Anda di halaman 1dari 11

MATERI BANGUN DATAR KESEBANGUNAN DAN KONGRUENSI

MK PENDIDIKAN MATEMATIKA DI KELAS TINGGI SD

Dosen Pengampu:
Drs. I Wayan Wiarta, S.Pd.,M.For

Disusun Oleh:

Nama : Ni Putu Cica


NIM : 2111031348
Kelas : O Semester 3
Absen : 29

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN PENDIIDIKAN DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
DENPASAR
2022
MATERI BANGUN DATAR

A. GEOMETRI
Geometri merupakan suatu sistem yang memuat unsur-unsur tak terdefinisi. Adapun
unsur-unsur dalam geometri yakni sebagai berikut:
1. Titik
Titik merupakan suatu gambar tidak berdimensi serta dapat dikatakan sebagai
suatu konsep pangkal yang dapat ditandai dengan simbol dalam wujud noktah (.).

Konsep titik menggunakan benda konkret:


Dalam mengajarkan konsep titik dapat diilustasikan dengan benda konkret berupa
biji-bijian, beras, dan pasir.
Terdapat beberapa biji kacang hijau:

Biji kacang hijau ini merupakan benda konkret yang dapat mengilustrasikan satu
titik. Setelah konsep titik menggunakan benda konkret dipahami, dalam bentuk
abstraknya, terdapat dua titik sebagai berikut :

A B
Kedua titik tersebut dinamakan titik A dan titik B, nama dari sebuah titik dapat
ditulis menggunakan huruf kapital seperti titik A dan B tersebut.

2. Garis
Garis merupakan kumpulan titik-titik yang menjadi satu kesatuan yang kedua
ujungnya tidak terbatas. Di dalam garis diberikan tanda panah pada kedua ujungnya
yang dapat menandakan bahwa sifat garis yaitu tidak terbatas. Garis dapat dinotasikan
sebagai berikut ().
Konsep garis menggunakan benda konkret:
Dalam menanamkan konsep garis dapat diilustrasikan menggunakan benda
konkret berupa biji-bijian kacang hijau yang dimasukkan ke dalam pipet, di kedua
ujung pipet tersebut diberikan tanda panah yang menandakan bahwa kumpulan biji-
bijian yang telah dimasukkan ke dalam pipet kedua ujungnya tidak terbatas yang
membentuk suatu garis.

Setelah mengilustrasikan konsep garis menggunakan benda konkret, selanjutnya


dapat menggambarkan konsep garis tersebut dalam bentuk abstraknya yakni terdapat
beberapa titik terkumpul yang ujungnya tidak terbatas dapat membentuk suatu garis
sebagai berikut:
Contoh :
Pada gambar tersebut terdapat suatu garis yang dapat diberi nama garis A-B, yakni
´ .
dapat dinotasikan dengan AB
3. Ruas Garis
Ruas garis merupakan kumpulan titik titik yang menjadi satu kesatuan yang
ujungnya dibatasi pangkal.
Konsep ruas garis menggunakan benda konkret:
Dalam mengajarkan konsep ruas garis dapat diilustrasikan dengan benda konkret
berupa pipet berisi biji kedelai yang kedua ujung pangkalnya terbatas.

Selanjutnya dapat menggambarkan konsep ruas garis tersebut dalam bentuk


abstraknya yakni terdapat beberapa titik terkumpul menjadi satu kesatuan yang ujung
pangkalnya terbatas sebagai berikut:

A B
Ruas garis tersebut dinamakan ruas garis AB dapat dinotasikan dengan AB

4. Sinar Garis
Sinar garis merupakan kumpulan titik-titik yang memiliki pangkal yang terbatas
dan ujung yang tidak terbatas.
Konsep sinar garis menggunakan benda konkret :
Dalam mengajarkan konsep sinar garis dapat diilustrasikan dengan benda
konkret berupa pipet berisi biji kedelai yang memiliki pangkal terbatas dan ujung
pipet tidak terbatas yang ditandai dengan tanda panah.

Selanjutnya dapat menggambarkan konsep sinar garis tersebut dalam bentuk


abstraknya yakni terdapat beberapa titik terkumpul menjadi satu kesatuan yang
memiliki pangkal terbatas dan ujung tidak terbatas sebagai berikut :

A B
Sinar garis tersebut dinamkan sinar garis AB dinotasikan dengan ⃗
AB

5. Sudut
Sudut adalah perpotongan dari 2 atau lebih garis ruas garis, dan sinar garis.
Sudut juga dapat dibentuk dari pertemuan pangkal dari dua atau lebih sinar garis dan
ruas garis.
a. Sudut yang dibentuk oleh garis

D
C

´ dan CD
Garis AB ´ membentuk 4 sudut.
b. Sudut yang dibentuk oleh ruas garis
C A

B D
A A

Ruas garis AB dan CD berpotongan di titik O yang membentuk 4 sudut.


c. Sudut yang dibentuk oleh pertemuan pangkal dari dua atau lebih sinar
garis.
C
Titik sudut
Besar sudut
B
A

AC dan ⃗
∠ABC dibentuk oleh 2 sinar garis yaitu ⃗ AB . Titik sudut terletak
⃗ ⃗
pada pertemuan antara pangkal AC dan AB .
d. Dua buah bidang datar yang sisinyaberimpit/bertemu.

Pada gambar terlihat ada 2 bidang datar yang sisinya saling bertemu. Bagian
daerah tempat kedua sisi bidang datar ini bertemu akan membuat sebuah
sudut.
Pembelajaran konsep sudut menggunakan benda konkret:
Mengajarkan konsep sudut dapat diilustrasikan menggunakan benda konkret
yaitu lidi dan plastisin. Plastisin akan dibuat menjadi bulatan kecil lalu lidi akan
ditusukkan ke bulatan kecil plastisin tersebut.
Adapun beberapa jenis-jenis sudut berdasrkan besar ukurannya:
a. Sudut lancip
Sudut lancip adalah sudut yang besarnya kurang dari 90°

b. Sudut siku-siku
Sudut siku-siku adalah sudut yang besarnya 90°

Sudut ABC
= sudut
siku-siku

c. Sudut tumpul
Sudut tumpul adalah sudut yang besarnya lebih dari 90˚ tetapi kurang dari
1800.
Sudut AOB
= sudut
tumpul

d. Sudut lurus
Sudut lurus adalah sudut yang besarnya 180˚
Sudut AOB
= sudut
lurus

e. Sudut refleks
Sudut refleks adalah sudut yang besarnya lebih dari 180˚ tetapi kurang
360˚.
Sudut AOB
= sudut
refleks

B. KURVA
Kurva merupakan bagian dari geometri, yang memiliki empat jenis sebagai berikut :
1. Kurva Tertutup Sederhana
Kurva tertutup sederhana merupakan kurva yang ujung awal dan ujung
akhirnya bertemu dan tidak memiliki titik potong. Mengilustrasikan kurva tertutup
sederhana dapat menggunakan benda konkret berupa benang nilon dibentuk bulat
yang ujung awal dan ujung akhirnya dipertemukan, tidak memuat titik potong yakni
sebagai berikut:

Bentuk abstrak kurva tertutup sederhana sebagai berikut :

2. Kurva Tertutup Tidak Sederhana


Kurva tertutup tidak sederhana merupakan kurva yang ujung awal dan ujung
akhirnya berimpit dan terdapat titik potong. Mengilustrasikan kurva tertutup tidak
sederhana dapat menggunakan benda konkret berupa benang nilon yang ujung awal
dan ujung akhirnya dipertemukan memuat titik potong yang membentuk
menyerupai angka sebagai berikut:

Bentuk abstrak kurva tertutup tidak sederhana yakni sebagai berikut :


3. Kurva Terbuka Sederhana
Kurva terbuka sederhana merupakan kurva yang ujung awal dan ujung akhirnya
tidak bertemu dan tidak terdapat titik potong. Mengilustrasikan kurva terbuka
sederhana dapat menggunakan benda konkret berupa benang nilon yang dibentuk
menyerupai huruf u yang ujung awal dan ujung akhirnya tidak dipertemukan tidak
memuat titik potong yakni sebagai berikut :

Bentuk abstrak kurva terbuka sederhana yakni sebagai berikut :

4. Kurva Terbuka Tidak Sederhana


Kurva terbuka tidak sederhana merupakan kurva yang ujung awal dan ujung
akhirnya bertemu dan terdapat titik potong. Mengilustrasikan kurva terbuka tidak
sederhana dapat menggunakan benda konkret berupa benang nilon yang dibentuk
dipertemukan ujung awal dan ujung akhirnya yang memuat titik potong yakni
sebagai berikut:

Bentuk abstrak kurva terbuka tidak sederhana yakni sebagai berikut :

C. POLYGON
Polygon merupakan kurva yang tertutup sederhana yang dibentuk oleh beberapa ruas
garis yang beraturan yang sifatnya belum diketahui.
Pembelajaran polygon menggunakan benda konkret :
Mengajarkan polygon dapat diilustrasikan menggunakan benda konkret berupa empat
lidi yang dirangkai :

Empat lidi yang dirangkai tersebut dalam bentuk abstraknya yakni sebagai berikut :

D. BANGUN DATAR
Bangun datar merupakan polygon-polygon yang telah diketahui sifat-sifatnya.

Polygon

Gambar tersebut menunjukkan polygon, jika polygon tersebut sudah diketahui sifat-
sifatnya maka dapat dikatakan sebagai bangun datar persegi sebagai berikut :

Bangun datar pada gambar tersebut dapat dinamakan sebagai bangun datar persegi yang
memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

a. Dibentuk oleh 4 ruas garis yaitu AB, BC , CD , AD


b. Memiliki empat sisi yang sama panjang.
c. Memiliki 4 sudut yang sama yakni sudut siku-siku yang besarnya (90°)
d. Kedua diagonalnya sama besar dan sama panjang yang berpotongan tegak lurus.
e. Memiliki empat simetri lipat sehingga persegi mempunyai empat sumbu simetri.

Contoh benda yang berbentuk persegi panjang :


E. KESEBANGUNAN
Kesebangunan merupakan kondisi ketika dua bangun datar memiliki bentuk yang
sama, tetapi ukurannya berbeda. Kesebangunan dapat dinotasikan dengan .
Syarat-syarat kesebangunan
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.
Contoh kesebangunan pada bangun datar persegi yakni sebagai berikut :

1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian memiliki perbandingan yang sama.


Pada persegi EFGH mempunyai panjang sisi 2 cm artinya
EF=FG=GH =HE=2 cm. Persegi IJKL mempunyai panjang sisi 4 cm, artinya
IJ=JK=KL=LI =4 cm . Dengan demikian, perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian pada kedua persegi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
EF 2 FG 2 GH 2 HE 2
= = = = = = =
IJ 4 JK 4 KL 4 LI 4

2. Sudut-sudut yang bersesuaian sama besar.


Keempat sudut pada persegi IJKL dan OMNP besar setiap sudutnya 90º,
sehingga dapat dikatakan bahwa persegi IJKL dan MNOP mempunyai pasangan
sudut bersesuaian yang sama besar. Dengan demikian, besar sudut-sudut yang
bersesuaian pada kedua persegi panjang tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut.
∠EFG bersesuaian dengan ∠IJK, maka ∠EFG = ∠IJK = 90° = sudut siku-siku,
∠FGH bersesuaian dengan ∠JKL, maka ∠FGH = ∠JKL = 90° = sudut siku-siku,
∠GHE bersesuaian dengan ∠KLI, maka ∠GHE = ∠KLI = 90° = sudut siku-siku,
∠HEF bersesuaian dengan ∠LIJ, maka ∠HEF = ∠LIJ = 90° = sudut siku-siku.
Dari perbandingan di atas, terlihat bahwa sisi-sisi yang bersesuaian
perbandingannya sama. Syarat kedua dipenuhi oleh kedua persegi. Dua syarat
kesebangunan telah dipenuhi oleh kedua persegi sehingga dapat dikatakn bahwa
kedua persegi sebangun ( EFGH IJKL).
F. KONGRUENSI
Kongruensi merupakan kondisi dua bangun datar yang memiliki bentuk dan ukuran
yang sama. Kongruensi tersebut dapat dinotasikan dengan ≅ .
Syarat-syarat kongruensi:
1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki panjang
yang sama.
2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.
Contoh kongruensi pada bangun datar persegi panjang.

1. Panjang sisi-sisi yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut memiliki


panjang yang sama.
Sisi AB bersesuaian dengan sisi EF , maka AB = EF = 3 cm,
Sisi BC bersesuaian dengan sisi FG , maka BC = FG = 3 cm,
Sisi CD bersesuaian dengan sisi GH , maka CD = GH = 3 cm,
Sisi DA bersesuaian dengan sisi HE , maka DA = HE = 3 cm.

2. Sudut-sudut yang bersesuaian pada bangun-bangun tersebut sama besar.


Pada persegi ABCD dan persegi EFGH memiliki besar sudut yang sama,
karena keduanya berbentuk persegi , maka setiap sudut besarnya 90° sehingga
sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua bangun tersebut sama besar. Dengan
demikian, besar sudut-sudut yang bersesuaian pada kedua persegi tersebut dapat
dinyatakan sebagai berikut.
∠ABC bersesuaian dengan ∠EFG, maka ∠ABC = ∠EFG = 90° = sudut siku-siku,
∠BCD bersesuaian dengan ∠FGH, maka ∠BCD = ∠FGH = 90° = sudut siku-siku,
∠CDA bersesuaian dengan ∠GHE, maka ∠CDA = ∠GHE = 90° = sudut siku-siku,
∠DAB bersesuaian dengan ∠HEF, maka ∠DAB = ∠HEF = 90° = sudut siku-siku.

Dapat disimpulkan bahwa kedua persegi tersebut dikatakan kongruen


( EFGH IJKL).
karena memiliki sisi-sisi yang bersesuaian sama panjang dan sudut-sudut yang
bersesuaian sama besar

Anda mungkin juga menyukai