dihadapi oleh nelayan dalam pengembangan budidaya ikan bubara dalam keramba jaring
tancap di Desa Popisi yaitu masih rendahnya pemahaman dan pengetahuan tentang teknik
budidaya ikan dalam keramba jaring tancap yang baik dan benar serta masih rendahnya
penentuan persyaratan lokasi budidaya.
Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan para nelayan di Desa Popisi tentang
budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) dalam keramba jaring tancap, maka perlu
dilakukan kegiatan sosialisasi budidaya ikan bubara dalam keramba jaring tancap. Program
kegiatan ini dilaksanakan secara partisipatif bersama dengan masyarakat nelayan Desa Popisi,
sehingga diharapkan program ini akan meningkatkan pemahaman, pengetahuan dan
keterampilan masyarakat nelayan dalam mengelolah budidaya ikan bubara secara baik dan
benar.
Metode
Pelaksanaan kegiatan “Sosialisasi budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) dalam
keramba jaring tancap” dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Agustus 2022 di Desa
Popisi Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut. Metode pendekatan yang
dilakukan menggunakan metode Partisipatory Rural Appraisal (PRA) dengan alat kaji
permasalahan budidaya. PRA secara harfiah artinya pengkajian keadaan desa secara
partisipatif. Metode PRA merupakan sekumpulan pendekatan dan metode yang mendorong
masyarakat (pedesaan) untuk turut serta meningkatkan dan menganalisis pengetahuan mereka
mengenai hidup dan kondisi mereka sendiri agar mereka dapat membuat rencana dan tindakan
(Mustanir et al., 2019).
Tahap kegiatan meliputi tahap persiapan kegiatan dan tahap pelaksanaan kegiatan. Pada
tahap persiapan kegiatan yang dilaksanakan, diawali dengan survey lokasi di Desa Popisi dan
observasi terhadap mitra pengguna program (masyarakat nelayan). Kegiatan ini dilaksanakan
pada tanggal 21-22 Juli 2022 dan bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman
masyarakat nelayan mengenai kegiatan yang akan dilakukan serta untuk mengetahui profil dan
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat nelayan/pembudidaya Desa Popisi mengenai
budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) dalam keramba jaring tancap. Pada tahap
pelaksanaan kegiatan dilakukan dua kegiatan yang meliputi kegiatan sosialisasi budidaya ikan
bubara (Caranx sexfasciatus) dalam keramba jaring tancap dan kegiatan peninjauan secara
langsung ke lokasi budidaya ikan dalam keramba jaring tancap milik salah satu masyarakat
230
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
Hasil
Hasil kegiatan sosialisasi budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) dalam keramba
jaring tancap di Desa Popisi Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut secara
keseluruhan diuraikan sebagai berikut.
A. Sosialisasi Ke Masyarakat Nelayan/Pembudidaya Ikan
Kegiatan sosialisasi budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) dalam keramba jaring
tancap ke masyarakat nelayan/pembudidaya ikan dilaksanakan pada tanggal tanggal 9 Agustus
2022. Metode yang dipergunakan dalam kegiatan sosialisasi yaitu partisipatif yang melibatkan
secara langsung masyarakat nelayan/pembudidaya ikan Desa Popisi. Tujuan kegiatan
sosialisasi ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan masyarakat
nelayan/pembudidaya ikan mengenai budidaya ikan bubara (Caranx sexfasciatus) yang baik
dan benar, baik persyaratan lokasi budidaya maupun teknis budidaya ikan bubara.
231
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
232
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
Gambar 2. Kegiatan peninjauan secara langsung ke lokasi keramba jaring tancap Desa Popisi
Diskusi
Ikan bubara (Caranx sexfasciatus) merupakan salah satu spesies lokal kandidat
pengembangan budidaya laut yang cukup potensial. Ikan bubara mempunyai nilai ekonomis
yang cukup tinggi karena nilai konsumsi masyarakat lokal yang tinggi dengan rasanya yang
gurih serta harga yang menggiurkan. Dewasa ini permintaan pasar akan ikan bubara sangat
tinggi, namun ketersediaan ikan bubara untuk dikonsumsi belum mampu memenuhi kebutuhan
pelanggan (Darto et al., 2016). Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat memperoleh
ikan-ikan dengan mudah adalah dengan membudidayakannya. Terdapat beberapa perikanan
laut yang sudah dapat dibudidayakan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan gizi dan
pangannya. Perikanan yang telah dibudidayakan ini telah dapat memenuhi pasar domestik dan
luar negeri, sehingga dapat menambah devisa negara (Fatmawati, 2014 dalam (Bawia et al.,
2015)).
Menurut Irianto et al. (2002) dalam (Karim et al., 2017), dibandingkan dengan jenis-
jenis ikan lainnya, ikan bubara/kuwe (Caranx sp.) merupakan salah satu jenis ikan karang yang
sangat potensial untuk dikembangkan karena mempunyai beberapa keunggulan komparatif
antara lain mampu hidup dalam kondisi kepadatan yang tinggi (150 ekor/m³), mempunyai laju
pertumbuhan tinggi, sangat tanggap terhadap penambahan pakan dari ikan rucah, konversi
pakan cukup efisien dan digemari konsumen. Hal ini diperkuat oleh (Payung & Irawati, 2021)
bahwa ikan bubara/kuwe memiliki beberapa keunggulan antara lain tidak memerlukan
perawatan yang terlalu intensif sebagaimana ikan kerapu (Epinephelus), tahan terhadap
penyakit, mampu beradaptasi pada perubahan kualitas perairan yang ekstrim, memiliki
pertumbuhan yang relatif cepat karena konsumsi makanan yang banyak. Keunggulan lain dari
jenis ikan bubara/kuwe dalam lingkungan budidaya selain memiliki pertumbuhan yang cepat
233
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
juga efisien dalam memanfaatkan pakan serta mampu hidup dalam kondisi yang cukup padat.
Ikan bubara tergolong ikan pelagis yang hidupnya selalu bergerombolan dengan salinitas
yang tinggi. Daerah distribusi ikan bubara sangat luas dan dapat dijumpai hampir di seluruh
perairan. Ikan bubara dewasa ukurannya dapat mencapai 1 meter. Ikan bubara yang dipelihara
di keramba mampu hidup dengan kepadatan yang cukup tinggi. Ikan bubara memijah
sepanjang tahun dan biasanya mengikuti fase bulan. Pemijahan berlangsung pada malam hari
bersamaan datangnya air pasang. Telur bersifat plantonis dapat terbawah arus dan menetas di
padang lamun atau celah- celah akar bakau, sebelum akhirnya kembali ke laut lepas (Nontji,
2002 dalam (Basir et al., 2019)).
Individu muda dan dewasa ikan bubara/kuwe termasuk dalam kelompok ikan
karnivora, mencari makan terutama pada malam hari (Randall, et al., 1997 dalam (Langi &
Kaim, 2015)). Pada kelompok ikan ini selain bentuk gigi canine (bertaring tajam) yang
terdapat pada rahang atas dan bawah yang menjadi ciri khas kelompok ikan karnivora,
kelompok ikan karnivora cenderung mempunyai usus yang relative pendek (Myers, 1991;
Moyle dan Cech, 1988 dalam (Langi & Kaim, 2015)). Lama pencernaan makanannya lebih
cepat dibandingkan dengan ikan-ikan herbivora. Artinya kebiasaan makan kelompok ikan
Kuwe adalah cepat kenyang dan cepat pula mengalami rasa lapar. Kebiasaan makan inilah
yang memudahkan para pembudidaya untuk memelihara ikan ini. Jenis pakan yang diberikan
dapat apa saja yang penting bertekstur daging. Ketersediaan pakan yang cukup, tepat waktu,
dan bergizi merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kegiatan usaha budidaya
ikan. Penyediaan pakan yang tidak sesuai dengan jumlah ikan yang dipelihara menyebabkan
laju pertumbuhan ikan menjadi lambat. Akibatnya produksi yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan (Langi & Kaim, 2015).
Budidaya ikan bubara oleh masyarakat nelayan di Desa Popisi Kecamatan Banggai Utara
Kabupaten Banggai Laut dilakukan dalam keramba jaring tancap. Keramba jaring tancap yang
diusahakan oleh pembudidaya pada umumnya memiliki ukuran yang bermacam macam seperti
3x5 m2, 5x7 m2 dan 1,5x5 m2 dengan kedalaman 4 m sampai 8 m tergantung pada kontur
perairan dan pasang surut. Jumlah unit kantong yang dimiliki setiap pembudidaya berkisar
antara 3-12 kantong, yang dominan jumlah kantong dimiliki setiap pembudidaya 5, 7 dan
9 kantong. Jenis kayu yang digunakan sebagai rangka adalah jenis kayu ilas dengan ukuran
kayu 5-8 cm dan panjang 5 sampai 10 m. Jaring yang digunakan merupakan multifilamen
dengan ukuran mata jaring 1,5 sampai 3 inci tergantung pada ukuran ikan (Hendrik, 2015).
234
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
Pemilihan lokasi kegiatan budidaya ikan bubara/kuwe di keramba jaring tancap sampai
mencapai ukuran konsumsi (>300 gram/ekor) perlu mempertimbangkan faktor lokasi yang
sesuai baik segi teknis maupun ekonomis. Keterlindungan dan keamanan lokasi perlu
diperhatikan pada usaha budidaya ini. Selain ke dua faktor tersebut, perlu diperhatikan juga
faktor fisika kimia perairan yang merupakan indikator kualitas air untuk budidaya ikan dalam
keramba jaring tancap. (Datunsolang et al., 2021) menyatakan bahwa parameter fisika kimia
di areal budidaya ikan bubara/ kuwe pada karamba suhu berkisar 28,6 oC – 33,3 oC, salinitas
30 – 33 0/00, pH 7,6 – 7,9, kandungan oksigen 3,9 – 4,3 mg/l dan kecerahan perairan 7,4 – 9,9.
Usaha budidaya ikan bubara dalam keramba jaring tancap di Desa Popisi Kecamatan
Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut masih membutuhkan pengembangan lebih lanjut.
Sehingga pengembangan usaha ini bisa dijadikan bisnis/prospek yang dapat meningkatkan
kesejahteraan dan perekonomian masyarakat nelayan/pembudidaya baik yang terlibat secara
langsung maupun yang muncul karena adanya nilai tambah sebagai akibat adanya usaha
pengembangan budidaya ikan bubara dalam keramba jaring tancap tersebut.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pelaksanaan kegiatan sosialisasi teknik budidaya
ikan bubara (Caranx sexfasciatus) di Desa Popisi Kecamatan Banggai Utara Kabupaten
Banggai Laut sebagai berikut:
1. Tingkat partisipasi yang tinggi dari mitra pengguna dalam hal ini masyarakat
nelayan/pembudidaya ikan memberikan dampak positif bagi pelaksanaan program, terlihat
dari tahapan-tahapan kegiatan yang dilaksanakan berjalan sukses tanpa kendala.
2. Hasil kegiatan ini diperoleh output kegiatan yaitu: (a) meningkatnya pemahaman dan
pengetahuan masyarakat nelayan/pembudidaya ikan tentang budidaya ikan bubara dalam
keramba jaring tancap, (b) menumbuhkan jiwa enterpreneurship dan professional kepada
masyarakat nelayan/pembudidaya ikan dalam mengembangkan budidaya ikan bubara dalam
keramba jaring tancap yang baik dan benar.
Daftar Referensi
Basir, A. P., Saimima, A., Djaya, E. S., & Hamdya, S. (2019). ANALISIS USAHA
BUDIDAYA IKAN DENGAN SISTEM KERAMBA JARING APUNG (KJA) DI
PERAIRAN PANTAI PASIR PANJANG DESA NUSANTARA KECAMATAN
BANDA KABUPATEN MALUKU TENGAH. MUNGGAI : Jurnal Ilmu Perikanan &
235
MONSU’ANI TANO
Jurnal Pengabdian Masyarakat
Vol. 5, No. 2, Tahun, 2022
Bawia, J., Rantung, S. T., & Andaki, J. A. (2015). Analisis Finansial Usaha Budidaya Ikan
Kuwe (Caranx sp.) Keramba Jaring Tancap Di Kelurahan Batulubang Kota Bitung.
AKULTURASI : Jurnal Ilmiah Agrobisnis Perikanan, 3(5), 259–264.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi/article/view/13410
Darto, L., Pietoyo, A., & Ely, N. (2016). MANAJEMEN PEMELIHARAAN LARVA IKAN
BUBARA (Caranx sexfasciatus). Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur, 11(1), 19.
https://doi.org/10.15578/blta.11.1.2013.19-22
Datunsolang, P., Kusen, D., Kalesaran, O. J., Suzanne, U. L., Sambali, H., Wantasen, A. S., &
Salindeho, I. (2021). Kelayakan lokasi budidaya ikan Kuwe (Caranx sp.) ditinjau dari
parameter fisika kimia kualitas air pada karamba jaring apung di Desa Tuntung Timur
Kabupaten Bolaang Mongondow Utara. Budidaya Perairan, 7(2), 6.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/bdp/article/view/34127
Hendrik. (2015). Prospek Usaha Pembesaran Ikan Dalam Keramba Di Kelurahan Sedanau
Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau the. Jurnal
Perikanan Dan Kelautan, 20(2), 161.
Karim, H., Zhiddiq, S., & Suprapta. (2017). UNM Geographic Journal. UNM Geographic
Journal, 1(1), 48–54.
Langi, E. O., & Kaim, M. A. (2015). Konsumsi dan Efisiensi Pakan Daging Rucah untuk Ikan
Kuwe (Caranx Spp) yang Dipuasakan secara Periodik di Kurungan Jaring Apung Teluk
Talengen-Sangihe. Jurnal Ilmiah Tindalung, 1, 18–24. http://e-
journal.polnustar.ac.id/jit/article/view/38
Mustanir, A., Hamid, H., & Syarifuddin, R. N. (2019). Pemberdayaan Kelompok Masyarakat
Desa Dalam Perencanaan Metode Partisipatif. Jurnal Moderat, 5(3), 227–239.
Payung, D., & Irawati, I. (2021). Pemanfaatan Ikan Rucah Zero Waste Sebagai Pakan Dalam
Pemeliharaan Ikan Kuwe Di Keramba Jaring Apung Dusun Wael Kabupaten Seram
Bagian Barat. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 17(1), 18–24.
https://doi.org/10.30598/tritonvol17issue1page18-24
Pemerintah Desa Popisi. (2017). Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM Desa)
Tahun 2017-2022 Desa Popisi Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut.
236