Anda di halaman 1dari 26

   

 
MODUL PERKULIAHAN
 
  F032100032
PRAKTIK KERJA
INDUSTRI  

Pentingnya Komunikasi dalam


Organisasi

 
 
 
 
 

  Abstrak Sub-CPMK 1
  Modul ini menjelaskan tentang Diharapkan mahasiswa mampu
konsep dasar komunikasi, menjelaskan dan memahami pengertian
 
komunikasi berdasarkan sudut pandang
para ahli, proses komunikasi yang efektif,
  
dimensi komunikasi
 

    
)DNXOWDV 3URJUDP 6WXGL 7DWDS0 XND ' LVXVXQ2 OHK

,QGUDJXQD. XVXP DEUDWD
)DNXWDV(NRQRP GDQ%LVQLV
 
Akuntansi

    
Manusia adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia akan
berinteraksi dengan orang lain. Dalam berinteraksi tersebut terjadi komunikasi.
Komunikasi yang baik (efektif) akan menghasilkan saling pengertian dan terjadilah
hubungan sosial sebagaimana diharapkan.

PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari kata Latin Communicare atau Communis yang berarti
sama atau menjadi milik bersama. Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau
perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang-lambang
yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang tertentu komunikasi menggunakan
media tertentu untuk merubah sikap atau tingkah laku seorang atau sejumlah orang
sehingga ada efek tertentu yang diharapkan.
Pengertian komunikasi berdasarkan sudut pandang dari para ahli:
1. Onong Cahyana Effendi, komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat,
atau perilaku, baik dengan cara lisan (langsung) ataupun tidak langsung (melewati
media)
2. Raymond Ross, komunikasi merupakan proses menyortir, memilih, serta
pengiriman simbol - simbol yang sedemikian rupa sehingga membantu pendengar
menanggapinya dengan respon atau makna dari pemikiran yang sama dengan
yang dimaksudkan oleh komunikator.
3. Harold Laswell, komunikasi merupakan gambaran mengenai siapa, berbicara apa,
melewati media apa, terhadap siapa, serta apa dampaknya.
4. Gerald R. Miller, komunikasi terjadi saat satu sumber menyampaikan pesan
kepada penerima secara sadar untuk mempengaruhi perilaku mereka
5. Himstreet dan Beaty, komunikasi merupakan sebuah proses pertukaran informasi
antar individu melewati sebuah sistem yang lazim (biasa), baik dengan simbol -
simbol, sinyal - sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
6. Hovland, Janis serta Kelley, komunikasi adalah proses individu mengirimkan
rangsangan (stimulus) yang biasanya dalam bentuk verbal untuk mengubah
tingkah laku orang lain. Pada pengertian ini mereka berpendapat komunikasi
merupakan sebuah proses.
7. Bovee, komunikasi merupakan sebuah proses pengiriman atau penerimaan
pesan.
8. Laswell, komunikasi merupakan proses yang menggambarkan siapa mengatakan
apa dengan cara apa, terhadap siapa dengan efek apa.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
9. Colin Cherry, komunikasi adalah proses dimana pihak - pihak saling
menggunakan informasi untuk mencapai tujuan bersama dan berkaitan dengan
hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan serta pembangkitan
balasannya.
10. Kafried Knapp, komunikasi adalah interaksi antar pribadi yang menggunakan
sistem simbol linguistik, seperti sistem simbol verbal (kata - kata) dan non verbal.
Sistem ini dapat disosialisasikan dengan cara langsung atau tatap muka atau
melalui media lain seperti tulisan, oral, dan visual.

Tujuan Komunikasi
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk :
1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
2. Menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan
3. Mengorganisasi SDM serta sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen.
4. Menyeleksi, mengembangkan dan menilai anggota organisasi.
5. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang memunculkan
keinginan untuk memberikan kontribusi, dan
6. Mengendalikan prestasi.

Fungsi Komunikasi
1. Kendali: komunikasi bertindak untuk mengendalikan prilaku anggota dalam
beberapa cara, setiap organisasi mempunyai wewenang dan garis panduan formal
yang harus dipatuhi oleh karyawan.
2. Motivasi: komunikasi membantu perkembangan motivasi dengan menjelaskan
kepada para karyawan apa yang harus dilakukan bagaimana mereka bekerja baik
dan apa yang dapat dikerjakan untuk memperbaiki kinerja jika itu di bawah
standar.
3. Pengungkapan emosional: bagi banyak karyawan kelompok kerja mereka
merupakan sumber utama untuk interaksi sosial, komunikasi yang terjadi di dalam
kelompok itu merupakan mekanisme fundamental dengan mana anggota-anggota
menunjukkan kekecewaan dan rasa puas mereka oleh karena itu komunikasi
menyiarkan ungkapan emosional dari perasaan dan pemenuhan kebutuhan sosial.
4. Informasi: komunikasi memberikan informasi yang diperlukan individu dan
kelompok untuk mengambil keputusan dengan meneruskan data guna mengenai
dan menilai pilihan-pilihan alternatif

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Bentuk - Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi vertikal
Komunikasi vertikal adalah komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas
atau komunikasi dari pimpinan ke bawahan dan dari bawahan ke pimpinan secara
timbal balik.
2. Komunikasi horisontal
Komunikasi horisontal adalah komunikasi secara mendatar, misalnya komunikasi
antara karyawan dengan karyawan dan komunikasi ini sering kali berlangsung
tidak formal yang berlainan dengan komunikasi vertikal yang terjadi secara formal.
3. Komunikasi diagonal
Komunikasi diagonal yang sering juga dinamakan komunikasi silang yaitu
seseorang dengan orang lain yang satu dengan yang lainnya berbeda dalam
kedudukan dan bagian.

Pendapat lainnya menyebutkan, komunikasi dapat mengalir secara vertikal atau lateral
(menyisi).
Dimensi vertikal dapat dibagi menjadi ke bawah dan ke atas.
a. Ke bawah : Komunikasi yang mengalir dari satu tingkat dalam suatu kelompok atau
organisasi ke suatu tingkat yang lebih bawah. Kegunaan dari pada komunikasi ini
memberikan penetapan tujuan, memberikan instruksi pekerjaan, menginformasikan
kebijakan dan prosedur pada bawahan, menunjukkan masalah yang memerlukan
perhatian dan mengemukakan umpan balik terhadap kinerja.
b. Ke atas : komunikasi yang mengalir ke suatu tingkat yang lebih tinggi dalam kelompok
atau organisasi digunakan untuk memberikan umpan balik kepada atasan,
menginformasikan mereka mengenai kemajuan ke arah tujuan dan meneruskan
masalah-masalah yang ada.
Sedangkan dimensi lateral, komunikasi yang terjadi di antara kelompok kerja yang
sama, diantara anggota kelompok-kelompok kerja pada tingkat yang sama, diantara
manajer-manajer pada tingkat yang sama.

Jenis-jenis Komunikasi
1. Komunikasi berdasarkan Penyampaian
Pada umumnya setiap orang dapat berkomunikasi satu sama lain karena manusia
tidak hanya makhluk individu tetapi juga makhluk sosial yang selalu mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dengan sesamanya. Namun tidak semua orang

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
terampil berkomunikasi, oleh sebab itu dibutuhkan beberapa cara dalam
menyampaikan informasi.
Berdasarkan cara penyampaian informasi dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Komunikasi verbal (Lisan)
Yang terjadi secara langsung serta tidak dibatasi oleh jarak, dimana kedua belah
pihak dapat bertatap muka. Contohnya dialog dua orang. Yang terjadi secara tidak
langsung akibat dibatasi oleh jarak. contohnya komunikasi lewat telepon.
b. Komunikasi nonverbal (Tertulis) Naskah, yang biasanya digunakan untuk
menyampaikan kabar yang bersifat kompleks.
2. Komunikasi berdasarkan Perilaku
Komunikasi bedasarkan prilaku dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Formal, yaitu komunikasi yang terjadi diantara organisasi atau
perusahaan yang tata caranya sudah diatur dalam struktur organisasinya.
Contohnya seminar.
b. Komunikasi Informal, yaitu komunikasi yang terjadi pada sebuah organisasi atau
perusahaan yang tidak ditentukan dalam struktur organisasi serta tidak mendapat
kesaksian resmi yang mungkin tidak berpengaruh kepada kepentingan organisasi
atau perusahaan. Contohnya kabar burung, desas-desus, dan sebagainya.
c. Komunikasi Nonformal, yaitu komunikasi yang terjadi antara komunikasi yang
bersifat formal dan informal, yaitu komunikasi yang berhubungan dengan
pelaksanaan tugas pekerjaan organisasi atau perusahaan dengan kegiatan yang
bersifat pribadi anggota organisasi atau perusahaan tersebut. Contohnya rapat
mengenai ulang tahun perusahaan.
3. Komunikasi Berdasarkan Kelangsungannya
komunikasi dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Langsung, yaitu proses komunikasi dilakukan secara langsung
tanpa bantuan perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan
tidak dibatasi oleh adanya jarak.
b. Komunikasi Tidak Langsung, yaitu proses komunikasinya dilaksanakan dengan
bantuan pihak ketiga atau bantuan alat - alat media komunikasi.
4. Komunikasi Berdasarkan Maksud Komunikasi
Berdasarkan maksud komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut :
a. Berpidato
b. Memberi Ceramah
c. Wawancara
d. Memberi Perintah alias Tugas

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Dengan demikian jelas bahwa inisiatif komunikator menjadi hal penentu, demikian pula
kemampuan komunikator yang memegang peranan kesuksesan proses
komunikasinya.
5. Komunikasi Berdasarkan Ruang Lingkup
Berdasarkan Ruang Lingkupnya, komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Komunikasi Internal
Komunikasi internal dapat dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam, yaitu:
Komunikasi vertikal yang terjadi di dalam bentuk komunikasi dari pemimpin kepada
anggota, seperti perintah, teguran, pujian, dan sebagainya.
Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan sejajar.
Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup organisasi atau
perusahaan diantara orang - orang yang memiliki kedudukan berbeda pada posisi
tidak sejalur vertikal.
b. Komunikasi Eksternal
Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak
masyarakat yang ada diluar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi
eksternal dimaksudkan untuk memperoleh pengertian, kepercayaan, bantuan dan
kerjasama dengan masyarakat.
Komunikasi dengan pihak luar bisa berbentuk :
 Eksposisi, pameran, promosi, dan sebagainya.
 Konperensi pers.
 Siaran televisi, radio dan sebagainya.
 Bakti sosial.
6. Komunikasi Berdasarkan Jumlah Yang Berkomunikasi
Komunikasi berdasarkan Jumlah yang berkomunikasi, dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi Perseorangan, yaitu komunikasi yang terjadi dengan cara
perseorangan atau individu antara pribadi dengan pribadi mengenai persoalan yang
bersifat pribadi juga.
b. Komunikasi Kelompok, yaitu komunikasi yang terjadi pada kelompok mengenai
persoalan - persoalan yang menyangkut kepentingan kelompok. Perbedaanya
dengan komunikasi perseorangan yaitu komunikasi ini lebih terbuka dibandingkan
dengan komunikasi perseorangan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
7. Komunikasi Berdasarkan Peranan Individu
Dalam komunikasi ini, peranan individu sangat mempengaruhi kesuksesan proses
komunikasinya. Berikut beberapa macam komunikasi berdasarkan peranan individu,
diantaranya:
a. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain. Komunikasi ini terjadi secara
nonformal maupun informal, individu bertindak sebagai komunikator mampu
mempengaruhi individu yang lain.
b. Komunikasi antar individu dengan lingkungan yang lebih luas. Komunikasi ini terjadi
karena individu yang dimaksud memiliki kemampuan yang tinggi untuk mengadakan
hubungan dengan lingkungan yang lebih luas.
c. Komunikasi antar individu dengan dua kelompok atau lebih. Pada komunikasi ini
individu berperan sebagai perantara antara dua kelompok atau lebih, sehingga
dituntut kemampuan yang prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.
8. Komunikasi Berdasarkan Jaringan Kerja
Didalam suatu organisasi atau perusahaan, komunikasi akan terlaksana berdasarkan
sistem yang ditetapkan dalam jaringan kerja. Komunikasi berdasarkan jaringan kerja ini
dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi jaringan kerja rantai, yaitu komunikasi terjadi menurut saluran
hirarki organisasi dengan jaringan komando sehingga mengikuti pola
komunikasi formal. Komunikasi jaringan kerja lingkaran, yaitu komunikasi terjadi
melalui saluran komunikasi yang berbentuk seperti pola lingkaran.
b. Komunikasi jaringan bintang, yaitu komunikasi terjadi melalui satu sentral dan
saluran yang dilewati lebih pendek.
9. Komunikasi Berdasarkan Ajaran Informasi
Komunikasi berdasarkan Ajaran Informasi dapat dibedakan menjadi:
a. Komunikasi satu arah, yaitu komunikasi yang berjalan satu pihak saja (one way
Communication).
b. Komunikasi dua arah, yaitu komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways
communication).
c. Komunikasi ke atas, yaitu komunikasi yang terjadi dari bawahan terhadap
atasan.
d. Komunikasi ke bawah, yaitu komunikasi yang terjadi dari atasan terhadap
bawahan.
e. Komunikasi kesamping, yaitu komunikasi yang terjadi diantara orang yang
mempunyai kedudukan sejajar.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Unsur-unsur Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur utama yang wajib terpenuhi karena
merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap unsur dalam komunikasi itu mempunyai
hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lainnya.
Unsur-unsur komunikasi tersebut yaitu :
a. Komunikator / pengirim / sender, yaitu orang yang menyampaikan isi pernyataannya
terhadap komunikan. Komunikator bertanggung jawab dalam faktor mengirim kabar
dengan jelas, memilih media yang cocok untuk menyampaikan pesan tersebut, dan
meminta kejelasan apakah pesan telah diterima dengan baik oleh komunikan.
b. Komunikan / penerima / receiver, yaitu dalah penerima pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Dalam proses komunikasi, penerima pesan bertanggung jawab untuk
dapat mememahami isi pesan yang telah disampaikan dengan baik dan benar.
Penerima pesan juga memberikan umpan balik kepada komunikator untuk memastikan
bahwa pesan telah diterima dan dipahami secara sempurna.
c. Saluran / media / channel, yaitu saluran atau jalan yang dilalui oleh pesan pernyataan
komunikator terhadap komunikan maupun sebaliknya. Pesan dapat berupa kata kata
dan tulisan, tiruan, gambaran atau perantara lain yang dapat dipakai untuk mengirim
melewati beberapa channel yang berbeda, seperti telepon, televisi, fax, photo copy dan
sebagainya. Pemilihan channel dalam proses komunikasi tergantung pada sifat kabar
yang bakal disampaikan

Langkah Langkah dalam Berkomunikasi:


1. Memahami maksud dan tujuan berkomunikasi.
2. Mengenali komunikan (audience).
3. Berorientasi pada tema komunikasi.
4. Menyampaikan pesan dengan jelas.
5. Menggunakan alat bantu yang sesuai.
6. Menjadi pendengar yang baik.
7. Memusatkan perhatian.
8. Menghindari terjadinya gangguan.
9. Membuat suasana menyenangkan.
10. Memanfaatkan bahasa tubuh dengan benar.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Cara Komunikasi yang Efektif
Cara berkomunikasi dengan orang lain memang perlu sebuah teknik dan cara yang
benar. Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, ada tiga cara berkomunikasi yaitu
tertulis, lisan dan menggunakan bahasa tubuh. Kemampuan melakukan bentuk-bentuk
komunikasi tersebut akan mendukung kesuksesan seseorang baik dalam belajar, bergaul,
maupun bekerja.
Agar komunikasi efektif, ada beberapa sikap yang perlu dicermati oleh seseorang dalam
berkomunikasi, khususnya ketika melakukan verbal. Sikap yang diperlukan antara lain:
1. Berorientasi pada kebenaran (truth)
2. Tulus (sincerity)
3. Ramah (friendship)
4. Kesungguhan (seriousness)
5. Ketenangan (poise)
6. Percaya diri (self convidence)
7. Mau mendengarkan dengan baik (good listener)

PROSES KOMUNIKASI
Menurut Bovee dan Thill dalam buku Business Communication Today, 10e, proses
komunikasi terdiri dari enam tahap:
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
Pengiriman pesan harus mempunyai idea tau gagasan apa yang ingin disampaikan
kepada pihak lain atau audiens. Ide dapat diperoleh dari berbagai sumber yang
terbentang luas di hadapan kita. Dunia ini penuh dengan berbagai macam informasi
baik yang dapat dilihat, didengar, dibaui, dikecap, maupun diraba.Kemudian disusun
ke dalam suatu memori dalam jaringan otak merupakan persepsi kita terhadap
kenyataan. Persepsi adalah hal yang unik, ide yang ingin disampaikan seseorang
mungkin akan berbeda dengan pemikiran orang lain. Seseorang komunikator harus
dapat menyaring hal-hal yang tidak penting atau tidak relevan dan memusatkan
perhatian pada hal-hal yang memang penting dan relevan.
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
Dalam proses komunikasi, tidak semua ide dapat diterima atau dimengerti dengan
sempurna. Proses komunikasi dimulai dengan adanya ide dalam pikiran, yang lalu
diubah ke dalam bentuk pesan-pesan seperti dalam bentuk kata-kata, ekspresi wajah,
dan sejenisnya, untuk kemudian disampaikan kepada orang lain.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
3. Pengirim menyampaikan pesan
Setelah mengubah ide-ide ke dalam suatu pesan, tahap berikutnya adalah
memindahkan atau menyampaikan pesan melalui berbagai saluran yang ada kepada
si penerima pesan. Saluran komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
terkadang relative pendek, tetapi ada juga yang cukup panjang. Panjang pendeknya
saluran komunikasi yang digunakan akan berpengaruh terhadap efektivitas
penyampaian pesan.
4. Penerima menerima pesan
Komunikasi antara seseorang dengan orang lain akan terjadi, bila pengirim
mengirimkan suatu pesan dan penerima menerima pesan tersebut. Jika seseorang
mengirim sepucuk surat, komunikasi baru bisa terjalin bila penerima surat telah
membaca dan memahami isinya.
5. Penerima menafsirkan pesan
Setelah penerima menerima pesan, tahap berikutnya adalah bagaimana ia dapat
menafsirkan pesan. Suatu pesan yang disampaikan pengirim harus mudah dimengerti
dan tersimpan di dalam benak pikiran si penerima pesan.
6. Penerima member tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim
Umpan balik (feedback) adalah penghubung akhir dalam suatu mata rantai
komunikasi. Umpan balik tersebut merupakan penerima pesan yang memungkinkan
pengirim untuk menilai efektivitas suatu pesan.
Setelah menerima pesan, komunikan akan memberi tanggapan dengan cara tertentu
dan member sinyal terhadap pengirim pesan. Adanya umpan balik akan dapat
menunjukkan adanya faktor-faktor penghambat komunikasi, misalnya perbedaan latar
belakang, pebedaan penafsiran kata-kata, dan perbedaan reaksi secara emosional.

MUNCULNYA KESALAHPAHAMAN KOMUNIKASI


Di dalam suatu pidato, ada kecenderungan beberapa pesan tidak dapat dimengerti oleh
penerima pesan dengan baik. Hal ini disebabkan oleh adanya faktor penghambat
komunikasi antara pengirim dan penerima pesan. Faktor-faktor penghambat komunikasi
dapat dikelompokkan dalam empat masalah utama yang mencakup antara lain masalah
dalam pengembangan pesan, penyampaian pesan, penerimaan pesan, dan penafsiran
pesan. Masalah tersebut masing-masing sebagai berikut:
1. Masalah dalam pengembangan pesan
Sumber masalah potensial dalam mengembangkan suatu pesan adalah dalam
memformulasikan suatu pesan. Masalah dalam mengembangkan suatu pesan dapat
mencakup antara lain munculnya keragu-raguan tentang isi pesan, kurang terbiasa

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
dengan situasi yang ada atau masih asing dengan audiens, adanya pertentangan
emosional, atau kesulitan dalam mengekspresikan idea tau gagasan.
2. Masalah dalam menyampaikan pesan
Komunikasi ini dapat juga terganggu karena munculnya masalah penyampaian pesan
dari pengirim ke penerima. Masalah yang paling jelas di sini adalah faktor fisik.
Misalnya, terdapat sambungan kabel yang kurang baik pada sound system-nya
(antara tersambung atau tidak, sehingga muncul bunyi-bunyi aneh), kualitas suara
sound system yang kurang baik, lampu yang tiba-tiba padam, audiens terhalang oleh
pilar (tiang bangunan), salinan surat yang tak terbaca, dan lain-lain. Meskipun
nampaknya sepele, gangguan tersebut dapat menghalangi atau mengganggu suatu
pesan.
3. Masalah dalam menerima pesan
Sebagaimana halnya dengan penyampaian pesan, menerima pesan pun tidak luput
dari masalah. Masalah yang muncul dalam penerimaan suatu pesan antara Masalah
dalam menafsirkan pesan antara lain adanya persaingan antara penglihatan dengan
suara, kursi yang tidak nyaman, lampu yang kurang terang, dan kondisi lain yang
dapat mengganggu konsentrasi penerima.
4. Masalah dalam Menafsirkan pesan
Meskipun suatu pesan mungkin hilang selama proses penyampaian pesan, masalah
terbesar terletak pada mata rantai terakhir, saat suatu pesan ditaksirkan oleh
penerima pesan. Perbedaan latar belakang, perbendaharaan bahasa, dan
pernyataan emosional dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara
pemberi dan penerima pesan.
a. Perbedaan Latar Belakang
Bila pengalaman hidup penerima secara mendasar berbeda dengan pengirim
pesan, komunikasi menjadi semakin sulit. Perbedaan usia, pendidikan, jenis
kelamin, status sosial, kondisi ekonomi, latar belakang budaya, temperamen,
kesehatan, kecantikan, popularitas, atau agama dapat mempersulit atau paling
tidak mengganggu proses komunikasi.
b. Perbedaan Penafsiran Kata
Masalah dalam memahami pesan sebenarnya terletak pada bahasa yang
menggunakan kata-kata sebagai symbol untuk menggambakan suatu kenyataan.
Karena latar belakang yang berbeda, baik itu asal-usul daerah, budaya,
pendidikan, usia, maupun yang lain.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
c. Perbedaan Reaksi Emosional
Satu hal yang cukup menarik bahwa seseorang mungkin bereaksi secara
berbeda terhadap kata yang sama pada keadaan yang berbeda. Suatu pesan
yang jelas dan dapat diterima di suatu kondisi akan dapat membingungkan dalam
situasi yang berbeda. Hal ini bergantung pada hubungan emosional antara
penerima dan pengirim pesan.

BAGAIMANA MEMPERBAIKI KOMUNIKASI


a. Persepsi
Seorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan-pesan
yang akan disampaikan dapat diterima oleh komunikan atau tidak. Bila prediksinya
tepat, audiens akan dapat membaca dan menerima tanggapannya dengan benar.
Kemudian audiens sebagai penerima pesan akan mengantisipasi bagaimana reaksi
komunikator dalam menyusun umpan balik.
b. Ketepatan
Audiens mempunyai suatu kerangka berpikir yang jelas. Agar komunikasi yang
dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu mengekspresikan sesuatu sesuai
dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir mereka.
c. Kredibilitas
Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimism yang tinggi bahwa
audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Komunikator harus
mempunyai suatu keyakinan bahwa substansi atau inti pesan yang ingin disampaikan
kepada pihak lain benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengendalian
Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan yang
disampaikan. Reaksi mereka dapat membuat komunikator tertawa, menangis,
bertindak, mengubah pikiran, atau lemah lembut.
e. Keharmonisan
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan
yang baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai
tujuannya.
Komunikator yang baik tentu akan selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang
baik dengan audiens sehingga komunikasi dapat berjalan lancar dan mencapai tujuannya.
Seorang komunikator yang baik juga akan menghormati dan berhasil member kesan yang
baik kepada audiensnya.
1. Membuat suatu pesan secara lebih berhati-hati

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Memperhatikan maksud dan tujuan berkomunikasi dan audiens yang dituju. Katakana
apa yang dikehendaki dengan menggunakan bahasa yang jelas, sederhana, mudah
dipahami, dan tidak bertele-tele.
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
Melalui pemilihan saluran komunikasi yang hati-hati, komunikator dapat membuat
audiensnya lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan.
Penyampaian pesan dengan cara lisan akan efektif bila lokasi atau tempat
penyampaian pesan teratur, rapi, nyaman, sejuk dan sebagainya.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima pesan
Agar pemberian umpan balik (feedback) tersebut memberikan suatu manfaat yang
cukup berarti, cara dan waktu penyampaiannya harus direncanakan dengan baik.
Kalau komunikator menghendaki umpan balik yang cepat, dapat dipilih sarana
komunikasi yang cepat, misalnya melalui tatap muka atau melalui telepon. Akan
tetapi bila umpan balik tidak terlalu dipentingkan cepat, sarana tertulis (surat) akan
menjadi alternative yang baik untuk menyampaikan pesan,
Komunikasi dalam dunia bisnis merupakan salah satu faktor penting bagi
pencapaian tujuan suatu organisasi, akan tetapi sering kali orang mengabaikan arti
pentingnya komunikasi dalam dunia bisnis.

Dimensi Komunikasi dalam Komunikasi Massa


Beberapa hal ini perlu kita perhatikan apabila membahas mengenai komunikasi massa.
Komunikasi massa memiliki sedikit perbedaan dengan komunikasi sehari-hari. Berikut
adalah beberapa karakteristik komunikasi massa yang perlu kita ketahui :
1. Informasi dalam komunikasi massa dibuat dan disebarkan oleh suatu organisasi
untuk dikonsumsi publik
2. Informasi atau pesan disampaikan melalui media massa kepada publik
3. Komunikator menyebarkan informasi secara luas dan terus menerus yang
diharapkan dapat mempengaruhi khalayak, bahkan dapat menciptakan opini
publik.
4. Memiliki beberapa unsur yaitu sumber, khalayak, pesan, proses, konteks, dan
media.
5. Penyampaian berlangsung cepat dan tidak terkendala waktu
6. Komunikasi bersifat terencana, terjadwal, dan terorganisir.
7. Isi pesan berhubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik sosial,
politik, ekonomi, maupun gaya hidup.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Berdasarkan ruang lingkup dan pengaruhnya, dimensi komunikasi dalam komunikasi
massa dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Dimensi makro
Dimensi makro lebih menggambarkan hubungan antara media dengan berbagai
institusi, misalkan politik, ekonomi, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Atau kita
bisa mengatakan bahwa dimensi makro adalah dimensi yang memperhatikan dari sisi
media kepada masyarakat luas.
Teori-teori yang mengkaji mengenai dimensi ini biasanya akan menjelaskan bagaimana
kedudukan dan pengaruh media dalam masyarakat.
b. Dimensi mikro
Dimensi mikro memperhatikan bagaimana pengaruh media terhadap suatu kelompok
atau individu. Teori dalam dimensi mikro mempelajari bagaimana hubungan antara media
dengan audiens, dimana di sini lebih ditekankan efek yang terlihat dari individu atau
kelompok sebagai hasil dari media massa. Kita bisa melihat perbedaannya dengan
dimensi makro, yaitu bahwa dimensi mikro memiliki ruang lingkup yang lebih kecil dan
lebih detail.

Sedangkan dari proses komunikasinya, terdapat empat dimensi dalam komunikasi


massa, diantaranya yaitu :
1. Isi
Dalam proses komunikasi, pasti terdapat pesan atau informasi yang disampaikan dari
satu pihak ke pihak lain. Dan pesan inilah yang merupakan dimensi isi. Apabila kita
menilik konteksnya pada komunikasi massa, isi merupakan berita yang kita terima atau
yang dapat kita simpulkan.
Bisa dikatakan isi merupakan dimensi yang sangat penting. Tidak hanya dalam
komunikasi massa, melainkan juga dalam jenis komunikasi lainnya. Tanpa isi, maka tidak
ada komunikasi.
Kecuali apabila pesan tersebut tidak bisa diintepretasikan sehingga komunikan tidak
memahami isi yang disampaikan. Namun, pada dasarnya, setiap komunikasi memiliki
dimensi isi karena penyampaian isi merupakan tujuan komunikasi dalam jaringan.
2. Suara
Dimensi suara sangat penting apabila media yang digunakan menggunakan suara
sebagai komponen utama. Suara dapat menunjang proses penyampaian, bahkan
memperjelas apa yang ingin disampaikan. Ada beberapa media yang membutuhkan
suara sebagai unsur utama, misalnya radio dan televisi. Kita bisa bayangkan bagaimana
bila kedua media tersebut tidak memiliki suara.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Tentu komunikasi tidak akan terjadi. Dan apabila suara tidak berperan secara maksimal,
maka komunikasi juga tidak bekerja maksimal. Namun, setiap media memiliki kebutuhan
yang berbeda.
Misalnya, koran. Koran hanya berisi tulisan dan sedikit gambar, namun tidak
membutuhkan suara. Jadi, intinya dimensi yang satu ini dibutuhkan pada media-media
tertentu.
3. Jaringan
Dalam komunikasi yang ditujukan untuk menjangkau masyarakat luas, suatu
organisasi akan memilih media yang cepat dan efektif dalam penyampaian informasi.
Sebut saja televisi, radio, atau internet. Semua media yang mampu menyebarluaskan
informasi dengan cepat pasti akan membutuhkan jaringan komunikasi jarak jauh tanpa
kabel yang memadahi.
Apabila jaringan buruk, komunikasi tidak akan berjalan dengan semestinya dan imbasnya
masyarakat mungkin akan kesulitan menangkap apa yang ingin disampaikan. Jika sudah
begitu, akan lebih sulit lagi untuk mempengaruhi masyarakat karena masyarakat belum
tentu mengerti apa yang sedang diinformasikan.
Maka dari itu, dalam proses komunikasi, jaringan merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi komunikasi.
4. Arah komunikasi
Dalam proses komunikasi, arah dibagi menjadi dua jenis yaitu satu arah dan dua arah.
Komunikasi satu arah terjadi apabila komunikator selalu berpihak sebagai komunikator
dan komunikan tidak bisa membalas atau menyampaikan pesan kepada komunikator.
Misalnya, televisi, radio, dan lain sebagainya. Sedangkan komunikasi dua arah akan
terjadi pertukaran informasi antara kedua belah pihak. Misalnya, percakapan di telepon.

Teori-teori Dasar Komunikasi Massa


Marshall McLuhan mengatakan bahwa kita sebenarnya hidup dalam suatu ‘desa global’.
Pernyataan McLuhan ini mengacu pada perkembangan media komunikasi modern yang
telah memungkinkan jutaan orang di seluruh dunia untuk dapat berhubungan dengan
hampir setiap sudut dunia. Kehadiran media secara serempak di berbagai tempat telah
menghadirkan tantangan baru bagi para ilmuwa dari berbagai disiplin ilmu. Pentingnya
komunikasi massa dalam kehidupan manusia modern dewasa ini, terutama
kemampuannya untuk menciptakan publik, menentukan issue, memberikan kesamaan
kerangka berpikir, dan menyusun perhatian publik, pada gilirannya telah mengundang
berbagai sumbangan teoritis terhadap kajian tentang komunikasi massa.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu sisi mengandung pengertian suatu
proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada public
secara luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari,
digunakan, dan dikonsumsi oleh audience. Pusat dari studi mengenai komunikasi massa
adalah media. Media merupakan organisasi yang menebarkan informasi yang berupa
produk budaya atau pesan yang mempengaruhinya dan mencerminkan budaya dalam
masyarakat. Oleh karenanya, sebagaimana dengan politik atau ekonomi, media
merupakan suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan
yang lebih luas.

Analisis media mengenai adanya dua dimensi komunikasi massa, yaitu:


1. Dimensi makro, yaitu dimensi yang memandang dari sisi media kepada masyarakat
luas beserta institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan keterkaitan antara
media dengan berbagai institusi lain seperti politik, ekonomi, pendidikan, agama, dan
sebagainya. Teori-teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut, mengkaji posisi atau
kedudukan media dalam masyarakat dan terjadinya saling mempengaruhi antara
berbagai struktur kemasyarakatan dengan media.
2. Dimensi mikro, yaitu melihat kepada hubungan antara media dengan audience, baik
secara kelompok maupun individual. Teori-teri mengenai hubungan antara media
audience, terutama menekan pada efek-efek individu dan kelompok sebagai hasil
interaksi dengan media.

Teori-teori awal mengenai komunikasi massa lahir melalui berbagai penelitian yang
didorong oleh perhaian terhadap pengaruh politik terhadpap media suratkabar. Penelitian
sejenis yang banyak dilakukan pada awal abad ini, dan kemudian juga penelitian
mengenai dampak social dan moral dari radio dan film, terus berkembang hingga akhir
PD II. Penelitian tersebut umumnya berangkat dari tujuan untuk menguji efisiensi dan
efektivitas dalam bidang propaganda, telekomunikasi, advertensi, public relations, dan
human relations. Diawali dengan aspek-aspek praktis, penelitian komunikasi massa
selanjutnya didukung oleh pendekatan sosiologis dan psikologis yang sedang
berkembangg pada saat itu, di samping kemajuan-kemajuan yang sedang terjadi dalam
bidang metodologi. Khususnya dalam hal penggunaan metode eskperimen, survey dan
statistik.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Pembahasan berikut akan menguraikan sejumlah teori dasar yang cukup berpengaruh
dan telah memberi inspirasi bagi perkembangan teori dan penelitian komunikasi massa
berikutnya. Antara lain adalah:

Formula Lasswell
Seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu
ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan
yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah
dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut:
• Siapa (Who)
• Berkata apa (Says what)
• Melalui saluran apa (in which Channel)
• Kepada siapa (to Whom)
• Dengan efek apa (with what Effect)

Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai Formula Lasswell ini,
meskipun sangat sederhana atau terlalu menyederhanakan suatu fenomena komunikasi
massa, telah membantu mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian
terhadap komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam
proses komunikasi massa, Lasswell sendiri menggunakan formula ini untuk membedakan
berbagai jenis penelitian komunikasi.

Komunikasi massa adalah proses dimana seorang atau sekelompok orang atau
organisasi yang besar menyusun sebuah pesan dan mengirimkannya melalui beragam
media kepada khalayak luas yang anonim dan heterogen. Kehadiran media komunikasi
modern sebagai dampak makin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi
cenderung mengaburkan batasan antara komunikasi antar pribadi atau komunikasi
interpersonal tradisional dan komunikasi massa.

Misalnya seorang yang memiliki perangkat komputer dan keterampilan mengoperasikan


komputer dapat mempublikasikan majalah sendiri. Hal ini menjadi pertanyaan para
peneliti apakah berbagai bentuk komunikasi baru tersebut dapat dikategorikan ke dalam
komunikasi massa.

Para peneliti telah mengkaji media dan komunikasi selama lebih dari seabad. Terdapat
tiga paradigma dimana media menjadi kajian utama dalam penelitian komunikasi massa:

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
 Paradigma pertama adalah paradigma kekuatan efek media yang melihat kuatnya
pengaruh media terhadap khalayak massa.
 Paradigma kedua adalah paradigma efek terbatas atau efek minimalis media terhadap
khalayak massa.
 Paradigma ketiga, paradigma efek kumulatif media terhadap khalayak massa
(Littlejohn dan Foss, 2009: 623 – 624).

Terdapat beberapa teori komunikasi yang secara spesifik menitikberatkan pada


komunikasi massa dan beberapa teori lainnya yang digunakan untuk meneliti media
massa. Sebagian besar teori yang digunakan berkembang diluar bidang studi komunikasi
yang kemudian diaplikasikan ke dalam studi media oleh para peneliti.

Littlejohn dan Foss dalam bukunya Encyclopedia of Communication Theory (2009)


membagi teori komunikasi massa ke dalam tiga kategori, yaitu teori-teori yang berkaitan
dengan budaya dan masyarakat, teori-teori yang berkaitan dengan pengaruh dan
persuasi media, dan teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan media. Selain teori-
teori yang menekankan pada proses dampak media massa dan khalayak massa,
beberapa teori komunikasi massa juga menitikberatkan pada isi pesan media serta
struktur dan penampilan media massa.

Berikut adalah beberapa teori komunikasi massa beserta penjelasannya.


1. Teori Pengaturan Agenda (Agenda Setting Theory)
Teori pengaturan agenda merupakan salah satu teori yang menjelaskan efek
kumulatif media. Beberapa tokoh yang merumuskan teori ini adalah Bernard
Cohen, Maxwell McCombs, dan Donald Shaw. Teori pengaturan media
menggambarkan kekuatan pengaruh media. Inti dari teori pengaturan media adalah
pembentukan kepedulian dan perhatian publik terhadap beberapa isu yang
ditampilkan oleh media berita.

Terdapat dua asumsi dasar yang mendasari sebagian besar penelitian mengenai
pengaturan media yaitu bahwa pers dan media tidak merefleksikan kenyataan yang
sebenarnya setelah dilakukan penyaringan, dan konsentrasi media terhadap
beberapa isu dan subyek mengajak publik untuk menerima isu tersebut lebih penting
daripada isu lainnya.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
2. Teori Sistem Ketergantungan Media (Media Systems Dependency
Theory atau Dependency Theory)
Teori ini menyatakan bahwa media bergantung pada konteks sosial dan pertama kali
dirumuskan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin DeFleur (1976). Mereka
memandang bahwa bertemunya media dengan khalayak didasarkan atas tiga
perspektif, yaitu perspektif perbedaan individual, perspektif kategori sosial, dan
perspektif hubungan sosial (Rakhmat, 2001: 203)

Asumsi teori ini memandang bahwa dependensi relatif khalayak terhadap sumber
media massa jika dibandingkan dengan sumber informasi lainnya merupakan suatu
variabel yang harus ditentukan secara empiris. Semakin besar kadar dependensi
khalayak terhadap media massa dilihat dari segi perolehan informasi dan semakin
tinggi kadar kritis serta ketidakstabilan masyarakat, maka akan semakin besar pula
kekuasaan yang dapat dimiliki oleh media (atau kekuasaan yang dikaitkan dengan
peranannya) (McQuail, 1987: 84-85).

3. Teori Spiral Keheningan (Spiral of Silence Theory)


Teori yang diperkenalkan oleh Elisabeth Noelle-Neumann (1974) menggambarkan
hubungan efek media terhadap pembentukan opini publik dan pola perilaku
demokratis. Frasa “spiral of silence” mengacu pada bagaimana orang-orang yang
cenderung untuk tetap diam ketika mereka merasa pandangannya merupakan
minoritas. Setiap individu yang melihat opininya sendiri diterima akan
mengekspresikannya.

Sementara itu, mereka yang berpikir dirinya sebagai minoritas akan menekan
pandangannya. Para innovator dan agen perubahan tidak takut dalam menyuarakan
pendapat yang berbeda sebagaimana mereka tidak takut terhadap isolasi.

4. Teori Kesenjangan Pengetahuan (Knowledge Gap Theory)


Teori ini pertama kali dikenalkan oleh Phillip Tichenor, George Donohue,
dan Clarice Olien. Teori ini menyatakan bahwa bertambahnya jumlah informasi
mengenai suatu topik mengakibatkan bertambahnya pula kesenjangan pengetahuan
antara mereka yang mengetahui lebih banyak dan mereka yang mengetahui lebih
sedikit.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Teori kesenjangan pengetahuan dapat membantu menjelaskan berbagai penelitian
yang menitikberatkan pada opini publik. Kesenjangan pengetahuan dapat
menghasilkan bertambahnya kesenjangan antara orang-orang yang memiliki status
sosioekonomi yang rendah dan orang-orang yang memiliki startus sosioekonomi
yang tinggi.

Kemudian, memperbaiki kehidupan orang-orang dengan informasi melalui media


massa tidak selalu berjalan lancar sesuai dengan yang telah direncanakan karena
menemui berbagai hambatan-hambatan komunikasi. Media massa mungkin saja
memberikan efek memperbesar perbedaan kesenjangan diantara anggota kelas
sosial.

Terdapat lima alasan untuk menjustifikasi terjadinya kesenjangan pengetahuan


sebagaimana yang diutarakan oleh Tichenor, Donohue, dan Olien (1970) yaitu bahwa
orang-orang dengan tingkat sosioekonomi yang lebih tinggi:
 Memiliki keterampilan komunikasi, pendidikan, kemampuan membaca,
kemampuan mengingat informasi yang lebih baik.
 Dapat menyimpan informasi secara lebih mudah atau mengingat topik
berdasarkan latar belakang pengetahuan.
 Memiliki konteks sosial yang lebih relevan.
 Lebih baik dalam melakukan terpaan selektif, penerimaan, dan retensi.
 Lebih mudah menjangkau media massa.

5. Teori Imperialisme Budaya (Cultural Imperialism Theory)


Denis McQuail dalam bukunya Teori Komunikasi Massa (1987: 99 -100), teori ini
berasal dari teori sekaligus bukti awal mengenai peran media dalam pembangunan
nasional. Teori ini berpandangan bahwa media dapat membantu modernisasi dengan
memperkenalkan nilai-nilai barat dilakukan dengan mengorbankan nilai-nilai
tradisional dan hilangnya keaslian budaya lokal.

Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa nilai-nilai yang diperkenalkan itu


adalah nilai-nilai kapitalisme dan karenanya proses imperialistis serta dilakukan
secara sengaja, atau disadari dan sistematis, yang menempatkan Negara yang
sedang berkembang dan lebih kecil di bawah kepentingan kekuasaan kapitalis yang
lebih dominan.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
6. Teori Studi Kultural Kritis (Critical Cultural Studies Theories)
Teori ini menitikberatkan pada peran sosial media massa dan bagaimana media
dapat digunakan untuk mendefinisikan hubungan kekuasaan diantara beragam
subkultur dan menjaga status quo. Para ahli meneliti bagaimana media berhubungan
dengan berbagai masalah seperti ideologi, ras, kelas sosial, dan gender.

Kemudian, media tidak hanya dilihat sebagai sebuah refleksi budaya tapi juga
sebagai produser budaya mereka sendiri. Penekanannya adalah pada bagaimana
struktur sosial dan politik mempengaruhi komunikasi bermedia dan bagaimana
dampak hubungan kekuasaan dalam menjaga atau mendukung kekuasaan tersebut
dalam masyarakat.

7. Teori Sosial Kognitif (Social Cognitive Theory)


Teori sosial kognitif dibangun pertama kali oleh seorang psikolog Albert
Bandura sekitar tahun 1960an.

Teori ini menitikberatkan pada bagaimana dan mengapa orang-orang cenderung


untuk meniru apa yang dilihat melalui media. Ini adalah teori yang fokus pada
kapasitas kita untuk belajar dengan mengalaminya secara langsung.

Proses belajar melalui pengamatan ini bergantung pada sejumlah faktor, yaitu
kemampuan subyek untuk memahami dan mengingat apa yang ia lihat,
mengidentifikasi karakter bermedia, dan berbagai hal yang membimbing kepada
proses pemodelan perilaku. Teori sosial kognitif adalah salah satu teori yang paling
sering digunakan untuk meneliti media dan komunikasi massa.

8. Teori Pengembangan (Cultivation Theory)


Teori pengembangan adalah suatu pendekatan yang dibangun oleh Profesor George
Gerbner. Ia memulai proyek penelitian mengenai indikator-indikator budaya pada
pertengahan tahun 1960an. Penelitian ini untuk mengkaji apakah dan bagaimana
menonton televisi dapat mempengaruhi ide atau gagasan pemirsa mengenai dunia.

Berdasarkan pendapat para peneliti, televisi adalah pendongeng utama di dalam


masyarakat masa kini. Selain itu, televisi juga telah menjadi sumber utama sosialisasi
bagi masyarakat. Televisi juga menampilkan sebuah mainstream atau pandangan
yang seragam mengenai dunia saat ini.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Selain itu, terdapat beberapa tema yang secara konsisten diangkat ke layar televisi
yaitu kekerasaan, peran gender secara stereotype, dan berbagai macam program
virtual lainnya. Semakin sering seseorang menonton televisi maka akan ia akan
semakin percaya bahwa bahwa kenyataan yang ada dalam tayangan televisi sama
dengan kenyataan yang ada dalam kehidupan nyata. Karenanya, pemirsa kelas berat
akan merasa bahwa dunia tempat ia tinggal adalah tempat yang paling berbahaya.

9. Teori Jarum Hipodermik (Hypodermic Needle Theory)


Teori jarum hipodermik disebut juga dengan Magic Bullet atau Stimulus Response
Theory. Menurut teori ini, media massa memiliki dampak yang sifatnya langsung,
segera serta kuat terhadap khalayak massa. Media massa pada kurun waktu 1940an
hingga 1950an digambarkan memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perubahan perilaku.

Beberapa faktor yang memberikan kontribusi terhadap teori kuatnya dampak media
massa adalah berkembangnya popularitas radio serta televisi yang begitu cepat,
munculnya industri-industri persuasi seperti periklanan dan propaganda, hasil
penelitian yang dilakukan oleh Payne Fund pada tahun 1930an yang
menitikberatkan pada dampak motion pictures terhadap anak-anak serta
monopolisasi media massa yang dilakukan oleh Hitler selama perang dunia II untuk
menyatukan rakyat Jerman dibelakang partai Nazi.

Teori ini mengasumsikan bahwa media massa dapat mempengaruhi sebagian besar
kelompok orang-orang secara langsung dan seragam dengan cara membombardir
mereka dengan pesan-pesan yang sesuai yang dirancang untuk memantik respon
yang diinginkan.

10. Teori Dua Tahap (Two Step Flow Theory)


Teori dua tahap diformulasikan oleh Paul F. Lazarfeld dan kawan-kawan
berdasarkan hasil survey terhadap pemilih. Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa
hubungan sosial informal memegang peranan dalam memodifikasi perilaku yang
mana masing-masing individu memilah isi media kampanye.

Studi ini juga mengindikasikan bahwa berbagai ide atau gagasan seringkali mengalir
dari radio dan surat kabar kepada pemuka pendapat dan dari mereka kemudian

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
disampaikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, kelompok sosial informal memiliki
beberapa tingkatan dalam mempengaruhi orang-orang dan cara mereka memilah isi
media dan bertindak terhadapnya.

11. Teori Penggunaan dan Kepuasan (Uses and Gratification Theory)


Teori ini yang digagas oleh Elihu Katz, Jay G. Blumler dan Michael
Gurevitch muncul sebagai reaksi terhadap penelitian komunikasi massa tradisional
yang menekankan pada pengirim dan pesan. Teori penggunaan dan kepuasaan
menekankan pada khalayak yang aktif dalam menggunakan media massa. Yang
menjadi poin utama teori penggunan dan kepuasan adalah orientasi psikologis dalam
memenuhi kebutuhan, motivasi, dan kepuasan pengguna media massa.

Asumsi teori penggunaan dan kepuasaan adalah menjelaskan penggunaan serta


fungsi media bagi individu, kelompok, dan masyarakat secara umum. Terdapat tiga
tujuan dalam mengembangkan teori penggunaan dan kepuasan yaitu:
 Menjelaskan bagaimana masing-masing individu menggunakan komunikasi
massa untuk memuaskan kebutuhannya,
 Menemukan hal-hal yang mendasari motivasi penggunaan media dari masing-
masing individu,
 Mengidentifikasi konsekuensi positif maupun negatif dari penggunaan media oleh
masing-masing individu.

Inti dari teori penggunaan dan kepuasan terletak pada asumsi anggota khalayak secara
aktif mencari media massa untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu.

12. Teori Media (Medium Theory)


Marshall McLuhan dan Harold Innis adalah dua orang peneliti yang seringkali
diasosiasikan dengan teori media. Teori media dicetus oleh Marshall McLuhan (1964)
yang menyatakan bahwa medium is the message atau media adalah pesan.

Pernyataan ini menekankan pada bagaimana media komunikasi berbeda tidak hanya
dalam terminologi isi tetapi juga pada bagaimana mereka dibangun dan disalurkan
melalui pikiran dan rasa. Ia membedakan media dengan proses kognitif. Ide McLuhan
yang paling terkenal adalah saluran sebagai kekuatan dominan yang harus dipahami
untuk mengetahui bagaimana media mempengaruhi masyarakat dan budaya.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Teori media menitikberatkan pada karaketristik media itu sendiri lebih dari sekedar
apa yang dikirimkan atau bagaimana suatu informasi diterima. Dalam teori media,
sebuah media tidaklah sesederhana sebuah surat kabar, internet sebagai media
informasi, kamera digital dan sebagainya. Lebih dari itu, media merupakan
lingkungan simbolis dari beberapa tindakan komunikatif.

Di sisi lain, media sebagai bagian dari pesan apapun yang dikirimkan, memiliki
dampak bagi setiap individu dan masyarakat. Tesis McLuhan menyatakan bahwa
orang-orang beradaptasi terhadap lingkungannya melalui berbagai macam
keseimbangan atau rasio indrawi, dan media saat ini utamanya membawa sebuah
rasio inderawi yang mempengaruhi persepsi.

13. Teori Kekayaan Media (Media Richness Theory)


Teori yang dianggap sangat mempengaruhi teori media paling tidak untuk media baru
adalah teori kekayaan media yang dicetuskan oleh Richard Daft dan Robert
Lengel dalam sebuah artikel tahun 1986. Teori kekayaan media didasarkan pada
teori kontingensi dan teori proses informasi yang dicetuskan oleh Galbraith (1977).

Dua asumsi utama dari teori kekayaan media adalah orang-orang menginginkan
dapat mengatasi ketidakpastian dalam organisasi serta keberagaman media yang
secara umum digunakan dalam sebuah organisasi kerja lebih baik untuk
menyelesaikan tugas dibandingkan yang lain.

Dengan menggunakan empat macam kriteria, Daft dan Lengel menyajikan hierarki
kekayaan media yang diawali dari tingkat kekayaan yang tinggi ke tingkat kekayaan
yang lebih rendah untuk mengilustrasikan kapasitas berbagai tipe media terhadap
proses komunikasi dalam organisasi. Kriteria tersebut adalah ketersediaan umpan
balik yang segera, kapasitas media untuk mentransmisikan berbagai petunjuk seperti
bahasa tubuh, intonasi suara dan infleksi, penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi, dan fokus personal terhadap media.

Komunikasi tatap muka adalah media komunikasi yang paling kaya dalam sebuah
hierarki diikuti berikutnya oleh telepon, surat elektronik, surat, catatan, memo, laporan
khusus dan flyer serta bulletin. Dilihat dari perspektif strategi manajemen, teori
kekayaan media berpendapat bahwa manajer dapat melakukan beberapa improvisasi

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
dalam penampilan dengan menyesuaikan karakteristik media dengan karakteristik
tugas.

14. Teori Konsistensi (Consistency Theories)


Festinger memformulasikan teori konsistensi yang membicarakan tentang kebutuhan
orang-orang untuk konsisten terhadap keyakinan dan penilaian yang dimiliki. Dalam
rangka untuk mengurangi disonansi yang dibentuk oleh inkonsistensi dalam
kepercayaan, penilaian, dan tindakan, orang akan mengekspos dirinya dengan
beragam informasi yang konsisten dengan ide dan tindakan mereka serta menutup
bentuk-bentuk komunikasi lain.

15. Teori Difusi Inovasi (Diffusion of Innovations Theory)


Teori yang digagas oleh Bryce Ryan dan Neil Gross (1943) menitikberatkan pada
proses dimana sebuah ide baru dikomunikasikan melalui beragam saluran
komunikasi diantara anggota suatu sistem sosial. Model ini menggambarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pikiran serta tindakan orang-orang serta proses
mengadopsi sebuah teknologi atau ide baru.

Definisi Media Massa


Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara
serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa
dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan ruang dan
waktu. Media massa mampu menyebar luaskan pesan hampir seketika pada waktu yang
tak terbatas (Nurudin, 2007: 9). Secara umum dapat dipahami bahwa istilah 'media'
adalah cakupan dari sarana komunikasi yang menggunakan sebuah saluran seperti pers,
media penyiaran (broadcasting) dan film (cinema). Hafied Cangara mendefinisikan media
massa sebagai alat yang digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada
khalayak (penerima pesan) dengan menggunakan alat komunikasi mesin seperti surat
kabar, film, radio dan televisi. Adapun fungsi utama media massa yaitu memberikan
informasi pada kepentingan, menyebarluaskan dan mengiklankan sebuah produk
(Cangara, 2005: 122).

Fungsi komunikasi massa berarti berbicara mengenai fungsi media massa karena
komunikasi massa itu sendiri berarti komunikasi melalui media massa. Ini berarti
komunikasi massa tidak akan ditemukan maknanya kalau tidak melibatkan media massa
sebagai elemen penting dalam komunikasi massa.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

 
Daftar Pustaka

Efendy.2009. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung: Penerbit PT Remaja


Rosdakarya
Bovee, Courtland L., John V. Thill. 2010. Business Communication Today (10 th ed).
New Jersey: Pearson Education, Inc
Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Penerbit Erlangga
https://docplayer.info/73002864-Pengertian-komunikasi.html

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
   Indraguna Kusumabrata http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai