Muhammad Farhan Hasby (19025010147)
DEFISIASI UNSUR S (Tanaman Lemon)
Permasalahan :
Defisiensi unsur hara, atau kata lain kekurangan
unsur hara, bisa menyebabkan pertumbuhan
tanaman yg tidak normal dapat disebabkan oleh
adanya defisiensi satu atau lebih unsur hara,
gangguan dapat berupa gejala visual yang
spesifik. S diserap tanaman dalam bentuk SO4 2-
dan berfungsi sebagai penyusun asam amino
metionin dan sistein. S sangat dibutuhkan oleh
tanaman, terutama tanaman muda (Herwanda et
al. 2017). Gejala kekurangan belerang pada
tanaman umumnya mengakibatkan tanaman
tumbuh terhambat, kerdil, berbatang pendek dan
kurus serta akan terjadi klorosis pada daun
(Mawardiana, 2021). Klorosis pada daun
merubah warna daun muda menjadi hijau muda,
kadang-kadang tampak tidak merata, menguning
atau keputih-putihan. Gejala defisiensi S sulit
didiagnosa karena mirip dengan gejala defisiensi
unsur N dan Mo. Silva et al. (2015) menyebutkan
bahwa defisiensi N pada semai jati ditunjukkan
dengan warna daun tua yang semakin memudar
menjadi hijau pucat kemudian ujung daun
menjadi menguning. Faktor yang mempengaruhi
defisiensi S adalah;
1. Tanah :
Penyebab tanah kekurangan sulfur
diakibatkan minimnya bahan organic pada tanah.
Selain itu, tingginya kondisi tanah basa juga
menyebabkan kekurangan sulfur. Kandungan
Ca2+ pada tanah dapat mengurangi kelarutan
SO4 2- . Oleh karena itu pada tanah-tanah dengan
pH tinggi atau tanah yang dikapur secara
berlebihan akan mengalami kekurangan sulfur
(Aisyah, 2015). Selain itu, pengaruh oksidasi
tepung belerang yang merupakan pupuk ini
tergantung dari populasi mikroba pengoksidasi.
2. Iklim
Keberadaan sulfur di dalam tanah dipengaruhi
oleh iklim, khususnya hujan. Hujan merupakan
salah satu bagian dalam siklus sulfur di alam.
Rendahnya kontribusi sulfur dari udara dan air
hujan menyebabkan jumah sulfur dalam tanah
menipis (Wigena et al, 2001).
3. Lingkungan
Kelingan sulfur pada umumnya disebabkan
oleh aktivitas manusia. Pada saat budidaya,
penggunaan pupuk yang tidak mengandyng
sulfur, tidak adanya pengembalian sisa panen,
dan semakin banyaknya sulfur terangkut melalui
hasil panen merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan semakin luasnya areal pertanian
yang kekurangan sulfur (Wigena et al, 2001).
4. Pengelolaan
Pengendalian dapat dilakukan dengan
pemberian campuran kompos pupuk kendang
dan daun. Pupuk tersebut kata aakan
kandungan sulfur dan juga boron. Selain itu,
tanaman juag dapat diberikan Sulfur
90%WDG denagn cara disemprot. Pada saat
kegiatan budidaya, ada beberapa tahapan agar
sulfur dalam tanah tetap terjahga :
• berikan sulfur pada saat persemaian
bibit dengan menggunakan pupuk.
• Campurkan jerami ke dalam tanah
dariapada membuang atau
membakarnya.
• Tingaktkan pengelolaan tanah dengan
melakukan pembajakan kering
setelah panen untuk meningkatkan
penyarapan sulfut.
Referensi :
Aisyah, A. (2015). Pengaruh Aplikasi Beberapa
Pupuk Sulfur Terhadap Residu, Serapan Serta
Produksi Tanaman Jagung (Zea mays) di
Mollisols Jonggol, Bogor, Jawa Barat (Doctoral
dissertation, Universitas Brawijaya).
Mawardiana, K. (2021). UJI EFEKTIFITAS
MULSA ORGANIK DAN PUPUK ZA
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL
TANAMAN BAWANG MERAH (Allium
ascalonicumL). Jurnal Real Riset, 3(1), 92-96.
Herwanda, R., Murdiono, W. E., and Koesriharti,
K. 2017. Aplikasi Nitrogen dan Pupuk Daun
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman
Bawang Merah (Allium cepa L. var.
ascalonicum). Jurnal Produksi Tanaman 5(1):
46–53. DOI: 10.21176/PROTAN.V5I1.350
Silva, D. A. S., Vigas, I. de J. M., Okumura, R.
S., da Silva Junior, M. L., Vigas, S. de F. S. da S.,
de Freitas, J. M. N., da Conceio, H. E. O., and de
Oliveira Neto, C. F. 2015. Use of multi-
dimensional scaling for analysis of teak plants
(Tectona grandis) under omission of
macronutrients. Australian Journal of Crop
Science 9(5): 355–362.
Wigena, I. G. P., Rachim, A., Santoso, D., &
Saleh, A. (2001). Pengaruh kapur terhadap
transformasi sulfur-sulfat pada oxic dystrudepts
dan kaitannya dengan hasil kacang tanah. Jurnal
tanah dan Iklim, 19(1), 27-36.