KOMUNIKASI EFEKTIF
Disusun Oleh
DAFTAR ISI
Modul
Modul Komunikasi
Komunikasi Efektif
Efektif 3
Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum
Setelah mempelajari modul ini peserta diklat atau pembaca diharapkan mampu
memahami teori komunikasi dan teori komunikasi efektif dan berkomunikasi secara
efektif.
B. Tujuan Khusus
Adapun tujuan mempelajari unit kompetensi melalui buku informasi ini guna
memfasilitasi peserta diklat atau pembaca sehingga pada akhir pembelajaran diharapkan
memiliki kemampuan sebagai berikut :
ModulKomunikasi
Modul KomunikasiEfektif
Efektif 5
Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar
BAB II
KOMUNIKASI
A. Pengertian Komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup sebagai individu dalam kelompok
sosial, komunitas, organisasi dan masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap
manusia berinteraksi dengan cara berkomunkasi dengan orang lain guna membangun
relasi antar sesamanya. Komunikasi menjadi bagian yang sangat penting dalam
kehidupan manusia terutama dalam kehidupan sosial. Alasan itulah yang menyebabkan
manusia tidak menghindari komunikasi dalam kehidupan.
Komunikasi memiliki pengertian yang sama yaitu peyampaian suatu pesan atau
informasi dari satau sumber kepada sumber yang lainnya. Namun, seiring dengan
berjalannya waktu, banyak ahli yang memberikan pendapatnya tentang apa itu
komunikasi dan ilmu komunikasi. Komunikasi adalah keterampilan yang sangat penting
dalam kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada setiap
1
Onong uchjana Effendy. 2006. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda Karya.
Hal 9
gerak langkah manusia. Manusia adalah makhluk sosial yang tergantung satu sama lain
dan mandiri serta saling terkait dengan orang lain dilingkungnnya. Satu-satunya alat
untuk data berhubungan dengan orang lain dilingkungannya adalah komunikasi baik
secara verbal maupun non-verbal (bahasa tubuh dan isyarat yang banyak dimengerti oleh
suku bangsa).
Menurut Trenholm dan Jensen, komunikasi merupakan suatu proses dimana sumber
mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran. 2 Suatu proses yang
mentrasmisikan pesan kepada penerima pesan melalui berbagai media yang dilakukan
oleh komunikator adalah suatu tindakan komunikasi. Selanjutnya menurut Weaver,
komunikasi adalah seluruh prosesdur melalui pemikiran sesorang yang dpat
mempengaruhi pikiran orang lain.3 Effendy menjelaskan bahwa komunikasi merupakan
proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai pikiran dan
perasaan, berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagai panduan
yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik langsung, secara tatap muka
maupun tidak langsung, melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan atau
perilaku.4
2
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 31
3
Ibid, hal 30
4
Effendy, Onong Uchjana.2002.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal 60
5
Tunggal, Amin Widjaja, Drs.Ak.MBA. 2008. Dasar-Dasar Customer Relationship Management (CRM).Jakarta:
Harvindo , hal 1
6
Ruslan, Rosady. 2008. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada,
hal 83
Definisi dari komunikasi sendiri adalah proses pengiriman dan penerimaan informasi
atau pesan antara dua orang atua lebih dengan cara efektif, sehingga pesan yang
dimaksud dapat dimengerti. Beberapa definisi komunikasi menurut para ahli lainnya
adalah sebagai berikut:
Definisi Ilmu komunikasi menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap. Secara khusus Hovland juga mengatakan definisi dari komunikasi
itu sendiri adalah proses untuk mengubah perilaku orang lain. Pendapat tersebut
menunjukkan bahwa komunikasi itu meliputi proses penyampaian pesan, pembentukan
kepercayaan, sikap, pendapat, serta tingkah laku orang lain dan juga publik. 11
Paradigma yang dikemukakan oleh Harold Lasswell (1960) dalam karyanya The
Structure and Function of Cummunication in Society sering kali dikutip oleh para peminat
komunikasi. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi
ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: who says what in which channel to whom
whith what effect?. Paradigma Lasswell tersebut menunjukan bahwa pada komunikasi
terdapat lima unsur di dalamnya. Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang
7
Suprapto Tommy. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi, Dan Peran Manajemen dalam Komunikasi. Jakarta:
Buku Seru, hal 6
8
Astrid S Susanto.1999.Komunikasi dalam Teori dan Praktek.Jakarta: Bina Cipta, hal 10
9
Davis, Keith. Jhon W. Newstrom. (Agus Dharma, pen). 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta : Erlanga,
hal 101
10
Schramm Wilbur, 1995. The Process Effect Of Mass Communication, Urbana: University Of Illinois Press, hal
xxx
11
Hovland, Carl, L. 1953. Social communication dalam Bernard Berelson & Morris Janowits, ed. Reader in
public opinion and communication. NewYork:The free press of glencoe, hal xxx
yang terlaibat dalam komunikasi terdapat kesamaan makana mengenai suatu hal yang
dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang suatu yang dinyatakan
orang lain kerpadanya makan komunikasi berlangsung dan dengan kata lain
berhubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Sebaliknya jika komunikan tidak
mengerti maka komunikasi tidak berlangsung dan dengan kata lain hubungan antara
orang-orang itu tidak komunikatif. Berdasarkan paradigm Lasswell tersebut dapat
disimpulkan, komunikasi adalah proses penyapaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang dapat menimbulkan efek tertentu.12 Cangara
menggambarkan kaitan antara satu unsur dengan unsur yang lain dalam komunikasi
yaitu sebagai berikut: 13
UMPAN BALIK
LINGKUNGAN
12
Effendy, Onong Uchjana.2006.Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya, hal
10
13
Cangara, Hafied H, 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, hal 115
14
Ibid, hal 116 - 117
15
Vardiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bogor:Ghalia Indonesia, hal 23
misalnya dalam komunikasi antara pribadi, panca indera dinggap sebagai media
komunikasi. Selain indera manusia, ada juga saluran komunikasi lain yang lebih
modern. Sebuah pesan dapat disalurkan menggunakan berbagai macam media.
Media yang dapat digunakan untuk menyalurkan sebuah pesan antra lain udara,
televise, radio, telepon, surat, majalah, dan yang lainnya.
Dalam komunikasi massa, media adalah alat yang dapat menghubungkan
antara sumber dan penerima yang sifanya terbuka, dimana setiap orang dapat
melihat, membaca dan mendengarnya. Media dalam komunikasi massa data
dibedakan atas dua macam yaitu media cetak dan media elektronik. Selain media
komunikasi tersebut, kegiatan dan tempat tertentu yang banyak ditemui dalam
masyarakat pedesaan dapat juga dipandang sebagai media komunikasi sosial,
misalnya rumah ibadah, balai desa, arisan, panggung kesenian dan pesta rakyat.
4. Penerima Pesan (Komunikan)
Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber.
Penerima bisa terdiri dari satu orang atau lebih dan juga bisa dalam bentuk kelompok,
partai atau negara. Seseorang pengirim pesan sebaliknya mengetahui kepada siapa
pesan tersebut ingin disampaikan. Sebuah komunikasi dikatakan berhasil jika pesan
yang disampaikan oleh komunikator sampai dan diterima dengan baik oleh
komunikan. Penerima adalah elemen terpenting dalam proses komunikasi karena
menjadi sasaran dari komunikasi. Dalam proses komunikasi dapat dipahami bahwa
keberadaaan penerima adalah akibat adanya sumber.
5. Efek
Efek atau dampak apa yang akan terjadi kepada komunikan setelah menerima
pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sebuah pesan dikatakan memiliki makan
atau arti bagi orang yang menerimanya apabila pesan tersebut memiliki dampak yang
dapat merubah sudut pandang orang lain misalnya cara berfikir, sikap, perilaku dan
lain-lain.
Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan dan dilakukan
oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Efek ini bisa terjadi pada
pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang,16 Menurut Vardiansyah, efek
16
Cangara, Hafied H, 2006, hal 25
komunikasi dapat dibedakan atas efek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap), dan
konatif (tingkah laku).17
Efek bisa terjadi dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikal dan perilaku.
Pada tingkat pengetahuan, efek bisa terjadi dalam bentuk perubahan persepsi dan
perubahan pendapat, Perubahan pendapat terjadi apabila terdapat perubahan
penilaian terhadap suatu obyek karena adanya informasi yang lebih baru. Perubahan
sikap ialah adanya perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam
bentuk prinsip sebagai hasil evaluasi yang dilakukan terjadap sesuatu objek, baik
yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya. Berbeda dengan perubahan sikap,
perubahan perilaku adalah perubahan yang terjadi dalam tindakan.
Dalam komunikasi antar pribadi dan kelompok, efek dapat diamati secara
langsung. Sebaliknya dalam komunikasi massa, efek tidak begitu mudah diketahui
sebab selain sifat massa tersebar juga sulit dimonitor pada tingkat mana efek
tersebut terjadi. Komunikasi massa cenderung lebih banyak mempengaruhi
pengetahuan dan tingkat kesadaran seseorang sedangkan komunikasi antar pribadi
cenderung berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang.
6. Umpan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya adalah salah saatu
bentuk dari pada pengaruh yang bersal dari penerima, tetapi sebenarnya umpan balik
juga bisa bersal dari unsur lain seperti pesan dan media meskipun pesan belum
sampai pada penerima. Contoh dari umpan balik adalah sebagai berikut: sebuah
konsep surat yang memerlukan perubahan sebelum dikirim atau alat yang digunakan
untuk menyampikan pesan mengalami gangguan sebelum sampai ke tujuan.
7. Lingkungan
Lingkungan adalah faktor – faktor tertentu yang dapat mempengaruhi jalannya
komunikasi. Faktor ini dapat digolongkan menjadi empat macam yaitu lingkungan
fisik, lingkungan sosial, budaya, lingkungan psikologis, dan dimensi waktu.
17
Vardiansyah, Dani. 2004, hal 110
atau kelompok. Dia adalah proses interaksi antara orang – orang atau kelompok yang
ditujukan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang – orang dan kelompok –
kelompok di dalam suatu organisasi.18
18
Sutisna, Oteng. (1993). Administrasi Pendidikan Dasar Teoritis dan Praktis Profesional. Bandung: Angkasa,
hal 226
19
Handoko, T. Hani. 2003. Manajemen, Cetakan Kedelapanbelas.Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
20
Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Perusahaan Cetakan Pertama,
Bandung: Penerbit PT. Remaja Rsodakarya, hal 145
21
Komaruddin, 2001, Ensiklopedia Manajemen, Edisi ke-5, Jakarta: Bumi Aksara, hal 76
penyampaian informasi pesan, ide dari seseorang kepada orang lain agar diantara
mereka terdapat interaksi.
B. Fungsi Komunikasi
1. Komunikasi sosial
Komunikasi sosial Berfungsi setidaknya mengisyaratkan bahwa komunikasi
itu penting untuk membangun konsep dari kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan
hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk hubungan
dengan orang lain.
Fungsi komunikasi sebagai komunisasi sial adalah untuk bersosialisasi. Orang
yang tidak pernah berkomunikasi dengan orang lain bisa dipastikan akan tersesat
karena dia tidak menata dirinya di dalam suatu lingkungan sosial. Komunikasi sosial
dibagi menjadi tiga bidang penting:
a. Pembentukan kosep-diri
Pembentukan konsep-diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri
kita. George Herberd Mead, mengatakan setiap manusia mengembangkan
konsep dirinya melalui interaksi dengan orang lain dalam masyarakat dan itu
dilakukan lewat komunikasi.
b. Pernyataan eksistensi diri
Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Ketika kita
berkomunikasi dengan orang lain, secara tidak langsung kita ingin menyatakan
bahwa kita ada.
c. Kelangsungan hidup, memupuk hubungan dan kebahagiaan
Selain untuk membentuk konsep diri dan menyatakan eksistensi diri,
komunikasi sosial juga berfungsi sebagai kelangsungan hidup, memupuk
hubungan dan memperoleh kebahagian. Hal ini tidak terlepas dari sifat dasar
22
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya, hal 5 – 30
manusia sebagai makhluk sosial dimana manusia tidak dapat hodup tanpa
orang lain.
2. Sebagai Komunikasi Ekspresif
Komunikasi ekspresif berfungsi untuk menyampaikan perasaan – perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui
perasaan – perasaan non verbal. Perasaan saying, peduli, rindu, simpati, gembira,
sedih, takut, perihatin, merah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun
bisa disampaikan secara ekspresif lewat perilaku non-verbal.
Komunikasi berfungsi untuk menyapaikan pearasaan –perasaaan (emosi)
kita. Perasaan –perasaan tersebut terutama dikomunikasikan melalui pesan-pesan
non-verbal. Perasaan saying peduli, rindu, simpati, gembira, sedih, takut, prihatin,
marah dan benci dapat disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara
lebih ekspresif lewat perilaku non-verbal.
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan sepanjang
tahun dan sepanjang hidup, yang disebaut para antropolog sebagai rites of passage,
mulai dari upcara kelahiran, sunatan, ulang tahun, pertunangan, siraman, pernikahan,
dan lain-lain. Dalam acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku
tertentu yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperi berdoa (salat, sembahyang,
misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendrea (termasuk menyanyikan lagu
kebangsaan), upacara wisuda, perayaan lebaran, atau natal, juga adalah komunikasi
ritual.
4. Sebagai Komunikasi Instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap, menggerakkan tindakan
dan juga menghibur. Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk menghancurkan
hubungan tersebut. Studi komunikasi membuat kita peka terhadap berbagai strategi
yang dapat kita gunakan dalam komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan
orang lain demi keuntungan bersama. Komunikasi berfungsi sebagai instrument
untuk mencapai tujuan – tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka pendek
maupun tujuan jangka panjang.
23
Effendy, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosda karya, hal
6
C. Tujuan komunikasi
24
Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Cetakan kesembilanbelas. Bandung. PT
Remaja Rosdakarya, hal 8
25
Cangara, Hafied.2002.Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, hal 22
d. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat
berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
yang kita kehendaki.
Tujuan sentral dari kegiatan komunikasi terdiri dari tiga tujuan utama, yaitu:28
26
Effendy,Onong Uchjana. 2003, hal 8
27
Komala, lukiati, 2009, Komunikasi Massa, Jakarta : Penerbit Simbiosa Rekatama Media, hal 139 – 140
28
Effendy, Onong Uchjana. 2007. Ilmu Komunikasi (Teori dan Praktek).Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, hal
32
Dalam kehidupan manusia tidak mungkin lepas dari apa yang namanya
komunikasi. Komunikasi menjadi sangat penting mengingat manusia merupakan
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Setiap proses
komunikasi tersebut berlangsung terdapt suatu tujuan tertentu. Secara umum, tujuan –
tujuan dari komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Mengubah sikap
Tujuan dari komunikasi salah satunya untuk mengubah sikap. Perubahan
sikap ini bisa terjadi pada komunikator atau komunikan. Hal ini tergantung dengan isi
dari pesan yang dikomunikasikan. Perubahan sikap dapat berupa sikap menerima,
sikap benci, sikap marah dan sikap yang lainnya.
2. Mengubah pendapat
Selain dapat merubah sikap komunikasi juga dapat merubah pendapat
seseorang. Hal ini tergantung dari bagaimana cara mereka melihat dan menyikapi
pesan yang diterimanya. Perubahan pendapat bisa berbentuk penolakan,
persetujuan, dan yang lainnya.
3. Mengubah perilaku
Selain dapat merubah sikap dan pendapat, komunikasi dapat merubah
perilaku seserang atau kelompok. Ha ini di dasar atas isi pesan yang terkandung di
dalamnya sehingga mampi merubah perilaku penerima pesan tersebut. Perubahan
perilaku ini ke arah yang lebih baik namun juga ke arah yang tidak baik atau
menyimpang.
4. Mengubah masyarakat
D. Proses Komunikasi
29
Komala, lukiati, 2009, Komunikasi Massa, Jakarta : Penerbit Simbiosa Rekatama Media, hal 83
30
Suprapto Tommy. 2011. Pengantar Ilmu Komunikasi, Dan Peran Manajemen dalam Komunikasi, Jakarta:
Buku Seru, hal 5
Proses komunikasi seperti yang dijelaskan Prof. Drs. Onong Uchjana Effendy,
M.A. terbagi menjadi dua tahap yaitu:31
31
Effendy, Onong Uchjana . 2006. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda
Karya, hal 11
32
Effendy, Onong Uchjana . 2007. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda
Karya, hal 11
33
Handoko, T. Hani. 2003, hal 273
a. Faktor Penyebab
Komunikasi adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya
ketentuan-ketentuan yang menghambatnya. Oleh karena kompleksnya proses
komunikasi, permasalahan dan komunikasi dapat terjadi pada tingkat individu,
kelompok maupun organisasi. Berbagai hambatan yang apabila tidak dipahami dan
ditangani dengan baik dapat menganggu dan menghalangi tercapainya tujuan
komunikasi.
34
Cangara, Hafied.2002, hal 22
35
Effendy, Onong Uchjana . 2007, hal 19
a. Menilai sumber, maksudnya penafsiran atau pemberian arti pada suatu pesan
dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator) pesan tersebut.
b. Penyaringan, berkaitan dengan manipulasi informasi, khusunya informasi
yang negatif
c. Tekanan waktu, keterbatasan waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam
setiap aspek kehidupan, dan tekanan waktu menciptakan masalah penting
dalam proses komunikasi.
36
Wexley, Kenneth N., Yuki, Gary A.1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia, Jakarta: Rineka Cipta,
hal 84
37
Emmy F.G. dan Yoyon B.I 1997. Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi. Bandung: Laboratorium
Pengembangan Manajamen Jurusan Administrasi Pendidikan FIP IKIP, hal 97 - 110
Hambatan-Hambatan
Komunikasi
Sumber Penerimaan
Encoding Decoding
Pengiriman
Decoding
Hambatan – hamatan di atas oleh T. Hani Handoko, adalah suatu hal yang
wajar terjadi, namun bagi pimpinan yang baik atau bagi komunikator yang wajar
terjadi, namun bagi pimpinan yang baik atau bagi komunikator yang efektif akan
senantiasa berusaha menghilangkan hambatan atau rintangan yang dihadapi baik
dalam peningkatan kemampuan dan keterampilan dirinya dalam berkomunikasi
maupun membina para bawahanya, dengan kata lain berusaha menjadi komunikator
yang baik dan menjadi komunikan yang baik. 39
1. Gangguan
Ada dua jenis gangguan terhadap jalannya komunikasi yang menurut
sifatnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Gangguan mekanik
38
Handoko, T. Hani. 2003, hal 283
39
Handoko, T. Hani. 2003, hal 286
40
Effendy. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditnya Bakti, hal 45
41
Ruslan, Rosady.2008. Etika Kehumasan, Konsepsi dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal 9 –
10
Hambatan ini bisa juga berasal dari penerima pesan tersebut (receiver barrier)
karena sulitnya komunikan dalam memahami pesan ini dengan baik. Hal ini
dapat disebabkan oleh rendagnya tingkat penguasaan bahasa, pendidikan,
intelektual dan sebagainya yang terdapat dalam diri komunikan. Kegagalan
komunikasi dapat pula terjadi dikarenakan faktor-faktor: feed back-nya
bahasa tidak tercapai, medium barrier (media atau alat yang dipergunakan
kurang tepat) dan decoding barrier (hambatan untuk memahami pesan secara
tepat)
2. Hambatan secara fisik (physical barriers)
Sarana fisik data menghambat komunikasi yang efektif, misalnya
pendengaran kurang tajam dan gangguan pada system pengeras suara (sound
system) yang sering terjadi dalam suatu ruangan kulian/seminar/pertemuan.
Hal ini dapat membuat pesan-pesan itu tidak efektid sampai dengan tepa
kepada komunikan.
3. Hambatan Semantik (Semantik Pers)
Hambatan segi semantik (bahasa dan arti perkataan), yaitu adanya
perbedaan pengertian dan pemahaman antara pemberi pesan dan penerima
tentang satu bahasa atau lambang. Mungkin saja yang disampaikan terlalu
teknis dan formal, sehingga menyulitkan pihak komunikan yang tingkat
pengetahuan dan pemahaman bahasa teknis komunikator yang kurang.
4. Hambatan Sosial (sychossial noises)
Hambatan adanya perbedaan yang cukup lebar dalam aspek kebudayaan,
adat istiadat, kebiasaan, persepsi, dan nilai-nilai yang dianut sehingga
kecenderungan, kebutuhan serta harapan – harapan kedua belah pihak yang
berkomunikasi juga berbeda.
42
Effendy, Onong Uchjana . 2004. Ilmu Komunikasi; Teori dan Praktek. Bandung: Penerbit Remaja Rosda
Karya, hal 18
Noise
Feedback Response
Umpan Balik
Bagan di atas manampilkan lima elemen dasar dalam proses komunikasi. Adapun
penjabarannya adalah sebagai berikut:
43
J. Setiadi, Nugroho, SE., MM., 2003, Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian
Pemasaran. Jakarta: Kencana, hal 243
▪ Penerima, adalah orang yang inderanya menerima pesan dari pengirim. Pesan
harus disesuaikan dengan latar belakang penerima
▪ Penyandian, terjadi ketika pengirim menerjemahkan informasi untuk dikirm
menjadi serangkaian simbol.
▪ Pengetian, adalah proses yang dilakukan penerima untuk
menginterprestasikan pesan dan menerjemahkan ke dalam informasi yang
mempunyai arti.
▪ Gangguan,adalah faktor apapun yang mengganggu, membingungkan, atau
mencampuri komunikasi
Komunika Media
Ide Encoding Lambang Pengiriman
si Kantor Saluran
44
Tedjasutisna, Euis A. 1995. Surat Menyurat dan Komunikasi SMK. Bandung: Armico, hal 27
Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi baik dari
tingkat individu maupun pada tingkat oraganisasi. Komunikasi yang efektif terjadi apabila
perilaku komunikan (sasaran) sebagai reaksi dari kehendak pesan sesuai yang diinginkan
oleh komunikator. Banyaknya hambatan dari proses penyampaian atau penerimaan
pesan akan menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan oleh kehendak pesan artinya
komunikasi tidak efektif. Oleh karena itu bila komunikasi efektif harus berusaha
mengatasi hambatan dalam berkomunikasi.
G. Konseptualisasi Komunikasi
Dikutip dari Prof. Deddy Mulyana, M.A., Ph. D., Jhin R. Wenburg dan William W.
Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, mengemukakan tiga kerangka
pemahaman mengenai komunikasi, yakni terbagi atas 3 konseptualisasi di antaranya:45
45
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung :Remaja Rosdakarya, hal 67
46
Ibid, hal 67
47
Ibid, hal 27
Gerak-gerakan terebut bisa berupa isyarat tangan, ekspresi wajah, nada suara dan
sebagainya. Proses pengiriman pesan atau pehandian tesebut bersifat spontan dan
simultan.
Dalam komunikasi transaksional, komunikasi dianggap telah berlangsung bila
seseorang telah menafsirkan perilaku orang lain, baik perilaku verbal ataupun
perilaku non verbal.48
H. Jenis-Jenis Komunikasi
Dr. Arni Muhammad membagi komunikasi ke dalam dua jenis, yaitu sebagai berikut: 49
1. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal yang paling umum digunakan dalam organisasi. Oleh
karena itu perting bagi seorang pemimpin untuk mengetahui lebih banyak mengenai
komunikasi verbal. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal adalah komunikasi
yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan
maupun secara tulisan. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari
manusia. Tidak adalah makhluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam
arti melalui kata – kata. Kemampuan menggunakan komunikasi verbal
memungkinkan pengindentifikasian tujuan, pengembangan strategi dan tingkah laku
untuk mencapai tujuan.
Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan komunikasi tertulis.
Komunikasi lisan dapat didefinisikan sebagai suatu proses dimana seseorang
pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah
laku penerima. Sedangkan komunikasi tertulis apabila keputusan yang akan
disampaikan oleh pimpinan itu disandikan dalam symbol-simbol yang dituliskan pada
kertas atau pada tempat lain yang bisa dibaca, kemudian dikirimkan pada pihak yang
dimaksudkan. Di dalam organisasi, terdapat bermacam-macam tipe dari komunikasi
48
Ibid, hal 74
49
Arni Muhammad. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara, hal 4
2. Komunikasi Non-verbal
Komunikasi non-verbal sama pentingnya dengan komunikasi verba karena
keduanya itu saling bekerjasama dalam proses komunikasi. Dengan adanya
komunikasi non-verbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi
dan mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya.
Yang dimaksud dengan komunikasi non-verbal adalah penciptaan dan pertukaran
pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang
menggunakan gerak tubuh, sikap tubuh, vokal yang bukan kata-kata, kontak mata,
ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa
semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan
kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi jenis ini, orang dapat
mengespreksikan perasaaannya melalui ekspresi wajah, nada atau kecepatan
berbicara.
Tanda – tanda komunikasi non-verbal belumlah dapat diidentifikasikan
seluruhnya tetapi hasil penelitian meninjukan bahwa cara seorang duduk, berdiri,
berjalan, berpakaian, semuanya menyampaikan informasi pada orang lain. Tiap
gerakan yang seseorang buat dapat menyatakan asal kita, sikap kita, kesehatan
atau bahakan keadaan psikologis seseorang. Arti dari sebuah komunikasi verbal
dapat diperoleh melalui hubungan komunikasi verbal dan akan lebih mudha
diinterprestasikan maksudnya dengan melihat tanda – tanda non-verbal yang
mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi non-verbal dapat memperkuat
dan menyangkal pesan verbal.
J. Kemampuan Komunikasi
Komunikasi adalah proses berbagai makna melaui perilaku verbal dan non-
verbal. Sebagai perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau
lebih. Dalam proses komunikasi harus melibatkan dua orang atau lebih yaitu orang
yang memberi pesan dan orang yang menerima pesan. Komunikasi adalah bentuk
interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak
sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga hal ekspresi
wajah, lukisan, seni, dan teknologi.
50
Hutapea, Parulian dan Nurianna Thoha. 2008. Kompetensi Plus. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, hal
28
menghasilkan pesan yang tepat, c) peduli pada pentingnya tindakan dan proses
komunikasi. Adapun komponen-komponen kompetensi komunikasi yaitu:
Knowledge (pengetahuan) + Skill (Keterampilan) + Attitude (sikap) = Communication
Competency (Kompetensi Komunikasi).
51
Mangkunegaraan.2004, hal 148
Modul
ModulKomunikasi
KomunikasiEfektif
Efektif 40
Modul Pelatihan Teknis Administrasi Dasar
BAB III
KOMUNIKASI EFEKTIF
Menurut Robbins, kemampuan adalah sebagai suatu kapasitas individu untuk
mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaan. Seluruh kemampuan seorang individu
pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan
kemampuan fisik. Kemampuan intelektual adalah kemampuan yang diperlukan untuk
menjalankan kegiatan mental. Sedangkan kemampuan fisik adalah kemampuan yang
diperlukan untuk melaksanakan tugas-tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan
dan keterampilan serupa.52
Menurut Fajar, dari semua pengetahuan dan keterampilan yang kita miliki,
pengetahuan dan keterampilan yang menyangkut komunikasi termasuk di antara yang
paling penting dan berguna. Melalui komunikasi intra pribadi kita berbicara dengan diri
sendiri, mengenal diri sendiri, mengevaluasi diri sendiri tentang ini dan itu,
mempertimbangkan keputusan-keputusan yang akan diambil dan menyiapkan pesan-
pesan yang akan kita sampaikan kepada orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi
kita berinteraksi dengan orang lain, mengenal mereka dan diri kita sendiri, dan
52
Suratno. 2013. Kesantunan Berbahasa dalam Perspektif Pembinaan Bahasa. Surakarta: Magister Pengkajian Bahasa
Program Pascasarjana UMS, hal 1
53
Moeliono, Anton. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, hal 707
54
Soelaiman, 2007, Manajemen Kinerja ; Langkah Efektif untuk Membangun, Mengendalikan dan Evaluasi Kerja,
Cetakan Kedua, Jakarta: PT. Intermedia Personalia Utama, hal 112
mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Apakah kepada pimpinan, teman
sekerja, teman seprofesi, kekasih, atau anggota keluarga, melalui komunikasi antar
pribadilah kita membina, memelihara, kadang-kadang merusak (dan ada kalanya
memperbaiki) hubungan pribadi kita.55
Menurut Shanon dan Weaver, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang
saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas
pada bentuk pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka,
lukisan, seni, dan teknologi.56
Menurut Prof. Dr. Alo Liliweri, Komunikasi adalah pengalihan suatu pesan dari
satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami. Berdasarkan definisi-definisi
tentang komunikasi tersebut di atas, dapat di simpulkan bahwa komunikasi adalah
suatu proses pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang
terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.
Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu komunikasi adalah
suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan
pesan.57
55
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu, hal 78 – 80
56
Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo, hal 23
57
Liliweri.Prof. Dr. Alo, M.S.2003. Wacana Komunikasi Organisasi. Bandung: Persada, hal 4
58
Mulyana, Deddy.2005. Ilmu Ekonomi Suatu Pengantar. Cetakan ketujuh.Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal 69
B. Prinsip Dasar
a. Respect, merupakan sikap hormat dan mengahrgai terhadap lawan bicara. Melalui
sikal ini, kita belajar untuk berhenti sejenak agar tidak mementingkan diri kita sendiri
akan tetapi lebih mengutamakan kepentingan orang lain. Melalui informasi yang telah
disampaikan, kita berusaha untuk memahami orang lain dan menjaha sikap bahwa
kita memang butuh akan informasi tersebut.
b. Empathy, yaitu kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada kondisi yang
dihadapi oleh orang lain. Dalam hal ini, kita berusaha untuk memahami sikap
seseorang serta ikut dalam kondisi yang sedang dialamo oleh orang tersebut
sehingga hubungan emosional pun akan lebih mudah terjalin
c. Audible, yaitu dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Hal yang perlu
dilakukan agar pesan yang disampaikan dapat dimengerti adalah sebagai berikut:
- Buat pesan untuk muda dimengerti
- Fokus pada informasi yang penting
- Gunakan ilustrasi untuk membantu memperjelas isi dari pesan
- Antisipasi kemungkinan masalah yang akan mucul
d. Clarity, yaitu kejelasan dari pesan yang disampaikan, Kejelasan dari pesan dibutuhan
melalui symbol, bahasayang baik, penegasan kata dan sebagainya. Penyampaia
pesan tidak bsa hanya sekali saja akan tetapi harus berulang kali karena sifat pesan
yang biasanya pesan yang lama akan kalah dengan pesan yang baru dan ahar pesan
lama tidak dilupakan maka perlu diingatkan kembali
e. Humble, yaitu sikal rendah hati dimana melalui sikap rendah hati, seseorang akan
lebih menghargai orang lain baik sikap, tindakan serta perkataannya. Melalui sikap
ini, akan lebih memudahkan seseorang untuk menyampaikan pesan karena sikap ini
lebih mengutamakan kepentingan orang lain dari pada kepentingan sendiri.
Untuk dapat berkomunikasi secara effektif kita perlu memahami unsur – unsur
komunikasi, antara lain:60
59
Onong Uchjana, 1990, hal 10
60
Onong Uchjana, 1990, hal 18
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang mempunyai motif komunikasi dan
komunikator yang mempunya 3 unsur yaitu manusia, yang menyampaikan pesan, dan
untuk mewujudkan motif komunikannya. Komunikator terdiri dari satu orang, banyak
orang dalam pengertian lebih dari satu orang. Apabila lebih dari satu orang yakni
banyak orang dimana mereka relataif saling kenal sehingga terdapat ikatan
emosional yang kuat dalam kelompoknya, maka kumpulan banyak orang ini kita
sebut kelompok kecil (saling kenal). Dalam suatu organisasi, komunikator adalah
seorang pemimpin, kepalabagian ataupun para pegawai. Dalam diri komunikator
terdapat gagasan/ide dan bentuk pesan (encode).
Proses komunikasi dimulai dari timbulnya gagasan ide, fakta, dan lain – lain
dari diri si pengirim yang ingin disampaikan oleh pengirim. Proses komunikasi dapat
berlangsung jika tujua tersebut diwujudkan dalam bentuk nyata yang dapat
disampaikan kepada pengirim sehingga dapat diketahui apakah proses komunikasi
yang terjadi mencapai sasaran yang diharapkan atau tidak.
Dalam suatu organisasi pengirim komunikannya kepada satu atau lebih.
Misalnya seoarang pemimpin berkomunikasi dengan para bawahannya bukan saja
dalam rangka memberikan perintah, instruksi dan bimbingan serta pembinaan, akan
teapi juga dalam rangka memberikan suasana kerja yang intim serasi dengan
perilaku organisasi yang dijiwai oleh semangat kerjasama.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan komunikaor kepada
komunikan. Pesan bisa berupa perintah, informasi, ide kritik, saran, kemarahan
ataupun perhatian. Isi komunikai berupa pesan (message) yang disampaikan oleh
komunikator kepada komunikan. Kejelas pengiriman dan persipan pesan sangat
berpengaruh terhadap kesinambungan komunikasi.
Apabila dilihat dari jenisnya pesan dibagai menjadi dua yaitu pesan verbal
yang berupa bahasa lisan dan tulisan. Yang kedua yaitu bahasa pesan non-vebal
seperti wilayah pribadi berupa ruang dan jarang yang dikaitkan dengan status dan
fungsi/kedudukan seseorang, bahasa tubuh dan tata karma. Sebagian besar pesan
dapat berbentuk kata baik berupa ucapan ataupun tulisan. Akan tetapi
beranekaragam perilaku non-verbal juga dapat digunakan seperti gerak tubuh, raut
muka, dsb.
3. Saluran
Saluran adalah alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber)
kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka), maupun tidak
langsung (melalui media cektak/elektronik dll).
Saluran komunikasi terbagi menjadi dua yaitu: tatap muka yang
menyampaikan isi pertanyaan yang berkaitan dengan kepentingannya (aktivitas
komunikasi) berupa pertemuan tatap muka, forum, dikusi panel, rapat, ceramah.
Dengan dengan media terdiri dari media massa yaitu periodik (terbut atau berharap)
seperti elektronik dan cetak sedangkan non media massa yaitu manusia seperti kurir
atau messanger dan benda yaitu elektronik dan non elektronik.
Untuk meyampaikan isi pesan, hendakanya dikomunikasikan dengan
menggunakan saluran tertentu. Saluran sering disebut dengan media, media adalah
alat dimana pesan berpindah dari komunikator kepada komunikan. Saluran
merupakan jalan melalui mana informasu secara fisik disampaikan.
Pada dasarnya saluran sering dilakukan melalui saluran formal dan saluran
informal. Saluran formal adalah saluran yang dikembangkan berdasarkan heirarki
struktur organisasi. Sedangkan saluran informal adalah saluran yang berkembang
tanpa adanya aturan dan arah yang jlas dan tidak terstruktur sebagimana hanya
saluran formal.
4. Komunikan
a. Sumber (source). Suatu sumber adalah orang yang mempunyai kebutuhan sosial
untuk diakui sebagai individu hingga kebutuhan berbagai informasi dengan orang lain
dapat terpenuhi
b. Penyandian (encoding) adalah suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih dan
merancang perilaku verbal dan nonverbal yang sesuai dengan aturan-aturan guna
menciptakan suatu pesan
c. Pesan (massage) merupakan informasi yang harus sampai dari sumber ke penerima
61
Supratiknya, A. 1995. Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologis, Yokyakarta : Kanisius, hal 31
62
Rakhmat, Jalaludin, 2003. Psikologi Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya, hal 14
d. Saluran (channel) adalah alat fisik yang menjadi penghubung antara sumber dengan
penerima
e. Penerima (receiver) adalah orang yang menerima pesan
f. Penyandian balik (decoding) yaitu proses internal penerima dan pemberian makna
kepada perilaku sumber yang mewakilinya
g. Respon penerima (receiver response) hal ini menyangkut tindakan apa yang
penerima lakukan setelah menerima pesan dari sumber
h. Umpan balik (freedback) adalah informasi yang tersedia bagi sumber yang
memungkinkan menilai keefektifan komunikasi yang sudah berlangsung.
Menurut Dedy Mulyana, untuk dapat berkomunikasi secara efektif kita perlu
memahami aspek-aspek komunikasi, antara lain:63
a. Komunikator
b. Komunikan
c. Media
d. Pesan
63
Mulyana, Deddy.2005, hal 68
e. Tanggapan
Berdasarkan dari ke tiga sumber di atas maka aspek-aspek yang paling penting
dalam kemampuan komunikasi secara efektif terdiri dari komunikator, komunikan, media
yaitu alat untuk menyampaikan dan pesan sesuatu yang disampaikan. Karena selain dari
tiga aspek tersebut semuanya sudah mengacu kepada kurikulum yang berlaku
(kompetensi inti dan kompetensi dasar) baik yang berupa pesan/materi pelajaran
ataupun efek komunikasi yang biasanya berupa nilai prestasi belajar.
Keefektifan komunikasi dapat dinilai apabila tujuannya yang ingin dicapai jelas,
menurut Stewart L. Tubbs dan Silvia Moss ada 5 hal yang dapat dijadikan ukuran bagi
komunikasi yang efektif, yaitu: pemahaman, kesenangan, mempengaruhi sikap,
memperbaiki hubungan. Penjelasan dari kutipan di atas adalah sebagai berikut: 64
a. Pemahaman
b. Kesenangan
64
L. Tubbs, Stewart & Sylvia Moss. 2000. Human Communication. Bandung: Remaja Rosda Karya, hal 69
c. Mempengaruhi sikap
d. Memperbaiki hubungan
Sudah menjadi keyakinan umum bahwa bila seorang dapat memilih kata yang
tepat, mempersiapkannya jauh sebelumnya, dan mengemukakannya dengan tepet
pula, maka hasil komunikasi yang sempurna dapat dipastikan. Namun keefektifan
komuikasi secara keseluruhan masih memerlukan suasana psikologis yang positif
dan penuh kepercayaan. Bila hubungan manusia dibayang-bayangi oleh
ketidakpercayaan, maka pesan yang disampaikan oleh komunikator yang paling
kompeten pun bisa saja berubah makna atau didiskreditkan.
e. Tindakan
Mendorong orang lain untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan yang
kita inginkan, merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam komunikasi.
a. Pengungkapan diri lebih banyak terjadi dalam kelompok kecil daripada kelompok
besar. Kelompok yang terdiri dari dua orang merupakan lingkungan yang paling
65
Devito, Joseph, A.1997. Human Communication. New York: Harper Collinc Colege Publisher, hal 62
cocok untuk mengungkapkan diri dan disitulah orang dapat meresapi tanggapan
dengan cermat.
b. Perasaan menyukai akan mempengaruhi pembukaan diri seseorang terhadap
penentuan pilihan yang disukai atau pun dicintai.
c. Bila kita melakukan pengungkapan diri secara otomatis orang yang bersama kita
akan melakukan juga pengungkapan diri sebagai efek diadik.
d. Kompetensi disini diartikan sebagai faktor yang mempengaruhi pengungkapan diri
karena orang yang lebih kompeten merasa diri mereka mempunyai rasa percaya
diri dan banyak hal yang positif yang semua itu lebih dimanfaatkan sebagai
pengungkapan dalam berkomunikasi.
e. Faktor kepribadian sebagai wujud orang-orang yang pandai bergaul dan ekstrovert
melakukan pengungkapan diri lebih banyak dari pada orang yang kurang pandai
bergaul.
f. Faktor topik atau tema pembicaraaan tentang informasi yang bagus akan
cenderung membuka diri terhadap komunikasi yang ada.
g. Jenis kelamin merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi pengungkapan
diri pada umumnya pria lebih kurang terbuka dari pada wanita.
Dalam pengungkapan diri terhadap orang lain dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu, salah satunya kepribadian seseorang. Di sini maksud dari kepribadian yang
ekstrovert adalah orang yang menyukai keterbukaan terhadap siapa saja, tentu saja ini
akan mempengaruhi penerimaan informasi-informasi yang lebih banyak daripada orang
yang menutup diri dari lingkungan.
66
Mulyana, Deddy.2005, hal 61
a. Situasi
Situasi yang dimaksudkan adalah hal-hal yang menyangkut keadaan atau
kondisi saat pembicaraan/ceramah sedang berlangsung. Hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah:
c. Waktu
Dimaksudkan dengan waktu disini adalah, disamping waktu yang sebenarnya
yaitu apakah pagi, siang, sore atau malam, juga tentang isi materi yang akan
dibicarakan, apakah hal tersebut masih aktual ataukah sudah usang atau basi.
d. Tema
Sebuah tema sangat penting artinya dalam suatu pembicaraan, sehingga
didalam pembicaraan seorang pembicara dapat fokus atau terarah. Sangat
disarankan seorang pembicara hanya menggunakan satu tema pembicaraan sehinga
didalam pembicaraannya tidak ngawur atau mengambang yang dapat
mengakibatkan isi pembicaraan susah dipahami oleh pendengar. Namun jika
terpaksa harus lebih dari satu, maka selesaikanlah satu tema pembicaraan kemudian
pindah ke tema yang lainnya.
juga akan sangat menentukan keberhasilan suatu pembicaraan. Adapun yang dapat
menjadi pemicu rasa ketertarikan pendengar diantaranya adalah:
f. Teknik Penyajian
Teknik yang dimaksudkan disini adalah cara-cara yang digunakan didalam
berbicara, meliputi:
1. Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini seorang
pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang baik, artikulasi
yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak monoton), aksen yang
tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan istilah yang tidak perlu.
2. Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak pucat, tidak
merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat penting untuk
memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari pendengar.
3. Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk memberikan
penekanan pada masalah-masalah inti atau penting didalam pembicaraannya,
misalnya dengan pengulangan- pengulangan yang seperlunya, atau dengan
penekanan- penekanan tertentu dalam nada pembicaraan.
4. Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan
intermezzo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain yang
berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman sendiri atau
sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai pembicaraan. Hal ini
dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress yang bisa menimbulkan
kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti pembicaraan kita.
5. Kepribadian atau personality. Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah
disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-nilai
pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani, bijaksana,
berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang dan tenggang rasa.
Dari uraian di atas komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
harus diperhatikan untuk mewujudkan berbicara yang efektif, baik itu dari faktor intern
maupun ekstern. Dalam lingkungan sosial tidak bisa dilepaskan dengan komunikaasi
baik itu pesan verbal maupun non verbal. Hal ini siswa dituntut untuk belajar
mengembangkan komunikasi seperti membaca, mampu mengkomunikasikan pikiran
dan perasaan secara jelas dan tepat guna mendukung kemampuan bersosialisasi
dengan lingkungannya. Oleh karena itu, peran konseling kelompok sangatlah diperlukan
untuk membantu indivudu meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efektif.
67
Supratiknya, A. 1995, hal 12
d. Minta bantuan orang lain untuk memantau usaha kita serta memberikan evaluasi
terhadap kemajuan dan kekurangan yang dimiliki
e. Keseluruhan latihan tersebut harus dibagi dalam bagian-bagian tertentu
tujuannya agar bisa merasakan keberhasilan usaha yang telah dilakukan.
Misalnya, berlatih bangun sikap percaya, mengungkapkan pikiran secara jelas,
dan sebagainya
f. Akan sangat menolong bila ada teman sebagai lawan dalam proses berlatih
g. Mengkomunikasi dengan seluruh komponen tersebut terus menerus dilatih dan
dipraktikkan, sampai akhirnya menjadi bagian dari diri sendiri.
68
Supratiknya, A. 1995, hal 13
Agar komunikasi berjalan efektif dibutuhkan suatu kondisi yang harus dipenuhi
agar suatu pesan dapat membangkitkan tanggapan atau efek yang kita kehendaki.
Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:
69
Soekanto, Soerjono. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia.Perusahaan
Cetakan Pertama, Bandung: Penerbit PT. Remaja Rsodakarya
Cangara, Hafied H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Davis, Keith. Jhon W. Newstrom. (Agus Dharma, pen). 1996. Perilaku Dalam
Organisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga
Devito, Joseph, A.1997. Human Communication. New York: Harper Collinc Colege
Publisher
Effendy, Onong Uchjana.1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT.
Remaja Rosda karya
Emmy F.G. dan Yoyon B.I 1997. Pengembangan Sistem Komunikasi Organisasi.
Bandung: Laboratorium Pengembangan Manajamen Jurusan Administrasi
Pendidikan FIP IKIP
Fajar, Marhaeni. 2009. Ilmu Komunikasi Teori & Praktek Edisi Pertama. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Griffin, Em. 2003. A First Look at Communication Theory. Boston: Mc Graw Hill
Hovland, Carl, L. 1953. Social communication dalam Bernard Berelson & Morris
Janowits, ed. Reader in public opinion and communication. New York: The
free press of glencoe
L. Tubbs, Stewart & Sylvia Moss. 2000. Human Communication. Bandung: Remaja
Rosda Karya
Moeliono. Anton. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Tedjasutisna, Euis A.1995. Surat Menyurat dan Komunikasi SMK. Bandung: Armico
Wexley, Kenneth N., Yuki, Gary A.1992. Perilaku Organisasi dan Psikologi Personalia,
Jakarta: Rineka Cipta
C. Referensi Lainnya
-