n
da
PENGARUH HERBAL COMPRESS BALL
TERHADAPPENURUNAN NYERI OTOT PADA
Me
LANSIADI UPT PELAYANAN SOSIALLANJUT USIA
BINJAI
TAHUN 2018
th
be
isa
El
n ta
Sa
Oleh:
LOICE NONI FAERY BAEHA
032014039
ES
IK
ST
n
da
PENGARUH HERBAL COMPRESS BALL
TERHADAPPENURUNAN NYERI OTOT PADA
Me
LANSIADI UPT PELAYANAN SOSIALLANJUT USIA
BINJAI
TAHUN 2018
th
be
isa
El
n ta
Oleh:
ES
n
Yang bertanda tangan di bawah ini,
da
Nama : LOICE NONI FAERY BAEHA
NIM : 032014039
Me
Program Studi : Ners
Judul Skripsi : Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap
Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
th
Dengan ini menyatakan bahwa hasil penulisan skripsi yang telah saya
buat ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila ternyata di
be
kemudian hari penulisan skripsi ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di STIKes
Santa Elisabeth Medan.
isa
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
El
Penulis,
n ta
Sa
ES
IK
ST
n
da
Me
PROGRAM STUDI NERS
th
STIKes SANTA ELISABETH MEDAN
be
Tanda Persetujuan
isa
Nama : Loice Noni Faery Baeha
NIM : 032014039
Judul : Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot
Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
El
2018.
Pembimbing II Pembimbing I
ES
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
ST
n
Pada tanggal, 8 Mei 2018
da
PANITIA PENGUJI
Me
Ketua :
th
be
Jagentar Pane, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
isa
Anggota :
El
1.
ta
2.
ES
Mengetahui
Ketua Program Studi Ners
ST
th
Tanda Pengesahan
Nama
NIM
: Loice Noni Faery Baeha
: 032014039
be
isa
Judul : Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot
Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
2018.
El
Mengetahui Mengesahkan
ST
Samfriati Sinurat, S.Kep., Ns., MAN Mestiana Br. Karo, S.Kep., Ns., M.Kep
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
n
da
Sebagai sivitas akademik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth
Medan, saya yang bertandatangan dibawah ini:
Me
Nama : LOICE NONI FAERY BAEHA
NIM : 032014039
th
Program Studi : Ners
be
Demi perkembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan
isa
kepada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Santa Elisabeth Medan Hak Bebas Royalti
Non-ekslusif (Non-exclutive Royality Free Right) atas karya ilmiah saya yang
berjudul: Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada
Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
El
Dengan hak bebas royalty Nonekslutif ini Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Santa Elisabeth Medan berhak menyimpan, mengalih media/ formatkan,
mengolah dalam bentuk pangkalan data (data base), merawat dan
nta
Yang menyatakan
IK
ST
n
Loice Noni Faery Baeha 032014039
da
Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di
UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
Me
Prodi Ners 2018
th
( xx + 66 + Lampiran)
be
menyenangkan berhubugan dengan resiko terjadinya kerusakan aktual maupun
potensial. Hasil survei langsung di UPT Pelayanan sosial Lanjut Usia Binjai tahun
2018 menunjukkan sebagian besar para lansia mengalami nyeri otot. Salah satu
isa
terapi non-farmakologis untuk menurunkan skala nyeri otot adalah dengan terapi
Herbal Compress Ball yang efeknya berasal dari konduksi panas yang dapat
meningkatkan aliran darah regional ke daerah nyeri, efek analgesik berasal dari
bahan-bahan herbal dan minyak asiri aromaterapi memberi efek relaksasi.
El
Rating Scale, terbagi atas tidak ada nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, nyeri berat
terkontrol, dan Nyeri berat tidak terkontrol. Desain penelitian ini adalah
eksperimental one-group pre-post test design. Teknik pengambilan sampel yaitu
purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 15 responden. Analisa data
Sa
dilakukan dengan menggunakan uji wilcoxon sign rank test, dan nilai p value =
0,000 (p < 0,05). Penelitian ini menunjukkan bahwa ada Pengaruh Herbal
Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di UPT Pelayanan
sosial Lanjut Usia Binjai. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat melengkapi
penelitian ini dengan menambahkan grup kontrol dan membandingkan efektifitas
ES
n
Loice Noni Faery Baeha 032014039
da
The Effect of Herbal Compress Ball on Elderly’s Muscle Pain Reduction at UPT
Elderly Social Service Binjai Year 2018.
Me
Ners Study Program 2018
th
(xx + 66 + Appendices)
Muscle pain is an unpleasant emotional and sensory experience related to the risk
be
of actual or potential damage. The result of direct survey at UPT Elderly Social
Services Binjai 2018 shows most of the elderly got muscle pain. One of the non-
pharmacological therapies to reduce the scale of muscle pain is the Herbal
isa
Compress Ball therapy that effect comes from heat conduction that can increase
regional blood flowing to the pain area, analgesic effects derived from herbal
ingredients and aromatherapy essential oils give a relaxing effect. This study aims
to determine the effect of Herbal Compress Ball on the decrease of muscle pain in
El
the elderly. The measuring tool used was the observation sheet with the scale of
muscle pain used was Wong-Baker FACES Rating Scale, divided into no pain,
mild pain, moderate pain, severe controlled pain, and severe uncontrollable pain.
nta
The design of this study was an experimental one-group pre-post test design. The
sampling technique was purposive sampling with 15 respondents. Data analysis
was done by using test of wilcoxon sign rank test, and p value = 0,000 (p <0,05).
This study shows that there is Influence of Herbal Compress Ball Against Muscle
Sa
References (1997-2017)
IK
ST
KATA PENGANTAR
n
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
da
atas berkat dan rahmatNya penulis dapat meneylesaikan penelitian ini. Adapun
Me
Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai Tahun 2018”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
th
menyelesaikan pendidikan Program Studi Ners di STIKes Santa Elisabeth Medan.
be
Skripsi ini telah banyak mendapat bimbingan, perhatian dan kerja sama
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
isa
1. Mestiana Br. Karo S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua STIKes Santa Elisabeth
Medan sekaligus penguji III dan dosen pembimbing akademik saya, yang
El
2. Samfriati Sinurat S.Kep., Ns., MAN selaku Ketua Program Studi Ners
3. Jagentar Pane, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing dan penguji I yang
IK
skripsi ini.
4. Maria Pujiastuti, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku pembimbing dan penguji II yang
n
membantu, membimbing serta mengarahkan penulis dengan penuh kesabaran
da
dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Seluruh staff Administrasi (Tata Usaha) STIKes Santa Elisabeth Medan yang
Me
telah membantu penulis pada proses pengurusan surat menyurat dalam
penelitian.
th
6. Seluruh Staff UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai yang telah
be
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
isa
7. Teristimewa kepada keluarga besar saya Ayah tercinta Meidin Baeha, Ibunda
tercinta Erlis Lase, Adik yang saya kasihi Marya Baeha, Fetry Baeha, Sesuai
El
Baeha dan Lili sahabat terbaik yang selalu memberikan saya dukungan dan
baik isi maupun teknik penulisan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati
IK
penelitian ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mencurahkan berkat dan kasih
ST
n
terimakasih dan semoga Tuhan selalu memberkati kita semua.
da
Me
Medan, 8 Mei 2018
Penulis
th
be Loice Noni Faery Baeha
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
DAFTAR ISI
n
Halaman Sampul Depan ................................................................................... i
da
Halaman Sampul Dalam .................................................................................. ii
Halaman Persyaratan Gelar .............................................................................. iii
Surat Pernyataan............................................................................................... viv
Me
Halaman Persetujuan ....................................................................................... v
Penetapan Panitia Penguji ................................................................................ vi
Halaman Pengesahan ....................................................................................... vii
Surat Pernyataan Publikasi ............................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................. ix
th
Abstract ............................................................................................................ x
Kata Pengantar ................................................................................................ xi
Daftar Isi........................................................................................................... xiv
be
Daftar Tabel ..................................................................................................... xvii
Daftar Bagan ................................................................................................... xviii
Daftar Gambar ................................................................................................. xix
isa
Daftar Diagram................................................................................................. xx
n
2.3.1 Terapi farmakologi ............................................................ 19
2.3.2 Terapi contract relax stretching ....................................... 21
da
2.3.3 Terapi pedal exercise under compression ......................... 21
2.3.4 Terapi infra merah ............................................................. 22
2.3.5 Terapi horticultura (Horticultural therapy) ....................... 22
Me
2.3.6 Mind body therapy............................................................. 23
2.3.7 Terapi pijat (massage therapy) .......................................... 23
2.3.8 Terapi acupuncture........................................................... 23
2.3.9 Terapi kompres hangat ...................................................... 24
2.3.10 Terapi Herbal Compress Ball .......................................... 24
th
BAB 3. KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN ........ 31
3.1 Kerangka Konsep .................................................................. 31
be
3.2 Hipotesis Penelitian................................................................... 32
n
5.2. Pembahasan ............................................................................... 48
5.2.1 Skala nyeri otot pre intervensi Herbal Compress Ball ...... 48
da
5.2.2 Skala nyeri otot post intervensi Herbal Compress Ball .... 50
5.2.3 Pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan
nyeri otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut
Me
Usia Binjai tahun 2018 ...................................................... 52
th
DAFTAR PUSTAKA
be
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Persetujuan Persetujuan Menjadi Responden
2. Informed Consent
isa
3. Lembar Observasi
4. Surat Pengajuan Judul
5. Usulan Judul
6. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Penelitian
El
7. Surat Izin Pengambilan Data Awal dari UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai Tahun 2018
8. Surat Permohonan Izin Penelitian ( Bakesbangpol)
nta
n
Tabel 4.1 Definisi Operasional Pengaruh Herbal Compress Ball
da
Terhadap Penurunan Nyeri Otot pada Lansia Di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018 ......................... 36
Me
Tabel 5.2 Skala Nyeri Pre Intervensi Herbal Compress Ball Pada Lansia
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018 ............ 46
Tabel 5.3 Skala Nyeri Post Intervensi Herbal Compress Ball Pada Lansia
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018 ............ 46
th
Tabel 5.4 Hasil Uji Statistic Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap
Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia di UPT Pelayanan Sosial
be
Lanjut Usia Binjai Tahun 2018 (n=15) ......................................... 47
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
DAFTAR BAGAN
n
Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Herbal Compress
da
Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia di UPT
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai ........................................ 31
Me
Bagan 4.2. Desain Penelitian Pra Experiment One group pre-post test
design ........................................................................................ 33
th
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai ........................................ 42
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
DAFTAR GAMBAR
n
Gambar 2.1 Wong-Baker FACES Rating Scale ........................................... 18
da
Gambar 2.2. Herbal Compress Ball dan Teknik pemberian Herbal
Compress Ball pada daerah yang mengalami nyeri otot ......... 30
Me
th
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
DAFTAR DIAGRAM
n
Diagram 5.1 Skala Nyeri Otot Pre Intervensi Herbal Compress Ball Pada
da
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
2018 .......................................................................................... 48
Me
Diagram 5.2 Skala Nyeri Otot Post Intervensi Herbal Compress Ball Pada
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
2018 .......................................................................................... 50
th
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
BAB 1
PENDAHULUAN
n
da
1.1. Latar Belakang
Me
memenuhi tahap-tahap kehidupan yaitu neonatus, toodler, pra school, school,
th
bahwa umur 60 tahun adalah usia permulaan tua, saat itu lansia berangsur-angsur
be
penyakit dan mengalami perubahan pada tubuhnya, secara perlahan jaringan
isa
kehilangan kemampuannya untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
tersebut masalah yang sering dialami oleh lansia adalah pada sistem
muskuloskeletal. Penyakit yang paling sering dialami oleh lansia adalah asam
nta
pada otot. Nyeri otot tersebut juga dinamakan Myalgia, berasal dari bahasa
ES
Yunani yaitu myo yang berarti otot dan logos yang berarti nyeri. Nyeri otot
termasuk salah satu keluhan yang cukup sering diderita oleh manusia apa lagi oleh
lansia. Lansia dapat mengalami nyeri otot hanya sesaat atau sampai beberapa hari,
beberapa bulan bahkan menahun yang membuat terganggunya aktivitas dalam
n
kehidupan sehari-hari (Billhantomo, 2013).
da
Nyeri otot pada lansia adalah fenomena yang kompleks melibatkan
pikiran dan tubuh. Pengalaman nyeri yang dimiliki bersifat individual dan unik,
Me
akibatnya reaksi terhadap nyeri berbeda diantara lansia meskipun cedera yang
dialami sama. Lansia sering menganggap nyeri otot yang dialami adalah bagian
th
dari penuaan yang tidak terelakkan (Thomas (1997), sehingga para lansia
mempercayai sejumlah mitos yang berhubungan dengan nyeri pada lansia seperti
be
(1) penuaan dan nyeri berjalan beriringan, (2) nyeri merupakan konsekuensi lansia
isa
dan harus ditoleransi, (3) ambang nyeri lansia lebih tinggi, (4) lansia memerlukan
dosis analgesik yang rendah karena efek penggunaan analgesik pada lansia lebih
El
tinggi, dan (5) ketika lansia tidak mampu mengungkapkan nyeri yang dialaminya
itu sama artinya dengan lansia tidak sedang merasa nyeri, sehingga saat lansia
nta
mengalami nyeri otot itu adalah hal biasa dan tidak memerlukan bantuan secara
Pada tahun 2018, jumlah lansia yang tinggal di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai Sumatera Utara adalah sebanyak 147 orang. Dari hasil
ES
sebagian besar para lansia mengalami nyeri otot. Jumlah lansia yang di observasi
IK
menggunakan skala ukur Wong-Baker faces Rating Scale untuk mengkaji nyeri
ST
otot yang dialami lansia. Dari hasil observasi ditemukan lansia yang mengalami
nyeri ringan (skala nyeri 1-3) sebanyak 1 orang, nyeri sedang (skala nyeri 4-6)
sebanyak 13 orang, dan sebanyak 1 orang mengalami nyeri berat (skala nyeri 7-
n
9).Setelah melakukan pengkajian nyeri kepada lansia, penulis melakukan
da
wawancara kepada petugas kesehatan, dari hasil wawancara dengan petugas
kesehatan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai mengatakan bahwa lansia
Me
sangat jarang meminta obat ke poli UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
th
Tingkat kejadian nyeri yang dialami oleh lansia cukup tinggi
be
penatalaksanaan nyeri ada berbagai macam terapi yang bisa diberikan yaitu
isa
seperti (1) terapi farmakologi : opioid, obat antiinflamasi non-steroid (NSAID),
dan kortikosteroid, (2) terapi contract relax stretching, (3) terapi pedal exercise
under compression, (4) terapi infra merah, (5) terapi horticultura, (6) mind body
nta
therapy, (7) terapi pijat, (8) terapi acupuncture, (9) terapi kompres, (10) terapi
lansia sangat rentan dengan komplikasi, maka perawat dibutuhkan untuk berperan
ES
dalam merawat lansia dan membantu meringankan biaya serta mengurangi efek
tubuh dan mengurangi nyeri, baik itu kompres dingin maupun kompres hangat
(Potter, 2015). Kompres hangat lebih efektif dalam menurunkan nyeri karena efek
pemberian kompres hangat terhadap tubuh yaitu meningkatkan aliran darah
n
kebagian tubuh yang mengalami cedera, meningkatkan pengiriman leukosit dan
da
antibiotik ke daerah luka, meningkatkan pergerakan zat sisa dan nutrisi,
Me
(Wurangian. 2014).
th
waktu ke waktu karena memiliki resiko yang rendah terhadap lansia dan tetap
be
penulis saat Student Exchange di PrachomklaoCollege Of NursingPhetchaburi
isa
Thailand tahun 2017 dengan tema Health And Culture Immersion membahas
tentang kebudayaan suatu daerah yang terus dipertahankan karena memiliki nilai
El
keperawatan. Salah satu budaya pengobatan Thailand yang terus diterapkan dan
nta
Thailand selama ratusan tahun sebagai terapi tradisional Thailand atau pun
dan rehabilitatif. Efek Herbal Compress Ball berasal dari (1) konduksi panas
untuk meningkatkan aliran darah regional ke daerah yang terkena, (2) anti
IK
inflamasi efek dari bahan herbal, (3) relaksasi efek minyak atsiri aromatik dari
ramuan tumbuhan dari setiap daerah. Namun pada umumnya bahan herbal utama
n
tidak berbeda dengan obat anti inflamasi nonsteroid lainnya, latihan lutut, dan
da
kompres panas. Namun pengurangan nyeri otot dari Herbal Compress Ball lebih
Me
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Pegaruh Herbal Compress Ball Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada
th
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
be
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri
isa
otot pada lansia di UPT Lanjut Usia Binjai Tahun 2018?
El
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan umum
nta
Tahun 2018.
Compress Ball pada lansia yang mengalami nyeri otot di UPT Lanjut
IK
Ball pada lansia yang mengalami nyeri otot di UPT Lanjut Usia Binjai
Tahun 2018.
3. Megidentifikasi pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan
n
nyeri otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai
da
Tahun 2018.
Me
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
th
dapat menambah pengetahuan dan pemahaman serta wawasan tentang
be
pemanfaatan tanaman herbal sebagai terapi modalitas perawat dalam
lansia.
Sa
informasi atau acuan, serta data tambahan untuk peneliti selanjutnya dalam
ES
n
da
2.1. Lansia
Me
World Health Organisation (WHO), lansia adalah seseorang yang telah
memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia merupakan kelompok umur pada manusia
th
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Kelompok yang
dikategorikan lansia ini akan terjadi suatu proses yang dsebut aging process atau
proses penuaan.
be
isa
2.1.2. Batasan umur lansia
Batasan umur pada lansi dari waktu kewaktu berbeda. World Health
El
atas, sedangkan di negara maju seperti Amerika Serikat, Prancis, Jepang, dan
memenuhi kebutuhan dalam hidup. Menua ditandai dengan kulit yang mengendur,
rambut yang memutih, penurunan pendengaran, penglihatan yang menjadi
n
semakin buruk, sensitivitas emosi (Priyoto, 2015).
da
2.1.4. Perubahan pada lansia
Me
yaitu sebagai berikut:
1. Sel
th
a. Lebih sedikit jumlahnya, lebih besar ukurannya.
be
c. Menurunnya proporsi sel di otak, ginjal, darah, dan hati.
isa
2. Sistem persarafan
a. Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak lansia berkurang setiap hari).
El
stres.
pendengaran.
3. Sistem gastrointestinal
n
4. Sistem integumen
da
a. Kulit keriput akibat kehilangan jaringan lemak, permukaan kulit kasar dan
Me
bentuk-bentuk sel epidermis.
th
menurun dan gangguan pigmentasi kulit.
b. Terjadi kifosis.
berkurang).
Sa
Padila (2013), masalah dan Penyakit yang dialami oleh lansia (lanjut
Usia) yaitu:
ST
1. Masalah fisik umum
n
a. Mudah jatuh
da
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang sering terjadi.
Me
ekstremitas bawah, kekakuan sendi, dan sinkope atau pusing. Sekitar
th
jatuh setiap tahunya. Separuh dari angka tersebut mengalami jatuh
berulang.
b. Mudah lelah
be
isa
Hal ini bisa disebabkan oleh:
a) Anemia.
nta
b) kekurangan vitamin.
c) Osteomalasia.
Sa
n
a. Nyeri dada
da
1) Penyakit jantung koroner yang dapat menyebabkan iskemia jantung
Me
2) Radang selaput jantung.
th
paru-paru dan gangguan pada saluran pencernaan bagian atas.
1) Sesak nafas pada kerja fisik dapat disebabkan oleh kelemahan jantung,
be
gangguan sistem saluran napas, berat badan berlebihan (gemuk), atau
isa
anemia.
2) Gangguan Pankreas.
Sa
n
Padila (2013), pada lanjut akan banyak perubahan-perubahan yang terjadi
da
karena proses penuaan, lebih sering pada sistem muskuloskeletal. Akibatnya akan
ada kosekuensi rasa nyeri yang harus di alami oleh lansia, yaitu sebagai berikut:
Me
1. Penyakit sendi degeneratif (PSD).
th
3. Nyeri bahu.
4. Nyeri bokong.
dari 40 juta orang lansia diatas 65 tahun dan diperkirakan 60%-75% dari lansia
nta
jompo. Nyeri yang dialami dibagian pinggang atau leher sekitar 65%, nyeri
Sa
muskuloskletal sekitar 40%, nyeri akibat neuropatik perifer 35%, dan nyeri sendi
Angka kesakitan lansia tahun 2014 sebesar 25,05% artinya setiap 100
muskuloskletal dengan usia 55-64 tahun 45%, usia 65-74 tahun 51,9%, dan usia
75 tahun keatas 54,8% (Pusat data dan informasi kementerian kesehatan RI,
ST
2016).
2.2. Nyeri
n
2.2.1. Definisi
da
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan mau pun berat
yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh
Me
orang lain, mencakup pola pikir, aktivitas seseorang secara langsung dan
perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat
th
menunjukkan telah terjadi gangguan fisiologis (Priyoto, 2015).
Nyeri otot pada lansia adalah nyeri yang dianggap sebagai bagian dari
be
penuaan yang tak-terelakkan (Kneale, 2011). Penurunan progresif dan gradual
isa
masa muskuloskletal mulai terjadi sebelum usia 40 tahun sehingga mengakibatkan
akibat dari penurunan aktivitas dan proses penuaan lansia (Smeltzer, 2010).
nta
Nyeri terbagi menjadi dua yaitu nyeri akut dan nyeri kronis, dengan
Sa
2. Nyeri kronis adalah nyeri yang dirasakan selama 3 bulan atau lebih.
n
dari nyeri kronis adalah nyeri otot, nyeri punggung bawah/low back pain,
da
osteoartritis, dan penyakit reumatoid.
Nyeri yang biasanya dialami oleh lansia adalah nyeri kronis pada otot
Me
karena merupakan proses dari penuaan lansia (Kneale, 2011).
th
1. Trauma
a. Mekanik
be
Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami
isa
kerusakan, misalnya akibat benturan, gesekan, dan luka.
b. Panas
El
c. Kimiawi
d. Elektrik
ES
bakar.
n
Nyeri terjadi karena kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat
da
adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan atau abses.
4. Gangguan sirkulasi.
Me
5. Trauma psikologi.
th
1. Tidak menjaga postur tubuh dengan baik
Menjaga postur tubuh saat duduk dan berdiri itu penting, namun
be
saat duduk akan lebih banyak otot yang kita gunakan dibandingkan
isa
saat berdiri. Dan saat duduk adalah hal yang paling sulit untuk
baik, maka laju proses degeneratif dapat ditahan sampai minimal atau
nta
dapat dicegah. Sehingga otot punggung dapat bekerja lebih santai dan
2. Jarang berolah raga, sering mengangkat barang berat, dan postur yang
sering membungkuk.
ES
Otot yang tertarik saat kita duduk berjam-jam adalah otot yang
IK
lemah dan gampang cedera. Bayangkan otot seperti karet, jika kita
menarik dan melepaskan secara berkala, elastisitas karet ini akan tetap
ST
berfungsi. Namun, jika karet kita tarik dan tahan selama berjam-jam,
n
kurang elastis dan gampang cedera. Para lansia sebagian besar malas
da
bergerak atau berolah raga, sering duduk berjam-jam, tidak menjaga
postur tubuhnya dan tidak jarang ada lansia yang sering bekerja
Me
mengangkat beban berat karena merasa dirinya masih kuat. Sehingga
th
2.2.5. Transmisi nyeri
be
transduksi melewati saraf perifer sampai ke terminal dimedula spinalis dan
isa
jaringan neuron-neuron pemancar yang naik dari medula spinalis menuju ke otak
(Price, 2005).
El
Nyeri otot yang terjadi pada lansia erat hubungannya dengan struktur
tulang belakang. Tulang belakang adalah organ penting yang terdiri dari tulang
nta
bantalan dan sendi yang menjadikan tulang punggung fleksibel. Saraf tulang
Sa
belakang terlindungi dalam rongga tulang belakang. Saraf tulang belakang sangat
penting karena berfungsi untuk menghubungkan sinyal dari otak ke otot di tangan
ES
dan otot dikaki sehingga bisa bergerak. Saraf ini juga berfungsi menyalurkan
informasi sinyal sensoris dari kulit ke otak sehingga manusia dapat merasakan
IK
n
tulang belakang menjadi tidak stabil dan pergerakan akan menjadi tidak normal.
da
Akibatnya, punggung atau leher akan merasa sakit. Terkadang saraf tulang
Me
Dalam rongga tulang belakang kita mendapati saraf besar (spinal cord)
dan saraf kecil (nerve root). Saraf besar berfungsi untuk koordinasi gerakan otot.
th
Jika saraf besar terjepit, pasien akan berjalan tidak stabil. Sementara saraf kecil
berfungsi untuk menggerakkan otot dan merasakan sensori. Jika saraf kecil
be
terjepit. Penderita akan merasakan nyeri otot yang menjalar ke tangan atau ke
isa
kaki. Terkadang ada rasa kesemutan bahkan sampai mengakibatkan otot menjadi
1. Usia.
2. Jenis kelamin.
Sa
3. Budaya.
4. Ansietas.
ES
7. Keluarga.
ST
8. Pola koping.
2.2.7. Skala penilaian nyeri
n
Wong (2011), mengatakan respons terbaik adalah nomor tiga dan empat.
da
Perkiraan nyeri yang terbaik adalah yang dilaporkan orang itu sendiri. Respons
satu dan dua dibuat berdasarkan kesan subjektif. Pada respons satu keluhan nyeri
Me
sangat tidak diperdulikan. Skala ini berbentuk horizontal yang menunjukan angka
dan wajah 0-10 yaitu 0 menunjukkan tidak ada nyeri dan 10 menunjukkan nyeri
th
yang paling hebat.
be
isa
El
nta
Keterangan :
Sa
n
memukul).
da
2.3. Penatalaksanaan Nyeri
Me
Transduksi, transmisi, persepsi dan modulasi sinyal nyeri menyebabkan
penafsiran nyeri oleh otak. Analgesia bertujuan untuk menghambat sinyal nyeri
th
pada beberapa titik sepanjang jalur penjalaran nyeri. Analgesia dapat
be
sepanjang saraf, atau mengubah persepsi nyeri di dalam korteks serebral (Kneale.
isa
2011).
1. Opioid
pasca bedah. Jenis NSAID yang paling lazim digunakan adalah diklofenak
n
Parasetamol merupakan anakgesik yang efektif untuk nyeri ringan,
da
yang lebih lemah dibandingkan anakgesik non-steroid.
4. Analgesia epidural
Me
Rute epidural diterima secara luas sebagai metode yang paling
th
mengatasi nyeri yang berkaitan dengan aktivitas seperti bergerak dan batuk
serta sering juga digunakan oleh doker anastesi dalam proses operasi.
5. Entonoks
be
isa
Dalam bentuk gas dengan campuran 50% dinitrogen monoksida
6. Nefopam
nta
NSAID di kontraindikasikan.
7. Antikonvulsan
ES
ini sering digunakan pada nyeri kronis. Obat ini dapat menyebabkan sedasi
IK
dan pusing.
8. Antidepresan
ST
n
Deksametason berguna untuk yang mengalami nyeri tulang atau
da
cedera saraf.
Me
Contract relax stretching adalah metode peregangan yang membuat
th
tahanan dari asisten atau terapis dan kemudian dilanjutkan dengan terapi passive
stretching. Contract relax stretching dan stretching pasif yang dilakukan akan
be
memberikan kontraksi pada otot yang memendek sehingga panjang otot akan
isa
dikembalikan dengan mengaktivasi golgi tendonorgan sehingga terjadi relaksasi
menurunkan nyeri otot. pedal exercise yaitu terapi latihan gerak aktif dengan
menggerakkan pergelangan kaki ke arah dorso fleksi dan plantar fleksi. Under
Sa
dipasang pada tunggkai bawah yang bertujuan untuk memberikan tekanan pada
ES
dinding pembuluh darah otot betis. Pada saat Pedal exercise dan under
n
Pemberian infra merah berpengaruh terhadap peningkatan nilai ambang
da
nyeri. Teknik pemberian infra merah yaitu dengan jarak 35 cm sampai 45 cm.
Peningkatan ambang nyeri terjadi karena adanya efek sedatif infra merah yang
Me
menstimulasi panas sampai pada jaringan sub cutan sehingga mengakibatkan
th
akan ikut dalam pembuluh darah, serta terjadi peningkatan metabolisme yang
positif pada kesehatan fisik, kesehatan mental, dan interaksi sosial. Terapi
akan memberikan manfaat fisik yang nyata seperti latihan bergerak untuk
Sa
berdiri. Terapi horticultura juga memiliki aspek terapi mental dan psikososial,
antara lain:
IK
n
mengabaikan rasa nyeri, melakukan teknik relaksasi secara spontan (Verra, 2010).
da
2.3.6. Mind body therapy
Me
berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir yang mempengaruhi
th
Dengan mind body therapy diharapkan klien mampu mengontrol gejala fisik
(Tindle, 2005).
be
isa
2.3.7. Terapi pijat (massage therapy)
Terapi pijat adalah teknik terapeutik kuno yang dimiliki setiap daerah
El
keberhasilan yang tinggi dalam mengatasi nyeri, dengan menentukan titik titik
nta
akupresur lalu mulai memijat di titik tersebut. Dengan rutin melakukan pijat maka
nyeri muskuloskletal akan sembuh, namun dalam terapi pijat ini harus dilakukan
Sa
dari tubuh mengikuti meridian energi. Titik ini telah dipetakan dan digunakan
IK
secara sistematis dalam pengobatan tradisional Cina. Stimulus diberikan pada titik
tertentu, baik secara mekanis, misalnya dengan merotasi jarum, atau secara
ST
n
yang sudah ahli dan memiliki sertifikat (Dalamagka, 2015).
da
2.3.9. Terapi kompres hangat
Me
sirkulasi darah juga untuk menghilangkan rasa sakit. Efek pemberian terapi panas
terhadap tubuh antara lain meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang
th
mengalami cedera, meningkatkan pengiriman leukosit dan antibiotik ke daerah
luka, meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau
be
kekakuan, meningkatkan aliran darah dan meningkatkan pergerakan zat sisa dan
isa
nutrisi (Wurangian, 2014).
1. Definisi
herbal yang dibungkus dalam bentuk bola kompres yang hangat menjadi
(Chiranthanut, 2014).
IK
2. Manfaat
nasional untuk otot terkilir, nyeri sendi, dan nyeri otot. Efek Herbal
n
bahan-bahan herbal dan minyak asiri aromaterapi memberi efek relaksasi.
da
Agar mencapai semua efek ini Herbal Compress Ball harus dikukus
Me
panas mempermudah pelepasan zat aktif dan minyak asiri dari bahan
th
Herbal Compress Ball telah terpilih sebagai satu dari lima jagoan
produk jamu yang sudah banyak digunakan pada tahun 2013. Bahan-bahan
be
herbal kompres sangat berfariasi tergantung pada tanaman apa yang
isa
terdapat pada daerah tersebut sehingga setiap daerah memiliki formula
unik. Namun pada umumnya bahan utama dan wajib dari Herbal
El
Compress Ball yang adalah jahe, kunyit dan camphor yang memiliki
rempah yang direbus dan diaplikasikan pada bagian tubuh pasien dalam
Sa
keadaan hangat akan menjadi terapi modalias untuk kaki yang lelah, pegal,
kering dan mengelupas pada lansia. Bahan-bahan herbal yang direbus dan
ES
pada encok dan rematik tetapi juga berdampak positif terhadap otot
IK
berbahan jahe, dari hasil penelitian kompres herbal dengan jahe memberi
efek pemanasan, merangsang, dan relaksasi bagi tubuh dengan berbagai
n
kondisi kesehatan, terutama pada lansia yang mengalami nyeri gangguan
da
sistem muskuloskeletal (Therkleson, 2010).
Me
bahan resin, pati, dan getah. Minyak jahe yang memberi sifat aromatik
th
longa dan curcuma domestic) yang juga merupakan salah satu dari bahan
be
antitukak, antimutagenik, dan antibakteri. Minyak esensial dalam kunyit
isa
memberikan efek aroma pedas dan rasa pedas yang tajam yang berfungsi
distilasi uap, metodenya sama dengan jahe. Saat semua bahan dipadukan
yang sakit, termasuk pikiran yang stres agar rileks dan membantu
(2015), yaitu:
IK
n
waktu 2 jam.
da
Indikasi lain pemberian terapi Herbal Compress Ball Haddad
(2014),yaitu:
Me
a. Klien dengan perlukaan saat melahirkan.
th
bagian dada).
memerlukan relaksasi.
be
isa
d. Klien dengan kelemahan fungsi gerak akibat usia lanjut dan
4. Kontraindikasi
b. Klien Diabetes.
ES
5. Prinsip
Compress Ball digunakan untuk stres mental dan stres fisik, seperti stres
n
pembuluh darah menjadi vasodilatasi, mengurangi viskositas darah
da
sehingga meningkatkan aliran darah dalam tubuh. Herbal Compress Ball
Me
pada lansia.
th
membuka pori-pori kulit dan mentransfer panas untuk mengobati otot,
be
penyumbatan asam laktat, dan mempercepat penyembuhan luka, termasuk
isa
perlukaan yang terjadi saat melahirkan. Bahan herbal dalam Herbal
memberikan efek menumbuhkan sel kulit yang baru. Daun jeruk dan jeruk
purut sebagai toner kulit dan membantu sirkulasi dalam darah. Serai
ES
sebagai ramuan yang digunakan untuk keseleo, memar, dan nyeri otot.
Jahe atau biasa di sebut plai dalam bahasa Thailand memiliki efek
IK
n
mengurangi iritasi dan nyeri pada otot (Haddad, 2014).
da
6. Teknik
Me
sebagai berikut:
th
bahan-bahan tambahan yang tersedia di daerah anda seperti daun
be
peppermint dan garam. Jika terdapat melati, mawar atau pun lavender
isa
dapat ditambahkan.
c. Siapkan kukusan ukuran sedang, isi air sebanyak batas takaran air
pada alat
Sa
n
gantilah dengan Herbal Compress Ball yang masih didalam kukusan
da
agar panas yang diaplikasikan pada bagian tubuh klien tetap terjaga.
Me
yang nyeri lalu gulingkan Herbal Compress Ball seperti memijat dan
th
h. Lakukan terapi Herbal Compress Ball kepada satu pasien selama 20
menit.
be
i. Setelah selesai melakukan kompres pada daerah yang nyeri, lakukan
isa
lah observasi pada klien, tanyakan apakah klien merasa ada
n
da
3.1. Kerangka Konsep
Me
minat dan mencerminkan asumsi dan pandangan filosofis perancang model.
th
Bagan 3.1. Kerangka Konsep Penelitian “Pengaruh Herbal Compress Ball
be
Terhadap Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018”.
Lansia:
isa
Penatalaksanaan nyeri:
1. Lansia (WHO) adalah
1. Terapi farmakologi : opioid, seseorang yang
Observasi
obat antiinflamasi non- Pre- memasuki usia >60
El
5. Terapi horticultura.
5. Sebanyak 15 orang
6. Mind body therapy. lansia mengalami nyeri
7. Terapi pijat. otot terus menerus
IK
n
= Tidak diteliti
da
= Berhubungan dengan
Me
3.2. Hipotesis Penelitian
th
variabel. Sebuah hipotesis sehingga menerjemahkan sebuah pertanyaan penelitian
kuantitatif ke dalam prediksi yang tepat dari hasil yang diharapkan (Polit, 2012).
n
da
4.1. Rancangan Penelitian
Me
intervensi terhadap hasil yang dipilih (Grove, 2014). Rancangan penelitian yang
th
Berdasarkan permasalahan yang diteliti maka penelitian ini
be
design). Pada desain ini terdapat pre test sebelum diberi perlakuan. Dengan
isa
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat
sebagai berikut:
nta
Bagan 4.2. Desain Penelitian Pra Experiment One group pre-post test design
Sa
(Polit, 2012)
O1 X O2
ES
Keterangan:
IK
n
4.2.1. Populasi
da
Sebuah populasi adalah keseluruhan kumpulan kasus di mana seorang
Me
menentukan karakteristik yang membatasi populasi penelitian melalui kriteria
kelayakan atau kriteria inklusi (Creswell, 2009). Populasi yang akan diteliti
th
sebanyak 147 lanjut usia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018.
4.2.1. Sampel
be
Pengambilan sampel adalah proses pemilihan sebagian populasi untuk
mewakili seluruh populasi. Sampel adalah subjek dari elemen populasi. Elemen
isa
adalah unit paling dasar tentang informasi mana yang dikumpulkan. Dalam
El
kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti (1) berumur mulai dari 60
Sa
tahun, (2) lansia yang mengalami nyeri pada otot, (3) tidak memiliki masalah
yang terdapat dalam kontra indikasi pemberian Herbal Compress Ball, (5) tidak
ES
n
4.3.1. Variabel independen
da
Variabel independen adalah faktor yang (mungkin) menyebabkan,
Me
independen pada penelitian ini adalah Herbal compress ball karena Herbal
th
menjadi suatu tindakan keperawatan dalam menurunkan nyeri otot pada lansia.
be
Variabel dependen merupakan variabel terikat dalam penelitian
(Creswell, 2009). Variabel dependen sering disebut dengan variabel terikat yang
isa
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
El
dependen pada penelitian ini adalah nyeri otot yang menjadi variabel terikat dan
n
Binjai Tahun 2018.
da
No Variabel Definisi Indikator Alat Skala Skor
Ukur
Me
Compress Ball bentuk bola
adalah yang berisi
Herbal pengobatan bahan-bahan
Compress Ball tradisional dan herbal seperti
rehabilitasi jahe, kunyit,
th
untuk sindrom kamper yang
menyakitkan dikukus.
pada gangguan
be
sistem muskulo- Diaplikasi kan
dalam bentuk
Skletal hangat.
isa
dengan
menggunakan
bahan-bahan
herbal
El
Nilai 4-6:
nyeri
IK
sedang
ST
Nilai 7-9:
nyeri berat
terkon
trol.
Nilai 10:
n
nyeri berat
tidak
da
terkon
trol.
Me
(Wong,
2011).
th
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
4.4. Instrumen Pengumpulan Data
n
Dalam pengumpulan data, selalu diperlukan suatu alat yang disebut
da
―instrumen pengumpulan data‖. Jenis instrumen yang dapat dipergunakan dapat
Me
observasi, (3) wawancara, (4) kuesioner, dan (5) skala (Nursalam, 2014).
th
SOP Herbal Compress Ball. Pada lembar observasi berisi tentang data demografi
be
penyakit, lokasi nyeri, skala nyeri pre test, gambaran nyeri pre intervensi, skala
isa
nyeri post tes, hasil setelah intervensi. Hasil pengukuran skala nyeri pada otot
dilakukan terlebih dahulu observasi untuk mengetahui nilai skala nyeri otot pada
lansia. Observasi ini dilakukan dihari yang sama sebelum dilakukan perlakuan
Sa
Herbal Compress Ball. Setelah dilakukan observasi awal dan mendapatkan hasil,
menggunakan SOP Herbal Compress Ball yang di kutip dari buku bacaan. Setelah
n
4.5.1. Lokasi
da
Penelitian dilaksanakan di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai,
Me
4.5.2. Waktu penelitian
th
2018 di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai.
(Nursalam, 2014). Jenis pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
nta
adalah jenis data primer yang diperoleh peneliti secara langsung dari sasarannya.
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data,
ES
n
3. Pelaksanaan observasi pra intervensi penilaian skala nyeri otot pada lansia
da
(Wong-Baker FACES Rating Scale).
4. Melaksanakan terapi Herbal Compress Ball kepada satu lansia dalam satu kali
Me
pertemuan selama 20 menit.
5. Pelaksanaan observasi post intervensi penilaian skala nyeri otot pada lansia
th
(Wong-Baker FACES Rating Scale).
be
Pada penelitian ini hanya dilakukan dalam satu kali pertemuan karena
isa
beberapa alasan keterbatasan dalam penelitian. Keterbatasan dalam penelitian ini
terhadap penurunan nyeri otot pada lansia. Adapun proses pengolahan data
IK
dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu: pertama editing yaitu: dilakukan untuk
memeriksa data yang telah diperoleh untuk memperbaiki dan melengkapi data.
ST
n
bentuk tabel menggunakan teknik komputerisasi (Nursalam, 2014).
da
Data yang diperoleh dalam bentuk lembar observasi perlakuan Herbal
Compress Ball yang telah diolah dalam sistem komputerisasi tersebut, kemudian
Me
dilihat apakah memenuhi standar normalitas data yang telah ditentukan. Uji
standar normalitas data yang dilakukan berguna sebagai penentu uji statistic yang
th
apa yang tepat digunakan untuk menilai seberapa besar nilai signifikan dari
pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada lansia di
be
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018.
isa
4.6.3. Uji validitas dan reliabilitas
pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau
nta
observasi, tidak perlu diuji validitas atau reliabilitasnya. Peneliti hanya perlu
dituntut untuk melakukan observasi pada nilai skala nyeri lansia yang telah
ES
menanyakan nilai skala nyeri yang dialami lansia menurut petunjuk yang
IK
pengamatan secara lansung dan jawaban skala nyeri yang diberikan oleh lansia
ST
n
Herbal Compress Ball yang digunakan,karena peneliti mengadopsi SOP Herbal
da
Compress Ball yang sudah bakudari buku Bob Haddad tahun 2014. SOP Herbal
Compress Ball dari buku Bob Haddad tahun 2014 telah diterjemahkan secara
Me
langsung kedalam bahasa Indonesia oleh expert bahasa. Sehingga peneliti dapat
th
Compress Ball terhadap penurunan otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
4.7. Kerangka Operasional
n
Bagan 4.3. Kerangka Operasional Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap
da
Penurunan Nyeri Otot pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
Me
Pengajuan Surat Izin
Penelitian
th
Penelitian
be Memberikan Informed
isa
Consent
El
Hasil
ST
n
Pada analisis data dengan uji Paired t-test syarat data berdistribusi
da
normal dengan tingkat signifikan p < 0,05 yang artinya ada pengaruh bermakna
antara variabel independen terhadap variabel dependen. Jika hasil yang ditemukan
Me
tidak berdistribusi dengan normal maka dilanjutkan dengan menggunakan uji
th
Analisa data digunakan untuk mengetahui apakah ada atau tidaknya
pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada lansia. Pada
be
analisis data akan dilakukan pengolahan data dengan uji Paired t-test syarat data
isa
berdistribusi normal dengan tingkat signifikan p < 0,05 yang artinya ada pengaruh
Pada penelitian yang dilakukan, apabila hasil dari analisis data dengan uji
Paired t-test tidak berdistribusi normal sesuai dengan yang diharapkan, maka
nta
hasil sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti, karena uji Wilcoxon digunakan
Sa
untuk data bertipe interval atau ratio dan tidak menggunakan kelompok kontrol.
ES
(Nursalam, 2014). Dalam melakukan penelitian ada beberapa hal yang berkaitan
n
menjadi responden.
da
Kerahasiaan informasi responden (confidentiality) dijamin oleh peneliti
dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan digunakan untuk kepentingan
Me
penelitian atau hasil riset. Beneficienci, peneliti sudah berupaya agar segala
th
tindakan atau penelitian yang dilakukan peneliti tidak mengandung unsur bahaya
be
secara jujur mengenai manfaatnya, efeknya dan apa yang didapat jika responden
isa
dilibatkan dalam penelitian tersebut.
sukarela dan jika tidak bersedia maka responden berhak menolak dan
Sa
mengenai data responden dijaga dengan tidak menulis nama responden pada
instrument tetapi hanya menulis nama inisial yang digunakan untuk menjaga
IK
n
da
5.1. Hasil Penelitian
Me
Pada bagian ini akan diuraikan tentang hasil penelitian Pengaruh Herbal
Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada Lansia di UPT Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Binjai yang mulai dari tanggal 8 maret 2018 sampai dengan
th
tanggal 4 Mei 2018. Penyajian hasil data dalam penelitian ini meliputi pengaruh
be
Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada lansia sebelum dan
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah unit pelayanan lanjut
nta
Sumatera Utara. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai, berada di kecamatan
Sa
Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai sebelah utara berbatasan dengan Jl. Tampan,
sebelah timur berbatasan dengan Jl. Umar Bachri, sebelah selatan berbatasan
ES
dengan UPT Pelayanan Sosial Gelandangan dan Pengemis Pungai, sebelah barat
berbatasan dengan Jl. Perintis Kemerdekaan. UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
IK
Binjai terdiri dari 19 unit bangunan Wisma, dan terdapat 26 orang pegawai.
ST
Sumberdana di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai adalah dari pemerintah
mengikat.
5.1.2. Skala nyeri otot lansia pre intervensi Herbal Compress Ball
n
Tabel 5.2. Skala Nyeri Pre Intervensi Herbal Compress BallPada Lansia Di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
da
Frequency Percent Valid Cumulativ
Percent e Percent
Me
Valid 4-6 = nyeri sedang 9 60.0 60.0 60.0
th
Total 15 100.0 100.0
be
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.2 di peroleh data
bahwa terdapat 6 orang (40%) responden mengalami nyeri berat terkontrol (skala
isa
nyeri 7-9) dan 9 orang (60%) responden mengalami nyeri sedang (skala nyeri 4-6)
5.1.3. Skala nyeri otot lansia post intervensi Herbal Compress Ball
nta
Tabel 5.3. Skala Nyeri Post Intervensi Herbal Compress Ball Pada Lansia Di
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
Percent Percent
Berdasarkan hasil penelitian yang terdapat pada tabel 5.3 di peroleh data
bahwa terdapat 6 orang (40%) responden mengalami nyeri ringan (skala nyeri 1-
ST
3) dan 9 orang (60%) responden mengalami tidak ada nyeri (skala nyeri 0)
da
otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018.
Tabel 5.4. Hasil Uji Statistic Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap
Me
Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Binjai Tahun 2018.
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
th
Skala nyeri post test - Negative Ranks 15a 8.00 120.00
be
Skala nyeri pre test
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
isa
Total 15
El
Test Statisticsb
Sa
Z -3.873a
ES
nyeri otot pada lansia pre-post intervensi Herbal Compress Ball, dimana seluruh
n
0,000 dimana p<0,05. Hasil tersebut menggambarkan hasil wilcoxon sign rank
da
test diperoleh nilai signifikan 0,000 (p<0,05) yang artinya terdapat perbedaan
yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan terapi Herbal Compress Ball pada
Me
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018.
th
5.2. Pembahasan
be
5.2.1. Skala nyeri otot pre intervensi Herbal Compress Ball
isa
Diagram 5.1. Skala Nyeri OtotPre Intervensi Herbal Compress BallPada
Lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai Tahun
2018.
El
0% 0%
nta
Berdasarkan diagram 5.1 dapat dilihat bahwa skala nyeri otot yang
ES
dialami oleh responden pre intervensi Herbal Compress Ball adalah 6 orang
(40%) responden dengan nyeri berat terkontrol (skala nyeri 7-9) dan sebanyak 9
IK
orang (60%) responden dengan kategori nyeri sedang (skala nyeri 4-6).
Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, baik ringan mau pun berat
ST
yang hanya dapat dirasakan oleh individu tersebut tanpa dapat dirasakan oleh
orang lain, mencakup pola pikir, aktivitas seseorang secara langsung dan
perubahan hidup seseorang. Nyeri merupakan tanda dan gejala penting yang dapat
n
menunjukkan telah terjadi gangguan fisiologis (Priyoto, 2015).
da
Diperkirakan 60%-75% dari orang di atas usia 65 dilaporkan mangalami
nyeri terus menerus dan dari kasus ini didapatkan lebih tinggi untuk lansia yang
Me
tinggal dipanti jompo. Nyeri terutama dialamai dibagian pinggang atau leher
sekitar 65%, Nyeri Muskuloskeletal sekitar 40%, neuropatik perifer nyeri 35%
th
(biasanya akibat diabetes atau postherpetic neuralgi), dan nyeri sendi kronis 15%-
be
Perempuan berada pada risiko yang lebih tinggi mengalami nyeri otot
isa
(myalgia) dari pada laki-laki, dan risiko meningkat saat bertambahnya usia. resiko
myalgia paling sering mengeluh rasa sakit yang luas. Nyeri otot juga terjadi akibat
dari penyakit dan gangguan yang dialami oleh lansia seperti artritis, osteoporosis,
nta
low back pain, hipotiroidisme. Para peneliti menganggap bahwa kaku badan saat
bangun tidur, kesulitan untuk tidur, kelelahan, dan kecemasan merupakan penentu
Sa
Nyeri otot yang sering dialami oleh lansia merupakan akibat dari proses
penuaan, dimana akan terjadi proses penurunan fungsi tubuh sehingga para lansia
tidak dapat lagi melakukan aktifitas yang aktif seperti saat muda. Akibatnya lansia
n
menjadi malas bergerak dan lebih sering duduk berjam-jam. Saat lansia terus
da
duduk berjam-jam otot akan tertarik dan menjadi kaku karena terus diposisi yang
sama, sehingga akan lebih sering terasa keram. Otot yang jarang di gerakkan dan
Me
dibiasakan dengan posisi yang salah akan semakin sakit saat dipaksa untuk
melakukan aktifitas.
th
Para lansia semakin malas melakukan pergerakan karena merasa sakit
terus menerus pada otot–otot tubuh , baik saat kegiatan bangun tidur, duduk, atau
be
pun karena penyakit seperti asam urat, rematik, dan nyeri punggung bawah yang
isa
juga sedang dialami. Namun lansia sering gagal dalam menyampaikan nyeri yang
Akhirnya nyeri yang sering dialami diabaikan oleh lansia. Anggapan yang sama
terus berlangsung sehingga menjadi keyakinan para lansia bahwa penyebab nyeri
nta
otot yang sering dialami karena mereka sudah tua dan tidak perlu melakukan
2018.
IK
60%
tidak ada nyeri
ST
nyeri ringan
40%
Berdasarkan diagram 5.2 dapat dilihat bahwa skala nyeri otot yang
n
dialami responden post intervensi Herbal Compress Ball adalah mengalami
da
perubahan nilai skala nyeri otot, dengan hasil nilai terendah adalah 6 orang (40%)
responden yang mengalami penurunan nyeri otot menjadi nyeri ringan (skala
Me
nyeri 1-3) dari 6 orang (40%) responden sebelumnya yang mengalami nyeri berat
terkontrol (skala nyeri 7-9) dan hasil nilai tertinggi kategori tidak ada nyeri (skala
th
nyeri 0) sebanyak 9 orang (60%) responden dari 9 orang (60%) responden
be
Nyeri pada otot dapat berkurang akibat dari efek pemberian terapi panas
isa
terhadap tubuh sehingga meningkatkan aliran darah ke bagian tubuh yang
luka, meningkatkan relaksasi otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau
kekakuan, meningkatkan aliran darah dan meningkatkan pergerakan zat sisa dan
nta
pada tahap transduksi, dimana pada tahapan ini jahe memiliki kandungan gingerol
kandungan dari bahan-bahan herbal jahe, kunyit, dan camphor yang berfungsi
sebagai antiiflamasi dan analgesik untuk mengobati nyeri pada otot. Selain
manfaat tersebut kandungan bahan herbal dalam Herbal Compress Ball juga
n
memberi efek menyelaraskan energi dalam tubuh, merilekskan tubuh,
da
melonggarkan penyumbatan asam laktat, dan mempercepat penyembuhan luka
Me
Bau harum yang khas dari Herbal Compress Ball juga memberikan efek
aromaterapi kepada lansia. Efek aromaterapi dari Herbal Compress Ball berfungsi
th
merilekskan pikiran sehingga responden tidak terlalu berfokus pada nyeri yang
sedang dialami.
be
5.2.3. Pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada lansia
isa
di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018.
responden, didapatkan data bahwa ada perubahan skala nyeri otot pada responden
sebelum dan setelah dilakukan intervensi Herbal Compress Ball, Pada tahap pre
nta
intervensi Herbal Compress Ball mayoritas nyeri otot yang dialami responden
dengan kategori nyeri sedang (skala nyeri 4-6) sebanyak 9 orang (60%)
Sa
responden dan nyeri berat terkontrol (skala nyeri 7-9) sebanyak 6 orang (40%)
responden dan sebanyak 6 orang (40%) responden dengan kategori nyeri ringan
IK
(1-3).
Data yang telah dikumpulkan dilakukan uji normalitas yang terdiri atas
ST
n
rank test, diperoleh hasil analisis statistic p value = 0.000, dimana nilai pvalue<
da
0.05, yang berarti ada pengaruh signifikan dari intervensi Herbal Compress Ball
terhadap penurunan nyeri otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Me
Binjai tahun 2018.
th
of Thai Herbal Compress:A Systematic Review and Meta-Analysis. Penelitian ini
dilakukan di Thailand kepada pasien yang mengalami nyeri rematik dan asam
be
urat, pasien dengan nyeri muskuloskletal, pasien dengan nyeri persalinan, dan
isa
kepada pasien dengan induksi laktasi. Hasil uji statistic didapatkan p = 0.048.
Penelitian ini menunjukkan hasil yang baik dalam menurunkan nyeri. Pada
El
penelitian ini juga dikatakan bahwa Herbal Compress Ball telah tercantum dalam
daftar obat Esensial Nasional Thailand untuk otot terkilir, nyeri sendi, dan nyeri
nta
otot.
dilakukan di Thailand kepada pasien dengan nyeri Osteoarthritis. Hasil uji statistic
sama baiknya dengan penggunaan obat ibuprofen dalam hal menurunkan nyeri.
nyeri akan sering terjadi dan mengakibatkan lansia menjadi terganggu dalam
n
dianjurkan terus menerus mengonsumsi analgesik untuk menghilangkan nyeri.
da
Pada penelitian ini, peneliti berasumsi bahwa penggunaan Herbal
Compress Ball sangat baik dianjurkan kepada lansia sebagai terapi alternatif
Me
dalam menurunkan nyeri otot. Penggunaan terapi Herbal Compress Ball kepada
th
farmakologi. Lansia sangat rentan terhadap komplikasi dari obat-obatan karena
telah mengalami penurunan fungsi organ tubuh untuk merespon dengan baik obat-
be
obatan yang masuk kedalam tubuh. Salah satu dampak negatif penggunaan
isa
farmakologi pada lansia adalah konstipasi. Dengan penggunaan terapi Herbal
Compress Ball nyeri otot pada lansia dapat menurun tanpa menimbulkan
El
n
da
6.1 Kesimpulan
Me
Berdasarkan hasil penelitian dengan jumlah sampel 15 orang responden
mengenai pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018 maka dapat
th
disimpulkan:
be
1. Dalam penelitian terhadap 15 orang (100%) responden yang mengalami
nyeri otot pre intervensi Herbal Compress Ball, terdapat 9 orang (60%)
isa
responden yang mengalami nyeri sedang dengan skala nyeri 4-6.
nyeri otot post intervensi Herbal Compress Ball, terdapat 9 orang (60%)
nta
otot pada lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018
6.2 Saran
mengenai pengaruh Herbal Compress Ball terhadap penurunan nyeri otot pada
ST
lansia di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai tahun 2018 maka disarankan
kepada:
1. Pasien atau responden
n
Diharapkan pasien menggunakan Herbal Compress Ball yang
da
diberikan oleh peneliti dalam mengatasi masalah nyeri apa bila sedang
mengalami nyeri otot, sehingga pasien merasa efek relaksasi dan nyeri otot
Me
menurun.
th
Diharapkan pendidikan STIKes Santa Elisabeth Medan menjadikan
Herbal Compress Ball sebagai salah satu materi pelajaran dalam mata
salah satu terapi alternatif dalam membantu mengurangi nyeri otot pada
nta
lansia.
4. Peneliti selanjutnya
Sa
n
Billhantomo, Rimas. (2013). Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Myalgia
da
Subscapularis Dextra Di BBRSBD Surakarta, (Online),
(eprints.ums.ac.id/26845/12/NASKAH__PUBLIKASI.pdf, diakses 11
januari 2018).
Me
Budhwar, Vikas. (2006). Khasiat Rahasia Jahe dan Kunyit. Jakarta : PT. Bhuana
Ilmu Populer.
Chiranthanut, Nutthiya, dan Supanimit. (2014). Thai Massage, and Thai Herbal
th
Compress versus Oral Ibuprofen in Symptomatic Treatment of
Osteoarthritis of the Knee: A Randomized Controlled Trial. Journal
Chiang Mai University Thailand. (Online)
be
(https://www.hindawi.com/journals/bmri/2014/490512 diakses pada 25
agustus 2017).
isa
Creswell, John. (2009). Research Design Qualitative, Quantitative And Mixed
MethodsApproaches Third Edition. American : Sage.
Cutshall, Susanne, dkk. (2010). Effect of Massage Therapy on Pain, Anxiety, and
El
Dalamagka, Maria. (2015). Acupuncture in Chronic Pain, Low Back Pain and
Migraine. (Online).
(https://pdfs.semanticscholar.org/9cba/3077dd58d47e345e945537ea3fa6
31fc9601.pdf, diakses 8 februari 2018).
Sa
Haddad, Bob. (2014). Herbs And Steam The Healing Power Of Thai Herbal
Compresses. Journal University Chiang Mai, Thailand (Online)
(https://www.massagemag.com/archives/Magazine/2007/issue133/Thai-
ST
Haddad, Bob. (2014). Thai Massage And Thai Healing Arts : Practice, Culture,
and Spiritual. Chiang Mai : Thailand.
Kementerian Kesehatan RI, (2016). Situasi Lanjut Usia Di Indonesia, Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI Pusat Data Dan Informasi. (Online)
n
(http://www.depkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/infodati
n/infodatin%20lansia%202016.pdf., diakses pada 29 januari 2018).
da
Ivan R, Molton & Alexandra L. Terrill. (2014). Overview of Persistent Pain in
Older Adults. Journal University of Washington Medical Center (Online)
Me
(https://www.researchgate.net/publication/260250665_Overview_of_Pesi
stent_Pain_in_Older_Adults, diakses pada 16 oktober 2017).
Izza, Syarifatul. 2014. Perbedaan Efektifitas Pemberian Kompres Air Hangat dan
Pemberian Kompres Jahe Terhadap Penurunan Nyeri Sendi pada Lansia
th
di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungaran. Jurnal Program
Studi Keperawatan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran, Kabupaten
Semarang.
be
James M. Gill, MD, MPH, and Anna Quisel, MD. (2005). Fibromyalgia And
Diffuse Myalgia. From the Department of Family and Community
isa
Medicine (Online), (familypractice.theclinics.com, diakses pada 28
september 2017).
Kneale. (2011). Buku Keperawatan Ortopedik & Trauma. Ed. 2. Jakarta : EGC.
El
Lertlop, Wichan. (2015). The appropriate temperature of the Thai herbal ball
compress for relaxing effected. (Online), (diakses pada 20 september
nta
2017).
Jakarta : EGC.
n
Smeltzer, S. (2010). Medical-Surgical Nursing. Jakarta : EGC.
da
Therkleson, Tessa. (2010). Ginger And Osteoartritis. (Online). (di akses pada 28
agustus 2017).
Me
Thomas V.J. (1997). Pain, Its Nature And Management. London : Bailliere.
Tindle, Hilari, dkk. (2005). Factors Associated With the se of Mind Body
Therapies Among United States Adults With musculoskeletal Pain.
th
(Online). (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16150369, diakses pada
2 februari 2018).
be
Verra, Martin, dkk. (2012). Horticultural Therapy for Patients With Chronic
Musculoskeletal Pain: Results of a Pilot Study. (Online) (diakses pada 2
februari 2018).
isa
Wiarto, Giri. (2017). Nyeri Tulang Dan Sendi. Yogyakarta : Gosyen Publishing.
(https://ojs.unud.ac.id/index.php/sport/article/view/16634/10915., diakses
pada 27 september 2017).
n
Kepada Yth,
da
Calon Responden Penelitian
di
Me
UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia Binjai-Medan
Dengan hormat,
th
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Loice Noni Faery Baeha
be
NIM : 032014039
Alamat : Jl. Bunga Terompet No.118 Pasar VII Padang Bulan,Medan
isa
Selayang
Mahasiswi program studi Ners tahap akademik yang sedang mengadakan
penelitian dengan judul “Pengaruh Herbal Compress Ball Terhadap
El
Penurunan Nyeri Otot Pada Lansia Di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Binjai”. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi anda
nta
sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang diberikan akan dijaga dan
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Sa
dan camphor (kristal dari ekstrat kayu putih), terapi ini akan di berikan pada
pasien dalam keadaan hangat, lalu di kompreskan dalam waktu 20 menit. Pasien
ST
yang mendapat terapi akan merasakan pedas atau hangat seperti balsem pada kulit
yang dikompres karena efek dari jahe dan camphor, namun itu adalah hal yang
normal. Total waktu persiapan dan pelaksanaan yang digunakan untuk satu pasien
adalah 45 menit. Kerugian dari Herbal Compress Ball adalah warna kuning dari
kunyit dapat menempel dikulit atau pun dibaju. Herbal Compress Ball tidak dapat
dilakukan kepada orang yang mengalami kelumpuhan, varises, dan diabetes
n
melitus.
da
Apabila anda bersedia menjadi responden, saya mohon kesediaannya
Me
menandatangani persetujuan dan menjawab semua pertanyaan sesuai petunjuk
yang saya buat. Atas perhatian dan kesediaannya menjadi responden, saya
mengucapkan terimakasih.
th
be
Hormat Saya,
Penulis
isa
El
n
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
da
Nama Inisial :
Umur :
Me
Terapi Herbal Compress Ball adalah terapi tradisional dari Thailand,
terapi Herbal Compress Ball memiliki manfaat untuk mengurangi nyeri otot,
nyeri sendi, melancarkan peredaran darah, dan merilekskan tubuh. Terapi Herbal
Compress Ball berbentuk bola dari kain yang berisikan bahan herbal jahe, kunyit,
th
dan camphor (kristal dari ekstrat kayu putih), terapi ini akan di berikan pada
pasien dalam keadaan hangat, lalu di kompreskan dalam waktu 20 menit. Pasien
yang mendapat terapi akan merasakan pedas atau hangat seperti balsem pada kulit
be
yang dikompres karena efek dari jahe dan camphor, namun itu adalah hal yang
normal. Total waktu persiapan dan pelaksanaan yang digunakan untuk satu pasien
adalah 45 menit. Kerugian dari Herbal Compress Ball adalah warna kuning dari
isa
kunyit dapat menempel dikulit atau pun dibaju. Herbal Compress Ball tidak dapat
dilakukan kepada orang yang mengalami kelumpuhan, varises, dan diabetes
melitus.
El
pengambilan data untuk penelitian ini dengan catatan bila suatu waktu saya
merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak membatalkan persetujuan ini.
Saya percaya apa yang akan saya informasikan dijamin kerahasiaannya.
Sa
n
da
1. Herbs and steam the healing power of thai herbal compresse
Hot herbal compresses have a long history of use in Thailand and other
parts of Southeast Asia. The earliest written records in Thailand are from the 14th
Me
century, when Siamese soldiers returning from battle were treated with
compresses to ease their mental states and relax their bodies.
Today in Thailand, compresses prepared with medicinal herbs are used
therapeutically in massage shops and spas, and also at home. Ingredients in the
compresses are based on an oral tradition and specialized recipes passed down
th
through the generations.
Knowledgeable herbalists and healers prepare compresses based on the
individual needs of their patients, but most also have all-purpose recipes. The
be
herbal blend that I mix for my clients and students is based on a traditional recipe,
but it doesn’t use kaffir lime leaf—which is quite expensive in the west—or
turmeric, which stains skin and clothing. In addition to the traditional blend of
isa
lemongrass, eucalyptus, ginger, and camphor, freshly-picked herbs that are
available in your region may be added. Examples include lemon balm,
peppermint, anise leaf, rosemary, lavender, and jasmine. Naturally, you should
always learn about the properties of a plant before introducing it. Make sure there
El
are no contraindications before you introduce local fresh herbs into a standard
mixture. Above all, add local herbs only in moderation, and make sure the
majority of the mix remains true to Thai tradition.
nta
compartment has large holes in it and is positioned directly above the boiling
water below. The herb bundles must not come in contact with the boiling water,
but they must get somewhat damp with steam in order to be effective.
Before steaming, sprinkle the outside of the wrapped compress with
water or rice vinegar. Steam for a minimum of 10 to 15 minutes at 200 to 225
ES
degrees F. Never submerge compresses in hot water: they will become too hot to
handle and lose much of their medicinal value. If a compress accidentally drops
into hot water, make sure to wring out the water completely before reusing it,
since it could easily scald the skin. Always test a compress against your upper
IK
can treat a swollen area between 24 and 36 hours after the condition first appears,
but be careful to use compresses that are warm, not hot—or, to be safe, use pre-
steamed cool or cold compresses. Take extra care if the person getting the
compress has diabetes, paralysis, or varicose veins. Also be careful with children
and older people, since their skin may be tender.
Try to apply compresses onto bare skin whenever possible. If you are
working through clothing, make sure the client is wearing natural fabrics such as
n
cotton or rayon. After an herbal session, a light stain may remain on skin and
clothing, but it should come out in the wash with no problem. Turmeric, whether
da
in root or powder form, might permanently stain clothing a dark orange color, so
be careful if you mix this powerful medicinal root into your mixture.
Me
3. Benefits
Thai herbal compresses alleviate pain and inflammation by opening skin
pores and transferring medicating heat to the muscles, joints, and energy lines.
Compress therapy helps to harmonize and relax the body, loosen energy
blockages, and speed the healing of scars—including those caused by childbirth.
th
Smelling and inhaling herb-infused vapors induces deep relaxation. Many herbs
have a balancing effect on the mind and help reduce stress. Primary materials such
as eucalyptus and camphor act as decongestants for the lungs and sinuses. Using
be
hot compresses on the chest, throat, and sinuses can loosen mucus and open up the
nasal passages. In addition to the customary ginger, lemongrass, eucalyptus, and
camphor, some compresses incorporate antioxidants such as turmeric (a natural
isa
skin softener), tamarind (which hydrates and regenerates skin cells), kaffir lime
leaves and fruit (a skin toner and blood circulation booster), and common Thai
ginger, also known as plai (which eases muscle and joint aches).
Luk pra kob (or ―Thai herbal balls‖ as they are sometimes called in
El
English) can be purchased premade, or you can choose to make them yourself.
Most commercially available premade herbal balls are imported from Thailand,
and are made of dried herbs and roots. They are wrapped in cheesecloth and have
nta
a distinctive long handle made of cloth tied with cotton string or thin strips of
bamboo. In Thailand however, most serious healers do not use pre-wrapped herbs,
but prefer to make their own compresses from fresh herbs and roots rather than
dried materials.
Sa
inhalation of the vapors and topical application to the chest, throat, and the
area under the nose. Eucalyptus tea is good for indigestion and fever, and
the leaves are used topically on infections and skin burns. When steamed,
the vapors of the herb open air passages and clean the sinuses and lungs.
IK
n
poultices, and as a treatment for colds, fevers, coughs, and indigestion. It
also is known to treat nausea, stomach pain, and vomiting. Among tribal
da
hill people in Thailand, it is used topically for sprains, bruises, and sore
muscles.
d. CAMPHOR is distilled from the gum or resin of a type of cinnamon tree.
Me
The resulting crystals are sold in powder form, or may be compressed
intotablets for easy storage. Camphor is a strong decongestant. It is inhaled
to treat colds, congestion, sore throat, cough, sinusitis, and bronchitis.
e. GINGER is one of the most important ingredients in Thai medicine. As a
topical application it has strong antiseptic properties, and it treats bacterial
th
and skin infections, acne, and parasites. Ginger is a powerful stimulant,
aiding in digestion, control of flatulence, diarrhea, vomiting, colds, sore
throat, insomnia, heart disease, acid indigestion, irregular menstruation,
be
chronic back pain, and many other maladies. Common Thai ginger (plai)
is of a different variety than the ginger found in Western grocery stores,
but the medicinal properties are similar.
isa
f. GALANGAL (aka galanga) is a relative of the ginger plant. The flavor is
considerably stronger than that of common ginger, somewhat similar to
mustard, and it has a rich aroma. It was used traditionally to cure skin
diseases and is now used in spa treatments as an ingredient in body wraps
El
to soothe and nourish the skin. The pale yellow skin is striated like a snake
skin and has pink-tinged tips, but the interior is cream-colored. When
eaten, thin slices are usually floated in soups, and the root is ground into
nta
curry paste.s
g. TURMERIC is an important herbal medicine and has been used for its
ability to reduce gas, ease diseases of the digestive system, and treat skin
disorders such as rashes, sores, and insect bites. Scientific research has
Sa
confirmed that turmeric blocks certain toxins from entering the liver and
kills some types of bacteria. Turmeric is also known to arrest certain types
of cancer and is being used experimentally in some countries to treat
cancer victims. In Thailand, turmeric is often used in cooking, herbal
medicine, and herbal compresses. Turmeric oil serves as an effective
ES
softening and rejuvenating the skin and works as an exfoliant for dry skin
cells. Salt eases muscle aches and relieves sunburn, rashes, and skin
irritations. Use rocks of sea salt or large flakes of kosher salt in your
ST
n
and kaffir lime extract is used as a natural deodorant. Kaffir lime leaves
freeze well in an airtight bag or container.
da
Me
th
be
EUCALYPTUS PEPPERMINT LEAF
isa LEMONGRASS
El
nta
Sa
n
medicinal value of the herbs can remain on the skin long enough to be absorbed
da
into your body. If you want to use them on others, first practice for a long time to
understand how to prepare, steam, and apply the compresses in a fluid and
effective manner. Steamed Thai herbal compresses relax the body, soothe sore
Me
muscles and joints, calm the mind, improve circulation, cleanse the skin, and help
restore inner peace and balance. Once you’ve tried them, you will probably want
to use them over and over again.
th
be
isa
El
nta
Sa
ES
IK
ST
n
da
SOP
TERAPI HERBAL COMPRESS BALL
Me
1. DESKRIPSI
Herbal Compress Ball adalah pengobatan tradisional dan
rehabilitasi untuk sindrom menyakitkan pada gangguan sistem
muskuloskletal dengan menggunakan bahan-bahan herbal.
th
2. TUJUAN
Bahan-bahan herbal yang dibungkus dalam bentuk bola kompres
be
yang hangat menjadi aktif termasuk minyak aromatik dan memberi efek
analgesik saat di aplikasikan pada bagian tubuh tertentu yang mengalami
nyeri sehingga membantu mengurangi nyeri.
isa
3. INDIKASI
a. Klien dengan nyeri otot dan nyeri sendi.
b. Klien dengan osteoartritis.
El
4. KONTRA INDIKASI
ES
da
A PERSIAPAN ALAT DAN LINGKUNGAN (selama 5 menit)
1. Lembar observasi skala nyeri dan alat tulis
2. Herbal Compress Ball
Me
3. Handuk kecil
4. Tempat tidur atau tikar
5. Pakaian penutup badan
6. Kompor dan panci dandang
th
7. Lingkungan yang nyaman dan tenang
B PENGKAJIAN ( selama 2 menit )
be
1. Lihat keadaan umum lansia
2. Catat skala nyeri pada lansia sebelum dilakukan tindakan
3. Perhatikan indikasi dan kontraindikasi dalam pemberian
Herbal Compress Ball.
isa
C PELAKSANAAN
langkah 1
El
n
dandang untuk menggantikan Herbal Compress Ball
yang pertama saat sudah mulai sedikit hangat.
da
8. Lanjutkan pengompresan pada setiap bagian tubuh yang
nyeri seperti pada Herbal Compress Ball pertama.
9. Gunakan Herbal Compress Ball secara bergantian
Me
sampai setiap sesi pengompresan tercapai.
10. Lakukan terapi Herbal Compress Ball kepada satu
pasien selama 20 menit.
Langkah 3
1. Biarkan Herbal Compress Ball sampai menjadi dingin
th
dan keringkan.
2. Bungkus Herbal Compress Ball dalam kantong plastik
be
bening dan disimpan sampai waktu penggunaan kembali.
3. Rapikan pasien, rapikan alat dan lingkungan.
D EVALUASI
isa
1. Skala nyeri pasien berkurang
2. Pasien merasa lebih rileks dan nyaman
3. Lengkapi dokumentasi dalam lembar observasi.
El
nta
Sa
ES
IK
ST