etika adalah salah satu cabang Sub-CPMK 2
dari Ilmu Filsafat yang bertitik
tolak dari masalah nilai (value) Mahasiswa memiliki pemahaman yang baik
dan moral manusia yang tentang kode etik dan budaya kerja UMB
berkenaan dengan tindakan
manusia. budaya kerja UMB
dapat digambarkan sebagai
berikut : Disiplin, jujur, tanggung
jawab; Kreatif; Ramah
Lingkungan; Sadar Nilai Lokal.
)DNXOWDV 3URJUDP 6WXGL 7DWDS0 XND ' LVXVXQ2 OHK
,QGUDJXQD.XVXP DEUDWD
)DNXOWDV(NRQRP LGDQ%LVQLV
6$NXQWDQVL
Etika dan Sikap Profesional Sarjana
A. Pendahuluan
Merdeka.com – Organisasi Kerjasama Ekonomi dan Pengembangan (OECD)
menyatakan Indonesia bakal menjadi negara dengan jumlah sarjana muda terbanyak
kelima di masa depan. Setuasi ini bakal terwujud paling lambat pada tahun 2020
mendatang.
Pada 2020, OECD memperkirakan jumlah itu bakal bertambah menjadi 6
persen. Sehingga, Indonesia sekaligus mengalahkan Inggris, Jerman, dan Spanyol,
sebagai negara penyumbang sarjana muda terbanyak. Bahkan pada masa-masa itu
kemungkinan besar jumlah sarjana terdidik negara ini tiga kali lebih banyak dibanding
Prancis.
Selepas Perang Dunia ke-II, kemajuan sebuah negara diukur dari berapa
banyak lulusan Perguruan Tinggi setiap tahun. Jumlah mahasiswa S1-S3 yang
terserap di pasar kerja menentukan perkembangan ekonomi bangsa itu pula.
Amerika Serikat yang selama ini berada di posisi teratas dengan menyumbang
17 persen sarjana muda ke pasar dunia, kini kalah jauh dibanding China, dan jatuh ke
urutan tiga daftar berisi prediksi ini. Tren negatif itu diikuti universitas-universitas
Eropa yang tidak lagi banyak menghasilkan Sarjana.
Negeri Tirai Bambu sekarang hingga 12 tahun lagi digadang-gadang tetap
nomor satu dalam urusan menyumbang jumlah sarjana ke pasar dunia.
Perkembangan pengetahuan ramai, bergeser ke Asia sebab setelah China, berturut-
turut menguntit India di urutan kedua, Rusia posisi keempat, lalu Indonesia.
Meski demikian, penyerapan Sarjana Indonesia ke dunia kerja masih
terhitung lambat, di beberapa bidang populer seperti IT tidak sampai 10 persen
pertahun. OECD menganggap kuantitas lulusan perguruan tinggi tetap
menguntungkan sebuah negara. Karena Sarjana adalah tenaga terdidik yang bisa
menciptakan lapangan kerja.
B. ETIKA
Etika adalah salah satu cabang dari Ilmu Filsafat yang bertitik tolak dari
masalah nilai (value) dan moral manusia yang berkenaan dengan tindakan manusia.
Secara etimologis, kata etika berasal dari bahasa Yunani, yakni ethos yang artinya
cara bertindak, adat, tempat tinggal, kebiasaan. Sedangkan kata moral berasal dari
bahasa Latin, yakni mos yang berarti sama dengan etika. Istilah etika dipakai oleh
Aristoteles (384 – 322 SM) untuk menunjukkan pengertian tentang filsafat moral.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1993), etika adalah ilmu
mengenai apa yang baik dan buruk dan tentang hak dan kewajiban (ahlak).
Sementara Martin (1993), mendefinisikan etika sebagai “the discpline which can act
as the performance index or reference for our control system”. Dengan demikian,
etika akan memberikan semacam batasan atau standar yang akan mengatur
pergaulan manusia di dalam kelompok sosialnya. Dalam pengertian lainnya, Drs. O.P.
SIMORANGKIR mengartikan etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. Sedangkan Drs. H. Burhanudin Salam
mendefinisikan etika sebagai cabang filsafat yang berbicara mengenai nilaidan norma
moral yang menentukan perilaku manusia dalam hidupnya.
Secara filosofis, etika merupakan bagian dari ilmu filsafat yang mempelajari
berbagai nilai (value) yang diarahkan pada perbuatan manusia, khususnya yang
berkaitan dengan kebaikan dan keburukan dari hasil tindakannya. Dalam berbuat
baik, manusia memerlukan pertimbangan yang bersifat rasional. Pertimbangan
rasional artinya mempertimbangkan berbagai kemungkinan untuk berbuat baik atau
melakukan tindakan secara jernih, tanpa dilandasi dengan sikap emosional yang
berlebihan. Mempelajari etika harus dilandasi dengan pendekatan rasional dan kritis,
agar etika itu dapat diterapkan pada tindakan keseharian seseorang.
Praktek Kerja Industri
2021
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/
Etika sebagai filsafat moral berarti melakukan perenungan secara mendalam
mengenai berbagai ajaran moral (kebaikan) secara kritis. Namun harus dibedakan
antara etika dan moral. Etika mempelajari berbagai ajaran moral secara kritis dan
logis. Sedangkan moral adalah nasihat-nasihat yang berupa ajaran-ajaran pada adat
istiadat suatu masyarakat/golongan/agama. Moral bersifat aplikatif mengenai tindakan
manusia yang baik danburuk.
Pokok bahasan yang sangat khusus pada etika adalah sikap kritis manusia
dalam menerapkan ajaran-ajaran moral terhadap perilaku manusia yang bertanggung
jawab. Ajaran- ajaran tersebut sangat menentukan bagaimana moral manusia itu
“dibina” baik melalui pendidikan formal maupun non formal.
C. ETIKA PROFESI
a) Pengertian Etika Profesi
Etika profesi adalah etika yang berkaitan dengan profesi manusia atau etika
yang diterapkan dalam dunia kerja manusia. Di dalam dunia kerjanya, manusia
membutuhkan pegangan, berbagai pertimbangan moral dan sikap yang bijak.
Secara khusus, etika profesi membahas masalah etis yang berkaitan dengan
profesi tertentu. Misalnya, etika dokter (kedokteran), etika pustakawan
(perpustakaan), etika humas (kehumasan), dll.
Etika profesi (dalam jurnal Qohar, 2012) adalah kesanggupan untuk secara
seksama berupaya memenuhi kebutuhan pelayanan professional dengan
kesungguhan, kecermatan dan keseksamaan mengupayakan pengerahan
keahlian dan kemahiran berkeilmuan dalam rangka pelaksanaan kewajiban
masyarakat sebagai keseluruhan terhadap para warga masyarakat yang
membutuhkannya, yang bermuatan empat kaidah pokok.
Profesi berasal dari bahasa Latin: professues yang berarti suatu kegiatan
manusia atau pekerjaan manusia yang dikaitkan dengan sumpah suci.
Pengertian lain mengartikan sebagai perbuatan seseorang yang dilakukan
untuk memperoleh nilai komersial. Ada pula yang mengartikan etika profesi
sebagai komunitas moral yaitu adanya cita-cita dan nilai bersama yang dimiliki
seseorang ketika ia berada dan bersama-sama dengan teman sejawat dalam
dunia kerjanya.
kepercayaan (toprofess means to trust), bahkan suatu keyakinan (to belief in)
atas sesuatu kebenaran (ajaran agama) atau kredibilitas seseorang (Hornby,
1962). Kedua, profesi itu dapat pula menunjukkan dan mengungkapkan suatu
pekerjaan atau urusan tertentu (a particular business)
Segala bentuk pelayanan harus mempunyai aspek pro bono publico (segala
bentuk pelayanan untuk kebaikan umum). Untuk kebaikan umum mempunyai
aspek ganda, yakni:
• Aspek pro lucro, yaitu demi keuntungan maka pelayanan itu diberikan
kepada klien(komersial).
• Aspek pro bono, yaitu demi kebaikan si klien maka pelayanan
diberikan si profesional tidak semata-mata karena pembayaran.
Aspek ini memunculkan profesiluhur seperti tenaga medis, tenaga
pengajar, rohaniwan, dll.
Etika profesi berhubungan erat dengan kode etik profesi. Kode etik profesi
merupakan akibat hadirnya etika profesi. Kode etik profesi merupakan aturan atau
norma yang diberlakukan pada profesi tertentu. Didalam norma tersebut terdapat
beberapa persyaratan yang bersifat etis dan harus ditaati oleh pemilik profesi.
Misalnya kode etik dokter, kode etik pustakawan, dll. Kode etik tertua
dimunculkan oleh Hippocrates, bapak Ilmu Kedokteran di abad ke-5 SM yang terkenal
dengan “Sumpah Hippocrates”. Refleksi muncul pada kode etik profesi, dan itu berarti
kode etik profesi dapat diubah atau diperbaharui sesuai dengan perkembangan yang
ada. Perubahan kode etik tidak mengurangi nilai etis atau nilai moral yang telah ada,
tetapi justru memberi nilai tambah bagi kode etik profesi itu sendiri. Pelanggaran
terhadap kode etik akan mendapat sanksi dari kelompoknya. Tujuan sanksi adalah
untuk menyadarkan betapa pentingnya tanggung jawab moral ditegakkan di dalam
Praktek Kerja Industri
2021
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/
dunia kerjanya.
Secara pragmatis, berarti melihat kegunaan itu memiliki makna bagi seorang
profesional melalui tindakan yang positif berupa pelayanan kepada klien. Secara
utilitaristis akan sangat bermanfaat bila menghasilkan perbuatan yang baik.
Sedangkan secara deontologis, kegunaan itu akan dinilai baik bila disertai
kehendak yang baik. Kegunaan ini tidak hanya memiliki unsur kehendak tetapi juga
kewajiban yang telah menjadi tanggung jawabnya.
Contoh: Pelayanan Rumah Sakit X akan dinilai baik dan berguna bagi masyarakat
umum, bila para tenaga medisnya memiliki kehendak baik dalam bertugas.
Dalam mempelajari etika profesi, metode yang dipakai adalah metode kritis
refleksif, dialogis. Metode ini dipakai oleh seorang profesional dalam menilai perilaku
kerja terhadap bidang pekerjaan tertentu. Orang perlu merenungkan secara kritis dan
mendialogkan apa yang telah dikerjakannya baik saat itu maupun yang akan datang.
Metode ini bertujuan agar seorang profesional dapat bekerja dengan sebaik mungkin
sehingga tercapai tujuan yang diinginkan.
1) Sebagai “kompas” moral atau penunjuk jalan bagi profesional berdasarkan
nilai-nilai etisnya, hati nurani, kebebasan-tanggung jawab, kejujuran,
kepercayaan, hak- kewajiban dalam bentuk pelayanan kepada klien.
D. Sikap Profesional
Dalam dunia kerja, kita dituntut untuk menjadi profesional yang kompeten.
Artinya, kita tidak hanya dituntut untuk memiliki kecerdasan dan kemampuan untuk
menyelesaikan tugas dan pekerjaan, tetapi juga dituntut untuk memiliki sikap,
perilaku, dan pembawaan diri yang baik, sehingga semua hal ini menjadi “nilai
tambah” bagi kita.
Selain itu, good attitude yang disertai dengan ketulusan juga akan
meningkatkan kredibilitas diri. Jelaskah bahwa sikap yang senantiasa positif sudah
menjadi tuntutan dalam dunia kerja.
Setiap profesional perlu memiliki etika profesi dan etos kerja dalam setiap
melaksanakan kegiatan atau pekerjaan. Etos kerja merupakan keyakinan yang
berfungsi sebagai panduan tingkah laku bagi seseorang, sekelompok orang, atau
sebuah institusi.
Etika, etos kerja, dan sikap profesional, merupakan satu rangkaian yang tidak
bisa dipisahkan satu sama lain dalam melaksanakan kegiatan di berbagai bidang.
ritme kerja orang lain dan begitu sebaliknya. Akibatnay mengarahkan anda pada pintu
keluar dari pekerjaan.
Tuhan memberikan waktu tertentu pada setiap manusia untuk hidup di dunia.
Dalam menjalani kehidupan, manusia harus mempunyai tujuan yang jelas yang harus
dicapainya dalam kurun waktu hidup yang terbatas. Tujuan hidup manusia beragam
ada yang berkaitan dengan ibadah, keluarga, pekerjaan, sekolah, sosial sehingga
manusia harus pandai mengelola waktunya. Agar tujuan-tujuan tersebut dapat terwujud
secara seimbang. Maka yang disebut dengan ”manajemen waktu ” adalah aktivitas
memenfaatkan waktu yang tersedia untuk mencapai tujuan, karena waktu tidak dapat
diganti, disimpan dan kembali lagi.
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai
nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam
suatu kelompok yang tercermin dalam sikap menjadi perilaku, cita-cita, pendapat,
pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja.
2. Kreatif;
3. Ramah Lingkungan;
Jujur yaitu keselarasan antara perkataan dan tindakan sesuai ketentuan yang berlaku.
Bagi dosen tidak melakukan plagiarisme serta bagi mahasiswa tidak mencontek saat
ujian.
Disiplin yaitu kepatuhan untuk menghormati dan melaksanakan ketetapan yang
berlaku. Bagi dosen dan mahasiswa berupa tidak terlambat melaksanakan
perkuliahan.
Tanggungjawab berupa kesadaran dan kemauan untuk melakukan dan menanggung
resiko dari pekerjaan. Bagi dosen melaksanakan tridharma terkait dengan kinerja
dosen dan bagi mahasiswa mengumpulkan tugas tepat waktu.
Kreatif yaitu keyakinan dan kemauan terus menerus untuk meningkatkan kinerja. Bagi
dosen dan mahasiswa selalu berupaya menemukan cara baru.
Sementara itu, Tujuan atau Manfaat Budaya Kerja ialah, Budaya kerja yang
memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku Sumber Daya Manusia (SDM)
yangada agar dapat meningkatkan produktivitas kerja untuk menghadapi tantangan di
masa yang akan datang.
Untuk para job seeker yang sedang mencari kerja, atau kamu yang sudah
menjadi professional. Fondasi kesuksesan seseorang adalah passion atau hasrat yang
tinggi, yang kemudian dibarengi dengan kedewasaan.
Sedangkan tipe-tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Myers-Brigs (1985) dan Yul
Iskandar (2003) dalam Srijanti dkk, 2006 adalah sebagai berikut :
Daftar Pustaka
Sarjana,
Graha Ilmu, Yogyakarta
3. Isnanto, Rizal, 2009, Buku Ajar Etika Profesi, Universitas Diponegoro, Semarang.
4. Qohari, Adnan, 2012, Jurnal Pengertian Etika dan Profesi Hukum
5. Sutarsih, Cicih, 2012, Etika Profesi, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama RI, Jakarta.
6. Okezone.com, 2016, 7,5 Juta Pengangguran Banyak Bertitel Sarjana.
7. Merdeka.com, 2016, Sarjana Indonesia Terbanyak Kelima di Dunia.