Anda di halaman 1dari 7

Berikut adalah Jurnal yang saya kumpulkan untuk

mata kuliah TPKI : Etika Profesi Pembelajaran


Teknologi Informasi dan Komunikasi Di Institusi
Pendidikan Formal
By SYARIFAH PUTRI RAFLESSIA
email: Blackhat3002@live.com

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

ETIKA PROFESI PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

DI INSTITUSI PENDIDIKAN FORMAL

Sarifah Putri Raflesia

Jl. Palembang – Prabumulih – KM 33 Indralaya Sumatera Selatan


//= 0; i=i-1){ if (l[i].substring(0, 1) == '|') document.write("&#"+unescape(l[i].substring(1))+";"); else
document.write(unescape(l[i]));} //]]>

ABSTRAK

Etika Profesi Pengajar pada hakekatnya adalah perumusan dan pelaksanaan cara mengajar yang baik serta pelaksanaannya
sesuai dengan perilaku yang baik di masyarakat. Namun demikian untuk menjadikan mengajar sebagai suatu profesi masih
memerlukan pemikiran yang lebih mendalam. Jurnal ini mencoba mengetengahkan pemikiran mengenai hal yang perlu
diperhatikan dalam mencari dan menentukan ukuran yang akan dipakai dalam merumuskan pengajar yang profesional yang
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Serta saran pemikiran yang dapat dipakai sebagai masukan untuk pengajaran
teknologi informasi dan komunikasi.

Kata kunci : Etika profesi, professional.

1. Pendahuluan
Jurnal ini bermakud memberikan gambaran mengenai mengajar yang baik sesuai dengan harapan pengajar dan
mahasiswa serta ukuran yang bagaimana yang dapat dipakai sebagai acuan serta perilaku yang mana yang dianggap
sebagai penyimpangan. Di samping itu juga ingin mengetengahkan siapa yang sebaiknya bertindak sebagai individu yang
berwenang membetulkan jika seseorang dianggap menyimpang dari ukuran yang telah ditentukan.

Staf pengajar merupakan unsur yang penting dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas. Keberhasilan suatu
perguruan tinggi di antaranya tergantung dari keterampilan staf pengajar dalam mendorong mahasiswa untuk belajar. Namun
untuk sampai pada ukuran mengajar yang profesional perlu dikaji beberapa hal yang berkaitan dengan proses mengajar.

Profesi sebagai pengajar masih memerlukan pengembangan lebih lanjut, walaupun selama ini salah satu syarat yang
digariskan pemerintah bahwa staf pengajar di Perguruan Tinggi harus memiliki (minimal) pendidikan S-2. Selain itu apabila
sampai pada pengembangan staf pengajar, karena satu dan lain hal, maka yang pertama yang ditingkatkan adalah
kelanjutan bidang ilmu yang dimiliki oleh staf pengajar tersebut, umpamanya dengan mengirimkannya ke pendidikan S-2
sesuai dengan bidang ilmunya. Sangat jarang yang sengaja dididik dalam keilmuan Pendidikan Tinggi (Higher Education),
sedangkan profesi pengajar untuk pendidikan tinggi dituntut selain untuk mengembangkan keahlian di bidang ilmunya juga
dituntut mengembangkan keahlian mengajarkan ilmunya tadi.

1. Pendahuluan

Teknologi Komunikasi dan Informasi dewasa ini menjadi sorotan dalam kajian ilmu pendidikan. Bagaimana sebuah
teknologi informasi menyelesaikan masalah, membantu pengambilan keputusan, dan menemukan kembali data-data yang
diperlukan. Begitulah peran teknologi informasi dalam kehidupan saat ini. Tapi, tanpa mengecilkan manfaatnya, makalah ini
akan memberikan penerangan tentang paradigma masyarakat saat ini menyangkut pembelajaran teknologi informasi dan
komunikasi. Masih terdapat anggapan di masyarakat bahwa siapapun dapat mengajar sehingga tidak merasa perlu untuk
mendalami ilmu mengajar. Hal ini ada benarnya bagi mereka yang dapat mengajar dengan sendirinya tanpa mempelajarinya,
tapi tidak jarang individu yang tidak dapat mengajar namun karena satu dan lain hal dituntut untuk mengajar. Selain itu
sejauh mana pemahaman yang diajar/mahasiswa dipedulikan, apakah yang diajarkan itu dipahami ataukah hanya sebatas
selesai apa yang seharusnya diajarkan saja, selain itu sesuaikah yang diajarkan itu dengan tujuan yang ingin dicapai. Namun
hal yang demikian tidak dapat dikatagorikan dalam mengajar ataupun pengajar yang profesional.

Seperti dikemukakan oleh Braskamp & Ory, (1994, p.131), faculty thus need and crave "specific, diagnostic, descriptive
information". Untuk hal ini lebih lanjut dikemukakan bahwa mengajar itu dapat dipelajari apabila ada kemauan dari staf
pengajar. Hal ini sesuai dengan tuntutan bahwa salah satu dari kesiapan pengajar itu adalah belajar. Hal ini juga
dikemukakan jug oleh Richlin &Manning, (1995, p.1), about their teaching and their students' learning: they need to learn
what works in teaching specific subjects, parts of a specifics discipline, to their own students, at specific times.
Etika dan Profesi

Etika berasal dari kata Ethic dengan ruang lingkup yang bervariasi tergantung dengan konteks yang ingin dibahas, selain
dari itu dapat dikemukakan beberapa scope berkaitan dengan perilaku individu dalam suatu organisasi yang menuntut untuk
dilaksanakannya etika tertentu, layaknya diuraikan dalam penjelasan berikut. Definisi ini dikemukakan oleh Hornby dalam
Oxford Advaced Learner's Dictionary of Current English (1985), " system of moral principles, rules of conduct'. Selain itu
dikemukakan pula oleh Morehead (1985), " ethics, n. morals, morality, rules of conduct".ethics, branch of philosophy
concerned with morals and the distinction between good and evil. Kreitner & Kinicki (1998) mengemukakan bahwa : ethics
involves the study of moral issues and choices. It concerned with right and wrong, good versus bad and the many shades of
gray in supposedly black-and white issues. Sedangkan Morehead mengemukakan bahwa etika ini erat kaitannya dengan
kewajiban dan tanggung jawab seseorang. Page & Thomas (1979) mengemukakan bahwa

Profesi profesi berasal dari kata profession. profession, evaluative term describing the most prestigious occupations
which may be termed professions if they carry out an essential social service, are founded on systematic knowledge, require
lengthy academic and practical training, have high autonomy, a code of ethics, and generate in-service growth. Teaching
should be judged as a profession on these criteria (Page&Thomas (1979)). Batasan ini dapat dikatakan sebuah acuan bahwa
etika profesi itu berkaitan dengan baik dan buruknya tingkah laku individu dalam suatu pekerjaan, yang telah diatur dalam
kode etik.

2. Dasar Pemikiran

Dasar pemikiran yang dipakai adalah berdasarkan pengamatan dan studi kepustakaan. Banyak ditemukan berbagai thread
tentang etika profesi pengajar. Tidak untuk mengkritisi tapi berusaha menyediakan solusi yang berkenaan dengan tujuan
utama pengajaran.

3. Etika Dalam Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi

Untuk membahas lebih rinci lagi tentang Etika Profesi Pengajar dalam kaitannya dengan mengajar teknologi informasi dan
komunikasi maka sebaiknya dibahas mulai dari Visi dan Misi institusional, namun demikian karena terbatasnya informasi
maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan, antara lain :

a. Lulusan yang bagaimana yang diinginkan oleh Fakultas Ilmu Komputer?

b. Pelajaran apa saja yang dapat diberikan serta pengajaran yang bagaimana yang dapat menunjang untuk
mengasilkan lulusan tersebut?

c. Pengajar yang bagaimana yang dapat melaksanakan kegiatan untuk mencapai keberhasilan lulusan
tersebut?
d. Siapakah yang berhak mengajar berdasarkan kompetensinya dalam mewujudkan lulusan tersebut?

Menjawab pertanyaan-pertanyaan singkat diatas sangatlah sulit dan memerlukan berbagai masukan dan pemikiran
yang mendalam. Namun, dengan terjawabnya pertanyaan-pertanyaan diatas, sebuah Fakultas Ilmu Komputer berhasil
mendapatkan penawaran dalam penyelesaian masalah kualitas pendidikan dan kualitas lulusan.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah teruji dalam menguasai masa sekarang. Hingga banyak universitas
ataupun institusi menyediakan jurusan-jurusan untuk belajar TIK, sebut saja teknik informatika, sistem informasi, sistem
komputer, manajemen informatika, teknik komputer, komputerisasi akuntansi, dsb.

Sejalan dengan hal diatas, maka dalam proses pendidikan dalam bidang TIK harus dilaksanakan dengan optimal,
ditangani oleh ahlinya dengan sistem yang diupayakan sesempurna mungkin. Sehingga benih yang ditanam hari ini akan
membuahkan buah manis untuk besok harinya. Berikut ini saya paparkan beberapa aplikasi dalam proses pendidikan TIK,
dimana hal-hal dibawah ini harus menjadi faktor pendidikan yang diutamakan :

1. Mahasiswa

2. Pengajar/dosen

3. Sumber belajar

4. Metode belajar

5. Media pembelajaran

6. Proses belajar mengajar

7. Buku

Dari komponen-komponen diatas tidak akan dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai rencana apabila proses
penyampainnya tidak menggunakan teori atau ilmu. Adapun ilmu yang dimaksud dari hal diatas adalah ilmu komunikasi.

Berikut hal-hal yang penting untuk diperhatikan pada ilmu komunikasi guna menyukseskan proses belajar mengajar
TIK agar tercapai pada goal yang diharapkan:

3.1 Keterampilan Komunikasi (Communications Skill)

Keterampilan komunikasi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengemas gagasan, ide, ataupun
pesan kepada orang lain secara efektif sehingga tujuannya dapat tercapai. Kemampuan komunikasi dalam pendidikan
sangatlah penting. Sebut saja ketika seorang dosen mengajarkan algoritma pemrograman. Jika bahasa yang digunakan
dirasakan tidak pas. Maka, tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Akibatnya akan timbul pertanyaan dan perasaan rancu
pada setiap baris algoritma yang dijelaskan. Atau malah akan menimbulkan persepsi yang berbeda.

Dalam dunia pembelajaran para mahasiswa dituntut untuk mampu merespon pembicaraan pengajar, salah satunya
dengan mengamati semua pembicaraannya. Karena mengamati itu lebih memiliki kesan yang lebih dalam dibandingkan
dengan hanya melihat saja. Dalam proses mengamati organ tubuh yang bekerja bukan hanya mata saja melainkan
pendengaran juga bekerja, hati dan pikiran juga ikut bekerja tidak terkecuali otak, sehingga proses mengamati itu adalah hal
penting yang harus dibiasakan oleh para komunikan. Dalam proses pembelajaran kompetensi dari keterampilan komunikasi
ini dapat dilihat dari kemampuan mahasiswa dalam menginterpretasikan pesan dan gagasan serta mampu menyebarluaskan
pesan dan gagasan tersebut.

3.2 Keterampilan Komunikasi Mengajar (Teaching Communication Skill)

Seperti yang trlah disebutkan sebelumnya bahwa mengajar bukan hanya menjalankan kewajiban semata. Proses
belajar mengajar akan berhasil mencapai tujuannya ketika gagasan yang ada berhasil tersalurkan dengan sempurna kepada
siswa. Bahkan siswa dapat mengulangi gagasan itu tanpa ada kesalahan. Bukan bearti seorang pengajar wajib memberikan
semua jam belajar dengan mengajarkan satu gagasan atau ide saja. Pengajar tidak harus mengajari semuanya tetapi
pengajar dapat membantu mahasiswa dalam menemukan gagasan yang dimaksudkan.

3.3 Solusi Yang Ditawarkan Agar Tujuan Pembelajaran TIK Tercapai

Mencetak keluaran institusi pendidikan di bidang TIK itu sangatlah gampang. Tetapi yang jadi pertanyaan adalah
bagaimana mencetak keluaran yang kompetitif dan memiliki nilai "jual" yang tinggi. Berikut adalah solusi yang ditawarkan
guna agar tujuan-tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai :

· Menciptakan suasana yang kondusif, mahasiswa dikondisikan siap menerima materi dan pengajar/dosen siap
menyampaikan materi

· Penyampaian materi dapat menggunakan produk-produk TIK. Produk-produk TIK digunakan karena beberapa
kelebihannya, diantaranya adalah menarik, mampu memvisualisasikan secara tepat, dan waktu penyajikan lebih
cepat.

· Mahasiswa dituntut untuk terus mempraktekkan apa yang diajarkan serta dituntuk untuk banyak membaca
buku-buku yang terkait dengan materi pembelajaran. Lebih tepat lagi, jika ada referensi beberapa buku dari
pengajar/dosen.

4. Penutup

Sebagai penutup dapat disimpulkan bahwa :


a. Etika profesi pengajar berkaitan dengan baik dan buruk perilaku pengajar baik itu di lingkungan institusi
pendidikan ataupun di kehidupannya sehari-hari.

b. Dalam menentukan baik-buruk ini perlu disusun Kode Etik, yang berfungsi juga sebagai salah satu ciri
profesional.

c. Pekerjaan yang dapat dikatakan profesional sangat tergantung dari pandangan individu yang menjalaninya,
dan kebanggaan profesional hanya dapat diciptakan oleh mereka yang berkaitan langsung.

d. Untuk menyusun kode etik dapat diturunkan dari pesyaratan profesi, serta hanya dapat disusun oleh mereka
dari lingkungan pekerjaan yang bersangkutan.

e. Yang dapat merumuskan dengan baik hanya mereka yang berkecimpung dalam pengajaran bidang teknologi
informasi dan komunikasi.

f. Ada beberapa pemikiran yang dapat dipakai dalam penyusunan pesyaratan prrofesional dari pengajar TIK.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

referensi :

Hornby, Oxford Advaced Learner's Dictionary of Current English ,1985

Braskamp & Ory, Assessing Faculty Work: Enhancing


Individual And Institutional Performance, 1994

Richlin & Manning, Developmental Curriculum for


Faculty and Administrators, 1995

http://fird4uz.blogspot.com/
Darmawan, Deni, Teknologi Informasi & Komunikasi, 2007

http://rbaryans.wordpress.com/2008/10/28/membangun-ket

Mungkin Jurnal ini cakupannya terlalu luas dan terlalu umum, tapi saya rasa ini penting untuk dipelajari

Anda mungkin juga menyukai