0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan5 halaman
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NIM, kelas, dan jawaban quiz serta latihan soal Vina Sofiana. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi data diri dan jawaban ujian Vina Sofiana.
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NIM, kelas, dan jawaban quiz serta latihan soal Vina Sofiana. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi data diri dan jawaban ujian Vina Sofiana.
Dokumen tersebut berisi informasi tentang nama, NIM, kelas, dan jawaban quiz serta latihan soal Vina Sofiana. Ringkasannya adalah dokumen tersebut berisi data diri dan jawaban ujian Vina Sofiana.
1 A E C C A 2 Tugas Essay, A B B E E 3 terlampir E A C C E 4 pada hal 2 - 5 C D A B A 5 A C C A B PERTEMUAN 1 1. Jelaskan teori X dan Y menurut Douglas MC Gregor! TEORI X Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan secara alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen akan cenderung menggunakan gaya otoriter dalam mengoperasikan perusahaannya. Menurut Teori X ini, manajemen harus secara tegas melakukan intervensi untuk menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen ini menyimpulkan bahwa pekerja pada dasarnya : Tidak suka bekerja. Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan pekerjaannya. Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya. Tidak menginginkan adanya tanggung jawab. Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah pengerjaannya. Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini sebenarnya hanya minoritas, namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan yang memiliki jumlah karyawan yang banyak atau perusahaan manufaktur yang berskala besar, manajemen teori X ini mungkin diperlukan. TEORI Y Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga terhadap hasil kerjanya yang baik, bekerja penuh dengan tanggung jawab dan senang untuk menerima tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen akan cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif. Teori Y ini beranggapan bahwa karyawannya : Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki motivasi yang kuat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya. Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya. Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya. Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif. Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen berdasarkan Teori Y ini, semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan dan memiliki lebih banyak tanggung jawab. 2. Jelaskan teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow! Abraham Maslow pertama kali memperkenalkan konsep hierarki kebutuhan dalam makalahnya tahun 1943 “A Theory of Human Motivation” dan bukunya yang berjudul Motivation and Personality. Hierarki ini menunjukan bahwa orang termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum beralih ke kebutuhan lain yang lebih besar. Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow terdiri atas 5 tingkatan yaitu 3. Jelaskan teori 2 faktor menurut Fredic! 1. Faktor Motivator Kehadiran faktor Motivator akan menyebabkan karyawan bekerja lebih keras. Faktor Motivator ini dapat ditemukan di dalam pekerjaan itu sendiri. Contohnya seperti Prestasi kerja, Pengakuan, sifat Pekerjaan itu sendiri, Tanggung Jawab dan Peluang untuk pertumbuhan. Menurut Herzberg, ketidakhadiran Faktor Motivator ini tidak akan mengakibatkan ketidakpuasan kerja yang berarti, namun adanya faktor motivator akan memberikan kepuasan yang tinggi bagi karyawannya. Prestasi : Pekerjaan harus memberi karyawan rasa prestasi. Ini akan memberikan perasaan bangga karena telah berhasil melakukan sesuatu yang sulit tetapi bermanfaat. Pengakuan : Pekerjaan harus memberikan pujian dan pengakuan atas keberhasilannya kepada karyawan. Pengakuan ini harus datang dari atasan atau rekan-rekan kerja mereka. Pekerjaan itu sendiri : Pekerjaan itu sendiri harus menarik, beragam dan memberikan tantangan yang cukup untuk membuat karyawan tetap termotivasi. Tanggung jawab : Karyawan harus “memiliki” pekerjaan mereka. Mereka harus menganggap diri mereka bertanggung jawab atas penyelesaian. Pengembangan Karir : Peluang promosi harus ada untuk karyawan. Pertumbuhan : Pekerjaan harus memberi karyawan kesempatan untuk mempelajari keterampilan baru. Ini bisa terjadi baik di tempat kerja atau melalui pelatihan yang lebih formal. 2. Faktor Hygiene Tidak adanya faktor Hygiene akan menyebabkan karyawan bekerja kurang keras. Ketidakhadiran Faktor Hygiene ini juga akan menyebabkan ketidakpuasan bagi pekerjanya. Contoh faktor Hygiene diantaranya seperti kebijakan perusahaan, pengawasan, gaji, kondisi kerja, keselamatan dan kesehatan tempat kerja, hubungan dengan kolega, tempat kerja fisik serta hubungan antara atasan dan bawahan. Namun adanya faktor Hygiene tidak banyak berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawannya. Faktor Hygiene ini pada dasarnya tidak ada pekerjaan itu sendiri, tetapi ada pada sekitar pekerjaan tersebut. Faktor ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Faktor Kesehatan atau Faktor Higienis. Kebijakan perusahaan : Perusahaan harus adil dan jelas bagi setiap karyawan. Mereka juga harus setara dengan pesaing-pesaingnya. Pengawasan : Pengawasan harus adil dan sesuai. Karyawan harus diberikan otonomi dan tentunya dalam ruang lingkup yang sewajarnya. Hubungan : Hubungan yang sehat, ramah dan pantas harus ada di antara rekan kerja, atasan dan bawahan. Kondisi kerja : Peralatan dan lingkungan kerja harus aman, cocok untuk tujuan dan higienis (sehat dan bersih). Gaji : Struktur pembayaran harus adil dan masuk akal. Gaji atau upah juga harus kompetitif dengan organisasi lainnya dalam industri yang sama. Keamanan : Penting bagi karyawan untuk merasa bahwa pekerjaan mereka aman dan mereka tidak berada di bawah ancaman PHK. 4. Jelaskan 5 gaya kepemimpinan menurut Robert Blake! 1. Impoverished Management (1, 1) Manajer dengan pendekatan ini sifatnya rendah perhatiannya pada dimensi orang (concern for people) dan orientasi pada tugas (concern for production). Pemimpin memiliki kepedulian yang rendah terhadap kepuasan karyawan dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasi dan menggambarkan adanya ketidakharmonisan dan disorganisasi. Para pemimpin di titik ini bisa dikatakan tidak efektif dimana tindakan mereka hanya ditujukan untuk melestarikan jabatan dan senioritas. 2. Task Management (9, 1) Juga disebut gaya diktator atau membinasakan. Berikut pemimpin lebih peduli tentang produksi dan memiliki kepedulian yang minim bagi orang- orang. Gaya ini didasarkan pada teori X dari McGregor. Kebutuhan karyawan tidak diperhatikan dan mereka hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Pemimpin percaya efisiensi dapat dihasilkan hanya melalui organisasi yang tepat dari sistem kerja dan mengeliminir keterlibatan orang sedapat mungkin. Gaya ini dengan sendirinya meningkatkan output dari organisasi dalam jangka pendek namun karena kebijakan dan prosedur yang ketat, maka perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak bisa dihindari. 3. Middle-of-the-Road (5, 5) Ini pada dasarnya adalah gaya mengorbankan dimana pemimpin mencoba untuk menjaga keseimbangan antara tujuan perusahaan dan kebutuhan manusianya. Pemimpin tidak mendorong batas-batas pencapaian menghasilkan kinerja rata-rata untuk organisasi. Pada titik ini kebutuhan karyawan dan produksi sepenuhnya tidak terpenuhi. 4. Country Club (1, 9) Ini adalah gaya kolegial ditandai perhatian terhadap tugas yang rendah dan tinggi terhadap orientasi orang dimana pemimpin berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semua orang bekerja dengan rileks, bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang pun yang mau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi guna mencapai tujuan organisasi. Namun, fokus pada tugas-tugas yang rendah dapat menghambat produksi dan menyebabkan hasil dipertanyakan. 5. Team Management (9, 9) Ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap orang-orang dan fokus pada tugas, gaya ini didasarkan pada teori Y McGregor yang berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam gaya kepemimpinan team management terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik yang mungkin dapat dicapai dan gaya ini yang paling efektif menurut Blake dan Mouton. Pemimpin merasa bahwa pemberdayaan, komitmen, kepercayaan, dan rasa hormat merupakan elemen kunci dalam menciptakan suasana tim yang secara otomatis akan menghasilkan kepuasan karyawan dan produksi yang tinggi.