Anda di halaman 1dari 5

Diskusi.

Friday, 10 September 2021, 4:36 AM


Number of replies: 35
Diskusi 7

1. Sebutkanlah metode penyusutan dan amortisasi yang dibolehkan untuk


digunakan dalam perhitungan perpajakan! Serta sebutkanlah dan uraikanlah
syarat-syarat suatu biaya dapat diamortisasikan!
2. Sebutkanlah perbedaan dari masing-masing metode penyusutan yang
saudara ketahui! 

Jelaskan dengan bahasa anda sendiri, serta tuliskan sumber anda menjawab
diskusi. Kemiripan jawaban anda dengan rekan anda akan mempengaruhi
penilaian

Selamat berdiskusi...!

Selamat Pagi/Siang/Sore/Malam Bapak/Ibu dan Rekan-rekan. Mohon izin


menanggapi topik diskusi yang sedang dibahas.
1. Sebutkanlah metode penyusutan dan amortisasi yang dibolehkan untuk
digunakan dalam perhitungan perpajakan! Serta sebutkanlah dan uraikanlah
syarat-syarat suatu biaya dapat diamortisasikan!
Penyusutan
Berdasarkan Penjelasan Pasal 11 ayat 1 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan, Metode penyusutan yang digunakan dalam perhitungan perpajakan
adalah dilakukan:
A. dalam bagian-bagian yang sama besar selama masa manfaat yang ditetapkan
bagi harta tersebut (metode garis lurus atau straight-line method); atau
B. dalam bagian-bagian yang menurun dengan cara menerapkan tarif penyusutan
atas nilai sisa buku (metode saldo menurun atau declining balance method).
Amortisasi
Sedangkan berdasarkan Penjelasan Pasal 11A ayat 1 dan 2 UU Nomor 36 Tahun
2008 tentang Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983
Tentang Pajak Penghasilan, harga perolehan harta tak berwujud dan pengeluaran
lainnya termasuk biaya perpanjangan hak guna bangunan, hak guna usaha, hak
pakai, dan muhibah (goodwill) yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu)
tahun diamortisasi dengan metode:
A. dalam bagian-bagian yang sama setiap tahun selama masa manfaat (metode
garis lurus atau straight-line method); atau
B. dalam bagian-bagian yang menurun setiap tahun dengan cara menerapkan tarif
amortisasi atas nilai sisa buku (metode saldo menurun atau declining
balance method).
Khusus untuk amortisasi harta tak berwujud yang menggunakan metode saldo
menurun, pada akhir masa manfaat nilai sisa buku harta tak berwujud atau hak-hak
tersebut diamortisasi sekaligus.
Berdasarkan Penjelasan Pasal 11A ayat 4 dan 5 UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak
Penghasilan, Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran
lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun di bidang
penambangan minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, dan hak
pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 1 (satu) tahun, dilakukan dengan menggunakan metode satuan
produksi.
Sesuai dengan Pasal 11A ayat (1) UU Nomor 36 Tahun 2008, syarat suatu biaya
yang dikeluarkan Wajib Pajak dapat diamortisasi adalah:

1. Biaya-biaya yang dikeluarkan adalah untuk mendapatkan, menagih dan


memelihara penghasilan bruto tetapi tidak berupa barang yang berwujud
seperti hak dan sebagainya.
2. Mempunyai masa manfaat lebih dari setahun

Terkait dengan biaya dan ketentuan mengenai amortisasi dijelaskan lebih rinci
dalam Pasal 11A Ayat (3), (4), (5), dan (6) UU Nomor 36 Tahun 2008 yaitu sebagai
berikut:

A. Biaya Pendirian Atau Biaya Perluasan Modal Suatu Perusahaan


Pengeluaran untuk biaya pendirian dan biaya perluasan modal suatu perusahaan
dibebankan pada Tahun terjadinya pengeluaran atau diamortisasi sesuai dengan
ketentuan Pasal 11A ayat (2) UU Nomor 36 Tahun 2008. (Pasal 11A Ayat (3) UU
Nomor 36 Tahun 2008)
B. Amortisasi Di Bidang Pertambangan Migas
Amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) Tahun di bidang penambangan minyak
dan gas bumi dilakukan dengan menggunakan metode satuan produksi. (Pasal 11A
Ayat (4) UU Nomor 36 Tahun 2008). Metode satuan produksi dilakukan dengan
menerapkan persentase tarif amortisasi yang besarnya setiap Tahun sama dengan
persentase perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada
Tahun yang bersangkutan dengan taksiran jumlah seluruh kandungan minyak dan
gas bumi di lokasi tersebut yang dapat diproduksi. (Penjelasan Pasal 11A Ayat (4)
UU Nomor 36 Tahun 2008). Apabila ternyata jumlah produksi yang sebenarnya lebih
kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran untuk
memperoleh hak atau pengeluaran lain, maka atas sisa pengeluaran tersebut boleh
dibebankan sekaligus dalam Tahun pajak yang bersangkutan.(Penjelasan Pasal 11A
Ayat (4) UU Nomor 36 Tahun 2008)
C. Amortisasi Di Bidang Pertambangan Selain Migas, Hak Pengusahaan Hutan, Hak
Pengusahaan Sumber Alam Serta Hasil Alam Lainnya
Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak
pengusahaan hutan, dan hak pengusahaan sumber alam serta hasil alam lainnya
seperti hak pengusahaan hasil laut diamortisasi berdasarkan metode satuan
produksi dengan jumlah paling tinggi 20% (dua puluh persen) setahun. (Penjelasan
Pasal 11A Ayat (5) UU Nomor 36 Tahun 2008)
D. Pengeluaran Sebelum Operasi Kompersial
Pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial yang mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 (satu) Tahun, dikapitalisasi dan kemudian diamortisasi sesuai
dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Pasal 11A. Dalam
pengertian pengeluaran yang dilakukan sebelum operasi komersial, adalah biaya-
biaya yang dikeluarkan sebelum operasi komersial, misalnya biaya studi kelayakan
dan biaya produksi percobaan tetapi tidak termasuk biaya-biaya operasional yang
sifatnya rutin, seperti gaji pegawai, biaya rekening listrik dan telepon, dan biaya
kantor lainnya. Untuk pengeluaran operasional yang rutin ini tidak boleh
dikapitalisasi tetapi dibebankan sekaligus pada Tahun pengeluaran (Penjelasan
Pasal 11A Ayat (6) UU Nomor 36 Tahun 2008).

2. Sebutkanlah perbedaan dari masing-masing metode penyusutan yang saudara


ketahui! 

A. Metode Garis Lurus (straight-line method)


Metode garis lurus adalah metode di mana biaya penyusutan aktiva atau
harta dialokasikan ke tiap-tiap tahun dengan jumlah yang sama besarnya
selama masa manfaat yang ditetapkan dengan jumlah yang sama
besarnya selama masa manfaat yang ditetapkan bagi harta tersebut.
Metode ini digunakan terhadap aktiva golongan bangunan. Tarif
penyusutan yang berlaku terhadap golongan bangunan adalah 5% atau
umur pemakainnya 20 tahun. Dasar penyusutan golongan bangunan
dalam perpajakan adalah harga perolehannya, taksiran nilai residu tidak
dipertimbangkan.

Ciri-ciri metode garis lurus

 Penyusutan dihitung dari harga perolehan


 Besarnya penyusutan setiap tahun
 Penyusutan dapat habis

B. Metode Saldo Menurun (declining balance method)


Metode saldo menurun adalah metode dimana biaya penyusutan harta
setiap tahunnya akan semakin kecil atau menurun dengan tarif yang
sama besarnya. Tarif pajak dalam metode ini ditentukan terlebih dahulu
dan besarnya sama setiap tahun. Penyusutan dihitung dengan mengalikan
tarif dengan nilai buku yang semakin kecil. Dasar penyusutan pada tahun
pertama sama dengan nilai perolehan,sehingga taksiran nilai residu tidak
dipertimbangkan.
Adapun ciri-ciri dari metode saldo menurun adalah

 Penyusutan dihitung dari nilai sisa buku


 Besarnya penyusutan setiaptahun semakin kecil
 Penyusutan tidak bisa habis apabila harta yang bersangkutan di jual

C. Metode Penyusutan Kelompok (group)


Metode Penyusutan Kelompok adalah penyusutan dengan harta-harta
yang golongannya sama perhitungannya dijadikan satu. Biasanya untuk
menghindari pekerjaan administrasi yang kecil-kecil, perusahaan memilih
metode penyusutan dengan mengelompokkan aktiva ke dalam beberapa
golongan. Dalam perpajakan, kelompok ini disebut golongan harta.
Penyusutan dihitung dengan mengalikan tarif ke nilai seluruh aktiva yang
sejenis. Tarif penyusutan dihitung dengan rumus :

Penyusutannya = tarif x penyusutan


Jumlah awal = nilai sisa buku tahun sebelumnya

Dengan perhitungan sebagai berikut :

Penyusutan group = jumlah + penambahan – penarikan

No Metode Garis Lurus Metode Saldo Menurun Metode Penyusutan


Kelompok
1 Penyusutan dihitung Penyusutan dihitung Penyusutan dihitung dengan
dari harga perolehan. dari sisa buku. total nilai asset yang
digolongkan jadi satu
2 Besarnya penyusutan Besarnya penyusutan Penyusutan dihitung dengan
tiap tahun sama. tiap tahun semakin mengalikan tarif terhadap satu
kecil. kelompok asset yang sejenis
3 Penyusutan dapat Penyusutan tidak bisa Penyusutan merupakan
habis habis apabila harta keseluruhan penyusutan
tersebut dijual suatu kelompok asset tertentu

Demikian pendapat yang dapat saya sampaikan berdasarkan sumber tertera.


Terima kasih.
Sumber :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat Atas
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 Tentang Pajak Penghasilan
2. Buku Materi Pokok ADBI4330 Administrasi Perpajakan
3. Materi Inisiasi Sesi 7 Administrasi Perpajakan

Anda mungkin juga menyukai