Anda di halaman 1dari 5

Nama : Vina Sofiana

Nim : 11190088
Kelas : 11.4B.04

JAWABAN QUIZ PERTEMUAN 7


1. D 6. B 11. B 16. D 21. A
2. C 7. C 12. C 17. A 22. A
3. A 8. A 13. C 18. B 23. C
4. A 9. D 14. B 19. A 24. A
5. C 10. B 15. C 20. A 25. A

JAWABAN LATIHAN SOAL SLIDE PERTEMUAN 1 – 6

No Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3 Pertemuan 4 Pertemuan 5 Pertemuan 6


1 A E C C A
2 Tugas Essay, A B B E E
3 terlampir E A C C E
4 pada hal 2 - 5 C D A B A
5 A C C A B
PERTEMUAN 1
1. Jelaskan teori X dan Y menurut Douglas MC Gregor!
TEORI X
Teori X ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada
suatu perusahaan secara alami tidak termotivasi dan tidak suka bekerja. Dengan
asumsi dan anggapan demikian, maka manajemen akan cenderung
menggunakan gaya otoriter dalam mengoperasikan perusahaannya. Menurut
Teori X ini, manajemen harus secara tegas melakukan intervensi untuk
menyelesaikan suatu masalah atau pekerjaan. Gaya Manajemen ini
menyimpulkan bahwa pekerja pada dasarnya :
 Tidak suka bekerja.
 Perlu diawasi, dipaksa, diperingatkan untuk mengerjakan pekerjaannya.
 Membutuhkan pengarahan dalam melaksanakan tugasnya.
 Tidak menginginkan adanya tanggung jawab.
 Tugas yang diberikan harus diawasi setiap langkah pengerjaannya.
Menurut pengamatan Douglas McGregor, karyawan yang bertipe X ini
sebenarnya hanya minoritas, namun untuk mengendalikan sebuah perusahaan
yang memiliki jumlah karyawan yang banyak atau perusahaan manufaktur yang
berskala besar, manajemen teori X ini mungkin diperlukan.
TEORI Y
Teori Y ini menyatakan bahwa pada dasarnya karyawan yang bekerja pada
suatu perusahaan menyenangi pekerjaannya, termotivasi, kreatif, bangga
terhadap hasil kerjanya yang baik, bekerja penuh dengan tanggung jawab dan
senang untuk menerima tantangan. Dengan asumsi dan anggapan demikian,
maka manajemen akan cenderang menggunakan gaya manajemen partisipatif.
Teori Y ini beranggapan bahwa karyawannya :
 Bertanggung jawab penuh atas semua pekerjaannya dan memiliki
motivasi yang kuat untuk mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan
kepadanya.
 Hanya memerlukan sedikit bimbingan atau bahkan tidak memerlukan
bimbingan dalam menyelesaikan tugasnya.
 Beranggapan bahwa pekerjaan adalah bagian dari hidupnya.
 Dapat menyelesaikan tugas dan masalah dengan kreatif dan imajinatif.
Dalam organisasi atau perusahaan yang mengadopsi gaya manajemen
berdasarkan Teori Y ini, semua karyawan terlibat dalam pengambilan keputusan
dan memiliki lebih banyak tanggung jawab.
2. Jelaskan teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow!
Abraham Maslow pertama kali memperkenalkan konsep hierarki kebutuhan
dalam makalahnya tahun 1943 “A Theory of Human Motivation” dan bukunya
yang berjudul Motivation and Personality. Hierarki ini menunjukan bahwa orang
termotivasi untuk memenuhi kebutuhan dasar sebelum beralih ke kebutuhan lain
yang lebih besar.
Teori hierarki kebutuhan menurut Abraham Maslow terdiri atas 5 tingkatan yaitu
3. Jelaskan teori 2 faktor menurut Fredic!
1. Faktor Motivator
Kehadiran faktor Motivator akan menyebabkan karyawan bekerja lebih keras.
Faktor Motivator ini dapat ditemukan di dalam pekerjaan itu sendiri.
Contohnya seperti Prestasi kerja, Pengakuan, sifat Pekerjaan itu sendiri,
Tanggung Jawab dan Peluang untuk pertumbuhan. Menurut Herzberg,
ketidakhadiran Faktor Motivator ini tidak akan mengakibatkan ketidakpuasan
kerja yang berarti, namun adanya faktor motivator akan memberikan
kepuasan yang tinggi bagi karyawannya.
 Prestasi : Pekerjaan harus memberi karyawan rasa prestasi. Ini akan
memberikan perasaan bangga karena telah berhasil melakukan
sesuatu yang sulit tetapi bermanfaat.
 Pengakuan : Pekerjaan harus memberikan pujian dan pengakuan
atas keberhasilannya kepada karyawan. Pengakuan ini harus datang
dari atasan atau rekan-rekan kerja mereka.
 Pekerjaan itu sendiri : Pekerjaan itu sendiri harus menarik, beragam
dan memberikan tantangan yang cukup untuk membuat karyawan
tetap termotivasi.
 Tanggung jawab : Karyawan harus “memiliki” pekerjaan mereka.
Mereka harus menganggap diri mereka bertanggung jawab atas
penyelesaian.
 Pengembangan Karir : Peluang promosi harus ada untuk karyawan.
 Pertumbuhan : Pekerjaan harus memberi karyawan kesempatan
untuk mempelajari keterampilan baru. Ini bisa terjadi baik di tempat
kerja atau melalui pelatihan yang lebih formal.
2. Faktor Hygiene
Tidak adanya faktor Hygiene akan menyebabkan karyawan bekerja kurang
keras. Ketidakhadiran Faktor Hygiene ini juga akan menyebabkan
ketidakpuasan bagi pekerjanya. Contoh faktor Hygiene diantaranya seperti
kebijakan perusahaan, pengawasan, gaji, kondisi kerja, keselamatan dan
kesehatan tempat kerja, hubungan dengan kolega, tempat kerja fisik serta
hubungan antara atasan dan bawahan. Namun adanya faktor Hygiene tidak
banyak berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi karyawannya. Faktor
Hygiene ini pada dasarnya tidak ada pekerjaan itu sendiri, tetapi ada pada
sekitar pekerjaan tersebut. Faktor ini sering diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia menjadi Faktor Kesehatan atau Faktor Higienis.
 Kebijakan perusahaan : Perusahaan harus adil dan jelas bagi setiap
karyawan. Mereka juga harus setara dengan pesaing-pesaingnya.
 Pengawasan : Pengawasan harus adil dan sesuai. Karyawan harus
diberikan otonomi dan tentunya dalam ruang lingkup yang sewajarnya.
 Hubungan : Hubungan yang sehat, ramah dan pantas harus ada di
antara rekan kerja, atasan dan bawahan.
 Kondisi kerja : Peralatan dan lingkungan kerja harus aman, cocok
untuk tujuan dan higienis (sehat dan bersih).
 Gaji : Struktur pembayaran harus adil dan masuk akal. Gaji atau upah
juga harus kompetitif dengan organisasi lainnya dalam industri yang
sama.
 Keamanan : Penting bagi karyawan untuk merasa bahwa pekerjaan
mereka aman dan mereka tidak berada di bawah ancaman PHK.
4. Jelaskan 5 gaya kepemimpinan menurut Robert Blake!
1. Impoverished Management (1, 1)
Manajer dengan pendekatan ini sifatnya rendah perhatiannya pada dimensi
orang (concern for people) dan orientasi pada tugas (concern for production).
Pemimpin memiliki kepedulian yang rendah terhadap kepuasan karyawan
dan produksi yang seharusnya dihasilkan oleh organisasi dan
menggambarkan adanya ketidakharmonisan dan disorganisasi. Para
pemimpin di titik ini bisa dikatakan tidak efektif dimana tindakan mereka
hanya ditujukan untuk melestarikan jabatan dan senioritas.
2. Task Management (9, 1)
Juga disebut gaya diktator atau membinasakan. Berikut pemimpin lebih
peduli tentang produksi dan memiliki kepedulian yang minim bagi orang-
orang. Gaya ini didasarkan pada teori X dari McGregor. Kebutuhan karyawan
tidak diperhatikan dan mereka hanyalah sebuah sarana untuk mencapai
tujuan. Pemimpin percaya efisiensi dapat dihasilkan hanya melalui organisasi
yang tepat dari sistem kerja dan mengeliminir keterlibatan orang sedapat
mungkin. Gaya ini dengan sendirinya meningkatkan output dari organisasi
dalam jangka pendek namun karena kebijakan dan prosedur yang ketat,
maka perputaran tenaga kerja yang tinggi tidak bisa dihindari.
3. Middle-of-the-Road (5, 5)
Ini pada dasarnya adalah gaya mengorbankan dimana pemimpin mencoba
untuk menjaga keseimbangan antara tujuan perusahaan dan kebutuhan
manusianya. Pemimpin tidak mendorong batas-batas pencapaian
menghasilkan kinerja rata-rata untuk organisasi. Pada titik ini kebutuhan
karyawan dan produksi sepenuhnya tidak terpenuhi.
4. Country Club (1, 9)
Ini adalah gaya kolegial ditandai perhatian terhadap tugas yang rendah dan
tinggi terhadap orientasi orang dimana pemimpin berusaha menciptakan
suasana lingkungan yang semua orang bekerja dengan rileks, bersahabat,
dan bahagia bekerja dalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak
ada satu orang pun yang mau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi
guna mencapai tujuan organisasi. Namun, fokus pada tugas-tugas yang
rendah dapat menghambat produksi dan menyebabkan hasil dipertanyakan.
5. Team Management (9, 9)
Ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap orang-orang dan fokus pada
tugas, gaya ini didasarkan pada teori Y McGregor yang berasumsi bahwa
orang akan menghasilkan sesuatu apabila mereka memperoleh kesempatan
untuk melakukan pekerjaan yang berarti. Selain itu, dalam gaya
kepemimpinan team management terdapat kesepkatan untuk melibatkan
anggota organisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksud
mempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yang terbaik
yang mungkin dapat dicapai dan gaya ini yang paling efektif menurut Blake
dan Mouton. Pemimpin merasa bahwa pemberdayaan, komitmen,
kepercayaan, dan rasa hormat merupakan elemen kunci dalam menciptakan
suasana tim yang secara otomatis akan menghasilkan kepuasan karyawan
dan produksi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai