Laporan PKL Kelompok 3 Konstruksi 1docx PDF Free

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BIDANG K3 KONSTRUKSI, LISTRIK, DAN KEBAKARAN


DI PT. XY

KELOMPOK 3
Andi Kurniyanto
Asep Saepudin
Daiman
Ifta Nur Afriliani
Ilham Fadillah
Pransiskus Hendro PN
Oktavia Ratnaningtyas

PENYELENGGARA
PJK3 PT. INDONESIA SATU PERSADA
FORUM P2K3 KABUPATEN BEKASI
CIKARANG, MEI 2018
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat,
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Laporan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) Bidang Keselamatan dan Kesahatan Kerja (K3) Konstruksi,
Listrik dan Kebakaran di PT. XY. Dalam menyelesaikan laporan PKL ini penulis banyak
memperoleh bantuan dari berbagai pihak. Sebagai rasa syukur, maka penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang diantaranya:

1. PT. XY yang telah memberikan ijin untuk melakukan PKL dan berbagi informasi
mengenai penerapan K3 Bidang Konstruksi, Listrik, dan Kebakaran di tempat kerja;

2. PT. Indonesia Satu Persada dan Forum P2K3 Kabupaten Bekasi yang telah
mengakomodir pelaksanaan PKL dalam Pembinaan Calon Ahli K3 Umum.

Penulis menyadari segala kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan Laporan PKL ini,
untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa yang akan datang.

Cikarang, Mei 2018


Penulis

(Kelompok 3)
Peserta AK3U Batch 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan...........................................................................................2
1.3. Ruang Lingkup...................................................................................................2
1.4. Dasar Hukum.....................................................................................................2
KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN..........................................................................................4
2.1. Gambaran Umum Perusahaan..........................................................................4
2.2. Temuan..............................................................................................................5
2.2.1. Temuan Positif.....................................................................................5
2.2.2. Temuan Negatif....................................................................................6
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH...........................................................................7
3.1. Analisis Temuan Positif......................................................................................7
3.2. Analisis Temuan Negatif..................................................................................12
PENUTUP............................................................................................................................ 16
4.1. Kesimpulan......................................................................................................16
4.2. Saran............................................................................................................... 16
REFERENSI......................................................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Setiap kegiatan industri dalam proses produksinya berhubungan dengan
peralatan, bahan, dan tenaga kerja. Kegagalan proses hubungan antara tenaga kerja,
peralatan, dan bahan dapat menimbulkan risiko terjadinya kecelakaan dan kesehatan
bagi tenaga kerja. Kemungkinan terjadinya risiko yang dapat terjadi di tempat kerja
atau industri akibat dari kegagalan hubungan proses tersebut yaitu kebakaran akibat
hubungan arus pendek listrik, ledakan dari mesin, reaksi bahan kimia yang mudah
terbakar, kejatuhan benda dan rendahnya kesadaran tenaga kerja terhadap bahaya di
tempat kerja. Sejalan dengan hal ini, maka industri yang menimbulkan risiko bagi
pekerja maka harus mengelola lingkungan kerjanya agar dapat menurunkan dampak
negatif pada kesehatan dan kecelakaan bagi tenaga kerjanya melalui penerapan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Menurut UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja menjelaskan bahwa


setiap tenaga kerja berhak mendapatkan perlindungan atas keselamatannya, setiap
orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin keselamatannya, setiap
sumber produksi dipakai dan dipergunakan secara aman dan efisien, dan bahwa
berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk membina norma-
norma perlindungan kerja. Atas dasar tersebut, berdasarkan Permenaker No. 5 Tahun
1996 Tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) bahwa
setiap perusahaan yang mempekerjakan 100 tenaga kerja atau lebih dan atau
mengandung potensi bahaya yang ditimbulkan oleh karakteristik proses atau bahan
produksi yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja seperti peledakan, kebakaran,
pencemaran lingkungan dan penyakit akibat kerja (PAK) wajib menerapkan SMK3.

Berdasarkan hal tersebut maka penerapan K3 wajib diterapkan setiap industri


sebagai komitmen pengusaha dalam upaya mengendalikan dan atau menghilangkan
potensi bahaya serta melindungi tenaga kerja di tempat kerja. Sebagai bentuk
pemahaman mengenai penerapan K3 di perusahaan maka praktek kerja lapangan
dilakukan di PT. XY, Bogor. PT. XY merupakan perusahaan industri manufaktur mobil
pemadam kebakaran, instalasi hydrant dan alarm system, distributor peralatan safety
dan fire pump yang dalam melakukan proses produksinya kemungkinan berpotensi
menimbulkan bahaya penyakit dan kecelakaan akibat kerja. Pada praktek kerja
lapangan ini dilakukan pengawasan di tempat kerja khusus mengenai penerapan K3
bidang konstruksi, listrik dan bangunan.

1
1.2. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan dilaksanakannya PKL ini adalah untuk:

1. Membekali para calon AK3 dalam praktek nyata penerapan K3 di tempat kerja;

2. Memahami kewajiban dan wewenang AK3 di tempat kerja;

3. Menganalisa kesesuaian peraturan perundang-undangan lingkup K3 konstruksi


bangunan, listrik dan kebakaran di PT. XY.

1.3. Ruang Lingkup


1. Bidang pengawasan K3 Konstruksi Bangunan

2. Bidang pengawasan K3 Listrik

3. Bidang pengawasan K3 Kebakaran

1.4. Dasar Hukum


1. Dasar hukum K3 Konstruksi Bangunan:

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1


huruf (o);

b. Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun 1964 Tentang Syarat Kesehatan


Kebersihan serta Penerangan Tempat Kerja.

2. Dasar hukum K3 Listrik:

a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 2 ayat


(1) huruf (q) dan Pasal 3 ayat 1 huruf (q);

b. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Kerja No. 33 Tahun 2015 Tentang


Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 12 Tahun 2015
Tentang K3 Listrik di Tempat Kerja

c. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 12 Tahun 2015 Tentang K3 Listrik di


Tempat Kerja

d. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI No. 31 Tahun 2015 Tentang Perubahan


Atas Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. Per-02/Men/1989 Tentang
Pengawasan Instalasi Penyalur Petir;

e. Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan


Pengawasan Ketenagakerjaan No. Kep-311/BW/2002 Tentang Sertifikasi
Kompetensi Keselamatan dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik;

3. Dasar hukum K3 Kebakaran:

2
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja Pasal 3 ayat 1
huruf (b dan d);

b. PP No 36 Tahun 2005 tentang Bangunan Gedung

c. Peraturan Menteri PU No. 26/PRT/M/2008 Tentang Persyaratan Teknis Sistem


Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;

d. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No. 4/Men/1980 Tentang


Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan APAR;

e. Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 2/Men/1983 Tentang Instalasi Alarm


Kebakaran Automatik;

f. Instruksi Menteri Tenaga Kerja RI No. 11/M/B/1997 Tentang Pengawasan


Khusus K3 Penanggulangan Kebakaran;

g. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No. 186 Tahun 1999 Tentang


Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.

3
BAB II
KONDISI/FAKTA PERUSAHAAN

2.1. Gambaran Umum Perusahaan


PT. XY merupakan perusahaan karoseri khusus untuk Fire Truck dan industri
manufaktur alat keselamatan kebakaran di Indonesia. PT. XY didirikan pada tahun
1996. Sejak beroperasinya selama 22 tahun, PT. XY telah memproduksi sebanyak
1000 unit. Kantor pusat PT. XY terletak di Jakarta Pusat dan pabriknya terletak di
Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat.

Hasil produksi PT. XY adalah mobil pemadam kebakaran dengan merek dagang
“AYAXX” yang merupakan hasil produksi dalam negeri dengan kandungan lokal
mencapai kurang lebih 70%. PT. XY telah memiliki standar internasional NFPA 1901
dan telah disertifikasi oleh ISO 9001:1994 yang di keluarkan oleh Underwriters
Laboratory Inc. (UL).

PT. XY memiliki tenaga kerja sebanyak 147 orang yang terdiri dari 29 orang
berada di kantor pusat dan 116 orang di lokasi pabrik. Total 116 orang yang berada di
lokasi pabrik terdiri dari 115 orang pria dan 1 orang wanita dengan keterampilan
standar, tingkat kemampuan kerja dan ahli di bidangnya. Dalam pelaksanaan proses
produksinya PT. XY memiliki 8 orang juru las yang terdiri dari 1 orang juru las posisi
3G, 2 orang juru las posisi 6G, 1 orang juru las terkualifikasi, dan 4 orang juru las 2G.

Gedung bangunan pabrik PT. XY terdiri dari 2 gedung dari 2 plant dengan luas
total sebesar 1 Ha. Kondisi plant 1 dan plant 2 terpisah dengan jalan umum. Gedung
pada plant 1 dan gedung pada plant 2 masing-masing memiliki 2 lantai dimana lantai 1
untuk area pabrikasi dan lantai 2 untuk office. Pada plant 2 terdapat perluasan
bangunan di bagian pabrikasi. Plant 2 digunakan sebagai area back up apabila plant 1
overload, storage, perakitan, dan pembuatan aksesoris pendukung.

PT. XY juga memiliki instalasi pembangkit listrik dengan kapasitas daya


terpasang sebesar 60 kVA untuk satu gedung dan memiliki pembangkit listrik
cadangan (genset) sebanyak 3 unit. Pembagian 3 unit genset terdiri dari 1 unit genset
untuk office dan 2 unit untuk pabrik.

Dalam menjalankan K3, PT. XY memiliki struktur organisasi Panitia Pembinaan


Keselamatan dan Kesehatan Kerja & Lingkungan (P2K3L) namun belum disahkan
oleh Dinas Tenaga Kerja setempat. PT. XY telah menerapkan Sistem Manajemen
Mutu dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja berdasarkan ISO 9001:2008 dan
OHSAS 18001:2007. Penerapan sistem manajemen mutu dan K3 dituangkan dalam
kebijakan mutu, lingkungan, keselamatan dan kesehatan kerja.

4
2.2. Temuan
2.2.1. Temuan Positif
Berdasarkan hasil pengamatan lapang diperoleh temuan positif sebagai berikut:

a. Bidang Konstruksi Bangunan:

1. Atap bangunan PT. XY menggunakan solartuff yang membantu meredam


panas tanpa mengurangi cahaya yang masuk karena tembus pandang dan
bening sehingga tenaga kerja mendapatkan penerangan ruangan secara
alami.

2. Rangka atap PT. XY dilapisi alumunium foil untuk membantu menahan dan
memantulkan panas sinar matahari masuk, melindungi dari kebocoran.

3. Jarak antar gedung bangunan PT. XY dari satu dengan lainnya cukup
membantu masuknya cahaya siang ke tempat kerja, khususnya di bagian
pabrikasi.

b. Bidang Listrik

1. PT. XY sudah memiliki instalasi penyalur petir yang dipasang di atap gedung.

2. PT. XY telah menyediakan labelling panel listrik.

3. Label pada stop kontak atau legran di PT. XY telah terpasang sehingga
memudahkan perbaikan saat terjadi korsleting.

c. Bidang Kebakaran

1. PT. XY sudah menyediakan alarm deteksi kebakaran untuk meminimalisir risiko


terjadinya kebakaran di tempat kerja.

2. PT. XY memiliki hydrant sebanyak 15 unit yang tersebesar di area plant 1 dan
plant 2.

3. Hydrant di PT. XY dilakukan checklist perawatan hydrant.

4. APAR di PT. XY dilengkapi dengan instruksi kerja penggunaan.

5. PT. XY menyediakan sumur pantau air untuk kebutuhan air saat operasi
pemadaman kebakaran.

6. PT. XY menyediakan tanda petunjuk arah jalur evakuasi di tempat kerja.

7. PT. XY sudah memiliki organisasi Tim Tanggap Darurat.

5
8. PT. XY menempatkan nomor telepon penting untuk keadaan darurat
(emergency call) yang terpasang di papan informasi masing-masing
departemen dan di tempat kerja.

2.2.2. Temuan Negatif


Temuan negatif yang ditemukan berdasarkan hasil pengamatan lapang sebagai
berikut:

a. Bidang Listrik

1. Ditemukan kabel dalam panel listrik di PT. XY berantakan.

2. Tidak ada pemasangan cover acrylic.

3. Di PT. XY masih ditemukan kabel berantakan di luar ruangan.

4. Grounding tidak dilengkapi dengan bak kontrol.

5. Tidak dilakukan tes termografik untuk kabel dan komponennya (NFB dan
MCB).

b. Bidang Kebakaran

1. Area evakuasi di Plant 2 tertutup oleh benda lainnya.

2. Checklist APAR yang berada dalam area produksi sudah expired.

3. Beberapa APAR dan Hydrant di PT. XY ditemukan terhalangi oleh benda-


benda.

6
BAB III
ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH

Dari hasil temuan postif dan negatif yang ditemukan di PT. XY dilakukan analisa
berdasarkan peraturan yang berlaku khususnya K3 di bidang Konstruksi Bangunan, Listrik
dan Kebakaran yaitu:

3.1. Analisis Temuan Positif


A. Bidang Konstruksi Bangunan:
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan

1 Area Plant 2 1. Sudah Mepertahankan Pasal 5 Ayat (6)


menggunakan dan sebaiknya Peraturan Menteri
solartuff menambahkan Perburuhan No. 7
sehingga tenaga exhaust fan Tahun 1964
kerja Tentang Syarat
mendapatkan Kesehatan
penerangan Kebersihan serta
secara alami. Penerangan
2. Sudah Tempat Kerja
melindungi
tenaga kerja
dari panas
matahari
dengan adanya
bahan
alumuniumfoil
yang
memantulkan
panas matahari.

7
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan

2 Area plant 1 Jarak antar gedung Dipertahankan Pasal 10 ayat (1)


dan plant 2 atau bangunan Peraturan Menteri
lainnya tidak Perburuhan No. 7
mengganggu Tahun 1964
masuknya cahaya Tentang Syarat
siang ke tempat Kesehatan
kerja Kebersihan serta
Penerangan
Tempat Kerja

B. Bidang Listrik:
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan

1 Area Plant 2 Perusahaan 1. Mempertahan 1. Peraturan


sudah memiliki kan instalasi Menteri
instalasi penyalur penyalur petir Tenaga Kerja
petir yang tetap No. 12 Tahun
dipasang di atap terpasang di 2015 Tentang
gedung gedung sesuai K3 Listrik di
dengan Tempat Kerja
persyaratan 2. Peraturan
yang Menteri
ditetapkan. Ketenagakerja
2. Penambahan an RI No. 31
air terminal Tahun 2015
sesuai Tentang
konstruksi Perubahan
gedung. Atas
3. Grounding Peraturan
sebaiknya Menteri
dibuat dalam Tenaga Kerja
kotak RI No. Per-
02/Men/1989
Tentang
Pengawasan
Instalasi
Penyalur Petir

8
2 Area plant 1 Perusahaan telah Disarankan Peraturan Menteri
dan plant 2 menyediakan penambahan Tenaga Kerja No.
labelling panel keterangan PIC 12 Tahun 2015
listrik. panel listrik Tentang K3 Listrik
dengan di Tempat Kerja
kelengkapan
pengunci atau
gembok di panel
sehingga panel
tidak ias dibuka
oleh sembarang
orang.

3 Area Plant 2 Perusahaan telah Disarankan untuk Peraturan Menteri


memasang label melakukan Tenaga Kerja No.
pada stop kontak pemeliharaan 12 Tahun 2015
atau legran pada stop kontak Tentang K3 Listrik
sehingga di Tempat Kerja
memudahkan
perbaikan saat
terjadi korsleting

9
C. Bidang Kebakaran:
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan
1 Area Plant 2 Perusahaan Disarankan untuk 1. Permenaker No.
sudah menambah 2 Tahun 1983
menyediakan jumlah alarm tentang Instalasi
alarm deteksi kebakaran, baik Alarm Kebakaran
kebakaran untuk manual (selain Otomatik Pasal
meminimalisir break glass) dan 34 dan 35
resiko terjadinya otomatis 2. Inst. Menaker No
kebakaran. dikarenakan 11 Tahun 1997
perusahaan tentang
termasuk ke Pengawasan
dalam resiko Khusus K3
kebakaran tinggi Penanggulangan
Kebakaran
2 Area Plant 1 Perusahaan Disarankan 1. UU No 1 Tahun
dan 2 sudah memiliki perusahaan 1970 Pasal 3 Ayat
hydrant sebanyak memasang 1 Poin B
15 buah di area hydrant dengan 2. Permen PU No 26
Plant 1 dan Plant penambahan Tahun 2008
2. labeling dan tata tentang
cara penggunaan Persyaratan
hydrant sehingga Teknis Sistem
memudahkan Proteksi
regu Kebakaran pada
penanggulangan Bangunan
kebakaran saat Gedung dan
tindakan darurat. Lingkungan
3. Inst. Menaker No
11 Tahun 1997
tentang
Pengawasan
Khusus K3
Penanggulangan
Kebakaran
3 Area Plant 2 Memiliki checklist Sebaiknya 1. UU No 1 Tahun
perawatan pengisian 1970 Pasal 3
hydrant checklist Ayat 1 Poin B
konsisten 2. Inst. Menaker No
disesuaikan 11 Tahun 1997
dengan tanda tentang
kondisi pada Pengawasan
keterangan yang Khusus K3
telah ditentukan. Penanggulangan
Kebakaran

10
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan
4 Area Plant 1 Instruksi kerja Sebaiknya BAB V, poin 5.6.3.11,
penggunaan instruksi halaman 173
APAR sudah pengoperasian Permen PU No 26
terpasang. penggunaan Tahun 2008 tentang
APAR ditempat di Persyaratan Teknis
semua APAR. Sistem Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung
dan Lingkungan

5 Area plant 1 Tersedianya Dilakukan Inst. Menaker No 11


sumur air untuk pemeriksaan Tahun 1997 tentang
kebutuhan air untuk melihat Pengawasan Khusus
saat operasi kondisi dan K3 Penanggulangan
pemadaman ketersediaannya Kebakaran
kebakaran.

6 Area plant 1 Terdapat petunjuk Sebaiknya Pasal 59 ayat (3) PP


jalur evakuasi. dibeberapa tanda No 36 Tahun 2005
petunjuk arah tentang Bangunan
jalur evakuasi Gedung.
diperbesar,
karena ukurannya
terlalu kecil.

11
No Lokasi Temuan Analisa Saran Peraturan
Perundangan
7 Area Plant 2 Struktur Perusahaan 1. UU No 1 Tahun
organisasi dan disarankan untuk 1970 Pasal 9 Ayat
info penting atau melakukan 3
nomer telepon sertiikasi berkala 2. Kepmenaker No.
untuk Sistem untuk Tim 186/MEN/1999
Tanggap Darurat Tanggap Darurat pasal 3 tentang
sudah terpasang (baik Tim pembentukan unit
di masing-masing Penanggulangan penanggulangan
departemen dan Kebakaran, Tim kebakaran
di tempat kerja Evakuasi dan Tim 3. Inst. Menaker No
dan Struktur P3K). 11 Tahun 1997
P2K3. tentang
Pengawasan
Khusus K3
Penanggulangan
Kebakaran

12
3.2. Analisis Temuan Negatif
A. Bidang Listrik

No Lokasi Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran Peraturan Perundangan


1 Area Plant 1 1. Kabel dalam 1. Berpotensi 1. Merapikan kabel Peraturan Menteri Tenaga
dan 2 panel listrik menimbulkan / wiring dalam Kerja No. 12 Tahun 2015
berantakan korsleting. cabel tray. Tentang K3 Listrik di
2. Tidak adanya 2. Berpotensi 2. Memasang Tempat Kerja
pemasangan
menyebabkan cover acrylic
cover acrylic
sentuhan langsung pada wiring
kepada pekerja

2 Area Plant 1 Kabel di luar Berpotensi Memasang cabel Peraturan Menteri Tenaga
dan 2 ruangan menyebabkan sentuhan tray pada seluruh Kerja No. 12 Tahun 2015
berantakan langsung kepada kabel baik di dalam Tentang K3 Listrik di
pekerja. maupun luar Tempat Kerja
ruangan.

13
No Lokasi Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran Peraturan Perundangan
3 Area luar Plant Grounding tidak Sulit dalam melakukan Disarankan untuk Peraturan Menteri Tenaga
1 dilengkapi dengan perawatan. membuat bak Kerja No. 12 Tahun 2015
bak kontrol. control untuk Tentang K3 Listrik di
pembumian Tempat Kerja
instalasi penyalur
petir.

4 Area Plant 2 Tidak dilakukan tes Berpotensi overheat, Dilakukan 1. UU No. 1 Tahun 1970
termografik untuk shortcircuit, dan pengecekan priodik Tentang Keselamatan
kabel dan konsleting listrik. terutama untuk Kerja
komponennya termografik kabel 2. Peraturan Menteri
(NFB dan MCB) dan komponen
Tenaga Kerja No. 12
listrik.
Tahun 2015 Tentang
K3 Listrik di Tempat
Kerja

B. Bidang Kebakaran

14
No Lokasi Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran Peraturan Perundangan
1 Area Plant 2 Tanda area Pada saat terjadi Seharusnya area PP No 36 Tahun 2005
evakuasi di Plant 2 keadaan darurat, evakuasi bersih tentang Bangunan
tertutup oleh benda kondisi area evakuasi dan steril dari Gedung Pasal 59 Ayat 1.
lainnya (bukan yang tidak steril dapat benda benda lain.
area terbuka yang menyulitkan proses
bebas). evakuasi.

2 Area Plant 1 Checklist APAR Pada saat terjadi Disarankan agar Permenakertrans No 4
yang berada dalam keadaan darurat, APAR checklist APAR Tahun 1980 tentang Alat
area produksi yang sudah expired selalu diupdate Pemadam Api Ringan
sudah expired. dikhawatirkan sudah secara berkala Pasal 11
tidak bisa digunakan sesuai dengan
dengan maksimal. ketentuan yang
berlaku.

3 Area Plant 1 APAR terhalangi Ketika terjadi kebakaran Disarankan BAB V, poin 5.6.3.6,
benda-benda maka APAR yang penempatan APAR Halaman 172 Permen PU
lainnya. harusnya digunakan tidak terhalangi No 26 Tahun 2008
sulit dijangkau karena benda-benda. tentang Persyaratan
terhalang oleh benda. Teknis Sistem Proteksi
Kebakaran pada
Bangunan Gedung dan
Lingkungan

15
No Lokasi Temuan Analisa Potensi Bahaya Saran Peraturan Perundangan
4 Area plant 1 Terdapat hydrant Ketika terjadi kebakaran Disarankan benda- Inst. Menaker No 11
yang tertutup oleh maka Hydrant yang benda tidak Tahun 1997 tentang
benda. harus digunakan sulit ditempatkan Pengawasan Khusus K3
dijangkau karena menghalangi Penanggulangan
terhalang oleh benda. hydrant Kebakaran.

16
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Secara umum, perusahaan sudah menjalankan program – program K3 antara lain :

1. Komitmen manajemen

2. Komunikasi K3 ke karyawan dan tamu

3. Penggunaan APD

4. Pembentukan P2K3

5. Program proteksi kebakaran

6. Pengelolaan dan pemantauan lingkungan kerja serta kesehatan karyawan

7. Tersedianya Operator terlatih untuk operator overhead crane dan mesin las.

4.2. Saran

1. Disarankan kepada perusahaan untuk melakukan isi ulang APAR secara berkala
setiap 6 bulan sekali atau setahun sekali sesuai dengan Permenakertrans No 4
Tahun 1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan Pasal 11 dan melengkapi setiap
APAR dengan labeling, SOP pemakaian dan checklist berkala.
2. Disarankan kepada perusahaan untuk membuat layout barang atau meningkatkan
sistem 5S sehingga area evakuasi tetap steril dari material atau produk.
3. Disarankan kepada perusahaan untuk tetap konsisten menerapkan PUIL 2000
untuk sistem tenaga maupun penerangan di area kerja.
4. Disarankan kepada perusahaan untuk tetap menerapkan Instalasi Penyalur Petir
sesuai dengan ketentuan dari Permenaker No 02 tahun 1989 tentang Pengawasan
Instalasi Penyalur Petir.

17
REFERENSI

1. Buku Peraturan Perundangan K3


2. Profil Perusahaan

18

Anda mungkin juga menyukai